Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lydia Kieven
"There are about 60 panels with narrative reliefs from the area of Trowulan in East Java depicting mountains, rivers, bridges, trees, fields, dwellings, pendopo, and palaces. A male figure wearing a cap-like headdress accompanied by a little panakawan-like figure, walks along a cobbled path through a beautiful landscape. The figures are carved in the simple style of East Javanese reliefs on Majapahit temples. The predominance of nature, in amazing detail, is unusual compared to other narrative temple reliefs. The exact provenance is difficult to determine. The artefacts are scattered in museums all over the world: the majority in Trowulan, as well as a large convolute in Jakarta, in Amsterdam, and elsewhere. Fixing the order of the panels is a challenge. This paper discusses two major topics: (A) presenting depictions of landscape and nature in visual art; (B) comparison with Old Javanese texts narrating journeys through landscape and nature. These exercises will provide some conclusions about the function of landscape and nature in the reliefs and their purpose at their original sites. Questions on provenance will also be raised, including the documentation practice of the colonial Dutch and Indonesian Archaeological Services. A number of the panels have been documented by the OD (Dutch Oudheidkundige Dienst), archived in OD photos entitled “Reliefs from Trowulan”, other panels have been documented as being from the site Menak Jinggo in Trowulan. In my paper, I call the reliefs under investigation the “Trowulan reliefs”. N.J. Krom’s (1923) suggestion of doing research on the convolute of these reliefs has never been undertaken, now 100 years later it is time to do so."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
909 UI-WACANA 23:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002
915.98 GUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Handiman Rico
"Geomorfologi mempelajari kenampakan muka bumi, bentuk-bentuk dan proses-prosesnya. Salah satu kenampakan yang unik dan menarik untuk diteliti adalah bentuk karst. Gunung Sewu merupakan wilayah karst yang dijumpai di Pulau Jawa tepatnya pada Zone Plato Selatan (Pannekoek, 1949).
Gunung Sewu mempunyai karakteristik geomorfologi yang khas yaitu bentuknya merupakan plato dengan bukit-bukit yang berbentuk kerucut dengan relief sama tinggi (100 m), dijumpai adanya gua-gua dengan ornamennya yang kuat, dan dijumpai pola aliran bawah tanah.
Wilayah penelitian termasuk dalam Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana karakteristik Plato Gunung Sewu dengan penekanan pada karakteristik gua karst dan pola penyebaran per satuan unit geomorfologi.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan karakteristik geomorfologi Plato Gunung Sewu adalah mencakup ciri-ciri guanya dan pola aliran sungainya. Plato Gunung Sewu terdiri dari empat unit geomorfologi, yaitu Unit Dendritik Utara, Unit Dendritik Selatan, Unit Sisa Peneplain dan Unit Aliran Bawah Tanah. Penyebaran Unit Dendritik di bagian Utara dan Selatan didominasi oleh batuan sedimen. Unit Sisa Peneplain merupakan dataran yang hampir rata. terbentuk ketika pengangkatan mengalami percepatan yang ditandai oleh pergeseran pantai purba ke arah utara. Unit Aliran Bawah Tanah terbentuk ketika pengangkatan mengalami percepatan yang sangat tinggi pada periode akhir, penyebarannya di bagian selatan dengan batuan yang mendasari karang koral kapur. Sungai-sungainya mengalir di dalam tanah, proses erosi kimiawi, dan pembentukan kapur terus berlangsung sepenuhnya di Wilayah Plato Gunung Sewu."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusratmoko
"Tujuan dari tulisan ini adalah terungkapnya gambaran tentang distribusi curah hujan pada wilayah pegunungan dan korelasinya dengan faktor topografi (ketinggian dan lereng). Tiga wilayah pegunungan di pulau Jawa diambil sebagai daerah penelitian meliputi, wilayah pegunungan di sekitar Dataran Tinggi Bandung (Geomer I), seluruh wilayah pegunungan pedalaman Jawa Tengah (Geomer II), dan wilayah pegunungan di sekeliling Dataran Tinggi Malang (Geomer III), yang kemudian masing- masing Geomer ini dibagi menjadi 2 wilayah analisis yaitu, wilayah lereng Utara dan wilayah lereng Selatan. Sebanyak 227 stasiun pengamat hujan di pilih dalam penelitian in, dengan perincian 73 stasiun di Geomer I, 86 stasiun di Geomer II, dan 68 stasiun di Geomer III.
Data curah hujan yang dipakai adalah data curah hujan untuk periode tahun 1912- 1942. Distribusi curah hujan yang dibahas meliputi distribusi curah hujan untuk bulan Agustus den bulan Januari, distribusi curah hujan musim hujan dan musim kering, serta distribusi cursh hujan tahunan.
Distribusi curah hujan dalam penelitian ini adalah variabel tidak bebas (variabel Y), sedangkan ketinggian, lereng, dan anus angin permukaan merupakan vaniabel bebas ( variabel x)"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S33349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulansari Khairunisa
"Penelitian ini membahas tentang perubahan alur sungai di Muara Sungai Rokan dari tahun 1988 hingga tahun 2012. Perubahan yang dilihat adalah perubahan secara horizontal (dua dimensi). Tujuan penelitan ini yaitu untuk mengetahui dimana saja terjadi perubahan alur sungai di Muara Sungai Rokan dan faktor penyebabnya. Metode yang digunakan yaitu mengoverlay alur sungai tahun 1988 dengan alur sungai tahun 2012 yang didapat dari Citra Landsat tahun 1988 dan 2012 hingga menghasilkan Peta Perubahan Alur Sungai dan mengetahui daerah erosi dan daerah deposisi. Perubahan alur sungai khususnya di muara sungai dipengaruhi oleh faktor dari darat dan faktor dari laut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rekayasa alur sungai dan perubahan penggunaan tanah di DAS Rokan yang merupakan faktor dari darat dan Gelombang Bono (Tidal Bore) yang merupakan faktor dari laut. Hasil penelitian ini yaitu, perubahan terjadi di sepanjang alur sungai di daerah penelitian yaitu pada alur sungai tipe meandering, straight, beting dan delta sungai. Gelomban Bono berperan dalam mengikis tebing sungai dan membawa kembali material yang dibawa oleh arus sungai ke arah hulu. Sedangkan perubahan penggunaan tanah di DAS Rokan berperan dalam meningkatkan erosi dan debit air sungai sehingga menyebabkan bertambahnya sedimentasi di muara sungai.

This study discusses the channel changes in the estuary of Rokan River from 1988 through 2012. The changes that we discussed are horizontal changes (two dimensional). The research purpose is to find out where channel changes have occurred in the Rokan River channel estuary and determine the factors that cause the changes. The method used is an overlay of the river channel in 1988 with the river channel in 2012 obtained from Landsat imagery 1988 and 2012 to produce River Channel Changes Map and determine erosion and deposition areas. The river channel changes, especially in estuaries are influenced by two factors, factor form the land and the sea.
The variables used are the modified of river channel and landuse changes in Rokan watershed which are factors from the land and Gelombang Bono (Tidal Bore) which is a factor from the sea. The Results of this study are channel changes occur along the river channel in the study area that is on the type meandering and straight river channel, shoals and river delta. Gelombang Bono plays a role in eroding river banks and brings back material carried by the river flow upstream. While landuse changes in Rokan watershed plays a role in improving erosion and river water discharge causing increased sedimentation in estuaries.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Dhanik Prastiwi
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
551.483 SEP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Poltak Johansen
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
551.483 POL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Srinadi
"Pegunungan Kendeng, yang merupakan pegunungan lipatan, yang memanjang dari Semarang sampai Surabaya, tepat di utara Ngawi diterobos silang oleh Bengawan Solo sehingga membentuk lembah melintang. Pengangkatan Pegunungan Kendeng lebih lanjut menyebabkan Bengawan Solo menoreh alas lembahnya (erosi vertikal), untuk menjaga keseimbangannya. Proses tersebut dinamakan anteseden. Pada lembah anteseden ditemukan teras-teras sungai. Teras sungai pada dasarnya merupakan suatu sisa alas lembah yang terbentuk karena perubahan letak alas erosi, yang dapat dipengaruhi oleh eustasi, iklim, atau tektonik. Kenampakan-kenampakan yang terdapat di lembah melintang, dan khususnya lembah anteseden tidak terlepas dari pengaruh 2 kekuatan, endogen dan eksogen.
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lembah melintang khüsusnya dengan penekanan pada karakteristik teras-teras sungai anteseden.
Adapun masalah yang hendak dibahas adalah bagaimana karakteristik geomorfologi lembah melintang dan karakteristik teras-teras sungai anteseden ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destia Raudha Fatma
"Air merupakan unsur alam yang vital bagi manusia yang bisa menjadi sumber munculnya\ peradaban di suatu kawasan. Tesis ini menelusuri bagaimana pentingnya hubungan manusia dan sungai sehingga penting untuk mengikutsertakan sungai pada perancangan perkotaannya. Sungai merupakan salah satu sumber alami yang tidak semua daerah punya. Setelah terjadi perkembangan teknologi dan industrialisasi, sungai mengalami pemutusan hubungan dengan manusia dan berdampak negatif terhadap kawasan tepi air. Dengan mempertimbangkan sungai sebagai selah satu elemen perancangan pada perkotaan, diharapkan akan terjadi rekoneksi agar sungai dapat berfungsi kembali bagi warga. Hal ini juga tercatat dalam Kearifan Lokal Melayu yang mengatakan manusia dan alam harus mengalami sinergi. Tesis ini membongkar bagaimana sungai menghasilkan sebuah karakter bagi suatu kawasan, dan bagaimana karakter yang diberikan ini terdampak ketika pemutusan hubungan ini terjadi. Lalu dengan pendekatan narrative, rekoneksi akan dicari kembali dengan menilik kembali potensi karakter yang dihasilkan sungai. Dengan membuat sebuah sequence pada kawasan bantaran sungai akan mengembalikan koneksi warga dan sungai yang sempat hilang.

Water is a vital natural element for humans that can be the source of emergence civilization in a region. This thesis explores how important human and river relationships are so important to include the river in its urban design. Rivers are one of the natural sources that not all regions have. After the development of technology and industrialization, the river experienced a disconnection with humans and negatively impacted the waterside area. By considering the river as an element of urban design, it is expected that there will be a reconnection so that the river can function again for residents. It is also recorded in the Local Malay Wisdom which says humans and nature must experience synergy. This thesis reveals how the river produces a character for an area, and how this given character is affected when this disconnection occurs. Then with the narrative approach, reconnection will be sought again by looking back at the potential of the character produced by the river. By creating a sequence on the riverbank area will restore the connection of residents and rivers that had been lost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), 2008
306.095 98 PRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>