Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188303 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedi Supriadi
"Pandemi Coronavirus Disease2019 (Covid-19) telah memberikan tantangan tersendiri bagi pegawai sektor publik untuk mencapai kinerja terbaik. Hasil penelitian terdahulu menginformasikan bahwa work-life balance, dukungan atasan, dan employee engagement dapat mendorong peningkatan kinerja pegawai. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menyelidiki bagaimana work-life balance dan dukungan atasan mampu meningkatkan employe engagement yang menjadi sebab peningkatan kinerja pegawai sektor publik. Untuk mencapai tujuan tersebut, data penelitian dikumpulkan menggunakan survei daring kepada 257 pegawai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Seluruh data tersebut diolah dan dianalisis melalui penggunaan Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh work-life balancedan dukungan atasan berbanding lurus dan signifikan dengan peningkatan kinerja pegawai dan employee engagement. Selain itu, diketahui pula bahwa employee engagement mampu memainkan perannya sebagai variabel mediasi yang memperkuat dampak work-life balance dan dukungan atasan terhadap kinerja pegawai."
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2021
336 ITR 6:4 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asra Dewi
"Pandemi Coronavirus disease 19 (Covid-19) berdampak pada komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan mempengaruhi kualitas asuhan, kepuasan kerja perawat, dan pencapaian tujuan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi determinan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di era pandemi Covid-19. Desain penelitian yang menggunakan pendekatan cross sectional ini melibatkan 221 perawat pelaksana dan ketua tim di dua rumah sakit umum wilayah Kalimantan Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Variabel determinan diukur menggunakan kuesioner dalam bentuk google form yang dikumpulkan secara online. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian mendapatkan determinan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19 adalah kecerdasan emosional (p=0,001) dan dukungan atasan ) p=0,009), yaitu setiap penambahan satu poin kecerdasan emosional dan dukungan atasan akan meningkatkan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sebesar 0,239 kali dan 0,125 kali. Faktor usia, lama kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan ruangan unit kerja tidak berhubungan dengan komitmen perawat (p> 0,05). Faktor yang paling berhubungan dengan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah kecerdasan emosional. Dari penelitian ini juga didapatkan kemampuan perawat menilai emosi orang lain dan keinginan perawat bertahan pada profesinya merupakan aspek kecerdasan emosional dan komitmen perawat yang masih perlu ditingkatkan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi kecerdasan emosional perawat dan membuat strategi dukungan atasan untuk meningkatkan komitmen perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

The Coronavirus disease 19 (Covid-19) pandemic has an impact on the commitment of nurses in giving nursing care and affects the quality of care, nurse job satisfaction, and the achievement of nursing service goals. This study aims to identify the determinants of nurses' commitment in giving nursing care in the era of the Covid 19 pandemic. The research design using a cross sectional approach involved 221 nurses and team leaders at two public hospitals in West Borneo. Sampling was done by simple random sampling technique. The determinant variable was measured using a questionnaire in the form of a google form which was collected online. Data were analyzed using multiple linear regression. The results showed that the determinants of nurses' commitment in giving nursing care during the Covid-19 pandemic were emotional intelligence (p=0.001) and supervisor support (p=0.009), that is, each addition of one point of emotional intelligence and support from supervisor will increase the commitment of nurses in giving nursing care by 0.239 times and 0.125 times. Factors of age, length of work, gender, education level, marital status, and work unit room were not related to nurse commitment (p> 0.05). The factor that is most closely related to the commitment of nurses in giving nursing care is emotional intelligence. From this study, it was also found that the nurse's ability to assess the emotions of others and the nurses's desire to stay in her profession are aspects of emotional intelligence and nurse commitment that still need to be improved. The results of this study can be used as a basis for developing nurses' emotional intelligence competencies and making supervisor support strategies to increase nurses' commitment in giving nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fahrial Syam
"Coronavirus disease 19 (COVID-19) which is caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), has been a problem worldwide, particularly due to the high rate of transmission and wide range of clinical manifestations. Acute respiratory distress syndrome (ARDS) and multiorgan failure are the most common events observed in severe cases and can be fatal. Cytokine storm syndrome emerges as one of the possibilities for the development of ARDS and multiorgan failure in severe cases of COVID-19. This case report describes a case of a 53-year-old male patient who has been diagnosed with COVID-19. Further evaluation in this patient showed that there was a marked increase in IL-6 level in blood accompanied with hyperferritinemia, which was in accordance with the characteristic of cytokine storm syndrome. Patient was treated with tocilizumab, a monoclonal antibody and is an antagonist to IL-6 receptor. The binding between tocilizumab and IL-6 receptors effectively inhibit and manage cytokine storm syndrome. Although this case report reported the efficacy of tocilizumab in managing cytokine storm syndrome, tocilizumab has several adverse effects requiring close monitoring. Further clinical randomized control trial is required to evaluate the efficacy and safety of tocilizumab administration in participants with various clinical characteristics and greater number of subjects. "
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2021
610 UI-IJIM 53:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Rozaliyani
"Background: Coronavirus Disease 2019 is an emerging respiratory disease that is now a pandemic. Indonesia is experiencing a rapid surge of cases but the local data are scarce. Methods: this is an analysis using data from the ongoing recapitulation of Epidemiological Surveillance (ES) by the Provincial Health Office of Jakarta from March 2nd to April 27th 2020. We evaluated demographic and clinical characteristics of all confirmed cases in association with death. Results: of the 4,052 patients, 381 (9.4%) patients were deceased. Multivariable analysis showed that death was associated with older age (odds ratio [OR] 1.03; 95% confidence interval [CI] 1.02, 1.05, per year increase; p<0.001), dyspnea (OR 4.83; 95% CI 3.20, 7.29; p<0.001), pneumonia (OR 2.46; 95%CI 1.56, 3.88; p<0.001), and pre-existing hypertension (OR 1.86; 95% CI 1.24, 2.78; p=0.003). Death was highest in the week of April 6th 2020 and declined in the subsequent weeks, after a large-scale social restriction commenced. Conclusion: older age, dyspnea, pneumonia, and pre-existing hypertension were associated with death. Mortality was high, but may be reduced by lockdown."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2020
610 UI-IJIM 52:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Saleh Partaonan
Yogyakarta : Litera, 2020
616.24 DAU m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Satyahutama
"Pandemi COVID-19 yang mulai terjadi pada Maret 2020 di Indonesia bukan hanya krisis kesehatan, tetapi juga menyebabkan krisis ketenagakerjaan. Dengan menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Agustus 2020, data kasus kumulatif COVID-19 dan kebijakan PSBB, studi ini mencoba untuk membuat analisis mengenai asosiasi pada kasus COVID-19, kebijakan PSBB, serta karakteristik pekerjaan utama terhadap probabilitas menjadi pengangguran terbuka, temporary absent worker, dan/atau mengalami penurunan total jam kerja individu di Indonesia. Sampel dalam studi ini adalah 541.655 individu usia kerja yang termasuk angkatan kerja. Analisis menggunakan metode regresi logistik menunjukkan bahwa peningkatan kasus COVID-19 dan diterapkannya kebijakan PSBB di kabupaten atau kota di Indonesia berdampak signifikan pada peningkatan peluang individu untuk menjadi pengangguran dan mengalami penurunan total jam kerja, tetapi dampaknya tidak signifikan terhadap status temporary absent worker individu. Kebijakan PSBB meningkatkan peluang individu tergolong pengangguran sebesar 0,9% dan mengalami penurunan total jam kerja sebesar 2,7%. Studi ini juga menemukan individu yang bekerja di tempat keramaian dan/atau bekerja di sektor non esensial memiliki peluang yang lebih tinggi untuk tergolong sebagai temporary absent worker dan mengalami penurunan total jam kerja. Selain itu, melalui studi ini dapat juga disimpulkan bahwa individu yang berstatus pekerja informal dan/atau memiliki kapabilitas bekerja dari rumah memiliki peluang yang lebih tinggi untuk mengalami penurunan total jam kerja, tetapi memiliki peluang yang lebih rendah untung tergolong sebagai temporary absent worker. Studi ini berkesimpulan bahwa pandemi COVID-19 mendisrupsi dan berdampak negatif terhadap sektor ketenagakerjaan di Indonesia, dengan dampak yang heterogen tergantung dari karakteristik pekerjaan dan sosiodemografis individu.

The COVID-19 pandemic that began in March 2020 in Indonesia was not only a health crisis, but also caused an employment crisis. Using the August 2020 National Labor Force Survey (SAKERNAS) data, COVID-19 cases data and PSBB policies, this study aims to examine the associations between COVID-19 cases, PSBB policies, as well as main job characteristics and the probability of being unemployed, temporary absent workers, and/or decrease in the total working hours of individuals in Indonesia. The sample in this study is 541,655 working age individuals who are included in the workforce. Analysis using the logistic regression method shows that the increase in COVID-19 cases and the implementation of the PSBB policy in districts or cities in Indonesia have a significant impact on increasing individual probability to become unemployed and experience a decrease in total working hours, but the impact is not significant on individual temporary absent worker status. The PSBB policy increased the probability for individuals to be classified as unemployed by 0.9% and to experience decreased total working hours by 2.7%. This study also found that individuals who work in crowded places and/or work in non-essential sectors have a higher chance of being classified as temporary absent workers and experience a decrease in total working hours. In addition, through this study, it can also be concluded that individuals who are informal workers and/or have the capability to work from home have a higher probability of experiencing a decrease in total working hours, but have a lower probability of being classified as a temporary absent worker. This study concludes that the COVID-19 pandemic has disrupted and negatively impacted the employment sector in Indonesia, with heterogeneous impacts depending on the individual's occupational and sociodemographic characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Audrey Azzahra Febian
"This research aims to further discuss how the pandemic has changed intimate life (relationship). In this research, the researcher uses Social Penetration Theory, the concept of self-disclosure and digital media – dating apps. Using literature review, the researcher chose to have several journal articles that will be the foundation of this research. The result of this research shows that during the COVID-19 pandemic lockdowns, the ever growing technology and the Internet has become vital to all of us. The advancement of technology has blessed us with inventions such as dating apps, video conferencing apps, and streaming services that are used as tools to keep the intimacy alive during the pandemic. For future studies, it would be academically beneficial to consider reviewing the impact from media studies, interpersonal communication, and the role of social media.

Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana pandemi mengubah kehidupan intim (hubungan percintaan). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori serta konsep berupa Teori Penetrasi Sosial, konsep self-disclosure dan media digital – aplikasi kencan online. Dengan menggunakan literature review, peneliti memilih beberapa artikel jurnal yang akan menjadi landasan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama masa lockdown pandemi COVID-19, teknologi dan internet yang terus berkembang menjadi vital bagi kita semua. Kemajuan teknologi telah memfasilitasi kehidupan kita dengan penemuan-penemuan seperti aplikasi kencan, aplikasi konferensi video, dan layanan streaming yang digunakan sebagai alat untuk menjaga keintiman tetap terjaga selama masa pandemi. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah untuk studi masa depan, akan lebih bermanfaat secara akademis untuk mempertimbangkan dan meninjau dampak dari studi media, komunikasi interpersonal, serta peran sosial media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Nurhayati
"Corona virus Disease (COVID-19)
telah ditetapkan statusnya sebagai pandemi oleh WHO karena penyebarannya keberbagai negara dalam waktu yang sama. Perpustakaan pun tidak luput dari dampak wacana pandemi COVID19 karena harus ditutup sebagai upaya yang dilakukan secara bersama sama dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Melalui studi literatur terutama dari jurnal ilmiah, penulis mencoba mengumpulkan berbagai informasi terkait dengan penutupan perpustakaan dikarenakan krisis, untuk kemudian dapat diketahui hal-hal yang dapat dilakukan perpustakaan ditengah pandemi COVID-19. Hasil studi menunjukkan selama masa pandemi COVID-19 perpustakaan harus menentukan kebijakan terkait layanan seperti buka atau tidak dan pembebasan denda. Perlunya mempertimbangkan mengenai tindakan disinfektan terhadap gedung dan koleksi secara keseluruhan. Perpustakaan harus menjadi pusat informasi tepercaya sebagai upaya memperlambat penyebaran virus dan informasi yang salah. Perpustakaan juga seyogyanya menyediakan sumber informasi yang dapat diakses pemustak amelalui electronic resources. Perpustakaan dan pustakawan selama masa pandemi dapat terlibat sebagai gugus tugas COVID-19 yakni gedung perpustakaan dapat digunakan sebagai gudang logistik untuk pendistribusian masker, alat uji dan alat pelindung diri(APD).Terakhir, perpustakaan dapat mengadakan program yang bermanfaat untuk pemustaka melalui konsep layanan“boutique”dan webinar. Hasil studi dapat dijadikan panduan dan lesson learned kedepannya untuk dapat diterapkan oleh perpustakaan dan pustakawan saa tmasa krisis"
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2020
020 VIS 22:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Theresia
"Swamedikasi merupakan upaya yang paling sering dilakukan masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit sebelum memutuskan untuk mencari pertolongan dari pelayanan medis. Pandemi COVID-19 mengakibatkan perubahan perilaku swamedikasi di masyarakat. Apoteker komunitas, yang ditemui pasien saat melakukan swamedikasi, memiliki peranan penting untuk memastikan praktik swamedikasi tetap rasional. Keputusan apoteker melayani swamedikasi dapat dipengaruhi oleh persepsinya dari berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi apoteker terhadap praktik swamedikasi selama pandemi COVID-19 berdasarkan Social Cognitive Theory. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan sumber data primer menggunakan kuesioner secara daring. Kuesioner dikembangkan berdasarkan literatur dan diuji validitas serta reliabilitasnya sebelum disebarkan kepada responden. Pengumpulan responden dilakukan dengan metode convenience sampling melalui akun Sistem Informasi Apoteker (SIAp) yang dapat diakses oleh apoteker seluruh Indonesia. Setelah dilakukan skrining kriteria inklusi dan eksklusi, diperoleh 434 responden dari 30 provinsi di Indonesia . Responden penelitian didominasi oleh apoteker komunitas dengan jenis kelamin wanita, berusia 25-44 tahun, tidak melanjutkan pendidikan setelah Profesi Apoteker, memiliki status Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) dengan pengalaman praktik di apotek ≤5 tahun, dan telah memenuhi standar minimal pelayanan dengan durasi praktik 5-10 jam/hari. Hasil penelitian menunjukkan faktor kognitif, lingkungan, dan perilaku memiliki hubungan yang saling meningkatkan. Peningkatan faktor kognitif akan meningkatkan faktor lingkungan (r=0,367, p=0,000) dan perilaku (r=0,442, p=0,000). Peningkatan faktor lingkungan turut mengakibatkan peningkatan faktor perilaku (r=0,283, p=0,000). Peningkatan faktor kognitif mengakibatkan peningkatan ketidaksesuaian praktik (r=0,201, p=0,000), sedangkan peningkatan faktor lingkungan (r=0,052, p=0,284) dan perilaku (r=0,051, p=0,286) tidak berdampak signifikan terhadap ketidaksesuaian praktik.

Self-medication is the most frequently and widely used method by community to overcome the symptoms of the disease before deciding to seek help from the healthcare service. The COVID-19 pandemic has resulted in changes in self-medication behavior in community. The community pharmacist, whom patient met when taking self-medication, has an important role to ensure that the practice of self-medication remains rational. The pharmacist's decision to give self-medication can be influenced by their perception of various factors. This study aims to analyze pharmacists' perceptions of self-medication practices during the COVID-19 pandemic based on Social Cognitive Theory. This research is a cross sectional study with primary data sources using online questionnaires. The questionnaire was developed based on the literature and tested for validity and reliability before distributed to respondents. Respondents were collected by convenience sampling method through Sistem Informasi Apoteker (SIAp) account which could be accessed by pharmacists throughout Indonesia. After screening, 434 respondents were obtained from 30 provinces in Indonesia. Respondents were dominated by female and 25-44 years old community pharmacists who had a professional level of Pharmacist education, worked as Pharmacist In Charge of Pharmacy (APA) with experience in pharmacies for 5 years, and had met the minimum standard of service with a duration of practice 5-10 hours/day. The results showed that cognitive, environmental, and behavioral factors had a mutually enhancing relationship. An increase in cognitive factors increased environmental factors (r = 0.367, p = 0.000) and behaviorial factors (r = 0.442, p = 0.000). An increase in environmental factors also increased behavioral factors (r=0.283, p=0.000). The increase in cognitive factors also resulted in an increase in irrational self-medication practice (r=0.201, p=0.000), while an increase in environmental factors (r=0.052, p=0.284) and behavioral factors (r=0.051, p=0.286) had no significant impact on irrational self-medication practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celly Devita Febrianti
"Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Lampung terus bertambah. Rumah Sakit Umum (RSU) Handayani merupakan salah satu rumah sakit swasta rujukan COVID-19 di Lampung. Terdapat penurunan kunjungan pasien rawat jalan di RSU Handayani selama Pandemi Covid-19.Penelitian ini membahas tentang stigma pasien pada tenaga kesehatan serta faktor lainnya terhadap perilaku kunjungan rawat jalan pada masa pandemi di RSU Handayani Lampung Utara. Metode penelitian ini adalah sequential explanatory yang merupakan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pasien rawat jalan, sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara stigma pasien pada petugas kesehatan, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kunjungan pasien rawat jalan. Penyebab stigma diantaranya karena pasien beranggapan mobilisasi petugas kesehatan yang tinggi di rumah sakit sehingga berisiko menularkan Covid-19. Pasien kelompok rentan sebagian besar memiliki stigma. Penelitian juga mendapatkan beberapa responden tidak patuh berkunjung untuk berobat pada masa pandemi Covid-19. Perlu dilakukan berbagai upaya oleh pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya pada masa Pandemi Covid-19.

Positive confirmed cases of COVID-19 in Lampung continue to increase. The Handayani General Hospital (RSU) is one of the private COVID-19 referral hospitals in Lampung. There was a decrease in outpatient visits at Handayani Hospital during the Covid-19 Pandemic. This study discusses the stigma of patients on health workers and other factors on the behavior of outpatient visits during the pandemic at Handayani Hospital, North Lampung. This research method is sequential explanatory which is a combination of quantitative and qualitative. Quantitative research was conducted by distributing questionnaires to outpatients, while qualitative research was conducted by in-depth interviews. The results showed that there was a significant relationship between patient stigma on health workers, knowledge and attitudes towards outpatient visiting behavior. The cause of the stigma, among others, is because patients think that the high mobilization of health workers in the hospital is at risk of spreading Covid-19. Most of the vulnerable patients have a stigma. The study also found that several respondents did not comply with visiting for treatment during the Covid-19 pandemic. It is necessary to make various efforts by related parties to improve health services for the community, especially during the Covid-19 Pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>