Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151857 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yusuf Fathoni
"Latar Belakang: Variabilitas Tekanan Darah (VTD) didefinisikan sebagai rerata variasi tekanan darah sepanjang hari dikur dengan Pemeriksaan Tekanan Darah Ambulatori (PTDA). VTD yang berlebihan berpotensi memicu kejadian kardiovaskular terutama pada pasien kardiovaskular dengan resiko tinggi. VTD jangka pendek digunakan sebagai stratifikasi resiko namun masih terdapat ketidak jelasan VTD manakah yang lebih bermakna untuk melihat luaran kariovaskular terutama pada pasien hipertensi dengan penyakit kardiovaskular
Tujuan: Mengetahui hubungan VTD dengan luaran kardiovaskular pada populasi hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan pemeriksaan PTDA di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Metode: Sebuah penelitian kohort retrospektif dengan subjek penelitian hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan PTDA
Hasil: Dari total 197 subjek yang memenuhi kriteria inklusi terdapat hipertensi sustained sebesar 139 (70,6%). VTD berupa riser sebesar (30.5%), non-dipper (43.1%), dipper (23.9%) dan extreme dipper (2%). Sedangkan untuk lonjakan tekanan darah pagi hari didapatkan sebanyak (50.8%). Selama pemantauan terjadi luaran kardiovaskular sebesar 16,2%. Analisis multivariat menggunakan cox regression menunjukan bahwa variabilitas tekanan darah tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap luaran kardiovaskular
Kesimpulan: Variabilitas tekanan darah berupa penurunan tekanan darah malam hari, lonjakan tekanan darah pagi hari dan weighted Standard deviation tidak berhubungan degan luaran kardiovaskular pada pengamatan minimal 1 tahun."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarmin
"Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk moderate aerobic exercise yang direkomendasikan oleh ahli jantung di Amerika dan Eropa sebagai salah satu perubahan gaya hidup pasien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Kudus. Penelitian dilakukan pada penderita hipertensi di unit rawat jalan dua rumah sakit di Kudus dengan metode penelitian eksperimen randomized control trial (RCT) dengan pendekatan pre dan post with control. Penelitian dilakukan pada 42 responden (21 responden kelompok kontrol dan 21 kelompok intervensi). Hasil uji paired t test perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok kontrol menunjukkan adanya nilai yang bermakna (p= 0,000 dan p= 0,026; α= 0,05). Untuk itu, perlu adanya penerapan brisk walking untuk penatalaksanaan hipertensi di rumah sakit maupun puskesmas (komunitas).
Reducing Blood Pressure on Hypertension Patient through Brisk Walking Exercise. Brisk walking exercise is one type of moderate aerobic exercise which is recommended by cardiologists in the United States and Europe as healthy lifestyles for hypertension?s patient. The purpose of this study is to determine the influence of brisk walking exercise on blood pressure of patients with hypertensive in Kudus. A randomized control trial (RCT) with a computer software was used to determine the control group and intervention group. The study recruited 42 patients with hypertensive in the outpatient unit (each control and intervention group had 21 respondents) from two hospitals in Kudus. The results of paired t test showed significantly change in intervention group on their systolic and diastolic blood pressure (p; 0.000 and p; 0.026 α: 0.05). The brisk walking if the implementation for the management of patient with hypertension in a hospital or community."
STIKES Muhammadiyah Kudus ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Ayu Suridaty
"Kurma deglet nour diperkirakan dapat mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. tujuan peneitian mengetahui pengaruh kurma deglet nour terhadap penurunan tekanan darah pada paien hipertensi primer. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Hasil penelitian menujukkan ada penurunan tekanan darah sistoli sebesar 18,44 mmHg (-=0,029) dan tekanan diastolik sebesar 14,23 mmHg (p=0,087) pada kelompok intervensi. Rekomendasinya adalah mengkonsumsi kurma deglet nour untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah tetap stabil.

Deglet Nour dates supposed to be used for controlling blood pressure in hypertension patients. The aim of this study is knowing the effect of Deglet Nour dates on reducing blood pressure in hypertension patients. Design of this study used a quasi-experimental.
The result showed that there were decrease of systolic pressure 18,44 mg (p=0,029) and diastolic pressure 14,23 mg (p=0,087). Consuming Deglet Nour dates is recommended in order to decrease and maintain blood pressure stable."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mamonto, Verra Yunita
"ABSTRAK
Nelayan merupakan pekerjaan yang memiliki banyak risiko kesehatan namun masih belum terlalu diperhatikan. Lama kerja nelayan lebih panjang dari lama kerja normal serta waktu bekerja yang berbeda yaitu pada malam hari. Jika hipertensi tidak ditangani secara tepat maka dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang lebih serius seperti serangan jantung mendadak yang dapat terjadi kapan saja ketika para nelayan tersebut sedang melakukan pekerjaannya ditengah laut. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya masalah peningkatan tekanan darah pada nelayan tradisional dan pengaruhnya dengan faktor pekerjaan dalam hal ini lama kerja guna meningkatkan derajat kesehatan pada nelayan di Pelabuhan Merak Banten.Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol, dimana dilakukan pemeriksaan tekanan darah serta wawancara terhadap responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 120 orang yang terdiri dari 60 kasus dan 60 kontrol.
Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh lama kerja dengan kejadian peningkatan tekanan darah pada nelayan tradisional di Pelabuhan Merak Banten OR =1,2;p=0,023 . Faktor lain yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian peningkatan tekanan darah yaitu faktor asupan garam OR=4,5;p=0,000 dan kualitas tidur OR=4,2;p=0,001 . Faktor yang tidak memiliki pengaruh signifikan yaitu faktor asupan lemak OR=4,5;p=0,053 , riwayat keluarga OR=4,97;p=0,035 , status gizi OR=0,73;p=0,610 dan aktifitas fisik OR=3,72;p=0,008 .Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kejadian peningkatan tekanan darah yaitu faktor faktor asupan garam OR=4,5;p= 0,000 , dan kualitas tidur OR=4,2;p=0,001 . Lama kerja panjang memiliki risiko 1,2x lipat lebih besar terhadap kejadian peningkatan tekanan darah pada nelayan tradisional. Diperlukan penyuluhan mengenai hipertensi dan faktor ndash; faktor yang mempengaruhinya untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Kata kunci : Hipertensi, Peningkatan tekanan darah Nelayan, Jam kerja panjang.

ABSTRACT
Fisherman is a job that has many health risks but still not too concerned. The length of work of the fishermen is longer than the normal length of work and the different working hours at night. If hypertension is not handled properly it can lead to more serious complications such as sudden cardiac arrest that can occur anytime when the fishermen are doing their work in the middle of the sea. The purpose of this study is to know the problem of increasing blood pressure in traditional fishermen and its influence with the work factor in this case the length of work in order to improve the degree of health to the fishermen in the Port Merak Banten.This study used case control design, where the blood pressure was tested and interviews of the respondents. Sampling using consecutive sampling technique. The number of samples in the study were 120 people consisting of 60 cases and 60 controls.
The result of the research shows that there is influence of working duration with the incidence of blood pressure increase in traditional fisherman at Merak Port of Banten OR 1,2 p 0,023 . Other factors that have a significant influence on the incidence of increased blood pressure are salt intake factor OR 4.5, p 0,000 and sleep quality OR 4,2 p 0.001 . Factors that did not have significant influence were fat intake factor OR 4,5, p 0,053 , family history OR 4,97 p 0,035 , nutritional status OR 0,73 p 0,610 and Physical activity OR 3,72 p 0,008 .The result of multivariate analysis showed that the most dominant factors influencing the incidence of blood pressure increase were salt intake factor OR 4,5, p 0,000 , and sleep quality OR 4,2 p 0,001 . Longer labor has a 1.2 fold greater risk of increased blood pressure in traditional fishermen. There is a need for counseling on hypertension and the factors that influence it to prevent further complications. Keywords Hypertension, Increased blood pressure, Fisherman, Long working hours.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Sibulo
"Peningkatan prevalensi hipertensi primer menjadi penyebab timbulnya gagal jantung, jantung koroner, gagal ginjal, dan stroke. Penatalaksanaan hipertensi primer dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kombinasi slow deep breathing dan handgrip exercise terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi primer. Penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain the nonrandomized control group pretest-posttest dengan jumlah keseluruhan responden 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi p value

Increased in the prevalence of primary hypertension causes of heart failure, coronary heart disease, kidney failure, and stroke. The management of primary hypertension should be include the non pharmacological therapy. The purpose of this study to identify the effect of combination therapy of slow deep breathing and handgrip exercise to reduce blood pressure in primary hypertension patients. The study design was a quasi experimental design with the nonrandomized control group pretest posttest design recruited 30 respondents. The results showed that there was significant changes in systolic and diastolic blood pressure after intervention in the intervention group p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Acil Aryadi
"Latar Belakang : Keberhasilan pengobatan antihipertensi dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah faktor genetik, termasuk perbedaan ras dan aktivitas renin plasma (ARP). Perbedaan ras, berkaitan dengan ARP, mungkin dapat memberikan perbedaan respon terhadap obat antihipertensi. Aktivitas renan plasma dan perbandingan efektifitas obat antihipertensi (lisinopril dan amlodipin) pada ras melanesia di Provinsi Papua belum pernah diteliti.
Tujuan : Mengukur aktivitas renin plasma dan membandingkan efektifitas obat lisinopril dan amlodipin pada pasien hipertensi ras melanesia untuk menurunkan tekanan darah.
Metode : Pada awal penelitian, 68 subjek berhasil direkrut, dilakukan randomisasi dan dibagi ke dalam dua kelompok. Sebanyak 34 subjek mendapat lisinopril 5 mg dan 34 subjek mendapat amlodipine 2.5 mg. Tekanan darah, ARP dan karakteristik dasar lainnya diukur sebelum intervensi, dan kemudian di follow up tiap minggu. Subjek yang belum mencapai target tekanan darah akan diberikan peningkatan dosis obat, lisinopril 10 hingga 20 mg dan amlodipin 5 hingga 10 mg. Pada akhir penelitian (minggu keempat), tekanan darah diukur sebagai luaran klinis. Sebanyak 7 subjek drop out, 4 subjek pada kelompok lisinopril dan 3 subjek pada kelompok amlodipin.
Hasil : Aktivitas renin plasma pada populasi penelitian ini 1.6 ng/ml/jam (normal). Karakteristik dasar klinis tidak berbeda antara kedua kelompok, termasuk rerata tekanan darah sebelum intervensi dan ARP. Pada kedua kelompok didapatkan penurunan tekanan darah yang signifikan setelah intervensi, baik pada tekanan darah sistolik (TDS), distolik (TDD) dan tekanan nadi (TN). Namun, pada penelitian ini, perbedaan respon penurunan tekanan darah antara kelompok lisinopril dan amlodipin tidak berbeda (TDS 24.6 ± 9.3 vs 25.9 ± 8.9 mmHg, p=0.56; TDD 13.3 ± 5.5 vs 11.4 ± 4.8 mmHg, p=0.15; TN 17.1 ± 5.6 vs 16.3 ± 5.0 mmHg, p=0.55).
Kesimpulan : Aktivitas renin plasma pada pasien hipertensi ras melanesia normal dan pemberian lisinopril tidak menunjukkan perbedaan penurunan respon penurunan tekanan darah dibandingkan dengan amlodipin.

Background: The success of antihypertensive treatment are influenced by many factors, one of which are genetic factors, including differences in race and plasma renin activity (PRA). Racial differences, regarding PRA, may give different response to antihypertensive drugs. Plasma renin activity and comparison of the effectiveness of antihypertensive medications (lisinopril and amlodipine) in the Melanesian race in the province of Papua have not been investigated.
Objectives: To measure plasma renin activity and compare the effectiveness of lisinopril and amlodipine in melanesian hypertensive patients to reduce blood pressure.
Methods: Sixty eight subjects were randomly assigned into 2 groups, those receiving lisinopril 5 mg (34 subjects) and amlodipine 2.5 mg (34 subjects). Blood pressure, PRA and other baseline characteristics were measured before the intervention, and then evaluated every week. Dose of lisinopril and amlodipine will be increased in subjects who have not achieved blood pressure target, 10 mg to 20 mg and 5 mg to 10 mg, respectively. At the end of the fourth week, blood pressure is measured as the main clinical outcome. Seven subjects were drop out, four from lisinopril group and three from amlodipin group.
Results: Plasma renin activity in this study population was 1.6 ng/ml/h (normal). Baseline characteristics did not differ between two groups, including blood pressure and PRA before intervention. Significant decrease in blood pressure occurred in both group after the intervention, including systolic blood pressure (SBP) , diastolic (DBP) and mean arterial pressure (MAP). However, there are no differences in blood pressure reduction between lisinopril and amlodipine groups. (SBP 24.6 ± 9.3 vs 25.9 ± 8.9 mmHg, p=0.56; DBP 13.3 ± 5.5 vs 11.4 ± 4.8 mmHg, p=0.15; MAP 17.1 ± 5.6 vs 16.3 ± 5.0 mmHg, p=0.55).
Conclusion: Plasma renin activity in melanesian hypertensive patients was normal and administration of lisinopril showed no difference in blood pressure reduction compared with amlodipine.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Palmer, Anna
Jakarta: Erlangga, 2007
616.132 PAL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indrayanti
"Hipertensi merupakan masalah penyakit tidak menular yang terus meningkat dari tahun ketahun. Gaya hidup yang tidak sehat seperti aktivitas yang kurang, obesitas, dan komsumsi tinggi lemak dan garam menjadi faktor risiko penyebab utama hipertensi, diperlukan intervensi untuk meningkatkan kesadaran sehingga perawatan hipertensi dapat dipertahankan agar tekanan darah dapat terkontrol. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kemampuan dan penurunan tekanan darah sesudah intervensi MOLUCA pada agregate dewasa hipertensi. Desain studi ini menggunakan evidence base practice, pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling dan diperoleh sampel sebesar 58 orang responden. Intervensi MOLUCA diberikan selama 8 sesi, dan 1 sesi dalam I minggu. Hasil intervensi MOLUCA terdapat penurunan rerata tekanan darah sistolik 21,16 mmHg dan diastolik 12,63 mmHg. Perawat komunitas perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan untuk pengendalian hipertensi di masyarakat seperti intervensi keperawatan komunitas MOLUCA untuk meningkatkan pengendalian tekanan darah pada agregat dewasa hipertensi.

Hypertension is an infectious disease problem that continues increase from year to year. Unhealthy lifestyles such as less activity , obesity, consumption of high feed and salt is the main risk factor caused hypertension, need intervention to raised awareness, so hypertension treatment can be maintained so that the pressure can be controlled. This study aims to determine changes in ability and decrease in blood pressure after MOLUCA intervention in agregate adult hypertension. The design of this study uses evidence base practice, data collection by purposive sampling and obtained sample of 58 respondents. MOLUCA intervention is given for 8 sessions and 1 session in 1 week. The result of MOLUCA intervention was decreased mean systolic blood pressure 21,16mmHg and diastolic 12,63mmHg. Community nurses need to improve their knowledge and skills to develop themselves by participating in various trainings for controlling hypertension in community like nursing community intervention MOLUCA to improve blood pressure control in agregate adult hypertension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gifari Rasyidi
"Latar Belakang: Morning Blood Pressure Surge (MBPS) atau puncak tekanan darah pagi hari merupakan suatu bentuk peningkatan tekanan darah yang terjadi pada pagi hari. MBPS dapat meningkatkan kejadian stroke dan penyakit kardiovaskular jika tekanan darah sistolik meningkat >135 mmHg dan diastolik >85 mmHg pada pagi hari. Penggunaan obat antihipertensi dengan waktu paruh yang panjang cukup efektif untuk mengatasi MBPS yang berlebihan, namun ketersediaan jenis obat antihipertensi di fasilitas kesehatan tingkat I masih sangat terbatas karena sistem aturan yang dibuat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) hanya memakai empat golongan obat antihipertensi saja. Selain itu, pemanfaatan obat tersebut juga masih belum optimal. Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Cinere sudah cukup efektif untuk mengontrol MBPS. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 orang. Pengambilan data dengan cara mengukur tekanan darah subjek penelitian sebanyak 2 kali, lalu hasil tersebut dianalisis dengan mengikuti kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil analisis dalam penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan obat antihipertensi terhadap puncak tekanan darah pagi hari dengan p: 0,004. Presentase yang terkontrol sebanyak 52,5% yang terkontrol dan 47,5% tidak terkontrol tekanan darah paginya. Kesimpulan: Hal ini menjelaskan pengobatan antihipertensi di Puskesmas Cinere sudah cukup efektif untuk mengontrol tekanan darah di pagi hari.

Background: Morning Blood Pressure Surge (MBPS) is a form of increased blood pressure that occurs in the morning. MBPS can increase the incidence of stroke and cardiovascular disease if systolic blood pressure rises> 135 mmHg and diastolic> 85 mmHg in the morning. The use of antihypertensive drugs with a long half-life is effective enough to overcome excessive MBPS, but the availability of antihypertensive drugs in health facilities at level I is still very limited because the regulatory system made by Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) only uses four groups antihypertensive drugs only. In addition, the use of these drugs is also still not optimal. Methods: The purpose of this study was to determine whether the use of antihypertensive drugs at the Cinere Health Center was effective enough to control MBPS. The research method used was cross-sectional. The number of samples used was 80 people. Retrieval of data by measuring the blood pressure of research subjects 2 times, then the results are analyzed by following the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi square test. Results: The results of the analysis in this study there is a significant relationship between the use of antihypertensive drugs to blood pressure surge in the morning with p: 0.004. The percentage controlled was 52.5% controlled and 47.5% was not controlled in the morning blood pressure. Conclusion: This explains the antihypertensive treatment at the Cinere Health Center is effective enough to control blood pressure in the morning."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifany R.W.
"Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang banyak ditemukan pada lansia dan dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi kognitif. Pada kelompok lansia yang terdiagnosa hipertensi, tingkat tekanan darah dapat mempengaruhi status fungsi kognitif. Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan tekanan darah dengan fungsi kognitif pada lansia hipertensi di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 72 lansia (nilai tengah usia: 66 tahun; 58,4% perempuan) terdiagnosa hipertensi di komunitas yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat antara tekanan darah dengan fungsi kognitif menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan confident interval 95%. Hasil penelitian mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tekanan darah dengan fungsi kognitif lansia hipertensi (p: 0,398). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat tekanan darah pada lansia hipertensi tidak menentukan fungsi kognitif.

Hypertension is a health problem which commonly found in older adults and may increase the risk of cognitive impairment. In hypertensive older adults group, blood pressure levels can affect cognitive function status. The study aims to see the correlation of blood pressure and cognitive function in hypertensive older adults in Depok City. This study used a cross-sectional design with 72 hypertensive older adult (median age: 66 years; 58,4% female) in the community selected by purposive sampling methods. The bivariate analysis between blood pressure and cognitive function using the Kruskal-Wallis test with 95% confident interval. Results of the study found that there was no significant correlation between blood pressure and cognitive function in hypertensive older adults (p: 0.398). These results indicate that the levels of blood pressure in hypertensive older adults not determine cognitive function.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>