Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrianto Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya berbagai macam respons ikan karang yang berbeda terhadap Uji Antifeedant ekstrak kasar Stylissa massa dari Pulau Pramuka dan ekstrak kasar Stylissa massa Pulau Rambut. Menguji efektivitas Antifeedant dari masing-masing ekstrak kasar Stylissa massa. Uji Antifeedant dilakukan dengan menggunakan pakan perlakuan yang mengandung ekstrak kasar Stylissa massa serta pakan tanpa ekstrak kasar Stylissa massa sebagai kontrol, dalam bentuk kubus jeli 1 cm3 yang dikaitkan pada tali pancing. Pakan tersebut kemudian diujikan pada ikan di terumbu
karang dan diamati respons ikan karang terhadap ekstrak kasar Stylissa massa serta dihitung jumlah .pakan yang dimakan dan tidak. Hasil uji statistik Chi-square pada taraf signifikasi (α) 0,01 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pakan perlakuan pada ketidaksukaan makan ikan.Berdasarkan hal tersebut maka ekstrak kasar Stylissa
massa Pulau Pramuka dan Stylissa massa Pulau Rambut positif memiliki aktivitas Antifeedant terhadap ikan karang dan terdapat berbagai variasi respons ikan karang terhadap ekstrak kasar Stylissa massa Pulau Pramuka dan Stylissa massa Pulau Rambut.
Diketahui bahwa Pulau Rambut dan Pulau Pramuka tercemar akan logam berat. Hasil analisis uji logam berat terbukti ekstrak kasar Stylissa massa Pulau Pramuka dan Pulau Rambut tercemar logam berat. Kadar logam berat mempengaruhi respons ikan terhadap pakan perlakuan.

This study aims to determine the various responses of different reef fishes to the
Antifeedant Test of Stylissa massa raw extract from Pramuka Island and Stylissa massa raw extract from Rambut Island. Test the Antifeedant effectiveness of each of the Stylissa massa raw extracts. The antifeedant test was carried out using treated feed containing
Stylissa massa raw extract and feed without Stylissa massa raw extract as a control, in
the form of 1 cm3 jelly cubes attached to a fishing line. The feed was then tested on fish on coral reefs and observed the response of reef fish to Stylissa massa raw extract and the amount of feed that was eaten and not counted. The results of the Chi-square statistical
test at the significance level (α) 0.01 showed that there was an effect of feeding treatment
on fish eating dislike. Based on this, the Stylissa massa raw extract from Pramuka Island and Stylissa massa raw extract of Rambut Island had positive antifeedant activity against reef fishes There were various variations in the response of reef fish to the Stylissa massa raw extract from Pramuka Island and Stylissa massa raw extract from Rambut island. It is known that Rambut Island and Pramuka Island are polluted with heavy metals. The result of heavy metal test analysis proved that the Stylissa massa raw extract of Pramuka Island and Stylissa massa raw extract of Rambut Island was contaminated with heavy metals. Heavy metal content affects fish responses to treated feed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiyya Nasywa
"Penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menguji aktivitas antifeedant dan mengamati respons ikan karang pada uji antifeedant ekstrak kasar spons Axinyssa sp. telah dilakukan pada tanggal 3--11 Mei 2017 di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel spons Axinyssa sp. diekstrak dengan menggunakan metanol, kemudian dicampurkan dengan jeli dan pelet komersil pada konsentrasi yang sama dengan konsentrasi alaminya yaitu 29 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan terhadap pelet pakan kontrol dan perlakuan di rataan terumbu karang di dekat Dermaga Pulau Pramuka pada kedalaman 3--4 m.
Hasil analisis data menggunakan uji statistik chi-square pada taraf signifikansi 0,01 menunjukkan bahwa ekstrak kasar spons Axinyssa sp. memiliki aktivitas antifeedant dan menunjukkan respons yang spesifik pada ikan-ikan karang meliputi respons ikan karang yang mengalami kontak dengan pelet pakan perlakuan, dan respons ikan karang yang tidak mengalami kontak dengan pelet pakan perlakuan.

An experimental study aimed at testing antifeedant activity and observing the response of reef fishes on antifeedant assay of crude extract from Axinyssa sp. sponge was conducted on May 3rd 11th 2017 in Pramuka Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. The Axinyssa sp. sponge sample was extracted by using methanol, then mixed with jelly and commercial pellets at the same concentration with its natural concentration of 29 mg mL. The antifeedant assay was performed on control feed pellets and treatments on the coral reef near the Pramuka Island Pier at a depth of 3 4 m.
The result of data analysis using chi square statistic test at significance level of 0,01 indicates that Axinyssa sp. sponge crude extract has antifeedant activity and shows specific responses to reef fishes including response of reef fishes contact with feed treatment pellets, and response of reef fishes that are not in contact with feed treatment pellets.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianto Setiawan
"Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adanya berbagai macam respons ikan karang yang berbeda terhadap Uji antifeedant ekstrak kasar Phyllidiella nigra telah dilakukan 4 Mei sampai 10 Mei 2017 di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dan menguji efektifitas antifeedant Ekstrak kasar metanol Phyllidiella nigra terhadap ikan karang di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel Phyllidiella nigra diekstrak dengan methanol dan menghasikan kadar ekstrak sebesar 4,4 . Uji antifeedant dilakukan dengan menggunakan pakan perlakuan yang mengandung ekstrak kasar Phyllidiella nigra serta pakan tanpa ekstrak kasar Phyllidiella nigra sebagai kontrol, dalam bentuk kubus jeli 1 cm3 yang dikaitkan pada tali pancing. Pakan tersebut kemudian diujikan pada ikan di terumbu karang dengan kedalaman 3--4 meter dan diamati respons ikan karang terhadap ekstrak kasar Phyllidiella nigra serta dihitung jumlah pakan yang dimakan dan tidak. Hasil uji statistik Chi-kuadrat pada taraf signifikasi ? 0,01 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pakan perlakuan pada ketidaksukaan makan ikan. Berdasarkan hal tersebut maka ekstrak kasar Phyllidiella nigra positif memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan karang dan terdapat berbagai macam respons ikan karang terhadap ekstrak kasar Phyllidiella nigra.

This study aimed to identify the difference of reef fish responses to the antifeedant test of Phyllidiella nigra raw extract has been done from 4 May to 10 May 2017 in Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta and the level of Phyllidiella nigra raw extract antifeedant effectiveness of reef fish Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Phyllidiella nigra samples were extracted with methanol and yielded a 4.4 extract content. An antifeedant test was performed using a diet containing Phyllidiella nigra extract and feed without Phyllidiella nigra raw extract as a control, in the form of 1 of jelly cube that is resistant to the fishing line. The feed was then tested on fish in coral reefs within 3 4 meters depth and see the response of reef fish to the raw extract of Phyllidiella nigra and calculated the amount of eaten feed and not. Chi square statistic test results at the significance level 0.01 indicates the presence of food inequality. Based on the explanation above, the raw extract of Phyllidiella nigra positively has antifeedant activity against reef fish and there are various responses of reef fish to the raw extract of Phylidiella nigra."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eureka Amadea
"Phyllidiella pustulosa merupakan Nudibranch yang minim pertahanan fisik dan menggunakan senyawa kimiawi sebagai bentuk pertahanan diri. Pengujian antifeedant ekstrak kasar Phyllidiella pustulosa telah dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta untuk mengetahui respons ikan karang secara spesifik terhadap uji tersebut. Sampel Phyllidiella pustulosa diambil sebanyak 81 individu dengan volume 153,5 mL dan diekstrak dengan metanol. Ekstrak kasar yang diperoleh yaitu sebanyak 9,04 g dengan konsentrasi fisiologis 60 mg/mL. Hasil analisis Chi-Square ? = 0,01 menunjukkan adanya aktivitas antifeedant terhadap ikan karang. Spesies ikan Chromis verator, Acanthochromis polychantus, dan Amblyglyphidodon aureus mampu mentolerir dan memakan pakan uji walau dalam jumlah sangat sedikit.

Phyllidiella pustulosa is a Nudibranch which has limited physical defense, thus it uses chemical metabolites to defend itself. Experimental study to assess the antifeedant effect of crude extract of Phyllidiella pustulosa was carried out at Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta to observe specific reef fish response. Phyllidiella pustulosa were collected as much as 81 individuals with volume of 153.5 mL and extracted using methanol. Crude extract yielded was 9.04 g with physiological concentration of 60 mg mL. Chi square analysis 0,01 result showed antifeedant activities toward reef fish. The Species Chromis verator, Acanthochromis polychantus, and Amblyglyphidodon aureus, were able to tolerate and eat some treatment assays although it was very few in numbers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firli Rahman Hakim Fauzi
"Synaptula reticulata merupakan timun laut berdinding tubuh tipis dan memiliki warna kontras. Uji antifeedant ekstrak kasar Synaptula reticulata telah dilakukan pada tanggal 6-14 November di kedalaman 3-5 m Perairan Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel Synaptula reticulata berjumlah 171 individu dan dilarutkan dengan metanol. Persentase ekstrak kasar Synaptula reticulata yang didapat sebesar 8% dan memiliki konsentrasi fisiologis 40 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan dengan membandingkan respon makan ikan karang terhadap pakan uji dan pakan kontrol. Pakan uji adalah ekstrak kasar Synaptula reticulata yang dicampur jelly dan pelet komersil.
Pakan kontrol adalah campuran jelly dan pelet komersil tanpa dicampurkan ekstrak kasar Synaptula reticulata. Jumlah pakan uji yang dimakan sebanyak 3%, sedangkan jumlah pakan kontrol yang dimakan sebanyak 63%. Hasil uji statistik Chi-kuadrat pada tingkat kepercayaan 99% menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar Synaptula reticulata berhubungan dengan respon makan ikan karang. Keeratan hubungan tersebut kuat, berdasarkan uji korelasi cremer (C = 0,63) terutama terhadap ikan karang family Pomacentridae dan Laberidae.

Synaptula reticulata is sea cucumber that has thin body wall with contrasting color. Antifeedant activity assay from crude extract of Synaptula reticulata was conducted on 6th--10th November 2018 in 3--5 m of depth Pramuka Island water, Kepulauan Seribu National Park, DKI Jakarta. 171 individual Synaptula reticulata were collected and extracted using methanol. Crude extract percentage of Synaptula reticulata was 8% with a physiologycal concentration of 40 mg/mL. Antifeedant assay was done by comparing between coral reef fish feeding response to artificial test food and control food. Test food ware constitute of crude extract of Synaptula reticulata, jelly and pellet.
Control food contained jelly and pellet only. The amount of test food eaten as much as 3%, while the amount of control food eaten as much as 63%. Chi-Square analysis with confidence level of 0,01 showed that crude extract of Synaptula reticulata was correlated with feeding response of reef fishes. Cramer correlation test showed that crude extract Synaptula reticulata strongly related with feeding response of the treatments on reef fishes, with correlation value of 0,6.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firli Rahman Hakim Fauzi
"Synaptula reticulata merupakan teripang dengan dinding tubuh yang tipis dan memiliki warna yang kontras. Uji antifeedant ekstrak kasar Synaptula reticulata dilakukan pada tanggal 6-14 November pada kedalaman 3-5 m di perairan Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel Synaptula reticulata berjumlah 171 individu dan dilarutkan dalam metanol. Persentase ekstrak kasar Synaptula reticulata yang diperoleh sebesar 8% dan memiliki konsentrasi fisiologis 40 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan dengan membandingkan respon ikan karang terhadap pakan uji dan pakan kontrol. Pakan uji adalah ekstrak kasar Synaptula reticulata yang dicampur dengan jelly dan pellet komersial. Pakan kontrol adalah campuran jelly dan pellet komersial tanpa campuran ekstrak kasar Synaptula reticulata. Jumlah pakan uji yang dimakan adalah 3%, sedangkan jumlah pakan kontrol yang dimakan adalah 63%. Hasil uji statistik Chi-kuadrat pada tingkat kepercayaan 99% menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar Synaptula reticulata berhubungan dengan respon makan ikan karang. Hubungan tersebut kuat, berdasarkan uji korelasi Cremer (C = 0,63), terutama untuk ikan karang dari famili Pomacentridae dan Laberidae.

Synaptula reticulata is a sea cucumber with a thin body wall and has a contrasting color. Antifeedant test of Synaptula reticulata crude extract was carried out on November 6-14 at a depth of 3-5 m in the waters of Pramuka Island, Seribu Islands National Park, DKI Jakarta. Samples of Synaptula reticulata totaled 171 individuals and dissolved in methanol. The percentage of Synaptula reticulata crude extract obtained was 8% and had a physiological concentration of 40 mg/mL. Antifeedant test was carried out by comparing the response of reef fish to the test feed and control feed. The test feed was a crude extract of Synaptula reticulata mixed with commercial jelly and pellets. The control feed was a mixture of commercial jelly and pellets without a mixture of Synaptula reticulata crude extract. The amount of test feed eaten was 3%, while the amount of control feed eaten was 63%. The results of the Chi-squared statistical test at the 99% confidence level showed that the administration of Synaptula reticulata crude extract was associated with the feeding response of reef fish. The relationship was strong, based on the Cremer correlation test (C = 0.63), especially for reef fish from the Pomacentridae and Laberidae families."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatin Nabilah
"Pertahanan hidup dilakukan oleh tiap organisme agar dapat terhindar dari kepunahan. Pada organisme laut, bentuk pertahanan diri ada tiga macam, dimana khususnya pada hewan dari filum Echinodermata yang menggunakan senyawa metabolit sekunder sebagai bentuk pertahanan dirinya. Tujuan dari penelitian berikut untuk mengetahui perilaku makan spesifik ikan karang terhadap pakan uji yang mengandung ekstrak Holothuria atra yang berbeda konsentrasinya telah dilakukan pada tanggal 8-14 November 2018 di Perairan Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Proses yang dijalani yaitu ekstrasi menggunakan metanol dan menghasilkan persentase ekstrak kasar sebesar 0,56% dan memiliki konsentrasi fisiologis yang mengacu pada penelitian terdahulu yaitu 8 mg/mL. Proses pengujian dilakukan dengan memberikan pakan uji yang mengandung ekstrak kasar Holothuria atra yang telah dicampur oleh jeli dan pelet ikan sebanyak 4 set dengan komposisi set terdiri dari kontrol, pakan dengan ekstrak 0,5% dari konsentrasi fisiologis, pakan dengan ekstrak 1% dari konsentrasi fisiologis dan pakan dengan ekstrak 2% dari konsentrasi fisiologis. Uji perilaku makan ikan karang dilakukan di rataan terumbu karang pada tujuh titik berbeda di kedalaman 3-5 meter. Hasil uji statistik Chi-Kuadrat pada taraf signifikasi (α) 0,01 menyatakan bahwa ada perbedaan perilaku makan ikan karena perbedaan konsentrasi pakan yang digunakan dan untuk membuktikan keeratan hubungan, digunakan uji Cramer yang menunjukkan bahwa dengan nilai 0,316 dan uji ANOVA sebagai uji akhir yang pula menyatakan bahwa perilaku makan ikan karang berbeda pada masing-masing pakan yang berbeda konsentrasinya.

Life defense is carried out by each organism in order to avoid extinction. In marine organisms, there are three types of self-defense, especially in animals from phylum Echinodermata that use secondary metabolites as a form of defense.The research was purposed to know specific fish feeding behavior towards the fish food that contains different concentrations of crude extract of Holothuria atra. It was conducted on 8th until 14th November 2018 in Pramuka Island Waters, Kepulauan Seribu National Park, DKI Jakarta. The process begun with extractions of specimen using methanol to yield the 0,56% of crude extract that is equal to 8 mg/mL of physiological concentration. The fish feeding behavior assay was conducted by using artificial foods which is contained Holothuria atras crude extract mixed with jelly and fish pellets and it is made into 4 sets. Those sets composed with control, fish pellet mixed with 0,5% crude extract from physiological concentration, fish pellet mixed with 1% crude extract from physiological concentration and fish pellet mixed with 2% crude extract from physiological concentration. This field experiment conducted above the coral reefs on 7 different spots at 3-5 meter depth. Chi-square analysis (α=0,01) showed that there is difference feeding behaviour of reef fishes based on different of concentration in fish pellet. Another test used as in Cramer test to see the close relation and the result showed 0,316 and for ANOVA test showing that there is also different fish feeding behaviour as well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amara Sausan Qotrunnada
"Tambak Blanakan merupakan kawasan budidaya perikanan yang berada di daerah pesisir Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kawasan di sekitar tambak merupakan tempat padat aktivitas yang berpotensi menyebabkan kontaminasi logam berat masuk ke dalam perairan tambak. Logam berat yang masuk dapat memengaruhi organisme akuatik seperti ikan. Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan salah satu ikan budidaya yang dikonsumsi oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam berat kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) pada sedimen dan ikan mujair Oreochromis mossambicus, serta menentukan nilai Bioconcentration Factor (BCF) logam Cd dan Cu pada ikan mujair di tambak Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penentuan lokasi pengambilan sampel dengan metode purposive sampling pada tiga stasiun dengan tiga titik, yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel sedimen diambil sebanyak 500 g pada setiap titik dari ketiga stasiun dan sampel ikan mujair diambil sebanyak 5 ekor pada tiap stasiun dengan berat berkisar antara 50–150 g. Sampel sedimen dikeringkan sebanyak 200 g dan sampel bagian daging ikan mujair diambil sebanyak 100 g/stasiun sebelum dianalisis kandungan logam berat. Logam berat kadmium pada sedimen dan ikan mujair dianalisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) dan Inductively Coupled Plasma (ICP), sedangkan logam berat tembaga pada kedua sampel dianalisis dengan AAS. Hasil analisis kandungan logam tembaga pada sedimen rata-rata berkisar antara 5,54–8,31 ppm, sedangkan analisis logam tembaga pada ikan mujair rata-rata sebesar 2,05 ppm. Hasil analisis kandungan logam kadmium baik pada sedimen maupun ikan mujair tidak terdeteksi (not detected). Nilai BCF logam tembaga adalah BCF<1, menunjukkan bahwa ikan mujair di tambak Blanakan termasuk dalam kategori dekonsentrator.

Blanakan ponds is an aquaculture area located in the coastal area of Subang Regency, West Java. The area around the pond is a dense place of activity that has the potential to cause heavy metal contamination to enter the pond waters. Heavy metals that enter can affect aquatic organisms such as fish. Mozambique tilapia (Oreochromis mossambicus) is one of the cultivated fish that is consumed by humans. This study aims to determine the content of heavy metals cadmium (Cd) and copper (Cu) in sediment and Mozambique tilapia Oreochromis mossambicus, as well as determine the value of the Bioconcentration Factor (BCF) of Cd and Cu metals in Mozambique tilapia in Blanakan ponds, Subang Regency, West Java. Determination of the sampling location by purposive sampling method at three stations with three points, namely inlet, midlet, and outlet. Sediment samples were taken as much as 500 g at each point from the three stations and samples of Mozambique tilapia were taken as many as 5 fish at each station with a weight ranging from 50–150 g. Sediment samples were dried as much as 200 g and samples of Mozambique tilapia meat were taken as much as 100 g/station before being analyzed for heavy metal content. Cadmium heavy metal in sediment and Mozambique tilapia was analyzed by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) and Inductively Coupled Plasma (ICP), while copper heavy metal in both samples was analyzed by AAS. The results of the analysis of copper metal content in sediments averaged between 5.54–8.31 ppm, while the analysis of copper metal in Mozambique tilapia averaged 2.05 ppm. The results of the analysis of the metal content of cadmium in both sediment and Mozambique tilapia were not detected. The BCF value of the copper metal is BCF <1, indicating that the Mozambique tilapia in the Blanakan ponds are included in the deconcentrator category."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Priansari
"ABSTRAK
Penelitian eksperimental untuk menguji aktivitas antifeedant fraksi non polar
ekstrak Capillaster sentosus terhadap ikan karang telah dilakukan pada tanggal
16--22 April 2016 di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Sampel diekstrak dengan menggunakan pelarut metanol dan difraksinasi
menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Fraksinasi 29,4 g ekstrak kasar
Capillaster sentosus menghasilkan 3,6 g fraksi n-heksan dan etil asetat (non polar)
dengan konsentrasi fisiologis sebesar 3,6 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan
dengan menggunakan pakan perlakuan yang mengandung fraksi non polar ekstrak
Capillaster sentosus dan pakan kontrol tanpa kandungan fraksi non polar ekstrak
Capillaster sentosus dalam bentuk kubus jeli 1 cm3 yang dikaitkan pada tali
pancing. Pakan tersebut kemudian diuji di terumbu karang pada kedalaman 3--4 m
dan dihitung jumlah pakan yang dimakan dan tidak dimakan. Hasil uji statistik chi
square pada tingkat kepercayaan 0,01 menunjukkan adanya pengaruh antara
pemberian pakan perlakuan dengan ketidaksukaan makan ikan karang.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa fraksi non polar ekstrak
Capillaster sentosus positif memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan karang di
perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

ABSTRACT
Experimental study to test the antifeedant activity of non polar fraction extract
from Capillaster sentosus against reef fishes was conducted in April, 16--22th
2016 at Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Samples were extracted
using methanol and fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and water.
Fractination of 29.4 g Capillaster sentosus?s crude extract produced 3.6 g nhexane
and ethyl acetate fraction (non-polar fraction) with physiological
concentrations of 3.6 mg/mL. The antifeedant assay was conducted by using
artificial foods that contained the non polar fraction of Capillaster sentosus?s
extract and the control foods, of each in 1 cm3 jelly cubes that were tieded to
fishing lines. The foods were subjected to coral reefs fishes at depth of 3--4 m and
the amount of food eaten and not eaten by reef fishes was recorded. Chi square
analysis (α= 0,01) revealed that there is treatment effect on the feeding
preferences of reef fishes. Accordingly, it is concluded that the non polar fraction
extract of Capillaster sentosus has an antifeedant activity against reef fishes in
Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta."
2016
S63744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Rizka Febiyani
"Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perilaku makan ikan karang terhadap beberapa konsentrasi ekstrak kasar Archaster typicus dilakukan pada tanggal 8-14 November 2018 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Konsentrasi ekstrak kasar Archaster typicus dalam pakan uji yaitu 50%, 100%, dan 200% konsentrasi fisiologis. Pengamatan perilaku makan ikan karang dilakukan pada kedalaman 3 m pada tujuh lokasi berbeda. Pengamatan perilaku makan dihitung berdasarkan frekuensi kedantangan ikan karang yang memiliki perilaku makan pada kategori 1-7. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square, uji korelasi Cramer, dan uji ANOVA.
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan perilaku makan ikan karang dipengaruhi oleh beberapa konsentrasi ekstrak dalam pakan uji (P>0,01), perilaku makan memiliki korelasi dengan beberapa konsentrasi ekstrak dalam pakan uji namun keeratan hubungannya rendah (C= 0,389). Berdasarkan hasil analisis uji ANOVA (P<0,01) konsentrasi ekstrak hanya berpengaruh pada perilaku makan kategori 2,3, dan 7. Secara umum ikan karang hanya dapat mentoleransi konsentrasi pakan dengan kandungan ekstrak < 100% konsentrasi fisiologis.

A study aimed to investigate feeding behavior of reef fishes on some concentrations of Archaster typicus crude extract was conducted on 8-14 November 2018 at Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. The concentration of Archaster typicus crude extract in artificial food is 50%, 100% and 200% physiological concentration. Observation of feeding behavior of reef fishes conducted at 3 m depth in 7 different locations. Feeding behavior calculated based on number of fish that have feeding behavior in 1-7 categories. Data analysis was done by Chi-Square statistical test, Cramer correlation test, and ANOVA test.
The result analysis of Chi-Square test, showed there are an effect by several concentrations in food artificial to reef fishes feeding behavior (P>0,01), there are the correlation between reef fishes feeding behavior and several concentrations in food artificial but the correlation is weak (C=0,389). Based on ANOVA test, extract concentration only affected to several reef fishess feeding behavior at 2,3, and 7 categories. Generally, reef fishes only tolerance to food artificial that consist <100 % physiological concentration.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>