Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thiofani Karin
"Penggunaan bahan bakar fosil dalam memenuhi kebutuhan listrik menyebabkan peningkatan emisi karbon dan pembentukan gas rumah kaca, sehingga dibutuhkan alternatif sumber listrik lain yang ramah lingkungan. Fuel cell merupakan perangkat yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik dan diharapkan dapat menggantikan bahan bakar fosil. Selain hidrogen, amonia merupakan bahan bakar yang populer untuk dikembangkan untuk fuel cell karena biaya produksinya lebih murah dibandingkan hidrogen dan tidak menghasilkan emisi karbon. Pada penelitian ini, nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) disintesa pada permukaan busa nikel sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia.  Sintesis dilakukan dengan rasio optimum Ni:Co (1:1) menggunakan metode solvotermal. Hasil karakterisasi FTIR, XRD dan SEM-EDX menunjukkan bahwa busa nikel termodifikasi nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74@NF) berhasil terbentuk. Studi elektrokimia NiCo MOF-74@NF dalam larutan elektrolit yang mengandung amonia menunjukkan densitas arus tertinggi sebesar 0.221 A, sedangkan penggunaan NiCo MOF-74@NF pada fuel cell amonia menunjukkan densitas daya tertinggi sebesar 97mW/cm2. Densitas daya ini 1,8  kali lebih besar dibandingkan busa nikel yang dimodifikasi dengan nikel kobalt tanpa struktur MOF (NiCo@NF) (54mW/cm2) dan 2,7 kali lebih besar dibandingkan dengan busa nikel tanpa modifikasi (35mW/cm2). Dengan demikiam, NiCo MOF-74@NF berpotensi digunakan sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia.

sources of electricity are needed. Fuel cells are devices that can convert chemical energy into electrical energy and are expected to replace the use of fossil fuels. Apart from hydrogen, ammonia is a popular fuel to be developed for fuel cells because it is cheaper and produces no carbon emissions. In this study, nickel cobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) was synthesized on the surface of nickel foam to be used as an electrode in an ammonia fuel cell. Synthesis was carried out with the optimum ratio of Ni:Co (1:1) using the solvothermal method. The results of characterization with FTIR, XRD and SEM-EDX showed that NiCo MOF-74@NF was successfully formed. Electrochemical studies of NiCo MOF-74@NF in an electrolyte solution containing ammonia showed the highest current density (0.221 A) and generate a power density of 97mW/cm2 in ammonia fuel cell. This result was 1.8 times greater than nickel cobalt modified nickel foam without MOF structure (NiCo@NF) (54mW/cm2) and 2,7 times better than unmodified nickel foam (35mW/cm2). Hence, NiCo MOF-74@NF has the potential to be used as an electrode in ammonia fueled fuel cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafid Thoyibi
"Bahan bakar fosil telah memainkan peran penting dalam pembangunan masyarakat, tetapi dampak lingkungan yang ditimbulkan dan keterbatasan sumber dayanya menunjukan perlunya dilakukan transisi menuju energi berkelanjutan. Sel bahan bakar berbasis hidrogen menghadapi tantangan dalam hal penyimpanan dan transportasi. Amonia muncul sebagai alternatif yang menjanjikan dengan kepadatan energi yang tinggi dan efisiensi biaya. Penelitian ini mengeksplorasi sintesis nikel oksida berpori (p-NiO) melalui metode anodisasi untuk meningkatkan luas permukaan dan stabilitasnya sebagai anoda dalam Direct Ammonia Fuel Cell (DAFC). Berdasarkan hasil karakterisasi FTIR dan UV-DRS, dapat dilihat bahwa p-NiO telah berhasil disintesis di atas permukaan Ni foil melalui metode anodisasi. Proses anodisasi dilakukan pada beberapa variasi potensial yaitu 5 V, 15 V, 30 V, 45 V, dan 60 V, dimana berdasarkan hasil uji elektrokima voltametri siklik dalam pengujian luas permukaan elektro-aktif dan eletro-oksidasi amonia, NiO-45 menunjukkan hasil yang optimum. Selanjutnya, uji performa NiO-45V sebagai anoda pada DAFC menunjukkan densitas tertinggi sebesar 429,25 μW cm-2. Hasil ini menunjukkan potensi NiO-45 sebagai elektroda pada DAFC.

Fossil fuels have played a crucial role in societal development, but their environmental impacts and limited availability necessitate a transition to sustainable energy sources. Hydrogen-based fuel cells face challenges in storage and transportation. Ammonia emerges as a promising alternative due to its high energy density and cost efficiency. This study explores the synthesis of porous nickel oxide (p-NiO) via anodization to enhance its surface area and stability as an anode in Direct Ammonia Fuel Cells (DAFC). Based on FTIR and UV-DRS characterizations, the anodization process successfully formed p-NiO on the Ni foil surface. Anodization was carried out at various potentials (5 V, 15 V, 30 V, 45 V, and 60 V). From cyclic voltammetry electrochemical tests on surface area and ammonia electro-oxidation, NiO-45 exhibited optimal results. Furthermore, the performance test of NiO-45 as an anode in ammonia fuel cells demonstrated the highest power density of 429.25 μW cm⁻². These findings indicate that NiO-45 has potential as an electrode in ammonia fuel cells"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Fajrina Ulfah
"Pada penelitian ini sintesa NiCo-LDH/MnO2 pada permukaan busa nikel dengan metode hidrotermal dan uji performanya sebagai elektroda pada superkapasitor tipe baterai telah berhasil dilakukan. Karakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDX menunjukkan bahwa terbentuk sistem mirip struktur hydrotalcite yang sesuai untuk struktur LDH dengan bentuk nanowire pada NiCo-LDH. Sedangkan MnO2 membentuk struktur birnessite yang secara teoritis memiliki luas permukaan dan porositas yang tinggi. Uji elektrokimia menggunakan teknik siklik voltametri menunjukkan nilai kapasitansi spesifik tertinggi pada busa nikel/NiCo-LDH/MnO2 sebesar 1506,23 F/g pada scanrate 10 mV/s. Sedangkan uji galvanostatic charge discharge menunjukkan performa terbaik busa nikel/NiCo-LDH/MnO2 pada densitas arus 1,5 A/g dengan nilai kapasitansi spesifik mencapai 2247,33 F/g, energi spesifik sebesar 63,21 Wh/kg, dan daya spesifik sebesar 337,5 W/kg. Selain itu, uji impedansi juga menunjukkan bahwa material ini memiliki resistansi yang baik berdasarkan Nyquist plot dengan nilai Rs dan Rct sebesar 1.814 Ω dan 2.208 Ω. Selanjutnya 2500 siklus pemuatan potensial berulang menunjukkan kestabilan yang baik dengan persen retensi kapasitas spesifik sebesar 88.2% .
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Mariana Tesa Ayudia Putri
"ABSTRAK
Kebutuhan akan listrik di Indonesia semakin meningkat, sementara bahan bakar fosil, yang selama ini menjadi sumber energi utama semakin menipis setiap tahunnya. Sumber energi pengganti yang lebih ramah lingkungan serta efisien sangat diperlukan. Fuel cell dapat mengkonversi energi kimia menjadi listrik, panas, dan air. Urea yang terdapat dalam urin merupakan salah satu komponen yang bisa digunakan sebagai bahan bakar fuel cell. Pada urea terdapat ikatan nitrogen-hidrogen yang mudah diputuskan dan menghasilkan dua molekul gas hidrogen. Apabila gas hidrogen tersebut dilepaskan maka akan menghasilkan listrik. Pada penelitian ini boron-doped diamond BDD termodifikasi dengan Nikel-Kobalt digunakan sebagai elektroda untuk produksi energi listrik dalam fuel cell. Modifikasi BDD dilakukan dengan teknik elektrodeposisi menggunakan 40 mM larutan Ni NO3 2 dan CoCl2 dengan perbandingan 4:1. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa densitas daya sebesar 0,1429 mW cm-1 dapat diperoleh selama satu jam pengukuran dalam suhu ruang. Hasil tersebut didapatkan ketika digunakan urea 0,33 mol L-1 dan KOH mol L-1 pada ruang anoda dan H2O2 2 mol L-1 dalam H2SO4 2 mol L-1 pada ruang katoda. Dengan menggunakan kondisi yang sama, pengujian urin sebagai pengganti urea pada ruang anoda menghasilkan daya sebesar 0,0003 mW cm-1.
"
"
"ABSTRACT
"
The need for electricity in Indonesia is increasing while fossil fuels, which have been the main source of energy, are depleting every year. Therefore it is necessary to find another energy sources that are more environmentally friendly and efficient. Fuel cells can convert chemical energy into electricity, heat, and water. Urea contained in urine is one component that can be used as fuel fuel cell. In urea there is an easy to devide nitrogen hydrogen bond, which produces two molecules of hydrogen gas. When the hydrogen gas is released it will generate electricity. In this study, nickel cobalt modified BDD was employed as an electrode to produce electrical energy in the fuel cell. The modification was performed by electrodeposition using 40 mM Ni NO3 2 and CoCl2 solutions in a ratio of 4 1. The power density of 0.1429 mW cm 1 in one hour measurement at a room temperature. The results were obtained when 0.33 mol L 1 urea in 2 mol L 1 KOH was used as a fuel in in the anode chamber, while 2 mol L 1 H2O2 in 2 mol L 1 H2SO4 was used in the cathode chamber. Replacing of urea with urine in the anodic chamber produces a power of 0.0003 mW cm 1."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yola Yolanda
"Fuel cell urea membutuhkan katalis berbasis logam Ni. Tetapi logam Ni memiliki sifat over potensial yang tinggi sehingga menurunkan efisensi fuel cell. Doping dengan MnO2 dapat menurunkan over potensial Ni. Oleh karena itu pada penelitian ini NiMn2O4 dideposisi dengan metode hidrotermal pada permukaan busa nikel untuk digunakan sebagai katalis pada anoda fuel cell urea. Pendeposisian dilakukan pada struktur busa nikel yang berpori menggunakan larutan Mn(NO3)2.6H2O dan Ni(NO3)2.6H2O sebagai prekusor nikel dan mangan dengan kehadiran urea. Reaksi dilakukan autoclave dan dipanaskan di dalam furnace dengan suhu 180° C selama 24 jam. Dilanjtkan dengan annealing pada 400° C selama 2 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa busa nikel telah berhasil dimodifikasi dengan NiMn2O4. NiMn2O4/busa nikel menunjukkan densitas arus yang baik untuk fuel cell urea berdasarkan hasil cyclic voltammetry. Variasi konsentrasi prekusor nikel dan mangan pada rasio 1:1 menunjukkan hasil terbaik dengan densitas arus sebesar 206.453 mA cm-2 didalam larutan 2 M KOH dan 0.33 M Urea. Aplikasi pada Direct Urea Fuel Cell menunjukkan densitas daya yang dihasilkan adalah 0.304 mW cm-2 dengan mengunakan larutan 2 M KOH dan 0.33 M Urea dalam anoda dan larutan 2 M H2O2 dan 2 M H2SO4 pada katoda.

ABSTRACT
Urea fuel cells require a Ni metal-based catalyst. However, Ni metal has high over potential properties, thus reducing fuel cell efficiency. Doping with MnO2 can reduce the over potential of Ni. Therefore, in this study NiMn2O4 was deposited by hydrothermal method on the surface of nickel foam to be used as a catalyst in the urea fuel cell anode. The deposition was carried out on the porous nickel foam structure using a solution of Mn(NO3)2.6H2O and Ni(NO3)2.6H2O as a precursor to nickel and manganese in the presence of urea. The reaction is autoclaved and heated in a furnace at 180 ° C for 24 hours. Continued with annealing at 400 ° C for 2 hours. The results showed that nickel foam was successfully modified with NiMn2O4. NiMn2O4 / nickel foam shows good current density for urea fuel cells based on cyclic voltammetry results. The variation in the concentration of nickel and manganese precursors at a 1: 1 ratio showed the best results with a current density of 206,453 mA cm-2 in a 2 M KOH solution and 0.33 M Urea. Application to the Direct Urea Fuel Cell shows that the resulting power density is 0.304 mW cm-2 using a 2 M KOH solution and 0.33 M Urea in the anode and a 2 M H2O2 and 2 M H2SO4 solution at the cathode.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Maulana Ichsan
"ABSTRAK
Fuel cell menjadi sorotan utama sebagai sumber energi alternatif karena mampu mengubah energi kimia menjadi listrik, panas, dan air. Urea, sebagai salah satu komponen utama dalam urin, merupakan salah satu bahan bakar yang dapat digunakan dalam sistem fuel cell karena memiliki densitas energi paling besar dibanding dengan molekul pembawa hidrogen umum lainnya. Pada penelitian ini, boron-doped diamond BDD dimodifikasi dengan paduan logam nikel-kobalt untuk digunakan sebagai elektroda dalam sistem fuel cell. Modifikasi BDD dilakukan dengan metode pembibitan serta elektrodeposisi Ni NO3 2 dan CoCl2 dengan variasi perbandingan mol Ni dan Co sebesar 9:1; 7:3; 6:4; 5:5. Elektroda yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX dan XPS. Karakterisasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa elektroda telah berhasil dimodifikasi dengan persen berat nikel sebesar 0,15 w/w pada Ni-BDD, kobalt sebesar 0,25 w/w pada Co-BDD. Kemudian pada elektroda NiCo-BDD 9:1; 7:3; 6:4; dan 5:5 berturut-turut, teramati nikel:kobalt sebesar 0,64 :0,04 w/w ; 0,47 :0,19 w/w ; 0,48 :0,01 w/w ; 0,44 :0,22 w/w. Sementara dengan XPS didapat nikel sebanyak 3,48 pada Ni-BDD, kobalt sebanyak 0,405 sebanyak Co-BDD, nikel:kobalt sebanyak 1,55 :0,428 ; 0,49 :0,226 ; 0,864 :0,594 ; dan 0,491 :0,364 untuk NiCo-BDD 9:1; 7:3; 6:4; dan 5:5 berturut-turut. Didapatkan densitas daya terbesar untuk elektroda NiCo-BDD 7:3 sebesar 0,12001 mW/cm2 ketika digunakan urea 0,33 M dan 0,12257 mW/cm2 ketika digunakan sampel urin.

ABSTRACT
Fuel cell becomes the main highlight for the alternative energy because it converts chemical energies into electricity, heat, and water. Urea, as one of the main components in urine, can be used as a fuel in the fuel cell system because it has the highest energy density compared to other common hydrogen carriers. In this study, boron doped diamond BDD was modified with nickel cobalt then used as electrode in the fuel cell system. The modification was done by seeding and electrodeposition methods with Ni NO3 2 and CoCl2 with Ni and Co mol ratios of 9 1 7 3 6 4 and 5 5. The modified electrodes, were characterized with SEM EDX and XPS. SEM EDX characterization showed that the electrodes were modified successfully with nickel mass percentage of 0,15 w w on Ni BDD, cobalt of 0,25 w w on Co BDD, nickel cobalt of 0,64 0,04 w w 0,47 0,19 w w 0,48 0,01 w w 0,44 0,22 w w on NiCo BDD 9 1 7 3 6 4 and 5 5 respectively. Further characterization with XPS showed nickel percentage of 3,48 on Ni BDD, cobalt of 0,405 on Co BDD, nickel cobalt of 1,55 0,428 0,49 0,226 0,864 0,594 dan 0,491 0,364 on NiCo BDD 9 1 7 3 6 4 and 5 5 respectively. Highest power density of 0,12001 mW cm2 was obtained with NiCo BDD 7 3 electrode using 0,33 M urea and 0,12257 mW cm2 using urine sample."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyah
"Penelitian ini melakukan pengembangan sistem microbial fuel cell (MFC) dengan menggunakan elektroda busa karbon termodifikasi AuNP dan terfungsionalisasi mercapto benzoic acid (MBA). Elektroda busa karbon termodifikasi AuNP berhasil disintesis melalui metode hidrotermal. Hasil ini dikonfirmasi oleh analisis UV-Visible Spectrometer (UV-Vis), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil analisis menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan ukuran AuNP yang didapat yaitu sekitar 50 nm dengan distribusi yang bersifat polydisperse dan memiliki bentuk nanopartikel sphere yang dikonfirmasi melalui Transmission Electron Microscopy (TEM). Studi awal elektrokimia dengan metode Cyclic Voltammetry (CV) dengan rentang potensial -1,5 sampai 1,8 dengan scan rate 10 mV/s dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa elektroda busa karbon termodifikasi memiliki sifat elektro aktif terhadap glukosa, yang merupakan substrat atau bahan bakar pada sistem MFC ini. Kinerja MFC dievaluasi dengan menggunakan kurva polarisasi dan didapatkan hasil bahwa elektroda busa karbon termodifikasi AuNP terfungsionalisasi MBA memiliki nilai densitas arus dan daya yang lebih tinggi yaitu 1226, 93 mA/m2 dan 223,91 mW/m2 dibandingkan dengan elektroda tanpa fungsionalisasi yaitu  392,29 mA/ m2 dan 109,14 mW/ m2. Selain itu, studi Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dilakukan untuk mengetahui besarnya hambatan pada sistem MFC sehingga peyimpangan produksi daya dapat diketahui. 

This study developed a microbial fuel cell (MFC) system using carbon foam electrodes modified with AuNP and mercapto benzoic acid (MBA) functionalization. AuNP modified carbon foam electrodes were successfully synthesized by hydrothermal method. These results were confirmed by analysis of UV-Vis, XRD, FTIR, and SEM. The results of the analysis using the Particle Size Analyzer (PSA) show that the AuNP size obtained is around 50 nm with a polydisperse distribution and has a sphere nanoparticle shape confirmed by TEM. Initial electrochemical studies were conducted with the Cyclic Voltammetry (CV) method with a potential range of -1.5 to 1.8 and a scan rate of 10 mV/s were carried out to confirm that the modified carbon foam electrodes have electro-active properties against glucose, the substrate or fuel in this MFC system. MFC performance was evaluated using polarization curves and the results showed that the MBA functionalized AuNP modified carbon foam electrode had higher current density and power values, 1226, 93 mA/m2 and 223.91 mW/m2 compared to the electrode without functionalization, namely 392.29. mA/m2 and 109.14 mW/m2. In addition, an Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) study was conducted to determine the amount of resistance in the MFC system so that deviations in power production could be identified."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triwahyuni Bintang Anugerah
"Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat. Hal ini menyebabkan perlunya alternatif penghasil energi listrik yang ramah lingkungan. Microbial fuel cell (MFC) merupakan salah satu alternatif penghasil energi listrik yang cukup menjanjikan. Pada penelitian ini dilakukan preparasi untuk sistem microbial fuel cell (MFC) dengan menggunakan elektroda busa karbon yang dimodifikasi nanopartikel emas dan difungsionalisasikan dengan mercapto acetic acid (MAA). Elektroda busa karbon dimodifikasi nanopartikel emas berhasil disintesis melalui metode hidrotermal menggunakan HAuCl4 dan trisodium sitrat. Berdasarkan hasil karakterisasi larutan hidrotermal menggunakan UV-Visible Spectrometer (UV-Vis) dan Transmission Electron Microscopy (TEM) menunjukkan bahwa nanopartikel emas berhasil disintesis dan juga hasil karakterisasi elektroda dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan elektroda berhasil dimodifikasi menggunakan AuNP dan MAA. Studi awal elektrokimia dengan metode Cyclic Voltammetry (CV) dengan rentang potensial -1,5 sampai 1,3 dengan scan rate 10 mV/s dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa elektroda busa karbon termodifikasi memiliki sifat elektro aktif terhadap glukosa, yang merupakan substrat atau bahan bakar pada sistem MFC ini. Kinerja MFC dievaluasi dengan menggunakan kurva polarisasi dan didapatkan hasil bahwa elektroda busa karbon yang dimodifikasi nanopartikel emas serta difungsionalisasikan dengan MAA (CF/Au-MAA) menghasilkan densitas arus dan densitas daya sebesar 4470,47 mW/m2 dan 813,6 mW/m2 sedangkan untuk elektroda busa karbon/emas (CF/Au) densitas arus dan densitas daya sebesar 392,48 mA/m2 dan 225,6 mW/m2

The need for electrical energy is increasing. This causes the need for an alternative to produce electrical energy that is environmentally friendly. Microbial fuel cell (MFC) is a promising alternative for producing electrical energy. In this study, a microbial fuel cell (MFC) system was prepared using carbon foam electrodes modified with gold nanoparticles and functionalized with mercapto acetic acid (MAA). Gold nanoparticle modified carbon foam electrode was successfully synthesized by hydrothermal method using HAuCl4 and trisodium citrate. Based on the results of characterization of hydrothermal solutions using UV-Visible Spectrometer (UV-Vis) and Transmission Electron Microscopy (TEM), it shows that gold nanoparticles were successfully synthesized and also the results of electrode characterization using X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Scanning Electron Microscope (SEM) showed that the electrodes were successfully modified using AuNP and MAA. Early electrochemical studies using the Cyclic Voltammetry (CV) method with a potential range of -1.5 to 1.3 with a scan rate of 10 mV/s were carried out to confirm that the modified carbon foam electrodes have electro-active properties against glucose, which is the substrate or fuel in this MFC system. The performance of MFC was evaluated using a polarization curve and the results showed that the carbon foam electrode modified with gold nanoparticles and functionalized with MAA (CF/Au-MAA) resulted in a current density and power density of 4470.47 mW/m2 and 813.6 mW/m2 while for carbon foam/Au electrodes (CF/Au) the current density and power density are 392.48 mA/m2 and 225.6 mW/m2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanzhola Gusman Riyanto
"Ketergantungan Indonesia pada energi fosil membuat produksi minyak bumi dalam negeri turun drastis sejak tahun 2001 silam sedangkan kebutuhan energi terus meningkat. Selain itu, penggunaan energi fosil dapat menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu energi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah tersebut. Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, elektroda boron-doped diamond digunakan sebagai elektroda kerja dan khamir Candida fukuyamaensis digunakan sebagai biokatalis pada sistem MFC. Untuk memperoleh energi listrik yang optimum dilakukan variasi pH pada kompartemen anoda dari pH 6,5-7,5 dan variasi konsentrasi mediator dari 10-100 μM. Energi listrik maksimum yang dihasilkan sebesar 396,2 mW/m2 dan 310 mA/m2 pada kondisi pH 7,5 dengan konsentrasi mediator 10 μM.

The dependency of fossil energy in Indonesia may cause crude oil production decreased drastically since 2001, while energy consumption increased. In addition, The use of fossil energy can cause several environment problems. Therefore, we need a alternative energy that environment friendly as solution for these problems. Microbial fuel cell is one of prospective alternative energy source to be developed and environment friendly. In this study, Boron-doped diamond electrode was used as working electrode and Candida fukuyamaensis as biocatalyst in microbial fuel cell. Different pH of anode compartmen (pH 6,5-7,5) and mediator consentration (10-100 μM) was used to produce electricity optimally. The maximum power and current density 396,2 mW/m2 and 310 mA/m2, for MFC using pH 7,5 at anode compartment and methylene blue concentration at 10 μM respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Mariana Tesa Ayudia Putri
"Fuel cell urea menarik dikembangkan karena karakteristik dari urea, seperti non-toxic, tidak mudah terbakar, serta merupakan salah satu penyusun limbah terbesar, yaitu urin. Untuk meningkatkan efisiensi dari fuel cell urea/H2O2, diperlukannya suatu katalis anoda. Nikel dikenal sebagai katalis yang baik serta memiliki energi aktivasi yang baik pula pada medium basa. Umumnya paduan antara nikel dengan metal lain dilakukan untuk meningkatkan stabilitas serta meningkatkan aktivitas katalitiknya. Pada penelitian ini, bimetal nikel-kobalt, nikel-mangan, nikel-tembaga, dan nikel-zinc dideposisi pada permukaan boron-doped diamond (BDD) untuk dijadikan sebagai katalis anoda pada fuel cell urea/H2O2. Karakterisasi dengan menggunakan SEM dan XPS menunjukkan bahwa partikel bimetal tersebut telah terdeposisi secara merata di atas permukaan BDD. Optimasi membran penukar ion, konsentrasi KOH sebagai medium basa pada urea, serta variasi komposisi perbandingan bimetal menunjukkan hasil terbaik pada penggunaan NiMn-BDD sebagai katalis anoda dengan densitas daya sebesar 0,712 mW cm-2 pada potensial sebesar 0,339 V vs SHE dan densitas arus sebesar 2,107 mA cm-2. Membran yang digunakan adalah penukar anion dengan elekrolit KOH 3 M dan perbandingan antara nikel dan mangan sebesar 4:1. Stabilitas yang baik diperoleh pada pengaplikasian selama tiga jam dengan rata-rata potensial diperoleh sebesar 0,5461 V vs SHE.

Urea fuel cell is very interesting to be developed because of the characteristics of urea, such as non-toxic, non-flammable, and it is one of the biggest waste compilers, urine. To increase the efficiency of the urea/H2O2 fuel cell, an anode catalyst is needed. Nickel is known as a good catalyst and has a good activation energy in alkaline medium. Generally, the alloy or bimetal of nickel and other metals are done to increase the stability and the catalytic activity of nickel. In this study, bimetallic nickel-cobalt, nickel-manganese, nickel-copper and nickel-zinc deposited on the surface of boron-doped diamond (BDD) are investigated as an anode catalyst in urea/H2O2 fuel cells. Characterization using SEM-EDX and XPS shows that the bimetal particles have been deposited quite homogenously on the surface of BDD. Optimation of the ion exchange membrane, KOH concentration as a base medium on urea, and composition's ratio of bimetal showed the best result can be obtained using NiMn-BDD as an anode catalyst with a power density of 0.712 mW cm-2 at a potential of 0.339 V vs SHE and a current density of 2.107 mA cm-2. The membrane used is an anion exchange membrane using 3 M KOH and a 4: 1 ratio between nickel and manganese. Good stability was obtained for three hours of application with an average potential obtained of 0.5461 V vs SHE."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>