Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The volumes includes selected and reviewed papers from the 2nd ETA Conference on Energy and Thermal Management, Air Conditioning and Waste Heat Recovery in Berlin, November 22-23, 2018. Experts from university, public authorities and industry discuss the latest technological developments and applications for energy efficiency. Main focus is on automotive industry, rail and aerospace."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20502872
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fahreza Ramadhan
"Saat ini penggunaan Air Conditioner (AC) sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia yang memiliki iklim tropis, dengan temperatur udara rata-rata mencapai 35°C. Mulai dari gedung perkantoran, pusat perbelanjaan hingga daerah pemukiman penduduk sebagian besar menggunakan Air Conditioner (AC) sebagai sarana agar dapat melakukan kegiatan dengan kondisi yang tenang, baik, dan nyaman. Namun dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang membutuhkan sumber energi listrik yang semakin besar, energi yang dibutuhkan oleh AC untuk membuat ruangan seperti yang diinginkan oleh pengguna juga akan menjadi semakin besar. Peningkatan energi yang dibutuhkan inilah yang menjadi pusat perhatian pemerintah Indonesia dalam menemukan solusi untuk membantu mengurangi konsumsi energi dari sumber listrik tak terbarukan sambil tetap memenuhi permintaan dari masyarakat. Salah satu solusi dari pemerintah Indonesia yaitu Kementrian ESDM adalah menerapkan label energi untuk penggunaan AC dengan menggunakan Energy Efficiency Ratio (EER) sebagai parameter. Untuk menghitung EER dari AC, sebuah ruangan terkontrol yang bernama Psychrometric Chamber dibutuhkan. Salah satu data yang dibutuhkan adalah aliran udara dari evaporator. Pengukuran aliran udara dapat dihitung dari perbedaan tekanan antara inlet dan outlet dari divergent nozzle. Pressure transmitter adalah alat yang dapat mengukur perbedaan tekanan tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini adalah telah rampungnya perancangan dan analisis dari alat ukur aliran udara yang mana terdiri dari kotak nozzle, pressure transmitter, Inverter fan dan Centrifugal fan serta penentuan pembukaan nozzle di dalam kotak nozzle. Dalam penentuan pembukaan nozzle didapatkan variasi tipe pembukaan dengan menggunakan diameter nozzle 65 mm, 65 mm, dan 95 mm.

Currently the use of Air Conditioners (AC) has become a necessity for people in various parts of the world, especially in Indonesia which has a tropical climate, with average temperatures reaching 35 °C. Starting from office buildings, shopping centers to residential areas, most of them use Air Conditioner (AC) to be able to carry out activities with conditions that are calm, good, and comfortable. However, due to the increasingly large number of Indonesian people who need a source of electricity, the energy needed by the AC to make the room as desired by the user will also become even greater. The increase in energy needed is the focus of the Indonesian government's attention in finding solutions to help reduce energy consumption from non-renewable electricity sources while still meeting the demands of the community. One solution from the Indonesian government, the Ministry of Energy and Mineral Resources, is applying energy labels for the use of air conditioners by using the Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter. To calculate the EER of an AC, a controlled room called the Psychrometric Chamber is needed. One of the data needed is the air flow from the evaporator. Measurement of air flow can be calculated from the pressure difference between the inlet and outlet of the divergent nozzle. Pressure transmitter is a device that can measure the difference in pressure. The final result of this research is the completion of the design and analysis of air flow measuring devices which consist of nozzle boxes, pressure transmitters, inverter fans, centrifugal fans and the determination of the opening of the nozzle in the nozzle box. In determining the opening of the nozzle, get variations of the opening type using nozzles with diameters of 65 mm, 65 mm, and 95 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardamean, Patrick Theofilus
"Konsumsi energi di sektor bangunan merupakan salah satu isu yang penting tentang energi. Di Amerika Serikat, konsumsi energi pada gedung hampir 70% dari total listrik yang dihasilkan. Heating, Ventilation & Air Conditioning (HVAC) adalah bagian yang mengkonsumsi energi terbesar pada gedung di samping lighting. Pengembangan framework analisis data untuk mendukung manajemen energi di ruang exhibition diusulkan pada penelitian ini. Framework yang disulkan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif, klasifikasi data menggunakan Classification and Regression Trees (CART), dan metode anomaly detection menggunakan generalized extreme studentized deviate (GESD). Sebuah studi kasus dilakukan di National Taiwan Science Education Center dengan mengumpulkan data konsumsi energi AC dan mengembangkan strategi manajemen aset. Hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa konsumsi energi AC sering mengkonsumsi lebih banyak energi tepat sebelum dan sesudah pembukaan dan penutupan dari museum.

Energy consumption in buildings sector is an important issue about energy. In the US, buildings already consume almost 70% of total electricity generated. Heating, Ventilating & Air Conditioning (HVAC) is the biggest energy consumer in building beside lighting. This study proposed development a data analysis framework to support energy management in exhibition spaces. The proposed experimental framework is using descriptive analysis, data classification using classification and regression trees (CART), and anomaly detection method using generalized extreme studentized deviate (GESD). A case study was conducted in National Taiwan Science Education Center by collecting air conditioning energy consumption and developing asset management strategy. The main finding show that the air conditioning energy consumption sometimes consume more energy just right before and after the opening and closing of the museum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T47160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Sukarno
"Sistem pengkondisian udara (HVAC) mempunyai peranan yang sangat dominan dalam memberikan kenyamanan ruang bagi penghuninya. Namun kebutuhan energi untuk pengoperasiannya sangat tinggi, sehingga dibutuhkan sistem HVAC yang lebih efesien dengan konsumsi energi yang lebih rendah. Sistem energy recovery dengan menggunakan heat pipe merupakan cara yang sangat efektif dalam usaha penghematan energi dan mengurangi efek global warming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain dan konfigurasi baru dari heat pipe heat exchanger (HPHE) sebagai media precooling dan media reheating pada sistem pengkondisian udara. Selain itu juga untuk mengembangkan sebuah korelasi karakteristik parameter desain dan parameter operasi HPHE terhadap efektifitas perpindahan kalor dan penghematan energi serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan HPHE terhadap kinerja dari sistem pengkondisian udara dalam bentuk coefficient of performance (COP). Dari hasil eksperimen dan analisis kinerja akan dikembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak atau software untuk mengevaluasi desain HPHE yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, suhu udara keluar setelah melewati sisi evaporator HPHE (precooling) dan potensi penghematan energi dari penggunaan sistem HVAC yang dilengkapi HPHE. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Untuk mengetahui karakteristik dan kinerja sistem HVAC yang dikombinasikan dengan HPHE dilakukan eksperimen dengan memvariasikan konfigurasi straigth heat pipe, U-shaped heat pipe, dan gabungan straigth dan U-shaped heat pipe. Straigth heat pipe divariasikan dalam 3, 6, dan 9 baris, dan terdiri dari 4 heat pipe per baris. Sedangkan pada U-shaped heat pipe divariasikan dalam 1 dan 2 baris, dan masing-msaing 8 heat pipe per baris. Straigth dan U-shaped heat pipe dilengkapi dengan sirip-sirip wavy fin untuk memperluas area perpindahan kalor. Eksperimen dikondisikan pada suhu udara masuk antara 30 – 45 oC dan kecepatan udara masuk 1,5 - 2,5 m/s. Analisis menggunakan metode ε-NTU juga dilakukan untuk memprediksi efektifitas, suhu keluar sisi evaporator, dan energy recovery HPHE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan straigth HPHE memberikan efek yang besar terhadap penurunan suhu di sisi evaporator HPHE atau precooling. Penurunan suhu udara segar yang masuk pada sisi evaporator HPHE paling tinggi adalah 9,1 oC dan penghematan energi maksimal adalah sebesar 567,3 W pada 0,080 m3/s. Penggunaan U-shaped HPHE memberikan dampak positif terhadap precooling dan reheating. Penurunan suhu udara segar paling tinggi sebesar 4,0 oC dan pada saat yang sama memberikan efek reheating paling tinggi sebesar 4,5 oC, menghasilkan penghematan energi precooling dan reheating paling tinggi masing-masing adalah sebesar 228,1 W, dan penurunan kelembaban relatif ruangan sebesar 21,1 % yang dicapai pada penggunaan 2 baris U-shaped HPHE. Hasil pengujian sistem energy recovery gabungan Straigth dan U-shaped HPHE memperlihatkan bahwa penambahan U-shaped HPHE untuk sistem energy recovery pada sistem HVAC memberikan pengaruh yang signifikan. Penurunan suhu total maksimal mencapai 10,7 oC dan penurunan kelembaban relatif mencapai maksimal 25,5 %. Pada pengujian yang dilakukan berdasarkan standar ruangan untuk ruang isolasi di rumah sakit, menunjukkan bahwa penerapan sistem energy recovery gabungan straigth dan U-shaped HPHE memberikan kombinasi yang paling baik, dimana memberikan penghematan energi yang signifikan, sekaligus memberikan pengaruh positif dalam usaha mencapai kondisi ruangan sesuai yang dipersyaratkan. Sistem HVAC yang dilengkapi dengan HPHE dapat meningkatkan efisiensi sistem HVAC dalam bentuk Coefficient of performance (COP), dimana penggunaan straigth HPHE dapat meningkatkan COP 6–55% dan penggunaan U-shaped HPHE 2 baris dapat meningkatkan COP 8 – 39 %. Dari hasil pengujian dan analisis bilangan tak berdimensi telah dihasilkan sebuah korelasi Sp number yang bisa digunakan untuk memprediksi tahanan thermal dari sebuah heat pipe tunggal. Selain itu juga telah dihasilkan sebuah persamaan ε-NTU terkoreksi yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, yang mana kedua persamaan ini akan sangat berguna untuk mengetahui kinerja sebuah heat pipe baik dalam tahap desain maupun tahap pengoperasian. Pengembangan software HPHE yang menggunakan metode ε-NTU terkoreksi juga memberikan hasil yang akurat, dimana tingkat kesesuaian suhu udara keluar evaporator secara prediksi dari software dan hasil eksperimen minimal sebesar 99 %. Sehingga, software ini dapat digunakan sebagai acuan awal untuk memprediksi kinerja suatu desain HPHE sebelum dilakukan tahap desain dan manufaktur.

Sistem pengkondisian udara (HVAC) mempunyai peranan yang sangat dominan dalam memberikan kenyamanan ruang bagi penghuninya. Namun kebutuhan energi untuk pengoperasiannya sangat tinggi, sehingga dibutuhkan sistem HVAC yang lebih efesien dengan konsumsi energi yang lebih rendah. Sistem energy recovery dengan menggunakan heat pipe merupakan cara yang sangat efektif dalam usaha penghematan energi dan mengurangi efek global warming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain dan konfigurasi baru dari heat pipe heat exchanger (HPHE) sebagai media precooling dan media reheating pada sistem pengkondisian udara. Selain itu juga untuk mengembangkan sebuah korelasi karakteristik parameter desain dan parameter operasi HPHE terhadap efektifitas perpindahan kalor dan penghematan energi serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan HPHE terhadap kinerja dari sistem pengkondisian udara dalam bentuk coefficient of performance (COP). Dari hasil eksperimen dan analisis kinerja akan dikembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak atau software untuk mengevaluasi desain HPHE yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, suhu udara keluar setelah melewati sisi evaporator HPHE (precooling) dan potensi penghematan energi dari penggunaan sistem HVAC yang dilengkapi HPHE. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Untuk mengetahui karakteristik dan kinerja sistem HVAC yang dikombinasikan dengan HPHE dilakukan eksperimen dengan memvariasikan konfigurasi straigth heat pipe, U-shaped heat pipe, dan gabungan straigth dan U-shaped heat pipe. Straigth heat pipe divariasikan dalam 3, 6, dan 9 baris, dan terdiri dari 4 heat pipe per baris. Sedangkan pada U-shaped heat pipe divariasikan dalam 1 dan 2 baris, dan masing-msaing 8 heat pipe per baris. Straigth dan U-shaped heat pipe dilengkapi dengan sirip-sirip wavy fin untuk memperluas area perpindahan kalor. Eksperimen dikondisikan pada suhu udara masuk antara 30 – 45 oC dan kecepatan udara masuk 1,5 - 2,5 m/s. Analisis menggunakan metode ε-NTU juga dilakukan untuk memprediksi efektifitas, suhu keluar sisi evaporator, dan energy recovery HPHE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan straigth HPHE memberikan efek yang besar terhadap penurunan suhu di sisi evaporator HPHE atau precooling. Penurunan suhu udara segar yang masuk pada sisi evaporator HPHE paling tinggi adalah 9,1 oC dan penghematan energi maksimal adalah sebesar 567,3 W pada 0,080 m3/s. Penggunaan U-shaped HPHE memberikan dampak positif terhadap precooling dan reheating. Penurunan suhu udara segar paling tinggi sebesar 4,0 oC dan pada saat yang sama memberikan efek reheating paling tinggi sebesar 4,5 oC, menghasilkan penghematan energi precooling dan reheating paling tinggi masing-masing adalah sebesar 228,1 W, dan penurunan kelembaban relatif ruangan sebesar 21,1 % yang dicapai pada penggunaan 2 baris U-shaped HPHE. Hasil pengujian sistem energy recovery gabungan Straigth dan U-shaped HPHE memperlihatkan bahwa penambahan U-shaped HPHE untuk sistem energy recovery pada sistem HVAC memberikan pengaruh yang signifikan. Penurunan suhu total maksimal mencapai 10,7 oC dan penurunan kelembaban relatif mencapai maksimal 25,5 %. Pada pengujian yang dilakukan berdasarkan standar ruangan untuk ruang isolasi di rumah sakit, menunjukkan bahwa penerapan sistem energy recovery gabungan straigth dan U-shaped HPHE memberikan kombinasi yang paling baik, dimana memberikan penghematan energi yang signifikan, sekaligus memberikan pengaruh positif dalam usaha mencapai kondisi ruangan sesuai yang dipersyaratkan. Sistem HVAC yang dilengkapi dengan HPHE dapat meningkatkan efisiensi sistem HVAC dalam bentuk Coefficient of performance (COP), dimana penggunaan straigth HPHE dapat meningkatkan COP 6–55% dan penggunaan U-shaped HPHE 2 baris dapat meningkatkan COP 8 – 39 %. Dari hasil pengujian dan analisis bilangan tak berdimensi telah dihasilkan sebuah korelasi Sp number yang bisa digunakan untuk memprediksi tahanan thermal dari sebuah heat pipe tunggal. Selain itu juga telah dihasilkan sebuah persamaan ε-NTU terkoreksi yang bisa digunakan untuk memprediksi efektifitas HPHE, yang mana kedua persamaan ini akan sangat berguna untuk mengetahui kinerja sebuah heat pipe baik dalam tahap desain maupun tahap pengoperasian. Pengembangan software HPHE yang menggunakan metode ε-NTU terkoreksi juga memberikan hasil yang akurat, dimana tingkat kesesuaian suhu udara keluar evaporator secara prediksi dari software dan hasil eksperimen minimal sebesar 99 %. Sehingga, software ini dapat digunakan sebagai acuan awal untuk memprediksi kinerja suatu desain HPHE sebelum dilakukan tahap desain dan manufaktur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Brantyopati Bregas B.W.
"AC telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar manusia terutama di Indonesia. Penggunaan AC tersebut difokuskan untuk kenyamanan pengguna nya. Dengan meningkatnya jumlah populasi masyarakat Indonesia, terjadi peningkatan pula pada penggunaan energi listrik. AC adalah salah satu alat yang digunakan pada rumah yang sangat konsumtif energi listrik. Permasalahan pemakaian energi yang meningkat ini adalah alasan pemerintah Indonesia mendorong untuk menggunakan teknologi yang efisien energi. Salah satu metode adalah pengujian AC dan pelabelan AC menggunakan energy efficiency ratio dengan menggunakan ruangan psikometrik. Salah satu syarat untuk perhitungan EER adalah temperatur udara yang akan digunakan untuk perhitungan kapasitas pendinginan AC. Alat ukur temperatur udara yang digunakan akan berfungsi untuk mengukur temperatur bola basah dan kering udara masuk serta keluar evaporator yang akan digunakan untuk mendapatkan perbedaan entalpi udara. Diperlukan perhitungan serta pertimbangan saat merancang dan mengkonstruksi alat ukur temperatur udara seperti ukuran fan, ukuran pipa, dan sensor yang digunakan. Selain perhitungan, harus dipastikan bahwa rancangan tersebut sesuai dengan standar yang sudah diterapkan pemerintah atau pun lembaga internasional. Secara keseluruhan, karya tulis ini akan membahas mengenai tahap perancangan serta perhitungan alat ukur temperatur udara untuk pengujian dan pelabelan energi AC.

Air conditioner has been one of the main necessities for mankind, especially for people living in warm climate countries such as Indonesia. The need for air conditioner itself functions for the comfort of users and also operating functions of certain equipment. Due to global warming, increase in the temperature of the Earth forces greater energy consumption of air conditioner to reach the required room temperature requested by the user. This increase in energy consumption has been the main focus of the Indonesian government in finding solutions to help reduce energy consumption from non-renewable energy power plants while still fulfilling societies demand. One solution is applying energy labelling for air conditioners using Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter. In order to calculate the EER of air conditioners, a controlled room environment is needed, thus the reason of creating the Psychrometric Chamber. One of the required data to calculate EER is the temperature of air leaving the evaporator which will take part for the cooling capacity calculation, thus the reason for constructing the Air Sampling. The Air Sampling collects data of dry bulb temperature and wet bulb temperature of air exiting the evaporator and also the Psychrometric Chamber room. Certain calculations are needed in designing the Air Sampling which involves fan selection, pipe selections, and sensor selections. Besides calculation, the design of the Air Sampling needs to follow standards where applicable. Overall, this paper shows the design process and construction of the Air Sampling in the Psychrometric Chamber to calculate the EER for energy labelling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Serina Natasha Br Surbakti
"Isu perubahan iklim menuntut percepatan efisiensi energi melalui adopsi produk yang lebih hemat energi. Namun, konsumen sering kali belum dapat mengoptimalkan pilihan produk hemat energi karena adanya kesenjangan energi efisiensi. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan memberikan informasi energi suatu produk kepada konsumen. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa informasi perbandingan konsumsi daya berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen, sementara pengaruh informasi perhitungan biaya menunjukkan hasil yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi peluang informasi perhitungan biaya penghematan listrik untuk meningkatkan adopsi produk AC hemat energi di Indonesia. Melalui survei online terhadap 318 responden di Jakarta, penelitian ini menemukan bahwa informasi penghematan biaya listrik pada produk AC tidak signifikan dalam memengaruhi keputusan responden. Sebaliknya, pengetahuan tentang logo SKEM dan kesadaran lingkungan memiliki dampak positif. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki literasi investasi dan energi yang tinggi. Hasil ini mengindikasikan pentingnya pemerintah untuk melakukan peningkatan sosialisasi dan edukasi mengenai efisiensi energi terhadap masyarakat.

The issue of climate change demands accelerated energy efficiency through the adoption of more energy-efficient products. However, consumers often struggle to optimize their choices of energy-efficient products due to an energy efficiency gap. This gap can be bridged by providing consumers with energy information about the products. Previous studies have shown that comparative power consumption information significantly influences consumer decisions, whereas the impact of monetary information shows varied results. This study explores the potential of providing electricity cost-saving information to enhance the adoption of energy-efficient air conditioners (ACs) in Indonesia. Through an online survey of 318 respondents in Jakarta, the study found that electricity cost-saving information on AC products did not significantly influence respondents' decisions. However, knowledge of the SKEM logo and environmental awareness had a positive impact. Also, the study revealed that most respondents lacked high investment and energy literacy. These results indicate the importance for the government to enhance socialization and education regarding energy efficiency among the public."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This book focuses on the integration of air conditioning and heating as a form of demand response into modern power system operation and planning. It presents an in-depth study on air conditioner aggregation, and examines various models of air conditioner aggregation and corresponding control methods in detail. Moreover, the book offers a comprehensive and systematic treatment of incorporating flexible heating demand into integrated energy systems, making it particularly well suited for readers who are interested in learning about methods and solutions for demand response in smart grids. It offers a valuable resource for researchers, engineers, and graduate students in the fields of electrical and electronic engineering, control engineering, and computer engineering."
Singapore: Springer Nature, 2019
e20509055
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Ridwan Pratama
"Sistem tata udara mengonsumsi sebagian besar energi listrik pada gedung. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi sistem tata udara untuk menghemat penggunaan energi. Salah satu komponen sistem tata udara yang mengonsumsi listrik besar adalah motor induksi pada pompa. Penggunaan pompa sistem katup untuk mengontrol debit aliran air tidaklah efisien. Namun, hal ini dapat dihindari dengan memanfaatkan Variable Speed Drive (“VSD”) yang dapat mengendalikan debit aliran dengan prinsip pengendalian kecepatan putar motor melalui perubahan frekuensi input. Penelitian ini melakukan analisis terhadap penggunaan konsumsi energi listrik pada sistem tata udara gedung beserta perbandingannya saat sebelum dan sesudah penerapan VSD untuk mengetahui besarnya penghematan energi.

Air conditioning system consumes most of the electrical energy in buildings. Therefore, further efforts are required to improve the efficiency of an air conditioning system to save electricity. One of the components of an air conditioning system that consumes a large amount of electricity is the induction motor on the pump. The use of a valve system pump to control the flow of water is inefficient. However, this can be avoided by utilizing a Variable Speed Drive (“VSD”) to control the flow rate which controls the rotational speed of the motor by changing the input frequency. This study aims to analyze the use of electrical energy consumption of an air conditioning system and its comparison before and after the application of VSD to determine the amount of energy savings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Riandika Nurfakhri
"Penggunaan perangkat elektronik pada sektor rumah tangga meningkat setiap tahunnya, serta berbanding lurus dengan laju pertumbuhan penduduk. Penggunaan pengkondisi udara merupakan yang tertinggi dalam memengaruhi konsumsi energy sektor rumah tangga. Pengukuran tingkat energi dalam perangkat AC berdasarkan Energy Efficiency Ratio (EER) merupakan nilai perbandingan antara beban pendinginan dengan kebutuhan listrik yang dibutuhkan. Pada Pengujian AC secara keseluruhan disebut kalorimeter merupakan pengukuran jumlah panas yang diserap untuk menentukan panas spesifik yang akan dikalkulasi menjadi besaran beban pendinginan. Pengujian AC metode entalpi udara, parameter utama yang dianalisa adalah sifat dari udara tersebut.
Udara yang berasal dari unit uji akan disalurkan ke alat yang disebut receiving chamber atau psychometric measurement chamber. Pada receiving chamber terdapat air sampler yang berfungsi mengukur entalpi udara berdasarkan sifat udara. Sebelum dilakukan pengukuran entalpi udara untuk menentukan nilai EER dibutuhkan nozzle agar aliran udara saat pengukuran sesuai dengan standar yang dijadikan acuan. Berdasarkan standar acuan, udara ketika melewati nozzle harus memiliki kecepatan udara 15-35 m/s.
Standar utama yang digunakan pada desain ini adalah SNI 19-6713-2002, dan SASO 2681 (2007), dan ASHRAE 37 (2005), dan ARI 340/360 (2000) sebagai acuan pendukung. Berdasarkan perancangan yang dilakukan dihasilkan ukuran nozzle sebanyak 4 tipe yaitu throat diameter 10 cm dan 15 cm pada indoor unit, serta pada outdoor unit 16 cm dan 22 cm. Sistem pengukuran menggunakan sensor perbedaan tekanan, dan suhu yang berupa sinyal analog, serta daya memiliki output digital. Agar dapat diolah datanya oleh komputer dibutuhkan DAQ untuk mengubah sinyal analog menjadi digital.

Electricity utilization in household unit has increased every year and it has a direct proportional with population growth. The most contribution to the power consumption in house hold is spent by the usage of air conditionig. The measurement of energy in air conditioning depends on value of Energy efficiency ratio (EER) which is a comparation between cooling load AC and power electricity value of AC. AC measuring instrument which is called Calorimeter has a purpose to measure the quantity of absorbed or emitted heat or to determine the specific heat which will be converted to cooling load calculation. Those electrical instrument consist of two method, namely air enthalpy and refrigerant measurement. In air enthalpy method, the principal parameter depends on characteristic of air to be analyzed.
Air from measuring instrument will distribute to the equipment called receiving chamber or psychometric measurement chamber. Receiving chamber has an air sampler which has a function to measure air enthalpy which depends on characteristic of air. Before measuring the air enthalpy to determine EER value, it needs a nozzle as a component to reach the standar air velocity when it comes out to the nozzle. Based on the standard, the velocity of air when it discharges through the nozzle is between 15-35 m/s.
The standards usage in these design are SNI 19-6713-2002, and SASO 2681 (2007) as a primary standard, and it has a ASHRAE 37 (2005), and ARI 340/360 (2000) as a support standard. Based on result, there are several size of nozzle in 4 types. For indoor unit measurement has using 10 cm and 15 cm of throat diameter. For outdoor unit has using 16 cm and 22 cm of throat diameter. For measurement system has need temperature, differential, and power sensor. Temperature and differential pressure has output analog sensor, so on those system must use DAQ to convert analog to digital signal.;
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>