Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fina Agustin
"Penelitian ini membahas tentang psikososial remaja dengan HIV pasca pembukaan status yang ditinjau menggunakan kerangka analisis penyesuaian psikososial dari tahapan Stage Models dan mengidentifikasi bentuk serta sumber dukungan sosial yang diterima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi fenomenologi dan pencarian informan menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan terhadap 5 (lima) informan utama usia 18-20 tahun yang telah mengetahui status seropositif HIV yang dimiliki, dan 3 (tiga) informan pendukung sebagai pengasuh. Waktu pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan Maret hingga bulan Mei 2023. Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana proses pembukaan status HIV kepada ADHA, kondisi psikososial yang dialami remaja ketika mengetahui status HIV, dan bentuk-bentuk dukungan sosial yang diterima oleh remaja selama proses penerimaan diri terhadap status HIV yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembukaan status yang tidak diimbangi dengan informasi memadai tentang HIV, membuat anak kebingungan sehingga memiliki pengetahuan dan regulasi diri yang rendah. Selain itu, dinamika psikososial yang terjadi pada remaja pasca mengetahui status HIV mengalami kondisi akhir yang dicapai dalam bentuk penerimaan diri ataupun penolakan diri. Penerimaan diri dicerminkan dengan adanya kemandirian, penguasaan diri, serta kepatuhan menjalani pengobatan, sedangkan penolakan diri ditunjukkan dengan kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, dan ketidakpatuhan menjalani pengobatan. Di samping itu, dukungan sosial pasca pembukaan status berasal dari anggota keluarga, teman sebaya, pasangan, maupun lembaga. Kehadiran dukungan sosial mendorong penerimaan diri pada remaja dengan HIV. Remaja dengan dukungan sosial yang penuh dan konsisten memiliki harga diri yang tinggi serta pandangan hidup lebih positif jika dibandingkan dengan remaja yang kurang mendapatkan dukungan sosial.

This study discusses the psychosocial adjustment of adolescents with HIV after the disclosure of their status using the Stage Models' psychosocial adjustment analysis framework and identifies the forms and sources of social support received. This research uses a qualitative method with a phenomenological study research type and informant search using snowball sampling technique. Research data was collected through in-depth interviews and field observations of 5 (five) main informants aged 18-20 years who already knew their HIV seropositive status, and 3 (three) supporting informants as caregivers. The time of data collection was carrie out from March to May 2023. This study also aims to understand how the process of opening HIV status to ADHA, psychosocial conditions experienced by adolescents when knowing HIV status, and forms of social support received by adolescents during the process of self-acceptance of their HIV status. The results showed that the disclosure of status that is not balanced with adequate information about HIV, makes children confused so that they have low knowledge and self-regulation. In addition, the psychosocial dynamics that occur in adolescents after knowing their HIV status experience the final condition achieved in the form of self-acceptance or self-rejection. Self-acceptance is reflected in the presence of independence, self-control, and compliance with treatment, while self-rejection is indicated by anxiety, depression, low self-esteem, and non-compliance with treatment. In addition, post-opening social support comes from family members, peers, partners, and foundations. The presence of social support promotes self-acceptance in adolescents with HIV. Adolescents with full and consistent social support have high self-esteem and a more positive view on life when compared to adolescents who lack social support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghozali
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efktifitas psikoterapi sufistik dalam mengatasi kecemasan dan depresi yang dialami oleh ODHA, sebuah gangguan psikologis yang khas dan umumnya hanya dialami oleh para pasien yang divonis dengan "terminal ill" dalam hal ini ODHA (orang dengan HIV/AIDS) seperti pada gangguan kecemasan menghadapi kematian, mudah tersinggung, marah-marah, perasaan bersalah, keinginan untuk bunuh diri serta pikiran-pikiran negatif terhadap diri Iainnya seprti merasa diri hina, kotor, tidak berguna dan sebagainya. Psikoterapi sufistik bersumber pada hasil interpretasi olah pikir dan olah rasa para sufi dalam pengembaraan spiritualnya menuju kedekatan dengan Sang Khalik, dengan mengembangkan potensi-potensi keTuhanan (Asma-asmaNya) didalam diri mereka.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bahwa tujuan utamanya adalah penyucian jiwa untuk mengenal diri sebagai syarat untuk mengetahui Sang Khalilk, dengan pengenalan dan pemahaman tentang diri inilah, subyek (ODHA) dituntut untuk mengetahui jati diri serta menggali potensi-potensi ruhaniyah yang sempat terabaikan sebagai upaya untuk menggapai kehidupan yang bermakna. Sehingga berbagai macam keluhan yang diakibatkan oleh kecemasan dan depresi yang berhubungan dengan perasaan hampa, perasaan bersalah, kesedihan maupun kecemasan menghadapi kematian dapat diatasi, alih-alih dapat memulihkan kembali sistem imunitas dengan menyeimbangkan sistem hormonal dalam tubuh dengan potensi-potensi positif (keTuhanan) dalam diri ODHA, berupa energi laten sebagai antibodi "cadangan"yang dapat membantu mereka untuk menyembuhkan diri (healing self).
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa psikoterapi sufistik sangal efektif dalam mengatasi tingkat kecemasan dan depresi pada dua orang ODHA yang menjadi sampel, bahkan terbukti meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka (CD-4)"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Corey, Gerald
Semarang: IKIP Semarang Press , 1995
158.3 COR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Kurnia Sari
"Dampak HIV/AIDS menimbulkan stres pada orang dengan HIV/AIDS. Salah satu cara untuk mengurangi stress adalah mencari dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat stress orang dengan HIV/AIDS dikota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 77 orang dengan HIV/AIDS dengan menggunakan metode pengampilan sampel consequtive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Medical Outcomes Sosial Support Survey HIV (MOSS-HIV) dan Perceives Stress Scale HIV (PSS-HIV).
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dukungan sosial yang diterima responden tergolong tinggi (55,8%) dan tingkat stress responden berada dalam kategori stress berat (80,5%). Hasil analisis bivariat menemukan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stress (p value < 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan dukungan sosial sebagai salah satu cara untuk membantu orang dengan HIV/AIDS menurunkan tingkat stressnya, dengan memberikan prioritas yang lebih pada dukungan materi.

The impact of HIV / AIDS cause stress to people living with HIV/AIDS (PLWHA). Way to reduce stress is to seek social support. The purpose of this study was to determine the relationship of social support and stress levels of people with HIV / AIDS in Depok city. The study design was descriptive correlation with cross sectional study of 77 people with HIV / AIDS by using a consequtive method sampling. Instruments used namely Medical Outcomes Survey of Social Support HIV (HIV-MOSS) and Perceives HIV Stress Scale (PSS-HIV).
The results of this study found that the social support received by respondents is high (55,8%) and stress levels of respondents mostly were in severe stress (80,5%). The results of the bivariate analysis found that there is a relationship between social support and stress levels (p value <0.05). The results of this study recommend social support as a way to help people with HIV / AIDS reduces the stress level, by giving higher priority to the material support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arum Zulaikhah
"Kasus baru HIV di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Sedangkan, tren di dunia mengalami penurunan. LSL merupakan kelompok risiko tinggi. Pencegahan penularan HIV dilakukan dengan perubahan perilaku. Studi ini menggunakan studi crossectional pada 1.161 sampel hasil STBP 2015 pada kelompok LSL. Variabel independennya adalah pengetahuan tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS, dan pengetahuan status HIV diri sendiri. Variabel dependennya adalah perilaku seks berisiko HIV-AIDS yang terdiri dari perilaku jumlah pasangan seks>1 dan penggunaan kondom tidak konsisten. Variabel lain terdiri dari umur, status pekerjaan, pendidikan, akses ke pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS, dan akses internet tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, dan bivariat. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen, dan variabel lain dengan perilaku seks berisiko HIV-AIDS. Terdapat hubungan pengetahuan status HIV diri sendiri dan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS dengan jumlah pasangan seks>1 PR=0,85(0,74-0,99) dan PR=0,83(0,72-0,96). Hal ini kuat hubungannya dengan perceived behavioral control pada LSL. Hubungan antara pengetahuan status HIV, pelayanan pencegahan dan penularan HIV-AIDS, serta akses terhadap internet tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Maka, perlu program peningkatan pengetahuan status HIV diri sendiri, penguatan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS.

HIV new cases in Indonesia increasing, while global is decreasing. MSM is high risk group. Prevention of HIV transmission can to be done with behavioral change. This study applied crossectional study on 1,161 samples of 2015 IBBS results in MSM. Independent variables in this study are knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS, and knowledge of their own HIV status. The dependent variable is HIV-AIDS sexual behavior risk, such as having partner>1 and inconsistency of condom use. Other variables are age, jobs status, education level, access to prevention and transmission of HIV-AIDS services, and internet access about prevention and transmission HIV-AIDS. This research implemented univariate and bivariate analysis. Result of bivariate analysis reflects that there is no association between independent and other variables with HIV-AIDS risk sexual behavior. There is a relationship between knowledge of their own HIV status and services for prevention, transmission of HIV-AIDS with the number of sex partners>1 PR=0.85(0.74-0.99) and PR=0.83(0.72-0.96). This has significant association with perceived behavioral control among MSM. Association between knowledge of their HIV status and knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS as well as access to internet with incosistency condom use are PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Hence, program strengthening for increasing knowledge of HIV status as well as HIV-AIDS prevention and transmission are essential."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tolan, Janet
London: Sage, 2003
158.307 TOL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Agustin
"Pengetahuan komprehensif HIV/AIDS merupakan pengetahuan mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang dijabarkan melalui 5 komponen pengetahuan, yaitu ; HIV/AIDS dapat dicegah dengan berhubungan seksial dengan suami/istri saja (tidak berhubungan seks dengan banyak pasangan), HIV/AIDS dapat dicegah dengan menggunakan kondom, HIV/AIDS tidak dapat menular lewat penggunaan alat makan/minum bersama penderita, HIV/AIDS tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk/serangga, tidak dapat mengenali ODHA hanya dengan melihat tampilan fisik saja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja di Indonesia. Disain penelitian adalah crosssectional, dengan menggunakan data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2015. Jumlah responden adalah sebanyak 5250 orang. Hasil uji regresi logistik ganda pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa proporsi remaja dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah sebanyak 18,7% dengan 5,6% remaja dengan perilaku pernah berhubungan seksual pra nikah, serta terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja, dengan nilai p=0,041 setelah dikontrol jenis kelamin, pendidikan ayah, dan intervensi sekolah.

A comprehensive knowledge of HIV / AIDS is a knowledge of transmission and prevention of HIV / AIDS, which is translated into 5 components of knowledge, namely; HIV / AIDS can be prevented by having sex with husband / wife only (no sex with multiple partners), HIV / AIDS can be prevented by using condoms, HIV / AIDS can not be transmitted through the use of cutlery with the patient, HIV / AIDS is not Can be transmitted through mosquito bites / insects, can not recognize people living with HIV just by looking at the physical appearance only. This study was conducted to determine the relationship between comprehensive knowledge about HIV / AIDS with pre-marital sexual behavior in adolescents in Indonesia. The study design was cross-sectional, using the Biological Integrated Surveys and Behavior data of 2015. The number of respondents was 5250 people. The results of multiple logistic regression tests in this study showed that the proportion of adolescents with comprehensive knowledge about HIV / AIDS was 18.7% with 5.6% of adolescents with pre-marital sexual behavior, and there was a significant relationship between comprehensive knowledge about HIV / AIDS with pre-marital sexual behavior in adolescents, with p = 0.041 after controling by sex, father education, and school intervention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisatul Umami
"

Remaja yang ditinggal orangtuanya lebih rentan mengalami masalah emosional karena ketidakhadiran orangtua dalam masa perkembangannya. Beberapa penelitian menemukan bahwa masalah emosional memiliki kaitan yang sangat erat dengan hubungan interpersonal. Intervensi ini bertujuan untuk mencari tahu apakah Group Interpersonal Psychotherapy (IPT-G) dapat mengurangi masalah emosional pada remaja anak buruh migran yang ditinggal orangtuanya bekerja ke luar negeri. Intervensi ini berfokus untuk membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan komunikasi para partisipan, sebagai cara untuk mengurangi masalah emosional. Intervensi ini menggunakan desain one-group pretest-posttest dan dilakukan sebanyak enam sesi pertemuan. Partisipan dalam intervensi ini berjumlah delapan orang yang berusia 13-16 tahun dan merupakan anak pekerja migran di wilayah Cilamaya Kulon, Karawang. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Strength and Difficulties Questionaire (SDQ) untuk mengukur masalah emosional partisipan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat pre-test, post-test, dan follow-up test. Penilaian kualitatif dari observasi dan wawancara juga dianalisis untuk mengetahui gambaran perubahan masalah emosional para partisipan di tiap sesi. Hasil intervensi ini menunjukkan skor individual dan skor rata-rata masalah emosional para partisipan mengalami penurunan secara berkala dari pre-test ke post-test. Pada sebagian partisipan skor follow-up meningkat dibandingkan skor saat post-test. Dari hasil observasi dan wawancara, partisipan juga menunjukkan penurunan gejala masalah emosional dari sesi ke sesi. Mereka juga mempelajari dan dapat mempraktikkan solusi-solusi IPT dalam kehidupannya, seperti berkomunikasi secara terbuka dan menjalin hubungan interpersonal yang lebih baik dengan orang terdekat. IPT-G merupakan intervensi yang dapat mengurangi masalah emosional pada remaja anak pekerja migran yang ditinggal orangtuanya ke luar negeri.

Kata Kunci: Masalah emosional, group interpersonal psychotherapy, remaja anak pekerja migran

 

 

 


Adolescents who were left behind by their parents are more susceptible to emotional problems because of the absence of parents during their developmental period. Some studies have found that emotional problems was correlated with interpersonal relationships. This intervention aimed to explore the Group Interpersonal Psychotherapy (IPT-G) to reduce emotional problems among left-behind adolescents. This intervention focused on improved interpersonal and communication skills among the participants as a way to reduced emotional problems. This intervention used a one-group pretest-posttest design and conducted six sessions. There were 8 participants in this intervention aged 13-15 in the Cilamaya Kulon, Karawang. The assessment tool was Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ). Measurement was done three times: pre-test, post-test, and follow-up test. Qualitative assessment obtained from observations and interviews was also conducted to describe the emotional problem changes of the participants in each session. The results of this intervention showed that individual scores and score of average emotional problem scores of participants decreased periodically from pre-test to post-test. In some participants, the follow-up score increased in comparison to the score at the post-test. IPT-G is an intervention that can be reduced emotional problems among left-behind adolescents.

 

Keywords: Emotional problem, interpersonal psychotherapy, left-behind adolescents

 

 

"
2019
T53264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>