Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Weltri Febrian Bakara
"Studi ini bertujuan untuk melihat strategi pembingkaian dan diskursus publik pada gerakan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terkait menolak RUU Cipta Kerja. Gerakan tersebut dibangun oleh aliansi mahasiswa atas sebagian kontribusi buruh dan jaringan masyarakat sipil. Meskipun dipandang memiliki kompetensi akademik sebagai sumber kekuatannya, gerakan tidak serta merta muncul dari kesadaran subjektif individu mahasiswa, melainkan mobilisasi yang diorganisir oleh aktivis mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang berfokus pada pembingkaian diagnostik, prognostik, dan motivasional serta diskursus dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi literatur, dan observasi daring. Hasil penelitian menunjukkan gerakan mahasiswa UI menggunakan tiga jenis strategi pembingkaian, yaitu diagnostik yang menggambarkan sasaran lawan dan memacu kesadaran masyarakat terhadap ketidakadilan, prognostik yang membantu akses edukasi dan komunikasi terkait isu RUU Cipta Kerja, dan motivasional yang mendorong partisipasi individu dalam upaya perubahan sosial. Meskipun demikian, pergerakan mahasiswa UI masih bergantung pada kekuatan yang terinstitusionalisasi, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), sehingga animo pengawalan isu meredup ketika BEM tidak aktif mengingat pengaruh ideologi gerakan moral yang mengakar. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap masalah formil dalam RUU Cipta Kerja tampak menghasilkan diskursus-diskursus baru, seperti persoalan material RUU Cipta Kerja, represi aparat dalam aksi-aksi protes, serta praktik lain dengan efek kuasa didalamnya.

This study aims to see framing strategies and public discourse on the University of Indonesia student movement related to rejecting the Job Creation Bill. The movement was built by a student alliance on part of the contributions of workers and civil society networks. Although seen as having academic competence as a source of strength, the University of Indonesia student movement does not necessarily arise from individual subjective awareness but rather formed by organized mobilization initiated by student activists. This research utilized a descriptive qualitative approach, focusing on diagnostic, prognostic, and motivational framing, as well as discourse analysis, with data collected through in-depth interviews, literature study, and online observations. The results of the study show that the UI student movement uses three types of framing strategies, namely diagnostics which describes opposing targets and spurs public awareness of injustice, prognostic which helps access education and communication related to the Job Creation Bill issue and motivational that encourages individual participation in social change efforts. Nonetheless, the UI student movement still depends on institutionalized forces, namely the Student Executive Body (BEM), so the interest in overseeing the issue dimmed when BEM was inactive referred to the influence of the deep-rooted moral movement ideology. In addition, this research shows that attention to formal issues in the Job Creation Bill generates new discourses, such as material issues in the Job Creation Bill, apparatus repression in protest actions, and other practices with the effect of power in it."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Alvino Tawas
"Gerakan mahasiswa merupakan hal yang selalu saja terjadi di Indonesia sejak pra maupun pasca kemerdekaan 1945. Konsep gerakan mahasiswa di Indonesia adalah untuk bangkit dan melakukan perubahan agar kehidupan sosial menjadi lebih baik (Budiman, 2006: 23 dalam Manalu & Darmansyah, 2017: 1) permasalahan muncul dalam tingkat pembentukan pengetahuan dan pola pikir dalam gerakan sosial mahasiswa. Internalisasi pendidikan dan pembentukkan knowledge dalam menentukkan framework pergerakan masih lalai disampaikan oleh penulis terdahulu. Peneliti dalam hal ini akan mencoba untuk menggali lebih mendalam mengenai permasalahan Internalisasi pendidikan dalam gerakan sosial mahasiswa, serta lebih jauh melihat proses frameworking dalam pergerakan sehingga gerakan sosial mahasiswa menjadi suatu praktis yang sifatnya berkelanjutan. Penelitian dijalankan menggunakan metodologi penelitian etnografi dan wawancara mendalam. Penulisan ini memberikn gambaran jelas peran internalisasi pendidikan dalam pembentukkan social movement knowledge para anggota FMN UI. Social Movement Knowledge yang diterima dimaknai dan dipahami kembali oleh pra anggota FMN UI dan menjadi identitas baru bagi diri mereka. Social movement knowledge tersebut kemudian menjadi basis penting dalam membentuk framework pengorganisasian dan pergerakan FMN UI.

The student movement is something that has always happened in Indonesia since pre and post-independence of1945. The concept of the student movement in Indonesia is to rise up and make changes so that social life is better (Budiman, 2006: 23 in Manalu & Darmansyah, 2017: 1). Problems arise in the level of knowledge formation and thought patterns in student social movements. The internalization of education and the formation of knowledge in determining the framework for movement have been neglected to be conveyed by previous authors. Researchers in this case will try to dig deeper into the problems of internalization of education in student social movements, and further see the frameworking process in the movement so that the student social movement becomes a practical, sustainable nature. The research was conducted using ethnographic research methodologies and in-depth interviews. This writing provides a clear picture of the role of internalization of education in shaping the social movement knowledge of FMN UI members. Social Movement Knowledge received is interpreted and re-understood by pre FMN UI members and becomes a new identity for themselves. This social movement knowledge then becomes an important basis in forming an organizing and moving framework for FMN UI."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosidi Rizkiandi
"Skripsi ini membahas tentang peranan gerakan mahasiswa Universitas Indonesia dalam Reformasi Indonesia 1997-1999. Menjelaskan perkembangan gerakan mahasiswa Indonesia mulai dari tahun 1978 hingga masuk masa Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi tahun 1990 yang ditandai dengan lahirnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan, No. 0457/1990. Perubahan pola gerakan mahasiswa untuk beradaptasi menghadapi represi dari pemerintah. Serta kembali berkembangnya gerakan mahasiswa seiring mengendurnya tekanan pemerintah. Skripsi ini juga menguraikan aksi- aksi demonstrasi dan pergerakan mahasiswa UI dalam memperjuangkan reformasi Indonesia, termasuk dinamika internal mahasiswa UI yang terbagi menjadi dua, yaitu Senat Mahasiswa Universitas Indonesia dan Kesatuan Aksi Keluarga Besar Universitas Indonesia.

This thesis discusses the role of Universitas Indonesia student movement for Indonesia Reformation 1997-1999. It describes the development of Indonesia student movement from 1978 until the period of Student Senate in 1990, which marked by the Decree of Minister of Education and Culture, Fuad Hassan, No. 0457/1990; the adaptation of student movement to face the repression from the government by changing its pattern; as well as re-development of the student movement as the loosening of government pressure. This thesis also describes the demonstrations and UI student movement in fight for Indonesia Reformation, including the internal dynamics, which divided UI student to Student Senate and Family Action Unit (KB UI)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachri Muchtar
"Perkembangan teknologi informasi mendorong lahirnya media baru di Internet. Media baru memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh penggunanya untuk membagikan informasi yang dimiliki. Hal ini membuat media baru sebagai sarana yang efektif untuk menyebarluaskan informasi di masyarakat, sebagai sarana kritik dan juga sebagai sarana untuk membangun wacana tandingan. Pada medio 2019-2020 media baru, terutama twitter, digunakan oleh mahasiswa untuk menyebarluaskan kritik kepada pemerintah sekaligus mengajak orang-orang untuk bersama-sama turun ke jalan melakukan demonstrasi penolakan berbagai RUU yang dianggap bermasalah, seperti RUU KPK, RKUHP dan RUU Cipta Kerja. Walaupun begitu, media baru juga digunakan untuk mendelegitimasi gerakan sosial mahasiswa oleh akun-akun yang memiliki afiliasi wacana dengan negara. Tulisan ini akan berfokus pada berbagai macam bentuk delegitimasi gerakan sosial mahasiswa yang dilakukan secara langsung oleh akun-akun yang memiliki afiliasi wacana dengan negara melalui media sosial twitter. Upaya delegitimasi tersebut dilakukan dalam rangka memonopoli narasi kebijakan dan membendung berbagai macam kritik agar stabilitas politik tetap terjaga. Tulisan ini akan menggunakan teori Quinney tentang represi dan dominasi dan teori Gramsci tentang hegemoni untuk menjelaskan upaya delegetimasi tersebut dan bagaimana hubungannya dengan upaya negara yang dikuasai oleh kelas penguasa untuk memanipulasi kesadaran warganya.

The development of information technology encourages the birth of new media on the Internet. New media provide equal opportunities for all users to share their information. This makes new media an effective means of disseminating information in society, as a means of criticism and also as a means to build counter discourse. In mid 2019-2020 new media, especially twitter, were used by students to spread criticism to the government as well as to invite people to take to the streets together to protest against various bills that were considered problematic, such as the RUU KPK, RKUHP and RUU Cipta Kerja. However, new media are also used to delegitimize student social movements by accounts that have discourse affiliations with the state. This paper will focus on various forms of delegitimization of student social movements that are carried out directly by accounts that have discourse affiliations with the state through Twitter social media. The delegitimization effort was carried out in order to monopolize the policy narrative and stem various kinds of criticism so that political stability was maintained. This paper will use Quinney's theory of repression and domination and Gramsci's theory of hegemony to explain the delegation effort and how it relates to the efforts of the state ruled by the ruling class to manipulate the consciousness of its citizens."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Suryana
"Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan kausalitas Granger antara
variabel peringkat risiko negara, ketidakpastian kebijakan ekonomi (EPU),
sentimen investor dan harga minyak terhadap returns saham secara spesifik di pasar
negara berkembang selama periode Januari 2010 hingga Desember 2019 dengan
menggunakan model kausalitas nonlinear non-parametrik Granger serta Vector
Error Correction Model (VECM), dan hasil dari penelitian menemukan hubungan
kausalitas Granger-VECM jangka pendak dan jangka panjang pada variabel harga
minyak yang cukup signifikan dalam memprediksi returns saham di pasar negara
berkembang serta dibutuhkan penelitian lebih lanjut atas penggunaan Credit
Default Swap sebagai proksi variabel peringkat risiko negara dalam memprediksi
returns saham.

This research analyzes the causal relationship between country risk rating,
economic policy uncertainty (EPU), investor sentiment, oil prices and equity
returns in several emerging markets over a decade. We use the nonlinear nonparametric
Granger causality model and Vector Error Correction model to describe
and investigate the causal correlation between country risk rating, economic policy
uncertainty, oil prices, and investor sentiment and equity returns at the original
level. We find Granger causal relationship-VECM with oil prices to predict stock
returns in emerging markets and further research is suggested to investigate the
usage of Credit Default Swap as country risk rating proxy to predict stock markets
returns"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Ayu Desiana
"ABSTRAK
Gerakan mahasiswa di Korea Selatan muncul sejak diperkenalkannya pendidikan modern yang awalnya terjadi untuk melawan penjajahan Jepang. Gerakan mahasiswa juga terjadi setelah kemerdekaan dan bertujuan untuk mengubah rezim pemerintah. Gerakan yang terjadi pada Juni 1987, yaitu pada masa pemerintahan Chun Doo-hwan, berhasil membawa transisi demokrasi di Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi gerakan mahasiswa 1987. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis melalui pendekatan diakronis dengan menggunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan gerakan mahasiswa dalam demokratisasi di Korea Selatan. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pemerintahan Chun Doo-hwan tidak sesuai dengan konstitusinya yang bersifat demokratis merupakan alasan utama mengapa gerakan mahasiswa 1987 terjadi. Sejak dikeluarkannya kebijakan otonomi kampus pada 1984, gerakan mahasiwa menjadi lebih terorganisir dalam menuntut demokratisasi. Dalam melakukan Gerakan Juni 1987, gerakan mahasiswa beraliansi dengan gerakan-gerakan anti pemerintah yang lain. Gerakan mahasiswa umumnya melakukan gerakan dengan menggunakan kekerasan untuk melawan kekuatan militer oleh rezim pemerintah. Meskipun demikian, mereka memainkan peran penting dalam demokratisasi di negaranya.

ABSTRACT
Student movements in South Korea have emerged since the introduction of modern education which initially took place against Japanese occupation. Student movements also took place after independence and aimed at changing the government regime. The movement that took place in June 1987, which happened during the reign of Chun Doo-hwan, succeeded in bringing the democratic transition in South Korea. The problem statement of this research is to know the factors behind the 1987 student movement. This research uses descriptive-analytical methods through a diachronic approach using resources related to the student movement in democratization in South Korea. The result of this study is that Chun Doo-hwan s government system which was not in accordance with its democratic constitution is the main reason why the 1987 student movement took place. Since the issuance of the campus autonomy policy in 1984, student movement has become more organized in demanding democratization. In carrying out the June 1987 movement, the student movement allied with other anti-government movements. Student movements generally carried out movements by using violence to fight the military power by the government regime. Nevertheless, they played an important role in democratization in their country."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suwondo
"Munculnya gerakan mahasiswa dalam proses pembangunan politik suatu negara tidak terlepas dari "peran" mereka sebagai agen pembaharu. Oleh sebab itu munculnya persoalan yang melingkupi kehidupan masyarakat seperti kesenjangan antara si miskin dan si kaya, pembusukan politik, kesewenang-wenangan penguasa dan lain sebagainya, merupakan faktor yang dapat mendorong mahasiswa bergerak untuk merubah suatu rezim tertentu.
Namun dalam aksinya, gerakan mahasiswa juga cenderung terbagi ke dalam gerakan politik dan gerakan moral. Gerakan pertama menghendaki gerakan mahasiswa bersatu dengan rakyat, dengan menyebut gerakannya sebagai gerakan politik. Sedangkan gerakan yang kedua gerakan mahasiswa tetap dilakukan oleh mahasiswa sendiri dan membiarkan gerakan berjalan secara alami, dengan menyebut dirinya sebagai gerakan moral dari lingkungan mahasiswa. Untuk melihat persoalan tersebut, maka studi ini mengambil lokasi di Bandar Lampung, dengan sasaran penelitian para aktivis mahasiswa yang terlibat dalam gerakan menjatuhkan pemerintahan Orde Baru.
Dari pilihan teori gerakan mahasiswa di Bandar Lampung disebabkan beberapa pertimbangan antara lain;
Pertama, bahwa gerakan mahasiswa untuk menjatuhkan pemerintahan Soeharto, merupakan akibat dari adanya peningkatan frekuensi proses pewarisan nilai-nilai politik yang dilakukan oleh berbagai komite mahasiswa ataupun kelompokkelompok studi. Dalam tataran selanjutnya, hasil dari proses ini memunculkan kelompok-kelompok mahasiswa yang radar
politik dan peka terhadap situasi kehidupan politik yang memang membutuhkan perbaikan menuju kepada sistem politik demokratis. Hanya yang menarik dalam kajian lapangan bahwa agen sosialisasi politik yang cukup dominan menentukan mahasiswa bergerak melakukan aksi adalah teman diskusi atau teman dari kelompok-kelompok ekstra kampus seperti HMI, KAMMI, PMIII dan sebagainya. Kedua, berkenaan dengan hal di atas, maka penampilan rezim Orde Baru yang tidak demokratis, dengan dampaknya ke berbagai bidang, merupakan pendorong mahasiswa Bandar Lampung melakukan aksi gerakan.
Kondisi yang terjadi dalam rezim Circle Baru inilah yang dapat dipadankan dengan pendapat Smelser sebagai structural strain, di mana kondisi masyarakat penuh dengan tekanantekanan dan kekangan-kekangan yang dilakukan oleh pemerintah. Dampaknya, masyarakat akan mencoba melepaskan diri dari ikatan tersebut melalui aksi-aksi menentang kondisi kehidupan'yang sedang berlangsung.
Ketiga, harapan hidup yang sangat sukar, terutama dalam mencari pekerjaan menjadi faktor penyebab lain yang juga membuat mahasiswa melakukan aksi. Akhirnya faktor keempat yakni gerakan mahasiswa di kota ini juga banyak terpengaruh oleh munculnya gerakan-gerakan mahasiswa di kota lain, terutama dari Jakarta dan juga Yogyakarta.
Di lain pihak, hasil lapangan menunjukkan bahwa penyebab polarisasi yaitu pada masalah ideologic, yang pada tataran berikutnya akan mempengaruhi strategi periuangan gerakan dan sekaligus isu periuangan. Perbedaan ideologis merupakan hasil dari suatu proses sosialisasi politik yang dilakukan oleh masing-masing kelompok mahasiswa itu sendiri, dengan munculnya berbagai kelompok-kelompok studi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D365
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Antariksawan
"Tesis ini adalah tentang unjuk rasa mahasiswa di Jakarta, perhatian utama dalam kajian ini adalah pada penanganan unjuk rasa mahasiswa yang dilakukan oteh Sat Dalmas Polda Metro Jaya (studi kasus unjuk rasa mahasiswa universitas Dr. Mustopo). Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kwalitatif, dengan metode etnografi.
Mahasiswa sebelum melakukan unjuk rasa sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 harus memberitahukan kegiatannya kepada pihak kepolisian setempat. Namun ada juga mahasiswa yang berunjuk rasa tanpa melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian secara resmi. Studi kasus unjuk rasa mahasiswa Universitas Dr. Mustopo adalah salah satu bentuk unjuk rasa mahasiswa yang tidak melakukan pemberitahuan resmi kepada pihak kepolisian. Penanganan unjuk rasa yang tidak melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian tentu saja berbeda dengan unjuk rasa yang telah memberitahukan kepada pihak kepolisian. Petugas kepolisian akan panik bila ada unjuk rasa yang tidak ada pemberitahuan, pengamanan jalannya unjuk rasa kurang maksimal karena tidak ada koordinasi antara pemimpin unjuk rasa dengan petugas kepolisian.
Studi kasus dalam tesis ini adalah aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Dr. Mustopo yang tidak melakukan pemberitahuan unjuk rasa kepada kepolisian. Akibat dari tidak adanya pemberitahuan unjuk rasa adalah pola penanganan unjuk rasa oleh Sat Dalmas Polda Metro Jaya yang berakhir dengan bentrok fisik antara petugas dan pengunjuk rasa .
Salah satu korban kekerasan adalah Kapolres Metro Jakarta Selatan yang sempat dipukul oleh salah satu oknum mahasiswa pengunjuk rasa. Sehingga kejadian tersebut memicu anggota Dalmas menjadi emosional, dengan mengeluarkan tembakan peringatan. Dampak dari tindakan itu, mahasiswa pengunjuk rasa melakukan kekerasan terhadap petugas Dalmas, dengan cara melempar batu. Sehingga terjadi bentrok antar pengunjuk rasa dengan petugas Dalmas.
Penanganan masalah tersebut di atas yang dilakukan oleh Sat Dalmas Polda Metro Jaya dengan melakukan tindakan pencegahan agar kerusuhan tidak meluas, kemudian dilanjutkan dengan membubarkan aksi mahasiswa tersebut."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Supartono
Jakarta: YLBHI , 1999
371.81 SUP m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadhillah Fitriani
"Penelitian ini mengkaji FISIP Anti KS, yaitu sebuah badan otonom yang turut memproduksi berbagai gerakan sosial sebagai upaya resistensi mahasiswa terhadap kekerasan seksual di lingkungan kampus. Melalui metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan analisis konten di media sosial, peneliti ingin melihat proses aktivisme melalui serangkaian gerakan sosial yang dijalankan untuk mencapai tujuan kolektif. Hal ini turut melibatkan strategi, kendala, dan analisis kekuasaan di dalam gerakan tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa para aktor di dalam FISIP Anti KS memahami kekerasan seksual sebagai produk dari ketimpangan relasi kuasa. Melalui penelitian yang sudah dilakukan, penulis melihat bahwa resistensi yang dilakukan oleh FISIP Anti KS berfokus untuk menentang kepercayaan, nilai, dan praktik kebudayaan yang menyebabkan melanggengnya kekerasan seksual di lapisan masyarakat, salah satunya di lingkungan kampus. Penelitian ini memperlihatkan resistensi berjalan melalui proses aktivisme dalam bentuk penggunaan hashtag, produksi kampanye, dan hadirnya partisipan laki-laki di dalam gerakan yang diinisiasi dan diisi oleh mayoritas kelompok perempuan.

This research examines FISIP Anti KS, which is an autonomous body that participates in producing various social movements as an effort to do resistance to sexual violence on campus. Through qualitative methods with in-depth interviews and content analysis on social media, researchers want to see the process of activism through various social movements to achieve collective goals. This also involves strategy, constraints, and analysis of power within the movement. This research shows that actors in FISIP Anti KS understand sexual violence as a product of unequal power relations. Through the research, the author sees that the resistance carried out by FISIP Anti KS focuses on opposing the beliefs, values, and cultural practices that cause the perpetuation of sexual violence in society, including the campus environment. This research shows that resistance runs through a process of activism, such as using hashtags, campaign production, and the presence of male participants in movements initiated and supported by majority of women's groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>