Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216943 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Rachmawaty
"Sepeda sebagai pilihan moda transportasi tidak bermotor (non-motorized), memiliki berbagai kelebihan dan jika diimplementasikan secara konsisten akan memberikan dampak positif bagi lingkungan perkotaan. Sebuah tantangan tersendiri untuk memperluas jangkauan fasilitas sepeda hingga ke lingkungan perumahan untuk mendorong peningkatan penggunaan sepeda harian oleh warga untuk berbagai aktivitas. Kebiasaan bersepeda perlu diperkenalkan dan dipromosikan sejak dini untuk mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat pada kendaraan bermotor di masa yang akan datang. Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok demografi penting yang dapat mempengaruhi masa depan budaya bersepeda di kota Jakarta. Penelitian terdahulu membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sepeda oleh anak-anak dalam perjalanan sekolah. Adapun faktor-faktor tersebut adalah jenis kelamin, sosioekonomi rumah tangga, jarak, lingkungan sosial yang terkait dengan lalu lintas dan keselamatan pribadi serta ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung bersepeda menjadi faktor yang diujikan dalam penelitian ini. Perencana kota perlu memahami hambatan-hambatan, karakteristik pelaku dan pola perjalanan anak-anak usia sekolah agar dapat menyusun strategi untuk membuat bersepeda lebih aman dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat bersepeda ke sekolah di Jakarta. Pendekatan kuantitatif melalui teknik analisis analisis deskriptif dan analisis inferensial regresi logistik biner digunakan untuk mengetahui tingkat kemauan bersepeda dan karakteristik yang mempengaruhi kemauan bersepeda peserta didik dalam perjalanan ke sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang melibatkan para peserta didik SMP Negeri 40 Jakarta dan peserta didik selain SMP Negeri 40 di Jakarta. Hasil pengujian menunjukkan bahwa para peserta didik SMP, memiliki kemauan bersepeda dalam perjalanan ke sekolah.

Bicycles as a non-motorized mode of transportation have various advantages and if implemented consistently will have a positive impact on the urban environment. A challenge in itself is to expand the range of bicycle facilities to residential areas to encourage an increase in the daily use of bicycles by residents for various activities. The habit of cycling needs to be introduced and promoted from an early age to reduce the level of community dependence on motorized vehicles in the future. School-age children are an important demographic group that can influence the future of cycling culture in the city of Jakarta. Previous research discussed the factors that influence the choice of mode of transportation and the factors that influence the use of bicycles by children on school trips. These factors are gender, household socioeconomic, distance, social environment related to traffic and personal safety as well as the availability of facilities and facilities to support cycling are the factors tested in this study. Urban planners need to understand the constraints, characteristics and the travel patterns of school-age children in order to develop strategies to make cycling safer and more attractive to increase interest in cycling to school in Jakarta. This study used a quantitative approach through descriptive analysis and binary logistic regression to determine the level of willingness to cycling and how the available variables affect students’ willingness to cycling in travel to school. Data was collected through a questionnaire involving students of SMP Negeri 40 Jakarta and other SMP students in Jakarta. The test results show that junior high school students in Jakarta, have willingness to cycling on their way to school."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwan Syarief
"Penyelenggaraan program Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 3 Bandung sudah berjalan dalam waktu 4 tahun. Setelah 4 tahun berjalan implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional pada kedua sekolah tersebut, perlu dilakukan analisis atau evaluasi untuk mengetahui keberhasilan program tersebut.
Analisis penelitian ini berdasarkan teori yang disampaikan oleh George C. Edward III (1980). Menurut George C. Edward III ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik yaitu, faktor komunikasi, faktor sumberdaya,faktor sikap/disposisi dan faktor struktur birokrasi.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, studi eksplorasi terhadap kepustakaan yang relevan. Hasil penelitian ini di SMP Negeri 5 Bandung menunjukkan bahwa, faktor komunikasi masih mengalami hambatan atau kendala di dalam implementasi kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional, terkait masih belum samanya persepsi antara Kepala SMP Negeri 5 Bandung dengan Wakil Kepala SMP Negeri 3 Bandung. Faktor lain yang menjadi hambatan atau kendala adalah faktor sarana dan prasarana terutama, terkait pemenuhan ruang kelas belum seluruhnya berbasis TIK/ICT.
Hasil Penelitian di SMA Negeri 3 Bandung, menunjukkan bahwa, faktor SDM terutama Guru masih menjadi kendala atau hambatan, terutama Guru-guru yang sudah berusia 40 tahun keatasmasih belum maksimal dalam memberikan materi dalam bahasa Inggris. Faktor lainnya adalah faktor saran dan prasarana terkait pemenuhan lahan tanah sebagai pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional.

Factors that influence the implementation of international school policy in SMP Negeri 5 Bandung and SMA Negeri 3 Implementation of international school program at Junior High School 5 and SMA Negeri 3 Bandung has been running in 4 years. After 4 years of running international school policy implementation at both schools, the need to do analysis or evaluation to determine the success of the program. The analysis of this study is based on the theory presented by the George C. Edward III (1980). According to George C. Edward III, there are four factors that influence the successful implementation of public policy, namely, communication factors, resource factors, factor the attitude / disposition and bureaucratic structure factor.
This study uses a quantitative approach, in which the framework of theoretical concepts to the development of strategies to be assessed and analyzed through exploratory study of the relevant literature.
The results of this study in SMP Negeri 5 Bandung indicates that, the communication factor is still experiencing delays or obstacles in the implementation of international school policy, is still associated with him in perception between the Head of Junior High School 5 deals with the Deputy Head of SMP Negeri 3 Bandung. Another factor is a barrier or obstacle is a factor, especially infrastructure, related to the fulfillment of the classrooms have not been entirely based ICT / ICT. Outcomes Research in SMA Negeri 3 Bandung, showed that, human factors, especially Guru is still an obstacle or hindrance, especially teachers who are aged 40 years and over still have not been up to provide material in English. Another factor is the factor of suggestions and related infrastructure land as the fulfillment of international school development."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harefa, Meilany
"
ABSTRAK
Pada dasarnya setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-
beda, sehingga kebutuhan akan pendidikan berbeda-beda pula (Utami
Munandar, 1985). Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi
siswa sangat sulit untuk dipenuhi pada sekolah yang heterogen, yakni
sekolah yang memberikan pengajaran secara seragam bagi siswa-siswa
yang sesungguhnya memiliki bakat dan kemampuan yang berlainan. Cara
yang paling umum dllakukan untuk mengatasi heterogenitas itu adalah
dengan mengelompokkan siswa-siswa menurut kemampuannya masing-
masing (Slavin, 1994). Cara semacam ini umumnya dikenal sebagai sistem
ability grouping. Dengan kelas yang relatif homogen, guru menjadi lebih
mudah menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan siswa yang
diajarnya, sehingga siswa pun akan belajar dengan Iebih baik (Kulik & Kulik,
1982; Urevick dalam Clarizio, Craig, dan Mehrens, 1970). Kendati
demikian, dampak ability grouping terhadap siswa tidak selamanya positif.
Ability grouping ternyata dapat membawa dampak negatif terutama bagi
siswa non-unggulan. Di antara dampak negatif tersabut adalah yang
berkaitan dengan rendahnya academic self-esteem (harga diri akademik)
dan motivasi berprestasi siswa. Dengan terbentuknya kelas unggulan dan
non-unggulan, siswa-siswa non-unggulan seringkali merasa bahwa dirinya
mendapat stigma sebagai seorang anak yang tidak pandai dan tidak dapat
meraih keberhasilan dengan kemampuannya (Slavin, 1994). Mereka juga
kehilangan model peran positif dari siswa unggulan yang biasanya
menampakkan kebiasaan belajar, motlvasi, dan ketekunan yang tinggi yang
dapat mendorong motivasi berprestasi siswa non-unggulan (Rosenbaum,
1980 dalam Slavin, 194).
Dengan dasar pemikiran dan masalah sebagaimana diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ada tidaknya perbedaan harga diri akademik dan motivasi berprestasi siswa non-unggulan di sekolah
bersistem ability grouping dengan siswa non-unggulan di sekolah non-
ability grouping. Untuk meneliti perbedaan tersebut, digunakan alat ukur
berupa Skala Harga Diri Akademik ?95 dan Skala Motivasi Berprestasi,
serta Standard Progressive Matrices untuk mengukur inteligensi sebagai
variabel yang dikontrol. Teknlk analisa data yang dlgunakan adalah
Analysis of Covariance (ANCOVA), dengan inteligensi sebagai kovariabel.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan dalam harga diri akademik maupun motivasi berprestasi pada
kedua kelompok yang diteliti. Teriihat pula bahwa harga diri akademik dan
motivasi berprestasi slswa non-unggulan di sekolah non-ability grouping
Iebih tinggi daripada di sekolah ability grouping.
Saran yang dlsampaikan berdasarkan diskusi mengenal hasil penelitian,
Iebih ditujukan pada penggunaaan alat ukur dan sampel yang diikutsertakan
dalam penelitian ini, agar pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji
coba tehadap alat, mengurangi efek social desirability pada alat ukur, dan
penggunaan sampel yang jumlahnya Iebih besar dan diambil dengan teknik
non-incidental sampling.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Media massa adalah pengantar pesan untuk masyaxakat umum yang dibedakan menjadi 3 jenis yaitu media cetak, media elektronik dan media online. Isi dari media massa mampu menimbulkan rangsangan psikologis yang akan memacu kelja horrnon sehingga tetjadi percepat/an dalam pencapaian usia menarche.
Menarche adalah menstmasi pertama. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan media massa dengan usia menarche pada siswi SMP. Jenis penelitian deskriptif korelatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 96 siswi yang telah mengalami menarche. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square.
Rata-rata usia menarche yaitu 11.52 1: 0.754 tahun. Usia menarche termuda yaitu 10 tahun dan tertua adalah 13 tahun. Usia menarche terbanyak adalah pada umur l I tahun (51%), Sebagian besar responden menggunakan media elektronik dibandingkan media massa lain. Tidak ada hubungan yang bermakna antara televisi dengan usia menarche (p va1uc= l.000; a=0.05).
Tidak ada hubungan yang bermakna amara film VCD,DVD, dan bioskop dengan usia menarche (p value=0.l 81; a=0.05). Tidak ada hUbl1l'lg3.I\ yang bermakna antara media cetak dengan usia menarche (p value=0.638; a=0.05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara media online dengan usia rnenaxche (p value=0.282; a=0.05)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5850
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dekky
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran Sarana Penyelamatan Jiwa di Sekolah Menengah
Atas Negeri 40 Jakarta. Variabel-variabel yang dibahas dalam skripsi ini meliputi sarana
jalan keluar berupa pintu dan tangga yang umumnya dimiliki sekolah, pencahayaan darurat,
tanda arah jalan keluar, komunikasi darurat, prosedur dan rute evakuasi dan tempat
berkumpul sementara. Penelitian ini memakai pendekatan semi kuantitatif dengan desain
studi deskriptif. Didapatkan bahwa sekolah belum memiliki sarana penyelamatan jiwa yang
memadai. Diharapkan agar sekolah dapat mempertimbangkan saran yang diberikan peneliti
untuk meningkatkan kualitas dalam hal sarana penyelamatan jiwa.

ABSTRACT
This thesis discuss the description of Life Saving Facility at Senior High School 40 Jakarta.
The variables are discussed in this thesis are means of escape, for example doors and stairs
that are generally owned by the school, emergency lighting, exit direction signs, emergency
communications, procedures and evacuation routes and temporary gathering place. This study
use semi-quantitative approach to the design of a descriptive study. It is found that the school
does not have adequate means of life saving facilities. It is expected that schools can consider
the advice is given by researcher to improve the quality in terms of life saving facilities."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Primana
"Para pendidik yang berkecimpung dalam bidang ilmu Fisika mengeluhkan rendahnya minat para peserta didik terhadap mata pelajaran Fisika. Data peminat jurusan Fisika di berbagai Universitas menunjukkan rendahnya animo calon mahasiswa terhadap ilmu Fisika dibandingkan dengan bidang ilmu alam lainnya seperti matematika, bioiogi dan kimia. Fakta-fakta yang ada mengungkapkan bahwa mata pelajaran Fisika di sekolah kurang menarik karena terlalu sulit, tidak mudah dimengerti, dan terlalu abstrak. Karena dirasakan terlalu sulit dan tidak mudah untuk dimengerti, para peserta didik sudah merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam memahami ilmu Fisika sebelum mereka mencoba atau berusaha untuk mengerti ilmu Fisika tersebut. Melalui penelitian ini penulis berupaya mengungkap minat terhadap Fisika dan keyakinan peserta didik akan kemampuannya (self-efftcacy) dalam mata pelajaran Fisika serta hubungannya dengan prcstasi mereka dalam mata pelajaran tersebut. Oleh Bandura (1986), self-efficacy didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap kemampuannya dalam mengorganisasikan dan melakukan suatu tindakan yang diinginkan untuk meraih suatu kinerja yang direncanakan. Sedangkan minat oleh Schiefele dan kawan-kawan (1992, dalam Koller, Schnabel dan Baumert, 2000) didefisinikan sebagai hubungan individu dengan objek disekelilingnya yang mana hubungan tersebut ditentukan oleh adanya nilai-nilai yang dianggap bermanfaat dan adanya emosi positif yang menyertaainya. Dalam penelitian ini, faktor inteligensi yang diasumsikan berpengaruh dalam prestasi, digunakan sebagai variabel control. Selain itu, dikaji pula perbedaan jender antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek. Penelitian dilakukan terhadap 214 peserta didik laki-laki dan perempuan kelas III SLTP Negeri 40 Jakarta Pusat, yang telah menekuni mata pelajaran Fisika selama lebih dari dua tahun. Alat pengumpul data adalah ?Skala Minat Terhadap Fisika', 'Skala Self-efficacy', dan 'Skala Aspek Ekstemal' (kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar Fisika). Korelasi parsial, analisis regresi, dan uji-t adalah teknik statistik utama yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa minat terhadap Fisika para peserta didik cenderung rendah, begitu pula dengan self-fefficacy mereka terhadap mata pelajaran Fisika. Ditemukan adanya korelasi antara self-efficacy para peserta didik dengan prestasi pada mata pelajaran Fisika. Sedangkan minat terhadap Fisika tidak berkorelasi dengan prestasi yang diperoleh peserta didik dalarn mata pelajaran Fisika.
Dari sejumlah variabel bebas yang diikutsertakan dalam penelitian, yaitu sel-fefficacy, minat terhadap Fisika, prestasi mata pelajaran fisika, aspek ekstemal {kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar mata pelajarnn Fisika) dan prestasi mata pelajaran Matematika, ditemukan bahwa aspek eksternal (kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar Fisika), prestasi pada mata pelajaran Matemarika, dan minat terhadap Fisika memberikan sumbangan yang terbesar terhadap keberhasilan belajar para peserta didik dalam mata pelajaran Fisika. Hasil analisis perbedaan jender mengungkapkan bahwa ditemukan tidak adanya perbedaan prestasi pada mata pelajaran Fisika antara peserta didik laki laki maupun perempuan.
Sedangkan dalam hal minat, tidak ditemukan adanya perbedaan minat
terhadap Fisika antara laki-laki dan perempuan. Untuk memperbaiki dan meningkatkan self-efficacy dalam mata pelajaran Fisika dan minat terhadap Fisika peserta didik, maka penguasaan mata pelajaran Matematika, minat terhadap Fisika dan kualitas guru serta sarana prasarana penunjang belajar Fisika perlu mendapat perhatian utama para pendidik, karena aspek-aspek tersebut membcrikan sumbangannya yang terbesar terhadap keberhasilan belajar Fisika. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengadakan perbaikan instrumen ?Skala Self-efficacy? dan ?Skala Minat Terhadap Fisika? agar lebih akurat dalam menerjemahkan sampel tingkah laku. Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang layak untuk keperluan generalisasi hendaknya penelitian juga dilakukan di beberapa sekolah di berbagai wilayah Jakarta.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T33638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raehana
"Penelitian ini membahas salah satu masalah kesehatan di kalangan remaja yaitu perilaku merokok. Fenomena ini diteliti untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan merokok siswa/i yang merokok di SMP Negeri 36, Jakarta Timur tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 220 responden dan pengambilan sampel menggunakan proportional stratified random sampling. Berdasarkan hasil analisis univariat, terdapat 75.5% responden yang tidak merokok. Faktor-faktor yang berhubungan dengan siswa/i yang merokok di SMP Negeri 36 adalah jenis kelamin, keterjangkauan terhadap rokok, keterpaparan iklan promosi rokok, merokok pada guru, dan merokok pada teman.

This study addresses one of the health problems among teenager is the phenomenon of smoking behavior. This phenomenon is examined to look at the factors associated with smoking students at SMPN 36, East Jakarta in 2014. This study uses quantitative methods with cross-sectional study design (cross sectional) with a sample of 220 respondents and uses proportional stratified random sampling sampling. Based on the results of the univariate analysis, there were 75.5% of respondents who don’t smoke. Factors associated with smoking behavior is gender, affordability of cigarettes, cigarette promotional advertising exposure, smoking of teachers, and smoking of friends."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ichsan Prayudhi
"Mahasiswa membutuhkan pemahaman dan cara pandang secara profesional untuk menyesuaikan diri dalam rangka menghadapi kehidupan pasca kampus atau dunia kerja. Mahasiswa dapat belajar bersikap profesional melalui program apa saja yang diikuti di luar kampus. Makalah ini bertujuan untuk memberikan contoh pembelajaran karakter profesional melalui keikutsertaan dalam program Kampus Mengajar. Metode penelitian yang digunakan adalah refleksi pengalaman penulis sebagai peserta Kampus Mengajar yang bertugas pada salah satu sekolah di Jakarta selatan. Penulis mempelajari dan menerapkan beberapa sikap baru dalam 4 (empat) bulan masa penempatan. Penulis menemukan beberapa cara yang dilakukan penulis saat enkulturasi, yaitu pengamatan penulis, praktek langsung, dan melalui nasihat orang lain. Penulis mengalami beberapa tahapan enkulturasi dimulai dengan imitasi dan identifikasi, dilanjutkan internalisasi dan eksternalisasi. Penulis mendapatkan hasil yaitu dapat memahami karakter adaptabilitas, kesabaran, tanggung jawab, terorganisir, dan siap tanggap. Karakter seperti ini dapat diimplementasikan ke dalam kegiatan yang diikuti penulis selanjutnya. Manfaat mengikuti Kampus Mengajar bagi penulis dan mahasiswa secara umum adalah mendapatkan skill baru yang membantu adaptasi dalam dunia pasca kampus.

College students need understanding and a professional perspective to adjust themselves in order to face post-campus life or the world of work. College students can learn to act professionally through any program they take part in off-campus. This paper aims to provide examples of professional character learning through participation in the Kampus Mengajar program. The research method used is a reflection of the author's experience as a Kampus Mengajar participant in charge of a school in South Jakarta. The author learns and applies several new attitudes in the 4 (four) months of the placement period. The author found several ways that the author did during enculturation, namely the author's observation, direct practice, and through other people's advice. The author goes through several stages of enculturation starting with imitation and identification, followed by internalization and externalization. The writer gets the results that are able to understand the character of adaptability, patience, responsibility, organization, and responsiveness.  Characters like this can be implemented into activities that are followed by the next writer. The benefits of joining the Kampus Mengajar for writers and college students in general are gaining new skills that help adaptation in the post-campus world."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurintan Nauli P.S
"Kesalahan desain serta ukuran kursi dan meja sekolah dapat mengakibatkan terbentuknya postur tubuh yang membahayakan bagi kesehatan siswa, terutama yang berkaitan dengan cedera pada tulang belakang. Penelitian ini akan membandingkan ukuran kursi dan meja sekolah yang sudah digunakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan ukuran tubuh siswa untuk mengetahui apakah meja dan kursi ini sudah didesain dengan ukuran yang benar sehingga membentuk postur duduk yang benar. Evaluasi terhadap postur duduk ini menggunakan perhitungan nilai Posture Evaluation Index (PEI) yang diperoleh dengan konfigurasi Virtual Environment dengan software Jack 6.1. Dalam penelitian didapatkan ukuran dimensi meja dan kursi SMP yang ergonomis sesuai dengan antropometri siswa.

Improper design and size of school furniture can lead to formation of dangerous posture for student's health, particularly those associated with injury to the spine. This research was comparing the dimensions of school furniture to student's dimensions, in junior high school, and determines whether this type of furniture is well-designed. Moreover, this research also studied about the sitting posture of junior high school students formed by the design of school furniture. Evaluation of sitting posture using the Posture Evaluation Index (PEI) which counted using configuration of Virtual Environment in software Jack 6.1. This research have found the dimension size of the ergonomic tables and chairs for junior high students in accordance with anthropometry data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42069
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Eka Putri
"Pernikahan dini dapat menimbulkan beberapa dampak bagi tahap perkembangan remaja, termasuk dampak secara psikologis dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan remaja perempuan terkait dampak tersebut. Desain penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif ini dilakukan kepada 101 responden yang merupakan siswi kelas VII, VIII, dan IX. Peneliti melakukan analisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 56.44% responden memiliki pengetahuan yang kurang terkait dampak psikologis pernikahan dini. Selain itu, sejumlah 51.49% responden juga memiliki pengetahuan yang kurang terkait dampak sosial pernikahan dini. Sosialisasi melalui intervensi keperawatan perlu dikembangkan dan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tersebut, sebagai salah satu upaya pencegahan pernikahan dini pada remaja, khususnya remaja perempuan.

Early marriage gives some impacts related to the developmental stage of adolescent, included psychological and social impacts. The objective of this research is to describe the knowledge of female adolescents regarding that impacts. This quantitative and descriptive research is conducted towards 101 respondents, who are the students from VII, VIII, and IX grades. This research uses univariate analysis. The result shows that 56.44% respondents have less level of knowledge regarding the psychological impacts. Besides that, 51.49% respondents also have less level of knowledge regarding the social impacts. Socialization using nursing intervention has to be developed and applied to increase that knowledge, as one of the efforts to prevent early marriage among adolescents, especially female adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>