Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silalelo, Yudi Fernando
"Kebutuhan akan akses oksigen yang lebih mudah dan terjangkau masih menjadi kendala untuk sebagian wilayah Indonesia, terutama wilayah Indonesia Timur. Generator oksigen medis merupakan salah satu alat yang dapat menjawab permasalahan terkait sulitnya akses oksigen. Sering terjadi keterlambatan dalam waktu pengerjaan proyek generator oksigen medis (PSA Oxygen Plant) sehingga mengakibatkan pembengkakkan biaya dan keterlambatan dalam memberikan pertolongan pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja manajemen proyek perusahaan dan memberikan usulan strategi perbaikan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja proyek mereka. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan merekap beberapa data estimasi biaya proyek, dilanjutkan dengan menyusun standar anggaran setiap proyek. Berdasarkan kedua data tersebut, kinerja manajemen proyek perusahaan dievaluasi menggunakan metode earned value dengan indikator CR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan strategi terbaik untuk meningkatkan kinerja manajemen proyek perusahaan berdasarkan hasil penelitian. Hasil pengukuran memberikan tahapan yang memiliki kinerja yang kurang baik dan kemudian memberikan solusi bagi perusahaan untuk setiap tahapan yang memiliki kinerja yang kurang baik.

The needs for easier and more affordable access to oxygen is still an obstacle in some parts of Indonesia, especially in the eastern part of Indonesia. Medical oxygen generator is a device that can answer the problems related to the difficulty of accessing oxygen. There are frequent delays in the completion of the medical oxygen generator project, causing cost overruns and delays in provide first aid. The purpose of this study is to measure the performance of companies project management and provide suggestions for improvement strategies so that companies can improve their project performance. In this study, data collection was carried out by recapitulating some of the estimated project cost data, followed by compiling standard budgets for each project. Based on these two data, the company's project management performance is evaluated using Earned Value method with the CR as the indicator. The goal is to find the best strategies to improve company’s project management performance based on our results. The proposed measurements provide the stages who have poor performance and then provide solutions for the company for each stages who have poor performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Gautama Chandra
"Kebutuhan oksigen untuk terapi oksigen meningkat karena terjadinya pandemi yang dimulai pada tahun 2020. Konsentrator oksigen merupakan sebuah opsi untuk melakukan terapi oksigen kepada pasien di rumah, akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang terbaik, keluaran konsentrasi oksigen yang dihasilkan harus berada di atas 90%, maka dari itu dibutuhkan sebuah sistem monitoring untuk dapat memastikan keluaran konsentrator oksigen di atas 90% dan dapat melakukan perawatan yang dibutuhkan jika menurun. Pada penelitian ini, berhasil dirancang sebuah konsentrator oksigen yang dapat menghasilkan konsentrasi oksigen 93,1% pada 0,5 LPM yang memiliki fitur monitoring jarak jauh dengan berdasarkan ESP32 soft access point. Pembacaan hasil keluaran konsentrator oksigen dibaca dengan menggunakan sensor OCS-3F 3,1 dengan resolusi konsentrasi oksigen 0,1% dan laju alir 0,1 LPM. Sistem monitoring yang berhasil dirancang dapat menampilkan hasil keluaran konsentrasi oksigen dan laju alir dengan menggunakan layar LCD TFT dan juga pada sebuah laman web lokal yang di host dengan menggunakan ESP32 soft access point.

Concentrated oxygen used for oxygen therapy is increasing due to the pandemic that is happening in early 2020. An oxygen concentrator is an excellent alternative to oxygen tanks for household use. An oxygen concentration output must be greater than 90% for medical use to be most effective. To ensure a greater than 90% concentration of oxygen output, a monitoring system is needed to confirm the concentration level of the output oxygen. In this research, an oxygen concentrator with an output of 93.1% oxygen concentration at 0.5 LPM with wireless monitoring based on ESP32 soft access point has been successfully constructed. The oxygen concentrator’s output is measured using an oxygen sensor OCS-3F 3.1 with a resolution of 0.1% oxygen concentration and 0.1 LPM airflow. A monitoring system that displays oxygen concentration and airflow to an LCD TFT screen and a local web page hosted by ESP32 soft access point has also been successfully constructed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurens Hendrika Oktaviani Ronadame
"Situasi pandemi COVID-19 yang semakin buruk menyebabkan Indonesia mengalami tekanan yang signifikan terhadap pelayanan kesehatan. Indonesia menghadapi tantangan salah satunya dengan menyediakan pasokan oksigen bagi pasien yang menderita COVID-19. Konsentrator oksigen adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam perawatan pasien penderita COVID-19. Konsentrator oksigen menyediakan oksigen dengan mengambil udara sekitar yang di dalamnya terdapat berbagai kandungan zat. Berbagai kandungan zat ini akan dipisahkan sehingga menghasilkan tingkat kemurnian oksigen lebih dari 95 persen. Proses pemisahan kandungan zat ini disebut Pressure Swing Adsorption (PSA). Pada penelitian ini, pemisahan oksigen dengan proses PSA menggunakan zeolit Li-LSX sebagai adsorben. Simulasi numerik PSA dilakukan dengan metode Partial Differential Equation (PDE). Luaran yang diharapkan mampu menunjukkan pengaruh antara parameter pada feed, waste, dan produk, serta bed terhadap hasil komposisi produk. Hasilnya didapatkan kemurnian oksigen 93 persen untuk validasi dengan percobaan yang pernah ada sebelumnya. Percobaan yang dilakukan pada variasi tinggi bed dan waktu cycle organizer juga mempengaruhi kemurnian oksigen yang optimal pada tinggi bed 150 cm dan waktu cycle organizer 70 detik pada langkah pertama dan ketiga

The worsening situation of the COVID-19 pandemic has caused Indonesia to experience significant pressure on health services. Indonesia faces challenges, one of which is providing oxygen supplies for patients suffering from COVID-19. Oxygen concentrator is one of the tools that can be used in the treatment of patients with COVID-19. Oxygen concentrator provides oxygen by taking in the surrounding air which contains various substances. The various contents of these substances will be separated to produce an oxygen purity level of more than 95 percent. The process of separating these substances is called Pressure Swing Adsorption (PSA). In this research, the separation of oxygen by the PSA process used zeolite Li-LSX as an adsorbent. Numerical simulation of PSA was carried out using the Partial Differential Equation (PDE) method. The expected output is able to show the influence of the parameters on feed, waste, and product, and bed on the results of product composition. The results obtained 93 percent oxygen purity for validation with previous experiments. Experiment carried out on variations in bed height and cycle organizer time also affected the optimal oxygen purity at 150 cm bed height and 70 seconds cycle organizer time in the first and third steps."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Mulya Santausa
"Penelitian mengenai produksi suara dalam bidang ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi masih jarang hingga saat ini. Waktu fonasi maksimal (WFM) merupakan salah satu parameter untuk menilai ketahanan fonasi. Studi pendahuluan ini ditujukan untuk mengetahui korelasi nilai prediksi ambilan oksigen maksimal (VO2 maksimal) yang didapatkan dari uji jalan enam menit dengan WFM pada populasi dewasa sehat sedenter bukan penyanyi. Penelitian ini merupakan studi potong-lintang dengan teknik pengambilan sampel secara konsekutif. Kriteria inklusi di antaranya subjek berusia 18-50 tahun, sedenter dan bukan penyanyi. Subjek dengan riwayat merokok, memiliki gejala pernafasan dalam dua minggu terakhir, riwayat penyakit jantung, paru, muskuloskeletal dan gangguan keseimbangan dieksklusi dari studi ini. Pengukuran WFM dan uji jalan enam menit dilakukan oleh dua asesor berbeda dan tidak diketahui satu sama lain. Seluruh subjek pada studi ini (n=50) merupakan penduduk ras Mongoloid. Rerata WFM lebih tinggi pada subjek laki-laki (n=18) (27.4+7.4 s vs 20.6+5.1 s, p<0.001). Dari analisis bivariat, didapatkan korelasi antara WFM dan nilai prediksi VO2 maksimal (r=0.588, p<0.001) dan frekuensi suara (r=-0.360, p=0.010), namun setelah analisis multivariat, nilai prediksi VO2 maksimal merupakan satu-satunya faktor yang berhubungan dengan WFM (p=0.004). Terdapat korelasi sedang antara nilai prediksi ambilan oksigen maksimal dari uji jalan enam menit dengan waktu fonasi maksimal pada dewasa sehat sedenter bukan penyanyi.

Studies regarding voice production in the field of physical medicine and rehabilitation are still sparse to date. Maximum phonation time (MPT) is a parameter to measure phonation endurance. This preliminary study was aimed to determine the correlation of predicted maximal oxygen uptake (VO2 max) obtained from six-minute walk test (6MWT) with MPT in healthy adult population of sedentary non-singers. This is a cross-sectional study with consecutive sampling. The inclusion criteria are subjects aged 18-50 years, sedentary and non-singers. Subjects with a history of smoking, having respiratory symptoms in the last two weeks, heart, lung, musculoskeletal and balance problems were excluded from this study. The measurements of MPT and 6MWT were carried out by two different assessors blinded to each other. The subjects in this study (n=50) were all Mongoloids. The mean MPT was higher in male subjects (n=18) (27.4+7.4 s vs 20.6+5.1 s, p<0.001). From bivariate analysis, there was a correlation between MPT and predicted VO2 max (r=0.588, p<0.001), as well as vocal frequency (r=-0.360, p=0.010). However, after multivariate analysis, predicted VO2 max was the only factor associated with MPT (p=0.004). There is a moderate correlation between predicted VO2 max obtained from 6MWT and MPT in healthy adult population of sedentary non-singers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Huda
"Keterbatasan aliran udara masuk serta keluar dari paru-paru, gangguan ventilasi saluran pernafasan dan menurunnya kemampuan fungsi kerja otot-otot pernafasan menyebabkan terjadi defisit saturasi oksigen perifer pada pasien PPOK. Masalah defisit saturasi oksigen perifer sangat penting untuk diselesaikan, untuk itu diperlukan berbagai terapi untuk meningkatkan nilai saturasi oksigen pada pasien PPOK, diantaranya adalah Breathing Exercise. Penelitian ini menggunakan Breathing Exercise dengan Teknik Balloon Blowing untuk meningkatkan saturasi perifer pada pasien PPOK. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 responden. Metode penelitan ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan desain Quasy Experimental. Teknik pengambilan sampel dengan cara Consecutive Sampling sebanyak 46 responden PPOK yang dibagi kedalam kedua kelompok yaitu Intervensi (23 responden diberikan Balloon Blowing) dan Kontrol (23 responden diberikan Nafas Dalam). Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan rerata nilai pada kelompok intervensi lebih tinggi sebelum dan sesudah perlakuan (Mean 1,61. P-value 0,000), dibandingkan kelompok kontrol (Mean 0,74. P-value 0,032). Rekomendasi, Peneliti mengharapkan lebih banyak penelitian breathing exercise balloon blowing pada pasien PPOK atau gangguan pernapasan dengan jangka waktu penelitian yang lebih lama. Simpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian Breathing Exercise Balloon Blowing terhadap peningkatan saturasi oksigen perifer.

Limited airflow into and out of the lungs, impaired ventilation of the respiratory tract and decreased ability of the work function of the respiratory muscles to cause peripheral oxygen saturation deficits in COPD patients. The problem of peripheral oxygen saturation deficit is very important to be solved, therefore various therapies are needed to increase the oxygen saturation value in COPD patients, including Breathing Exercise. This study uses Breathing Exercise with Balloon Blowing Technique to increase peripheral saturation in COPD patients. The sample in this study amounted to 46 respondents. This research method uses a quantitative approach with a Quasy Experimental design. The sampling technique was Consecutive Sampling as many as 46 COPD respondents were divided into two groups, namely Intervention (23 respondents were given Balloon Blowing) and Control (23 respondents were given deep breaths). The results of this study showed that the change in the mean value in the intervention group was higher before and after treatment (Mean 1.61. P-value 0.000), compared to the control group (Mean 0.74. P-value 0.032). Recommendation, Researchers expect more research on breathing exercise balloon blowing in patients with COPD or respiratory disorders with a longer study period. The conclusion in this study is that there is an effect of giving Breathing Exercise Balloon Blowing to increase peripheral oxygen saturation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jundi Khalifatullah
"Pendahuluan: Pemerintah Prvinsi Jawa Barat telah mengeluarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 443/Kep.350-BUMD DAN INVESTASI/2021 Tentang Pos Komando Oksigen. Pos komando oksigen dibentuk untuk mengatasi kedaruratan oksigen pada puncak covid-19 varian delta di Jawa Barat Juli-September 2021. Evaluasi menjadi sangat penting sebagai pembelajaran dalam rangka mempersiapkan penanganan kebutuhan darurat oksigen medis dimasa depan. Tujuan: Mengevaluasi implementasi pelaksanaan pos komando oksigen berdasarkan tugas yang tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.350-BUMD DAN INVESTASI/2021 tentang Pos Komando oksigen khususnya pada puncak varian delta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode kualitatif pendekatan studi kasus yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III dan Evaluasi Keputusan Teoritis William Dunn. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam kepada informan dan telaah dokumen. Hasil: Penelitian menunjukkan pos komando oksigen menjalankan tugas dengan baik namun belum optimal. Aspek komunikasi, sudah terbangun komunikasi yang baik didalam pos komando oksigen, diperlukan komunikasi yang lebih konsisten dengan mitra di luar posko. Aspek sumber daya, sudah terpenuhi staf dan diberikan kewenangan, anggaran yang tersedia cukup memenuhi kebutuhan fasilitas dilapangan. Aspek struktur birokrasi berjalan cukup optimal, mekanisme yang dibuat sangat detail dan koordinasi rutin. Aspek disposisi diimplementasikan dengan baik. Pada evaluasi tugas penyusunan rencana kebutuhan yang berjalan sudah cukup baik dilihat dari ketersediaan data untuk menyusun rencana kebutuhan, pengendalian pendistribusian dengan menunjuk BUMD adalah pilihan tepat dengan hasil 12,44 ton/hari oksigen cair dan kepemilikan 1.634 tabung oksigen. Pengkoordinasian dan pensikronan yang dilakukan harus membangun kesamaan pemahaman tentang oksigen sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi yang menghambat koordinasi. Pos komando membentuk sekretariat/gudang dengan pengelolaan informasi terpusat pada layanan Pikobar Provinsi Jawa Barat sudah tepat sesuai dengan amanat peraturan gubernur. Monitoring yang dilakukan juga cukup baik dan sebaiknya melibatkan mitra diluar pos komando oksigen agar juga dapat mengetahui situasi dan kondisi terkini kedaruratan oksigen. Sehingga dapat disimpulkan pos komando oksigen melaksanakan tugas dengan baik.

Introduction: The Provincial Government of West Java has issued Governor of West Java Decree Number: 443/Kep.350-BUMD DAN INVESTASI/2021 concerning Oxygen Command center. An oxygen command center was formed to deal with oxygen emergencies at the peak of the Covid-19 variant of the delta in West Java July-September 2021. Evaluation is very important as lesson learning to prepare for handling emergency medical oxygen needs in the future. Purpose: Evaluate the implementation of the implementation of the oxygen command post based on the tasks contained in the Decree of the Governor of West Java Number 443/Kep.350-BUMD AND INVESTASI/2021 concerning the oxygen command post, especially at the peak of the delta variant. Methods: This research is a non-experimental research with a qualitative case study approach which is expected to answer research questions. This study uses the theoretical approach of George C. Edward III's Policy Implementation Model and William Dunn's Theoretical Decision Evaluation. The methods used in data collection were in-depth interviews with informants and document review. Result: The research shows that the oxygen command center does its job well but not optimal. In the aspect of communication, good communication has been established within the oxygen command center, more consistent communication is needed with partners outside the command center. In the aspect of resources, staff have been fulfilled and given authority, the available budget is sufficient to meet the needs of facilities in the field. The aspect of the bureaucratic structure runs optimally, the mechanism is made very detailed and routine coordination. The disposition aspect is well implemented. In evaluating the task of preparing a needs plan that is running well enough, seen from the availability of data to prepare a needs plan, distribution control by appointing a BUMD is the right choice with a yield of 12.44 tons/day of liquid oxygen and ownership of 1,634 oxygen cylinders. The coordination and synchronization that is carried out must build a common understanding of oxygen so that there are no communication errors that hinder coordination. The command center to form a secretariat/warehouse with centralized information management on the West Java Province Pikobar service is appropriate in accordance with the mandate of the governor's regulations. The monitoring carried out is also quite good and it is better to involve partners outside the oxygen command center so that they can also find out the current situation and condition of oxygen emergencies. So it can be concluded that the oxygen command center carried out its duties properly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hingawati Setio
"RS Husada adalah Rumah Sakit swasta yang didirikan pada tahun 1924 dengan misi sosial, berlokasi di Jalan Mangga Besar 134-137 Jakarta. Pada saat itu walaupun tidak seluruhnya berfungsi sosial, Rumah Sakit tetap mempertahankan fungsi sosial dan menjadi bagian dari Sistem Kesehatan Nasional. Dukungan Pemerintah antara lain dalam bentuk Piagam Gubenur DKI 25 Juni 1971 yang menyatakan bahwa RS Husada ditetapkan sebagai :"RS Umum Pusat II di Wilayah Jakarta Bagian Utara". Unit Gawat Darurat merupakan pintu gerbang Rumah Sakit yang berawal dari ruang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang mulai dibuka tahun 1974. Sarana dan prasarana UGD dilengkapi seperti tuntutan masyarakat dan tuntutan akreditasi 5 pelayanan dari Depkes. Pada bulan Mei 2001, UGD sebagai bagian dari Rumah Sakit diakreditasi kembali untuk l2 pelayanan dan dinyatakan terakreditasi penuh.
Didalam proses penyelenggaraan Rumah Sakit sehari-hari (termasuk UGD) dikeluarkan uang dalam jumlah yang cukup besar bagi pembelian barang-barang farmasi (termasuk obat dan alat kesehatan habis pakai). Selama tahun 1999 dikeluarkan biaya sebesar Rp 1.163.928.875,- (lebih dari satu milyar rupiah) untuk pembelian obat dan alat kesehatan habis pakai di UGD RS Husada. Untuk tahun 2001 biaya dapat dlkurangi menjadi Rp 745.906.100,- (tiga perempat milyar rupiah) walaupun jumlah pasien meningkat dari 24.375 kunjungan menjadi 25.200 kunjungan. Hal ini terjadi karena perubahan sistem penyediaan obat dan alat kesehatan habis pakai yang dimulai pada 1 Mei 2000.
Pada bulan Agustus 2001 dilakukan evaluasi ulang atas sistem yang telah berjalan. Apabila mulai l Mei 2000 sampai 30 September 2001 pengendalian obat dan alat kesehatan habis pakai di bawah Kepala Unit Gawat Darurat, mulai 1 Oktober 2001 pengendalian dikembalikan ke Instalasi Farmasi dengan sistem, protap dan cara pelaksanaan yang berbeda untuk sebagian besar jenis obat dan alat kesehatan habis pakai. Perawat sebagai petugas pelaksana diganti petugas dari Instalasi Fanmasi.
Dengan latar belakang kondisi ini dilakukan penelitian yang bertujuan meneliti apakah sistem baru mempunyai dampak perbaikan. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan type "outcome evaluation" yang bersifat kuantitatif didukung data kualitatif dengan data sekunder yang diambil dari UGD, Instalasi Farmasi dan Bagian Rekam Medis RS Husada dan data primer yang diambil dengan cara wawancara mendalam.
Disimpulkan bahwa dalam rangka penghematan, hasil kedua sistem sama baiknya. Tetapi sistem terakhir memungkinkan tertib administrasi berjalan lebih baik walaupun biaya yang dikeluarkan sedikit lebih besar. Biaya tersebut merupakan "opportunity cost" untuk mencegah terulangnya pemborosan. Juga terbukti bahwa kunjungan pasien rawat berpengaruh besar terhadap tindakan infus sehingga pemakaian alkes untuk penginfusan tidak boleh menyimpang jumlahnya
Saran : Setiap tahun dilakukan analisa ABC untuk mengetahui pola pemakaian alkes karena kelompok A merupakan kelompok yang perlu diwaspadai. Selain ini juga harus dilakukan pengecekan data silang berkala dari Farmasi UGD - Buku pasien UGD/status Rekam Medis; Farmasi UGD - Pemasukan keuangan UGD. Dengan demikian Unit Gawat Darurat tidak hanya sebagai sumber biaya ("cost center") tetapi juga merupakan sumber pendapatan ("revenue center") mengingat faktor kelanggengan financial ("financial sustainability").

Evaluation Procurement Systems on Disposable Medical Equipment in Emergency Deparment Husada Hospital In 2001Husada Hospital is a private hospital that established in 1924 with charity missions. Located at Mangga Besar 134-137 Jakarta. Nowadays although the charity function isn't entirely functioning, it has successfully defended its social function and became a part of National Health System. The government's support is given as DKI Governor's Charter at June 25th 1971 which declared that the Husada Hospital was established as "Central II General Hospital in the northern part of Central Jakarta". Emergency Department was built from "fast aid mom" in 1974. The task of emergency department was adapted by community demand and accreditation demand from Ministry of Health Care for five serving. In May 2001 Emergency Department as a part from hospital was re-accredited for 12 serving and was declared as full accredited.
In hospital included Emergency department a lot budgets were spend for drugs including disposable medical equipment during 1999 drugs were costly up to Rp 3,163,928,875 at Emergency Department Husada Hospital. In 2000, the cost could be reduced to Rp 745,906,100 although the patient was increased from 24,375 visits to 25,200 visits. These could be happened because of changing the system of procurement, which began on lst May 2001.
In August 2001 there was re-evaluation to the procurement system which has been running. If since May 2000 to September 2001 the management of procurement was under the head of emergency department, since lst October 2001 was returned to department of pharmacy with different system, fix procedure and the way of maintenance. The officers were changed from nurses to pharmacy staffs.
Given the background above, research was performed to figure out if there were improvements in the new system. This research is an evaluation research with outcome evaluation type, quantitative approach and qualitative approach that consist secondary data taken from Emergency Department, Pharmacy Department, and Medical Record department of Husada Hospital and primer data.
As conclusion for efficiency the both systems were same. But the last system could improve good administration, although the cost was a little bit higher. That costs were named opportunity cost to prevent unnecessary lost. Its also proved that the inpatients visits from emergency department had a great effects towards the amount of infuse acts; so that the amount usage of disposable intra -venous catheter and giving set may not deviate.
As suggestion, every year ABC analysis will be made to find out what the pattern of usage of medical disposable because A group is the most risky group. Besides that there must be a cross check between Pharmacy in emergency department - Patient book/medical record; Pharmacy in emergency department -- Income emergency department. Those actions, hopefully make Emergency department are not only as "cost center" but also as "revenue center" consider financial sustainability.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Kardina
"Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran untuk mengetahui spektrum pesawat sinar-X generator constant potential dan single phase.Pengukuran ini membandingkan hasil pengukuran yang dilakukan dengan detektor CdTe dan non invasive beam analizer merek Unfors.Untuk mengkalibrasi detektor CdTe, digunakan dua sumber standar yaitu Americium-241 dan Barium-133. Proses pengukuran menggunakan sofware ADMCA. Pada tahap ini dilakukan pengukuran korelasi antara channel dan energi sumber radiasi. Pengambilan data dilakukan dengan meletakkan detektor sejajar dengan tabung pesawat sinar-X dengan jarak 1 meter.
Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan puncak pada pesawat sinar-X generator single phase berbeda dengan hasil pengukuran menggunakan detektor Unfors dan CdTe, sehingga perlu dikoreksi dengan nilai rasio yang diperoleh sebesar 1,08. Perbedaan hasil pengukuran ini disebabkan oleh ripple tegangan yang besar pada generator single phase, sehingga nilai tegangan tabung berfluktuasi menyebabkan nilai bacaan pada detektor CdTe menyimpang dari yang seharusnya. Untuk pesawat sinar-X generator constant potential tidak perlu dilakukan koreksi karena nilai tegangan puncak pesawat sesuai dengan hasil pengukuran pada detektor Unfors dan CdTe.

This research is to measure the spectrum of constant potential and single phase Xray generators. It will compared with the result of CdTe detector and Unfors, the non invasive beam analizer. Americium-241 and Barium-133 were use to calibrate the CdTe detector. The measurement was use ADMCA to get the correlation between channel and energy of radiation. The detector was place for 1 meter in front of X-ray tube.
It should conclude that the kiloVolt peak of single phase X-ray generator was not appopriate with the result of the Unfors and CdTe detector. To appopriate the result, it must be multipled by 1,08. The different of this result was caused by ripple of single phase generator. The fluctuation caused the value of kiloVolt peak that detected by CdTe was deviate. For constant potential X-ray generator, the result was suitable with unfors and CdTe detector.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1960
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nur Anisa
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap gambaran manajemen tanggap darurat kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa yang ada di gedung Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan melakukan observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Hasil dari penelitian ini selanjutnya dibandingkan kesesuaiannya dengan Permen PU No. 20/PRT/M/2009, Permen PU No.26/PRT/M/2008, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, SNI 03-1746-2000, SNI 03-6574-2001, dan dan standar internasional NFPA 101.
Hasil penelitian didapatkan bahwa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia belum memiliki manajemen tanggap darurat kebakaran yang sesuai dengan standar. Sarana penyelamatan jiwa yang belum semuanya terpenuhi adalah koridor, pintu darurat, tangga darurat, petunjuk arah jalan keluar, dan pencahayaan darurat. Dari hasil penelitian maka diperlukan pengadaan bagi manajemen tanggap darurat kebakaran dan perbaikan bagi sarana penyelamatan jiwa yang belum memenuhi persyaratan, serta dilakukan pemeliharaan bagi yang sudah terpenuhi.

The purpose of the research is to analyze the management overview fire emergency response and facility of life saving in Faculty of Pharmacy building, University of Indonesia. This research used the descriptive analytic metod with performing field overview, interview, and document study. The result of this research will be compared its conformity with Permen PU No. 20/PRT/M/2009. Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, SNI 03-1746-2000, SNI 03-6574-2001, and NFPA 101.
This result shows that Faculty of Pharmacy in University of Indonesia yet to have standard compliant fire emergency response management. The place that yet to have life saving facility including corridor, emergency doors, emergency stares, exit directions, and emergency lightings. From this research conclude that the procurement is required for management of the fire emergency responnse and requirement for the life saving facility wich do not meet the requiremnts, and maintenace for the facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Joko Purwanto
"ABSTRAK
Pada proyck-proyek pembanunan jalan., sepcrti kita ketahui bahwa tidak bisa
dilepaskan dari aspek alat berat. Alat berat utama yang digunakan untuk pekerjaan jalan,
dan khususnya pelcerjaan pengaspalan meliputi 1 Asphalt Mixing Plant (AMP), Wheel
Loader, Asphalt Finishcr, Tandem Roller, Pneumatic Tire Roller, Dump Truck. Dan jcnis
alat berat lainnya sebagai pelengkap, yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pekeijaan yang
akan dikerjakan i _
Untuk proyek jalan skala besar dan multi years, penulis mengecualikannya karena
untuk proyek-proyek besar dan multi years tersebut pada umumnya pihak Pemberi Tugas
mengharuslcan setiap kontraktor pclaksana menyediakan alat sendiri untuk proyeknya
sendiri Berbeda dengan proyek-proyek yang akan dianalisis oleh Peuulis didalam tulisan
ini, yaitu proyek-nya banyak, terdiri dari 6 (enam) paket proyek yang akan di-analisis pada
tahun anggaran 1998! 1999, dan waktu penyelesaiannya relatifpendek yaitu kurang lebih 5
(lima) bulan saja. Untuk proyelr-proyek seperti disebutkan ini, Pembeli Tugas tidak
mengharuskan menyediakan alat berat khusus untuk proyek-nya masing-masing, tapi
dapat menggunakan alat berat milik kontraktor lain. Masalahnya disini, adalah, AMP yang
dipakai hanya 1 unit, proyeknya 6 paket dengan lokasi yang menyebar yang berarti
vaziabel jarak perlu mendapat analisis khusus dalam operasi alat berat, karena hal ini
mempakan faktor yang ikut menentukan terhadap e5si<-:mi dan biaya alat berat, volume
pekeljaan :nasing-masing paket berbeda, pernilik AMP juga mengerjakan proyeknya
sendiri, dengan kondisi seperti ini, apakah dengan kapasitas 1 unit AMP tersebut akan
mampu mengerjakan total volume pekerjaan semua paket itu dengzm waktu yang tersedia,
demikian juga alat berat lain yang hams menycrtainya, bagaimana mengatur dan
menempatkan alat berat tersebut pada proyek-proyek yang memerlukannya.
Untuk menangani proyek-proyek sepcrti ini, penulis mencoba mengadakan
pendekatan efrsiensi alat berat sebagai solusi-nya dilapangan dan analisis pengaruh jarak.
Hasil aualisis ini, dapat dnadikan sumbangan pernikiran bagi Pemilik Proyek untuk masa-
masa yang akan datang untuk lcondisi proyek yang serupa. Penulis melakukan penelitian
ini pada proyelc selctor jalan kota di linglcungan Dinas Pekeijaan Umum Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang.
Evaluasi efiesiensin., FX Koko Purwanto, FTUI, 2000
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>