Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vierda Annisa Wulandari
"Penelitian ini membahas dan menganalisis komentar-komentar warganet Rusia pada tiga unggahan terpopuler yang membahas mengenai invasi Rusia-Ukraina di akun resmi Twitter RBC @ru_rbc, pada bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Pada penelitian ini menggunakan teori milik John Rogers Searle (1969) mengenai tindak tutur dan berfokus pada jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi. Pada hasil penelitian, ditemukan 15 komentar yang mengandung tindak tutur ilokusi dengan fungsi yang berbeda-beda yang didominasi dengan tindak tutur ilokusi ekspresif. Terdapat 3  tindak tutur ilokusi asertif, 1 tindak tutur ilokusi direktif, 10 tindak tutur ilokusi ekspresif, dan 1 tindak tutur komisif. Komentar-komentar tersebut mencerminkan kritik terhadap invasi dan ketidaksetujuan terhadap tindakan Rusia, serta mengekspresikan sikap kekecewaan, kebencian, dan kekhawatiran terhadap eskalasi konflik dan dampaknya terhadap korban sipil.

This study discusses and analyzes the comments of Russian netizens on the three most popular uploads discussing the Russian-Ukrainian invasion on the official RBC Twitter account @ru_rbc, from December 2021 to February 2022. This study uses John Rogers Searle's (1969) theory of speech acts and focuses on the types and functions of illocutionary speech acts. In the research results, 15 comments were found containing illocutionary speech acts with different functions which were dominated by expressive illocutionary speech acts. There are 3 assertive illocutionary speech acts, 1 directive illocutionary speech act, 10 expressive illocutionary speech acts, and 1 commissive speech act. The comments reflected criticism of the invasion and disapproval of Russia's actions, as well as expressions of disappointment, hatred and concern about the escalation of the conflict and its impact on civilian casualties."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Putri Permatasari
"Pidato adalah salah satu cara komunikasi untuk menyampaikan pemikiran, ide, gagasan, dan informasi dari pembicara. Pidato juga dapat didefinisikan sebagai cara untuk mengekspresikan emosi dan menyatakan isi pikiran dengan suara dan gerakan. Dalam tugas akhir ini, penulis menganalisis pidato Republik Federal Jerman, Angela Merkel yang berjudul Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. Dalam pidato ini, diperlukan pragmatik untuk membantu proses penyampaian pesan oleh Angela Merkel agar dapat diterima dengan benar dan jelas oleh masyarakat Jerman. Penulis melakukan penelitian berdasarkan teori tindak tutur milik John Rogers Searle (1969) dan George Yule (1996) yang berfokus pada bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Selanjutnya, tuturan yang ditemukan diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Dari temuan 46 ujaran terdapat 18 fungsi yaitu sebagai berikut: menginformasikan, memberitahukan, menyatakan, mengingatkan, menegaskan, mengklaim, menyangkal, menyimpulkan, menanyakan, memerintahkan, menyarankan, menjanjikan, mengajak, menyambut, mengucapkan terima kasih, mengucapkan belasungkawa, menyampaikan, harapan dan rasa syukur. Dari sekian banyak ujaran yang telah dianalisis, penulis menemukan tindak tutur ilokusi representatif dengan jumlah yang paling banyak dengan jumlah 46 ujaran dan fungsi menyatakan merupakan fungsi yang paling banyak jumlahnya yakni 18 ujaran.

Speech is a way to convey a thought, idea, information, what the speaker implies and communicate. Speech can also be described as the ability to express emotions and express thoughts with sound and movement. In this final project, the author has analyzed the speech of the German Federal Chancellor, Angela Merkel, titled Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. In this speech, Pragmatics is needed to assist the process of delivering messages by Angela Merkel so that they can be received correctly and clearly by the German people. The author conducted research based on the speech act theory of John Rogers Searle (1969) and George Yule (1996) which focused on the form and function of illocutionary speech acts. This research uses qualitative and descriptive research methods. Furthermore, the utterances found were classified into five categories, namely representative, directive, expressive, commissive, and declarative. From the findings of 46 utterances, there are 18 functions, namely as follows: informing, notifying, stating, reminding, affirming, claiming, denying, concluding, asking, ordering, suggesting, promising, inviting, welcoming, thanking, expressing condolences, conveying, hoping and gratitude. From the utterances that have been analyzed, the author finds the representative illocutionary speech act with the highest number of 46 utterances and the function of stating is the most numerous function, namely 18 utterances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erstika Irawati
"Penelitian ini merupakan penelitian kajian pragmatik, yaitu tindak tutur direktif pada percakapan zelfstandig thuisverpleegkundige (perawat mandiri) dan pasien di Veurne, Belgia. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan jenis-jenis tindak tutur direktif yang terjadi antara perawat dan pasien dan mengidentifikasi jenis tindak tutur yang lebih dominan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis dilakukan untuk mengklasifikasikan tindak tutur direktif yang ditemukan dengan menggunakan teori Bach dan Harnish (1993). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya lebih banyak tindak tutur direktif questions dengan jenis ungkapan bertanya, menginterogasi, menyelidiki yang digunakan dalam percakapan perawat mandiri dan pasien dibandingkan dengan tindak tutur direktif lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tindak tutur direktif dalam layanan kesehatan

This research is a pragmatic study that is focused on directive speech act of conversations between zelfstandig thuisverpleegkundige and patient in Veurne, Belgium. The aim of this study is to describe the directive speeches between the home nurse and the patient and to find out what kind of directive speech act is more dominant. This research uses descriptive qualitative method and the analysis is done to classify the directive speech acts found into several types of expression using the theory of Bach and Harnish (1993). The result of the research shows that there are more directive questions found which expresse asking, interrogating, and investigating compared to other directive speech acts. This research is expected to provide readers with more knowledge about directive speech acts in health care"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Nuary Kinanti
"ABSTRAK
Bahasa mempunyai peran penting dalam balap reli sebagai alat komunikasi antara navigator dan pembalap seperti di video Rally Barneveld 07 kp 1 yang berisikan percakapan navigator dan pembalap asal Belanda. Penulis ingin melihat tindak tutur yang digunakan dan fungsi bahasa dari tuturan navigator dengan menganalisis hasil transkrip dari video tersebut. Tuturan tersebut dianalisis berdasarkan teori tindak tutur menurut Austin dengan melihat tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi serta jenis tindak ilokusi menurut teori Searle. Selain itu dianalisis juga berdasarkan teori fungsi bahasa menurut Halliday. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis kualitatif untuk menganalisis tuturan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa memegang peran penting dalam balap reli karena navigator menggunakan bahasa untuk memberikan informasi mengenai kondisi lintasan saat balapan berlangsung dan hal ini terlihat dari tuturan navigator yang bersifat informatif.

ABSTRACT
AbstractLanguage plays an important role in the rally racing as a communication instrument between navigator and driver such as in Rally Barneveld 07 kp 1 video which contains conversation between navigator and driver from the Netherlands. In this paper, I would like to see the usages of speech acts and language functions spoken by the navigator by analyzing the transcript of the video. The utterance is analyzed based on the theory of speech acts by Austin 1962 by looking at the locutions, illocutions and perlocutions and the type of illocutionary acts according to Searle 39 s theory 1969 . In addition the utterance is also analyzed based on the theory of language functions by Halliday 1975 . This study uses descriptive method with qualitative technique to analyze the utterances. The result of this study shows that language plays an important role in the rally racing because the navigator uses language to provide information about the track conditions during the race and it is seen from informative utterances of the navigator."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Najla Fasaqintara
"Tindak tutur nasihat adalah sebuah tindak tutur yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur bahwa melakukan sesuatu adalah hal yang baik. Tindak tutur nasihat tidak hanya terdapat dalam kehidupan sehari-hari namun juga ditemukan pada dialog dalam film. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk tindak tutur nasihat yang terdapat pada takarir berbahasa Arab dalam film Layla Majnun. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk-bentuk tindak tutur nasihat pada takarir berbahasa Arab dalam film Layla Majnun berdasarkan teori tindak tutur nasihat oleh Martinez Flor (2003). Martinez Flor membagi bentuk tindak tutur nasihat menjadi tiga, yaitu direct advice, indirect, dan conventionally indirect. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Sumber data penelitian ini adalah film Indonesia yang berjudul Layla Majnun dengan takarir berbahasa Arab. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bentuk-bentuk tindak tutur nasihat pada takarir berbahasa Arab dalam film Layla Majnun. Penelitian ini menemukan 19 (sembilan belas) data tindak tutur nasihat yang terdiri dari 1) 18 tindak tutur nasihat langsung (direct advice speech act), 2) 1 tindak tutur nasihat tidak langsung (indirect advice speech act)

The speech act of advice is a speech act conveyed by the speaker to the speech partner that doing something is a good thing. Speech acts of advice are not only found in everyday life but are also found in dialogues in films. This study discusses the forms of speech acts of advice found in Arabic subtitles in the film Layla Majnun. This study aims to explain the forms of speech acts of advice in Arabic subtitles in the film Layla Majnun based on the theory of speech acts of advice by Martinez Flor (2003). Martinez Flor divides the forms of speech acts of advice into three, namely direct advice, indirect, and conventionally indirect. This research is a qualitative research with a literature study approach. The data source for this research is an Indonesian film entitled Layla Majnun with Arabic subtitles. The purpose of this study is to explain the forms of speech acts of advice in Arabic subtitles in the film Layla Majnun. This study found 19 (nineteen) data of advice speech acts consisting of 1) 18 direct advice speech acts, 2) 1 indirect advice speech act."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Fanida Rezkiany
"Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur dialog yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam film The Farewell. Penulisan jurnal ini ditunjukan untuk mengeksplorasi aspek pragmatis tindak tutur dalam kerangka teori tindak mengancam muka yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson (1987) dan unutk menganalisis konsep muka terutama muka positif dan muka negatif dari teori tersebut. Jurnal ini juga digunakan untuk melihat penggunaan konsep muka Cina di dalam film. Muka merupakan konsep yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Cina, yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Muka dapat secara efektif menggambarkan cara orang Cina dalam menghadapi hubungan interpersonal. Dalam film The Farwell, para tokoh memperlihatkan tindakan saling mengancam muka yang merusak muka negatif dan positif mereka untuk menyelamatkan muka mereka dari ketidaksetujuan satu sama lain. Dialog dalam film juga dianalisis dari segi frekuensi melakukan tindakan yang mengancam muka positif dan negatif, serta konsep muka Cina lian dan khususnya mianzi sebagai pengaruh dalam melakukan tindak menyerang muka. Penemuan juga diinterpretasikan dalam konteks yang dibingkai oleh faktor-faktor seperti perbedaan pemikiran atau perilaku antara orang Cina yang pernah tinggal di Barat dengan Timur.

This journal shows the analysis of speech act used in the dialogues by the characters in the film "The Farewell." The aims is to explore the pragmatic aspects of speech act in the framework of Brown and Levinson’s (1987) Face Threatening Acts theory (FTAs) and to analyse concept of face focused on positive and negative faces from the said theory and to find the use of Chinese concept of face inside the movie. Face is a familiar concept for Chinese people, which is frequently used in daily life. It can effectively describe the process of Chinese people in dealing with interpersonal relationships. In the movie "The Farwell," the characters shows face threatening acts to each others’ faces that damaged their negative and positive faces to save their face from each others' disagreements. The dialogues in the movie was analysed in terms of the frequency of positive and negative face-threatening acts, as well as the use of Chinese face concepts lian and especially mianzi as the influence of doing FTAs. The findings are also interpreted within the context framed by factors such as the difference of thinking or behaviour between Chinese people who has lived in the West with people who has lived in the East."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif
"Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah analisis tindak tutur ilokusi pada bahasa iklan L’Oréal di Rusia. L’Oréal merupakan merek yang menyediakan berbagai produk perawatan kecantikan. Penelitian ini penting karena dalam pemasaran, iklan memegang peranan besar dalam memperkenalkan produk kepada konsumen dan meningkatkan penjualan. Penelitian ini menggunakan pendekatan tindak tutur ilokusi George Yule (1996) sebagai landasan untuk memahami komunikasi media dalam mempengaruhi audiensnya dari perspektif linguistik. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah empat video iklan dari kanal resmi YouTube “L’Oréal Paris Russia”. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana penerapan tindak tutur ilokusi Yule pada bahasa iklan L’Oréal di Rusia, yakni ditemukan 10 tindak tutur representatif, 7 tindak tutur direktif, 7 tindak tutur komisif, dan 1 tindak tutur ekspresif. Tuturan tersebut mencerminkan gaya komunikasi L’Oréal dalam menyampaikan pesan dan tujuannya kepada calon konsumen di Rusia
.The focus of the discussion in this research is the analysis of illocutionary speech acts in L'Oréal advertising language in Russia. L'Oréal is a brand that provides various beauty care products. This research is important because in marketing, advertising plays a big role in introducing products to consumers and increasing sales. This research uses George Yule's (1996) illocutionary speech act approach as a basis for understanding media communication in influencing its audience from a linguistic perspective. The research method used in this paper is descriptive qualitative. The data source used is four advertising videos from the official YouTube channel "L'Oréal Paris Russia". The results of this research show how the Yule illocutionary speech act is applied in L'Oréal advertising language in Russia, namely 10 representative speech acts, 7 directive speech acts, 7 commissive speech acts, and 1 expressive speech act. This speech reflects L'Oréal's communication style in conveying its message and objectives to potential consumers in Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Eka Maulida
"Geert Wilders adalah seorang politisi sayap kanan asal Belanda yang pada tahun 2021 aktif memposting twit anti-Islam sebagai tanggapan terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut, termasuk Pemilihan Umum 2021, hari besar agama Islam, dan kontroversi Erica Meiland. Karena twitnya itu, ia menuai banyak kecaman dan ancaman dari umat Islam, sehingga penelitian ini berfokus pada analisis tindak tutur lokusi dan ilokusi yang terkandung dalam twit Geert Wilders. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode dan teori tindak tutur dalam menganalisis data. Dari 12 data yang telah dianalisis, ditemukan empat tindak tutur yang terkandung dalam twit milik Wilders terkait agama Islam yakni 13 kalimat representatif, 40 kalimat direktif, 8 kalimat ekspresif, dan 1 kalimat komisif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah alasan mengapa cuitan Geert Wilders yang anti-Islam mendapat kecaman dari umat Islam sebab Geert Wilders banyak menggunakan tindak tutur direktif guna memerintahkan, menghasut, serta mendesak pembaca agar cita-citanya dalam menyingkirkan agama Islam dari Belanda berhasil. Kekuasaannya yang terbatas mengakibatkan tindak tutur deklarasi tidak muncul dalam twitnya.

Geert Wilders is a right-wing politician from the Netherlands who, in 2021, actively posted anti-Islam tweets in response to various events that occurred that year, such as the 2021 General Election, Islamic religious holidays, and the Erica Meiland controversy. Due to his tweets, he faced a lot of condemnation and threats from the Muslim community. Therefore, this research focuses on analyzing the locutionary and illocutionary speech acts contained in Geert Wilders' tweets. This study employs a qualitative approach as the method and speech act theory in analyzing the data. From the 12 analyzed data, four speech acts related to Islam were identified in Wilders' tweets, including 13 representative sentences, 40 directive sentences, 8 expressive sentences, and 1 commissive sentence. The conclusion of this research is that the reason why Geert Wilders' anti-Islam tweets are condemned by Muslims is because Geert Wilders frequently uses directive speech acts to command, incite, and urge readersin order to achieve his goal of removing Islam from the Netherlands. His limited power resulted in the absence of declarative speech acts in his tweets."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Mahmuda
"ABSTRAK
Penggunaan bahasa untuk menyampaikan sesuatu yang kasar merupakan hal yang lazim saat ini, bahkan bagi remaja. Fenomena ini sudah ditampilkan dalam banyak film, seperti The Edge of Seventeen 2016 . The Edge of Seventeen 2016 adalah sebuah film komedi-drama tentang perjuangan Nadine, tokoh utama, dalam tumbuh dewasa, terutama ketika dia merasa tidak ada siapa-siapa di sisinya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana Nadine mengutarakan kekasaran melalui penggunaan bahasanya dalam percakapan. Percakapan tersebut dianalisis menggunakan model ketidaksantunan Culpeper, maksim percakapan Grice, dan teori tindak tutur Austin. Data dianalisis untuk menentukan strategi dan maksim yang digunakan, serta tindak tuturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana strategi ketidaksantunan dan maksim digunakan, dan tujuannya dalam ujaran tertentu. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada makna yang tersembunyi dan tujuan dari ujaran yang menggunakan strategi ketidaksantunan dan melanggar maksim pada konteks tertentu. Dengan menganalisis percakapan-percakapan tersebut, terbukti bahwa kekasaran dalam bahasa bukan hanya sekedar kekasaran, tetapi juga mempunyai makna tersembunyi dan tujuan dalam setiap konteks.

ABSTRACT
Nowadays, using language to utter rudeness is prevalent, even for teenagers. This phenomenon has been included into many films, such is The Edge of Seventeen 2016 . The Edge of Seventeen 2016 is a coming of age comedy drama film about the struggle of growing up for Nadine, the main character, especially when she feels that there is no one on her side. This study focuses on how Nadine utters the rudeness through her language. Her utterances are analyzed with Culpeper rsquo s impoliteness model, Grice rsquo s conversational maxims, and Austin rsquo s speech act. The data are analyzed by determining the strategy and maxims used and the speech acts behind them. This study aims to determine to what extent the impoliteness strategy and the conversational maxims are used as well as their purpose in certain utterances. The findings of the study show that there are underlying meanings and purposes to the utterances which use the impoliteness strategy and flout the conversational maxims in certain context. By analyzing the conversations, it is evident that the rudeness in the language is not merely rudeness, but it rather has underlying meanings and purposes in each context. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rahma Haryanti
"Sebagai aplikasi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, Gojek memiliki pola tuturan tersendiri untuk dapat terkoneksi dengan penggunanya. Penelitian ini menganalisis tindak tutur ilokusi dan strategi kesantunan yang terdapat pada aplikasi Gojek. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta teori tindak tutur Searle (1976) dan kesantunan Brown dan Levinson (1987). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tindak tutur yang terdapat dalam aplikasi Gojek meliputi tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur direktif dalam Gojek mendominasi karena banyak digunakan untuk mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, termasuk dalam mengoperasikan aplikasi secara umum. Sementara itu, strategi kesantunan yang ditemui dalam aplikasi Gojek meliputi melakukan FTA tanpa tindak kesantunan, melakukan FTA dengan kesantunan positif, melakukan FTA dengan kesantunan negatif, serta melakukan FTA secara tidak langsung. Penerapan FTA dengan kesantunan positif menjadi strategi yang paling banyak digunakan dalam Gojek sebagai usaha untuk mengakomodasi keinginan pengguna serta membuat pengguna nyaman dalam menggunakan aplikasi ini.

As an application that is essential in daily life, Gojek has its own speech pattern to connect with its users. This research highlights the illocutionary speech acts and politeness strategies used in Gojek. The analysis is done using qualitative descriptive method with Searle’s (1976) theory of speech act and Brown and Levinson’s (1987) theory of politeness. The study shows that Gojek uses illocutionary acts in the form of representative, directive, commissive, expressive, and declarative acts. Directive speech acts in Gojek dominate as it is used to direct users to do certain actions, including in operating the app in general. Politeness strategies found in Gojek consist of doing FTA without redressive actions, doing FTA with positive politeness, doing FTA with negative politeness, and doing FTA off-record. Doing FTA with positive politeness is the most used strategy as it is a medium to accommodate users wants and make users comfortable in using the app."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>