Ditemukan 3740 dokumen yang sesuai dengan query
Ekky Zakiyah Sani
"Peach Boy Riverside merupakan animasi dari Jepang yang ceritanya diadaptasi dari folklor terkenal Jepang dengan judul Momotaro. Berlandaskan perihal ini, penelitian dibuat dengan tujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan yang muncul dalam anime Peach Boy Riverside. Penulisan ini menggunakan teori adaptasi dari Linda Hutcheon (2006), sehingga ditemukan beberapa perubahan baru yang ditampakkan ke dalam anime ini. Perubahan tersebut terdiri dari, budaya barat yang banyak dimunculkan untuk menunjukkan bahwa oni tidak hanya ada di Jepang, kata ‘Momotaro’ yang mengalami perubahan istilah menjadi ras pembasmi oni, penyesuaian eksistensi hewan pendamping Momotaro, penciptaan karakteristik oni yang baru, pengaruh yang didapatkan dari kemunculan kekuatan ‘Momotaro’, serta banyaknya kritik diskriminasi yang ditunjukkan sebagai bentuk kritik sosial untuk membuka sudut pandang bahwa diskriminasi tidak hanya terjadi karena perbedaan ras saja, namun terbentuk akibat stereotip yang dibuat oleh masyarakat.
Peach Boy Riverside is a Japanese anime adaptation based on the famous Japanese folklore called Momotaro. Based on this, a research study was conducted with the aim of describing the various forms of changes that appear in the anime Peach Boy Riverside. This research utilizes Linda Hutcheon's adaptation theory (2006), leading to the exploration of several new changes portrayed in this anime. These changes include the significant portrayal of Western culture to illustrate the existence of oni beyond Japan, the transformation of the term ‘Momotaro’ into a race of oni exterminators, adjustments made to the existence of Momotaro's animal companions, the creation of new oni characteristics, The impact gained from the emergence of the power of 'Momotaro', as well as the abundance of criticism against discrimination as a form of social critique, aiming to shed light on the fact that discrimination does not solely occur due to racial differences but is formed due to stereotypes created by society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Tarisya Al Kautsar
"Masa remaja adalah periode penting dalam perkembangan individu, dengan berbagai perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Di Jepang, ada istilah yang sering digunakan berkaitan dengan masa remaja, yaitu chūnibyō, yang didefinisikan sebagai perilaku imajinatif dan eksentrik yang biasanya ditunjukkan oleh remaja dalam pencarian identitas dan kemandirian mereka. Chūnibyō telah menjadi bagian dari budaya populer Jepang, terutama dalam anime seperti Chūbyō Gekihatsu Boy (2019). Penelitian ini menganalisis representasi chūnibyō dan adanya perubahan persepsi terhadap chūnibyō direpresentasikan dalam anime tersebut. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, teori representasi Stuart Hall (1997) digunakan untuk memahami bagaimana anime ini mengonstruksi makna dan menggambarkan karakter-karakter chūnibyō. Penelitian berargumen bahwa anime ini tidak hanya menggambarkan chūnibyō sebagai perilaku aneh, tetapi juga menyoroti potensi positif dan kontribusi individu chūnibyō dalam masyarakat. Chūnibyō dalam anime ini juga direpresentasikan sebagai bentuk ekspresi kreatif dan eksentrik yang memungkinkan remaja untuk mengeksplorasi dunia imajinatif mereka dengan cara yang mendalam dan bermakna.
Adolescence is a critical period in an individual's growth, marked by various biological, cognitive, and socio-emotional changes. In Japan, there is a commonly used term associated with adolescence known as chūnibyō, defined as imaginative and eccentric behavior typically exhibited by teenagers in their quest for identity and independence. Chūnibyō has become part of Japanese popular culture, particularly evident in anime such as Chūbyō Gekihatsu Boy (2019). This research analyzes the representation of chūnibyō and the change in perception towards chūnibyō represented in the anime. By applying a descriptive qualitative approach, Stuart Hall's (1997) theory of representation is used to understand how this anime constructs meaning and portrays chūnibyō characters. The research argues that this anime not only portrays chūnibyō as peculiar behavior but also highlights the positive potential and contributions of chūnibyō individuals to society. Chūnibyō in this anime is also represented as a form of creative and eccentric expression that allows teenagers to explore their imaginative worlds deeply and meaningfully."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Trimmer, Joseph F.
Boston: Houghton Miffiln, 1981
808.042 7 TRI r
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Gropin, Marc
New York: Oxford University Press, 2002
956.05 Gro h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Trimmer, Joseph F.
Boston: Houghton Miffiln, 1983
808.042 7 TRI r
Koleksi Publik Universitas Indonesia Library
Dika Nurul Hikmah
"Skripsi ini membahas propaganda yang terdapat di dalam film animasi Momotaro no Umiwashi 1943 dan Momotaro Umi no Shinpei 1945 melalui analisis aspek naratif dan sinematografis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pesan propaganda dirumuskan ke dalam film. Analisis didukung latar belakang produksi film dan latar belakang Jepang memulai Perang Pasifik pada tahun 1941. Hasil analisis menunjukkan adanya pesan propaganda yang disampaikan oleh Angkatan Laut Jepang melalui simbol. Propaganda tersebut bertujuan membuat penonton film percaya bahwa Jepang adalah bangsa superior dan mengajak penonton untuk membenci Barat yang saat itu menjadi musuh Jepang dalam Perang Pasifik.
This study focuses on Pacific War Propaganda in Animated Film Momotaro no Umiwashi 1943 and Momotaro Umi no Shinpei 1945. This study aims to analyze how propaganda messages are encoded into the films through narrative and cinematographic aspects. The analysis is supported by the film production rsquo s background and the reasons why Japan started Pacific War in 1941. The results of this study showed that the propaganda messages are conveyed through symbols. The contain of the propaganda is to make audiences believe that Japan is a superior nation and make them hate the enemy of Japan during the Pacific War."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69699
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Early, Tony
New York: Little, Brown & Co., 2000
813.54 Ear j
Buku Teks Universitas Indonesia Library
New York: Springer, 2007
069.5 PEA
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Kong, Shangren
Beijing: World Press, 2009
SIN 782.109 51 KON p
Buku Teks Universitas Indonesia Library