Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan dalam penyaluran dan perdagangan perbekalan farmasi yang meliputi alat kesehatan, obat dan kosmetik, serta cold chain product (CCP) dari produk Kimia Farma dan berbagai produk prinsipal rekanan. CCP adalah rantai pasokan barang sensitif yang dikontrol oleh suhu, sehingga memerlukan perlakuan khusus dalam proses penyimpanan dan penyalurannya. Laporan ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian implementasi standar operational procedure (SOP) terhadap proses penyimpanan dan penyaluran cold chain product di PT. KFTD Jakarta 3. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil observasi langsung kegiatan penyimpanan dan penyaluran CCP dengan elemen SOP penyimpanan dan penyaluran di PT. KFTD Jakarta 3 menggunakan form checklist. Berdasarkan hasil evaluasi, pelaksanaan penyimpanan dan penyaluran CCP di PT. KFTD Jakarrta 3 telah dilakukan sesuai dengan SOP penyimpanan dan penyaluran serta termasuk ke dalam kategori baik

PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) is a State-Owned Enterprise (BUMN) company whose role is in the distribution and trading of pharmaceutical supplies which include medical devices, medicines and cosmetics, as well as cold chain products (CCP) from Kimia Farma products and various products from principal partners. CCP is a temperature-controlled supply chain of sensitive goods, thus requiring special treatment in the storage and distribution process. This report aimed to evaluate the suitability of the implementation of the standard operational procedure (SOP) for the process of storing and distributing cold chain products at PT. KFTD Jakarta 3. The evaluation was carried out by comparing the results of direct observation of CCP storage and distribution activities with SOP elements for storage and distribution at PT. KFTD Jakarta 3 used a checklist form. Based on the evaluation results, the storage and distribution of CCP at PT. KFTD Jakarta 3 had been carried out in accordance with the SOP for storage and distribution and is included in the good category"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Afriliah
"Pedagang besar farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang mempunyai izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, dan distribusi perbekalan farmasi ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Cold chain product (CCP) adalah sediaan farmasi yang sensitif terhadap kondisi lingkungan. Manajemen CCP di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 diatur berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menganalisis implementasi standar operasional prosedur (SOP) pemetaan chiller; pemeliharaan chiller/cold room/freezer; kalibrasi tempat penyimpanan vaksin/cold chain product; dan penanganan vaksin/cold chain product apabila tempat penyimpanan mengalami gangguan atau kerusakan di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Hasil penelitian yaitu pemetaan chiller; pemeliharaan chiller/cold room/freezer; kalibrasi tempat penyimpanan vaksin/cold chain product; dan penanganan vaksin/cold chain product apabila tempat penyimpanan mengalami gangguan atau kerusakan telah dilakukan berdasarkan SOP yang berlaku di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Elemen SOP ini juga sesuai dengan poin-poin regulasi Cara Distribusi Obat yang Baik mengenai “Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product/CCP)”. Kesimpulan penelitian yaitu implementasi keempat SOP telah dilaksanakan dengan sesuai.
Pharmaceutical distributors are companies with legal entities that have permits to procure, store, and distribute pharmaceutical supplies to health service facilities by applicable regulations. Cold chain product (CCP) is a pharmaceutical preparation that is sensitive to environmental conditions. CCP management at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 is regulated based on applicable standard operating procedures (SOP). This study aims to analyze the implementation of standard operating procedures (SOP) for chiller mapping; chiller/cold room/freezer maintenance; calibration of vaccine/cold chain product storage areas; and handling vaccines/cold chain products if the storage area is disturbed or damaged at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. The result of this study is chiller mapping; chiller/cold room/freezer maintenance; calibration of vaccine/cold chain product storage areas; and handling of vaccines/cold chain products if the storage area is disturbed or damaged has been carried out based on the applicable SOP at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. This SOP element is also in accordance with the regulatory points for Good Medicine Distribution Methods regarding "Special Provisions for Cold Chain Products Chain Product/CCP)”. This study concludes that the implementation of the four SOPs has been implemented appropriately."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retia Centini
"Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) merupakan suatu ketetapan atau pedoman yang dibuat dengan tujuan untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu obat yang beredar. Pihak yang terlibat dalam distribusi obat bertanggungjawab untuk memastikan mutu obat dan/atau bahan obat dan mempertahankan integritas rantai distribusi selama proses distribusi. Aspek yang terdapat pada CPOB terdiri dari pengadaan, penyimpanan, penyaluran termasuk pengembalian obat dan/atau bahan obat dalam rantai distribusi. Salah satu ketentuan pada CDOB yaitu mencakup ketentuan khusus untuk pengiriman produk rantai dingin. Produk rantai dingin atau cold chain product (CCP) merupakan produk yang memerlukan suhu dingin yang stabil ketika penyimpanan maupun pengiriman, agar kualitas produk tersebut tetap baik, sehingga suhu lingkungan penyimpanan dan pengiriman produk tersebut harus diawasi dan dikendalikan, maka dapat dikatakan bahwa produk rantai dingin memerlukan penanganan khusus untuk pengirimannya. Sebagai salah satu distributor produk rantai dingin, PT. Anugerah Pharmindo Lestari (PT. APL), PT. APL perlu melakukan prosedur pengiriman yang sesuai dengan CDOB. Dimulai dari pengemasan hingga transportasinya. Maka dari itu perlu dilakukan analisis bagaimana kesesuaian pengiriman produk rantai dingin di PT. APL dengan CDOB 2020. Berdasarkan hasil observasi, hanya terdapat satu ketidaksesuaian, yaitu mengenai mengkondisikan pendingin (ice gel, dry ice, dan ice pack) serta kontainer sebelum digunakan. Selain itu, prosedur yang dilakukan di PT. APL sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada CDOB 2020.

Good Distribution Practice (CDOB) is a regulation or guideline made with the aim of guaranteeing the safety, efficacy and quality of drugs in circulation. Parties involved in drug distribution are responsible for ensuring the quality of drugs and/or medicinal ingredients and maintaining the integrity of the distribution chain during the distribution process. The aspects contained in CDOB consist of procurement, storage, distribution including the return of drugs and/or medicinal ingredients in the distribution chain. One of the provisions of the CDOB includes special provisions for the delivery of cold chain products. Cold chain products (CCP) are products that require stable cold temperatures during storage and shipping, so that the quality of these products remains good, so that the temperature of the storage and shipping environment of these products must be monitored and controlled, so it can be said that cold chain products require special handling for shipment. As one of the distributors of cold chain products, PT. Anugerah Pharmindo Lestari (PT. APL), PT. APL needs to carry out delivery procedures that comply with the CDOB, from packaging to transportation. Therefore it is necessary to analyze how appropriate the delivery of cold chain products at PT. APL and CDOB 2020. Based on observations, there was only one discrepancy, namely regarding conditioning of the coolers (ice gel, dry ice, and ice packs) and containers before use. In addition, the procedures carried out at PT. APL complies with CDOB 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfi
"Cold chain atau rantai dingin merupakan sebuah sistem rantai pasok yang mempertimbangkan tingkatan suhu dalam prosesnya. Cold chain untuk menjaga produk beku atau dingin dalam lingkungan dengan temperatur tertentu baik selama produksi, penyimpanan, transportasi, proses dan penjualan. Selama penyimpanan, Cold Chain Product sangat rentan karena harus mempertimbangkan suhu dan tata letak. Atas dasar pertimbangan diatas, maka dilakukan perbandingan penyimpanan Cold Chain Product (CCP) di KFTD Jakarta 3 dengan regulasi yang ada di Indonesia.
.....Cold chain or cold chain is a supply chain system that considers the temperature level in the process. Cold chain to keep frozen or cold products in an environment with a certain temperature both during production, storage, transportation, processing and sales. During storage, Cold chain products are very vulnerable because they have to consider temperature and layout. On the basis of the above considerations, a comparison was made of Cold Chain Product (CCP) storage at KFTD Jakarta 3 with existing regulations in Indonesia."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anfa Adnia Fatma
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) dalam melaksanakan pengadaan, penerimaan, penyimpanan hingga pengiriman suatu produk farmasi diatur dalam CDOB. Sebuah PBF dalam menerapkan CDOB juga harus memiliki sistem manajemen yang baik yang ditunjang dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP), sumber daya manusia yang kompeten dan sistem pendokumentasian yang baik. Data diambil berdasarkan dari SOP, observasi lapangan terkait proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan hingga pengiriman dan melakukan wawancara pada pihak yanng bertanggung jawab pada area tersebut. Pada pelaksanaan proses pengadaan penerimaan, penyimpanan hingga pengiriman telah cukup sesuai dengan SOP yang diberlakukan oleh perusahaan, serta hal tersebut sesuai dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Pada proses penanganan produk vaksin, setiap personil telah memahami tanggung jawab dalam penanganannya serta memahami bagaimana cara menjaga mutu dari obat yang didistribusikan, salah satunya yaitu menjaga produk vaksin / CCP untuk disimpan pada suhu 2-8°C dengan disertakan termometer.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) in carrying out procurement, receipt, storage and delivery of pharmaceutical products are regulated in the CDOB. A PBF in implementing CDOB must also have a good management system which is supported by Standard Operating Procedures (SOP), competent human resources and a good documentation system. Data was taken based on SOPs, field observations related to the procurement, receiving, storage and delivery processes and conducting interviews with parties responsible for the area. The implementation of the procurement process for receiving, storing and shipping is in accordance with the SOPs implemented by the company, and this is in accordance with the guidelines for Good Medicine Distribution Methods (CDOB). In the process of handling vaccine products, each personnel understands the responsibilities in handling them and understands how to maintain the quality of the medicines distributed, one of which is keeping vaccine / CCP products stored at a temperature of 2-8°C with a thermometer included.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Novanti Putri
"Distribusi merupakan kegiatan paling penting dalam supply-chain management dari produk farmasetik yang terintegrasi. Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan proses distribusi produk farmasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap PBF harus memastikan bahwa mutu suatu produk farmasi dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses distribusi sesuai dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Salah satu produk farmasi yang dapat didistribusikan oleh PBF adalah prekursor farmasi dan Obat-Obat Tertentu (OOT). Kedua produk farmasi ini sering kali disalahgunakan dan dapat menjadi ancaman serius di bidang kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Oleh karena itu, prekursor dan OOT perlu diawasi secara ketat penyalurannya agar dapat digunakan semestinya sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan meninjau kualitas SOP yang mengacu pada CDOB terkait proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran prekursor dan OOT di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Metode yang digunakan adalah metode observasional dengan mengamati dan meninjau kualitas implementasi SOP dalam proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran prekursor dan OOT. Berdasarkan hasil observasi, PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 telah mengimplementasikan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengacu pada CDOB dengan baik dan dilengkapi dengan personil – personil kompeten dalam jumlah yang memadai di tiap kegiatan pada rantai distribusi.

Distribution is the most important activity in the supply chain management of integrated pharmaceutical products. Pharmaceutical Wholesalers (PBF) and the distribution process of pharmaceutical products are inseparable. PBF is a legally incorporated company authorized for the procurement, storage, and distribution of drugs and/or drug ingredients in large quantities in accordance with regulatory provisions. Every PBF must ensure that the quality of a pharmaceutical product and the integrity of the distribution chain are maintained during the distribution process according to the Good Distribution Practice (GDP) guidelines and Standard Operating Procedures (SOP). One of the pharmaceutical products that can be distributed by PBF is pharmaceutical precursors and Certain Drugs (OOT). These two pharmaceutical products are often misused and can pose serious threats in the health, social, and economic sectors. Therefore, the distribution of precursors and OOT needs to be strictly monitored to ensure they are used appropriately according to needs. This study aims to observe and review the quality of SOPs based on GDP regarding the procurement, receipt, storage, and distribution processes of precursors and OOT at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. The method used is observational, by observing and reviewing the quality of SOP implementation in the procurement, receipt, storage, and distribution processes of precursors and OOT. Based on the observations, PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 has well implemented SOPs based on GDP and is equipped with competent personnel in sufficient numbers for each activity in the distribution chain.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raihana Izzatinisa
"Cold Chain Product (CCP) adalah produk yang sensitif terhadap temperatur sehingga penyimpanan dan pengirimannya memerlukan kontrol temperatur yang tak terputus mulai dari pabrik sampai distribusi ke pengguna akhir, hal ini harus dilakukan guna menghindari risiko penurunan khasiat dan keamanannya. Dibutuhkan freezer yang mumpuni dalam membekukan ice pack atau ice gel untuk diletakkan di dalam shipping box produk CCP. Oleh karena itu perlu dilakukan kualifikasi operasi untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan sesuai dengan kriteria keberterimaan dan dapat berfungsi dengan baik. Tujuan dari pembuatan laporan praktik kerja ini diantaranya, untuk mengetahui hasil kualifikasi operasi 1: menyalakan dan mematikan daya freezer combi cooler PF-20 F.15; Untuk mengetahui hasil kualifikasi operasi 2: pengaturan suhu freezer combi cooler PF-20 F.15; Untuk mengetahui hasil kualifikasi operasi 3: distribusi dingin pada freezer keadaan kosong freezer combi cooler PF-20 F.15; Untuk mengetahui hasil kualifikasi operasi 4: operasi defrost freezer combi cooler PF-20 F.15. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu menggunakan rancangan observasional dengan memeriksa kualifikasi operasional distribusi dingin freezer dalam keadaan kosong. Didapatkan kesimpulan diantaranya, Hasil kualifikasi operasi 1, 2, dan 4 memenuhi persyaratan sedangkan hasil kualifikasi operasi 3 memenuhi persyaratan dengan adanya justifikasi pada posisi 1, 2, 3 dan 4.

Cold Chain Product (CCP) is a product that is sensitive to temperature so that its storage and delivery requires uninterrupted temperature control starting from the factory to distribution to the end user, this must be done to avoid the risk of decreasing its efficacy and safety. A freezer that is capable of freezing ice packs or ice gel was needed to be placed in the shipping box for CCP products. Therefore, it is necessary to carry out operational qualifications to ensure that the equipment used meets the acceptance criteria and can function properly. The purpose of preparing this work practice report, among other things, is to find out the results of operation qualification 1: turning on and off the power of the combi cooler PF-20 F.15 freezer; To find out the results of operation qualification 2: setting the temperature of the combi cooler PF-20 F.15 freezer; To find out the results of operation qualification 3: cold distribution in an empty freezer freezer combi cooler PF-20 F.15; To find out the results of operation qualification 4: defrost freezer combi cooler PF-20 F.15 operation. The research methodology used was an observational design by examining the operational qualifications of the cold freezer distribution in an empty state. The conclusions obtained include the results of operational qualifications 1, 2 and 4 meet the requirements while the results of operational qualification 3 meet the requirements with justification in positions 1, 2, 3 and 4."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdiya Rahmah
"Obat digunakan manusia untuk memengaruhi sistem fisiologi atau kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Berdasarkan laporan Badan Narkotika Nasional (BNN), terjadi peningkatan pravelensi penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) dari 1,80% pada tahun 2019 menjadi 1,95% di tahun 2021. Salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam penurunan kasus penyalahgunaan NAPZA adalah peredaran obat narkotika dan psikotropika dalam bentuk obat jadi diatur secara ketat oleh perundang-undangan. Apoteker sebagai penanggung jawab PBF bertanggung jawab terhadap aktivitas pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran obat khususnya narkotika dan psikotropika. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah implementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan, dan Penyaluran Narkotika dan Psikotropika di PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Data diperoleh dengan membaca SPO, Melakukan GAP analisis antara SPO pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran Narkotika dan Psikotropika dengan CDOB, Observasi implemntasi SPO di KFTD Jakarta 2 dan Wawancara dengan personil yang terlibat dalam proses distribusi obat. Hasil penelitian didapatkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan serta Penyaluran Nakotika dan Psikotropika di Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 2 telah memenuhi standar Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan seluruh kegiatannya telah dilaksanakan sesuai dengan SPO yang berlaku.

Drugs are used by humans to affect physiological systems or pathological conditions in order to establish diagnosis, prevention, healing, recovery, health improvement and contraception. Based on a report from the National Narcotics Agency, there was an increase in the prevalence of narcotics, psychotropic drugs and addictive substances abuse from 1.80% in 2019 to 1.95% in 2021. One of the steps taken by the Government of Indonesia in reducing cases of drug abuse is that the circulation of narcotic drugs and psychotropic drugs in the form of finished medicines is strictly regulated by legislation. Pharmacists as the person in charge of Drug Distributor are responsible for the activities of procurement, receipt, storage, and distribution of drugs, especially narcotics and psychotropic drugs. This study aims to examine the implementation of Standard Operating Procedures for Procurement, Receipt, Storage, and Distribution of Narcotics and Psychotropic Drugs at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Data were obtained by reading SOP, conducting GAP analysis between SOP procurement, receipt, storage, and distribution of Narcotics and Psychotropic drugs with Good Distribution Practice (GDP), observing SOP implementation at KFTD Jakarta 2 and interviewing personnel involved in the drug distribution process. The results of the study obtained that the Standard Operating Procedures (SOP) for Procurement, Receiving, Storage and Distribution of Narcotics and Psychotropic drugs at Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 2 have met the standards of the Good Distribution Practice (GDP) and all activities have been carried out in accordance with the applicable SPO.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juise Fennia Putri
"Penyimpanan termasuk ke dalam salah satu dari sembilan aspek CDOB yaitu operasional. Penyimpanan yang tidak tepat atau tidak efektif membuat obat kedaluwarsa tidak terdeteksi dan dapat merugikan rumah sakit, apotek, dan perusahaan besar farmasi. Salah satu obat yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus adalah produk rantai dingin. Suhu penyimpanan merupakan salah satu parameter kritis pada penyimpanan sediaan CCP (Cold Chain Product), hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kestabilan obat untuk mempertahankan atau menjaga khasiat, mutu dan efikasi. Data yang digunakan diperoleh dari penelusuran pustaka, wawancara, dan observasi terhadap kondisi gudang PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2. Penelusuran pustaka diperoleh dari peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang cara distribusi obat yang baik dan pedagang besar farmasi. Sistem penyimpanan cold chain produk di PT Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2 mayoritas telah sesuai dengan CDOB. Kata Kunci : Penyimpanan, Produk Rantai Dingin, Cara Distribusi Obat yang Baik dan Benar.

Storage is included in one of the nine aspects of CDOB, namely operations. Improper or ineffective storage allows expired medications to go undetected and can be detrimental to hospitals, pharmacies, and large pharmaceutical companies. One drug that requires special storage conditions is cold chain products. Storage temperature is one of the critical parameters in storing CCP (Cold Chain Product) preparations, this is a factor that greatly influences the stability of the drug to maintain or maintain efficacy, quality and efficacy. The data used was obtained from literature searches, interviews, and observations of PT warehouse conditions. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta branch 2. The literature search was obtained from applicable laws and regulations regarding proper distribution of medicines and pharmaceutical wholesalers. The majority of product cold chain storage systems at PT Kimia Farma Trading & Distribution, Jakarta 2 branch are in accordance with CDOB.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dillard, James
"[

Produk rantai dingin atau Cold Chain Product (CCP) memiliki persyaratan khusus untuk penyimpanan dan transportasinya, yakni pada suhu 2 – 8 °C karena sensitif terhadap suhu lingkungan.  Diperlukan pengendalian suhu dengan menggunakan fasilitas penyimpanan dan transportasi khusus yang dilengkapi dengan pendingin. Oleh karena itu, diperlukan alarm atau perangkat untuk mendeteksi keadaan abnormal atau penyimpangan yang efektif untuk deteksi dini adanya penyimpangan suhu. Alarm memberikan peringatan melalui bunyi sirine jika hampir terjadi penyimpangan suhu. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan alarm pemantau suhu cold room berfungsi dengan baik. Pengujian dilakukan dengan menguji sensitivitas sensor terhadap perubahan suhu di sekitar sensor suhu. Setiap sensor menerima dua perlakuan uji, yakni peningkatan suhu dan penurunan suhu. Berdasarkan hasil uji alarm yang dilakukan, alarm cold room berfungsi dengan baik dan penyimpanan produk rantai dingin selalu terjaga.


Cold Chain Products (CCP) required special conditions for storage and transportation, specifically at a temperature of 2-8°C, due to their sensitivity to environmental temperatures. Temperature control was needed by using specialized storage and transportation facilities equipped with cooling systems. Therefore, alarms or devices were necessary to detect abnormal conditions or deviations effectively for early detection of temperature fluctuations. The alarm provided a warning through a siren sound when a temperature deviation was imminent. The purpose of this test was to ensure that the cold room temperature monitoring alarm was functioning properly. The test was conducted by testing the sensitivity of the sensor to temperature changes around the temperature sensor. Each sensor underwent two test treatments: an increase and a decrease in temperature. Based on the alarm test results, the cold room alarm functioned properly, and the storage of cold chain products was consistently maintained.

 
, Explores options such as Chinese and Ayurvedic medicines, chiropratic, acupuncture, osteopathy, acupressure, massage, hypnotism, biofeedback, herbs, etc]"
New York: IDG Books, Foster City, CA, 1998
615.5 DIL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>