Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Sayyid Santoso Kristeva
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2022
303.484 NUR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jhamtani, Hira P.
"The World Social Forum (WSF), a gathering forum for civil society groups and social movements, held it's 3"' meeting at Porto Alegre, Brasil on January 23-28, 2003. The forum itself is known for its deep commitment towards building a world community based on good relationship between human and the environment. This paper is a reflection of the writers experience on that forum and will review of the history, goals and organisation of the WSF and its relevance to the social movements in Indonesia. The paper is intended to offer some insights about global social movements, which might be used as a reference for local social-movements"
2003
CJCE-1-1-April2003-13
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Primahendra
"As a discourse, the existence of civil society can be traced ever since four centuries ago, and it is still under process up to this day. In recent perspective, civil society is idealised as a precondition for the establishment of democracy and equal distribution of developmental benefits. It is clear that civil society is no panacea. Civil society has its own roles, primarily in initiating processes of catalyst of dialogue, balancing interest, picking up signals, and initiating collective action. These four roles can support the process of democratization and moving towards a better development; and therefore the empowerment of civil society is seen as a strategic action."
2003
CJCE-1-1-April2003-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Saepul Ahyar
"ABSTRAK
Studi ini membahas gerakan sosial masyarakat Padarincang, Serang,
Banten yang menentang dikeluarkannya Ijin pembangunan dan eksplorasi sumber
air kepada PT. Tirta Investama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar
belakang, faktor penyebab, dinamika dan proses gerakan sosial tersebut serta
menganalisis dinamika dan karakter gerakan sosial tersebut.
Landasan teoritik studi ini adalah Teori Mobilisasi Sumberdaya/Resaurces
Mobilization Theory (RMT) yang dipadukan dengan Teori Orientasi Identitas/The
Identity Oriented Theory (IOT). Pendekatan RMT lebih menekankan pada
tindakan rasional yang memandang masing-masing aktor dalam tindakan kolektif
mempunyai kepentingan. Sementara pendekatan teori Identitas lebih menekankan
kepada identitas, solidaritas dan komitmen bersama.
Hasil penelitian menunjukan faktor penyebab munculnya gerakan sosial di
Padarincang dikarenakan dua alasan berbeda. Pertama, alasan yang bersifat
material dan ideologis, seperti kelompok yang menghitung untung rugi secara
ekonomi. Kedua, alasan yang bersifat gagasan/ide kemanusiaan, seperti alasan
pelestarian lingkungan hidup dan keadilan dalam pembangunan. Dengan
demikian, karakteristik gerakan sosial tidak dapat dikategorikan gerakan sosial
baru secara utuh, tetapi juga karakteristik gerakan sosial lama masih tetap
nampak. Karakter gerakan lama terutama lebih didominasi oleh kalangan
masyarakat petani, kyai dan santri pondok pesantren. Sementara karakter gerakan
sosial baru nampak pada aktivis gerakan, baik aktivis lokal ataupun dari kalangan
NGO yang terlibat dalam gerakan sosial ini.
Dari sisi proses dan dinamika gerakan, mengikuti RMT terlihat bahwa
faktor determinan gerakan sosial di Padarincang adalah adanya organisasi
(GRAPPAD dan AMPL), kepemimpinan, mobilisasi sumberdaya, jaringan dan
partisipasi yang luas serta mampu menggunakan peluang politik yang ada.
Analisis ini diperkuat dengan adanya kesamaan identitas kelompok, dalam hal ini
ikatan keagamaan dan kekeluargaan yang kental yang membangunkan komitmen
dan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat.
Secara teoritik, penelitian gerakan sosial di Padarincang tidak dapat
dijelaskan dengan satu teori RMT saja. Perpaduan antara RMT dan IOT dapat
menjelaskan secara lebih baik gerakan sosial tersebut. Dengan demikian terdapat
sejumlah konsep yang baik, tetapi tidak mampu menjelaskan realitas secara
konprehenship dan memerlukan teori lain untuk menjelaskannya.

ABSTRACT
This study discusses social movements in rural people of Padarincang,
Serang, Banten, which oppose the issuance of the construction and the exploration
permit of water resources to PT. Tirta Investama. This study aims to assess the
background, causes, dynamics and processes of their resistance.
This study based on Resource Mobilization Theory (RMT) combined with
The Identity Oriented Theory (IOT). RMT approach is more emphasis on rational
action that sees each actor has an interest in collective action. The other theory,
Identity theory, stresses to identity, solidarity and commitment of the group.
The results of study showed that there are two factors causing the rise of
social movements in Padarincang. First, the reason for that movement is material
and ideological, as a group economically calculate profit and loss. The second
reason is they consider the idea / ideas of humanity, such as environmental
conservation reasons and fairness in development. Thus, the characteristics of a
social movement can’t be categorized as new social movements as a whole, but
also the characteristics of the old social movements are still visible. Old social
movement character is dominated by, especially the farming community, religious
scholars and boarding school students (santri). On the other side, the character of
this new social movements seem in activists, both local and NGO activists that
involved in this social movement.
In terms of the process and the dynamics of movement, based on RMT is
seen that the determinant factor in Padarincang social movement is in the
organization (GRAPPAD and AMPL), leadership, resource mobilization,
networking and wide participation and be able to use the existing political
opportunities. This analysis is reinforced by the similarity of group identity, in this
case religious and kinship ties viscous built commitment and high social solidarity
among the rural people.
Theoretically, the study of social movements in Padarincang can not be
explained by the theory of RMT only. The mix theory between RMT and IOT can
be better explain the social movements. Although there a number of good concept,
but it can not be able to explain the case completly and need another theory to
explain it."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifal Meidiawan Dwi Putra
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh modal sosial dan strategi terhadap keberhasilan gerakan masyarakat sipil dalam memengaruhi sebuah kebijakan dengan menggunakan studi kasus gerakan Forum Peduli Lingkungan Sehat pada tahun 2013 hingga 2014. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana pengaruh modal sosial dan strategi dalam keberhasilan gerakan Forum Peduli Lingkungan Sehat pada tahun 2014? Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa Forum Peduli Lingkungan Sehat telah menjalankan peran-peran civil society dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat, menjadi penyeimbang kekuatan negara, memberdayakan masyarakat, dan menjadi lembaga penghubung. Penelitian ini menemukan bahwa modal sosial yang dimiliki Forum Peduli Lingkungan Sehat menjadikan gerakan ini menjadi solid dan kuat, serta memiliki daya tawar yang tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa strategi yang dimiliki mampu memberikan akses bagi FPLS terhadap pembuatan kebijakan dan berhasil menekan aktor politik pembuat kebijakan membatalkan kebijakan. Akses tersebut didapatkan dari jejaring yang terbentuk dengan WALHI dan anggota DPRD. Strategi lobi yang dijalankan juga berhasil menekan pemerintah kota Depok untuk membatalkan perluasan TPA Cipayung pada tahun 2014 lalu. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa kedua faktor tersebut saling memengaruhi satu sama lain dalam keberhasilan Forum Peduli Lingkungan Sehat.

ABSTRAK
This study discusses the influence of social capital and strategy on the success of the civil society movement in influencing a policy by using case studies of the Forum Peduli Lingkungan Sehat movement in 2013 to 2014. The research question posed is how the influence of social capital and strategy in the success of the Forum Peduli Lingkungan Sehat in 2014 The findings of this study show that the Forum Peduli Lingkungan Sehat has performed civil society roles in fighting for the interests of the community, balancing the power of the state, empowering the community, and becoming a liaison institution. This study found that the social capital owned by Forum Peduli Lingkungan Sehat makes this movement solid and strong, and has a high bargaining power. The study also finds that the strategy has the ability to provide access for the Forum Peduli Lingkungan Sehat to policy making and succeed in suppressing policy makers undo the policy. The access is obtained from the network formed by WALHI and DPRD members. The lobbying strategy also succeeded in pressuring the city government of Depok to cancel the expansion of TPA Cipayung in 2014 ago. The research findings show that the two factors influence each other in the success of Forum Peduli Lingkungan Sehat."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisca Cindy Az-Zahra
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pembedahan terhadap fenomena yang terjadi dari hadirnya inkonsistensi praktik pidana hukum yang timpang terhadap kaum elitis dan rakyat sipil. Penelitian ini menemukan bahwa inkonsistensi praktik pidana hukum yang terjadi di Indonesia kepada kaum elitis dan rakyat sipil menghasilkan persoalan ketimpangan vonis hukuman antar suatu kaum, ketidakadilan para aparat hukum dalam memvonis pidana hukum, hingga termarjinalnya rakyat sipil yang tidak memiliki hak istimewa dalam membela dirinya. Dalam kajian ini, pendekatan teori Kontrak Sosial Jean Jacques Rousseau digunakan bersama dengan metode kualitatif dengan teknik analisis konseptual dan refleksi kritis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disparitas yang terjadi tidak sesuai dengan kontrak sosial yang telah disepakati.

This research aims to dissect the phenomenon that occurs due to the presence of inconsistent legal criminal practices that are unequal towards elitists and civilians. This research found that the inconsistency of legal criminal practices that occur in Indonesia for elitists and civilians results in problems of inequality in sentences between groups, injustice of legal officials in passing criminal sentences, and the marginalization of civilians who do not have the privilege of defending themselves. In this study, Jean Jacques Rousseau's Social Contract theory approach is used together with qualitative methods with conceptual analysis and critical reflection techniques. The results of this research show that the disparities that occur are not in accordance with the agreed social contract."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haynes, Jeff
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000
321.8 HAY d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haynes, Jeff
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000
321.8 HAY d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Riasanawati
"Gerakan sosial mengalami pola perubahan seiring dengan pergeseran struktural dan kultural masyarakat menuju masyarakat post-industry. Gerakan sosial tidak melulu direpresentasikan oleh subjek homogen dalam kelompok atau kelas sosial tertentu yang dibahas oleh aktivis-aktivis gerakan sosial sebelumnya yaitu petani, buruh, atau masyarakat minoritas saja. Gerakan sosial telah melahirkan agen-agen sosial baru yang disebut dengan urban activist yang berbeda dengan grassroot activists dengan menghadirkan gerakan sosial baru dengan mengusung tuntutan baru yang lebih kompleks seperti isu mengenai keadilan sosial (social justice). Tulisan ini berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari gerakan yang dipelopori oleh urban activist yang terepresentasi melalui kelompok pedagang kelas menengah di Pasar Santa melalui studi kasus pada gerakan #SustainableSanta. Tulisan ini berupaya untuk membahas bagaimana neoliberalisme yang datang melalui privatisasi yang dilakukan oleh developer swasta terhadap pasar tradisional yang seharusnya merupakan ruang publik sebagai aset negara (PD Pasar Jaya) untuk kepentingan lintas kelas dimonopoli menjadi mewakili kelas-kelas sosial tertentu, telah memunculkan bentuk resistensi yang dilakukan oleh kelompok pedagang kelas menengah di Pasar Santa. Perlawanan yang dipicu oleh pedagang di Pasar Santa ini merepresentasikan bentuk baru dalam gerakan sosial. Analisis dalam penelitian ini akan menyelidiki cara pendekatan yang dilakukan oleh para urban activist dalam mengorganisir gerakan mereka melalui proses framing atau pengemasan ideologi dan mobilisasi sumber daya (resources mobilization) yang mereka lakukan.

Along with the structural and cultural transformation towards a post-industrial society, there have been an increasing diversity form of activism. Social movements are no longer merely represented by a homogeneous subject in groups or certain social class discussed by social movements activists earlier, like farmers, labours and minority communities only. Social change may affect the characteristics of social conflict and collective action in different ways. It may facilitate the emergence of urban activist which is different from grassroot activists by presenting new social movements through a new more complex demands such us the issue of social justice. This paper seeks to gain a better understanding of the movement spearheaded by the urban activist through case studies on #SustainableSanta movement. This paper seeks to discuss how the neoliberalism which came through privatization undertaken by the private developers of the traditional markets which should be a public facility as an asset of the country (PD Pasar Jaya) is supposed to be for the sake of crossed-class interests is monopolized into representing certain social classes, has led to forms of resistance carried out by a group of middle-class merchants in Pasar Santa. Resistance fueled by the urban activists represents a new form of social movement. The analysis in this study will investigate how the approach taken by urban activist groups in organizing their movement is done through the process of framing and resources mobilization which they do.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzuriyatun Toyibah
"Sejak reformasi 1998 sebagaimana dinyatakan Faultier (2001) tengah terjadi peningkatan fungsi masyarakat sipil. Dalam penelitian ini penulis melihat terjadinya peningkatan fungsi masyarakat sipil sampai ke tingkat lokal seperti yang terjadi di Cipari, Cilacap, Jawa Tengah. Bagi sebagian aktifis masyarakat sipil hal itu dianggap penting karena ujung tombak kedaulatan rakyat sebenarnya ada di tingkat masyarakat desa. Tanpa perubahan di tingkat masyarakat akar rumput maka perubahan yang terjadi di tingkat nasional tidak akan memberi pengaruh.
Sebagai ide yang diambil dari proses sejarah masyarakat Eropa, ide masyarakat sipil dalam kehidupan di masyarakat lokal nampak dalam organisasi-organisasi keagamaan yang fungsinya masih sangat terbatas. Penulis menggunakan definisi masyarakat sipil yang menurut Hikam (1999: 3) terwujud dalam berbagai organisasi yang dibuat oleh masyarakat di luar pengaruh negara. Dengan definisi tersebut masyarakat sipil terdiri dari lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial keagamaan, paguyuban, dan juga kelompok kepentingan di Cipari.
Organisasi masyarakat sipil di lokasi penelitian yang mendapat tempat di masyarakat, seperti NU, masih lebih berorientasi kepada masalah-masalah agama dalam arti sempit (transendental} semata. Program dan kegiatannya tidak diorientasikan bagi pemenuhan kebutuhan yang nyata bagi anggotanya. Melainkan hanya berfungsi untuk menjaga tradisi yang telah mapan.
Program pemberdayaan masyarakat sipil dalam proses otonomi daerah merupakan upaya yang dilakukan oleh PP Lakpesdam NU. Program ini bertujuan agar organisasi masyarakat sipil (CSO) di tingkat lokal bisa memiliki fungsi sebagai organisasi masyarakat sipil yang sebenarnya. Pelaksanaannya dimulai dengan lokakarya desa di lima desa. Masing-masing lokakarya menghasilkan program desa dan forum warga. Forum warga sebenarnya tidak direncanakan untuk menjadi organisasi melainkan forum yang sifatnya informal sebagai wahana diskusi, sharing gagasan dan lain-lain, Dengan demikian Forum warga ini kemudian menjadi forum bagi organisasi masyarakat sipil di Cipari. Karena program masih dalam tahap awaI sehingga mereka masih perlu didampingi oleh fasilitator. Untuk memudahkan kerja fasilitator dibentuk forum warga kecamatan.
Adapun program utama dari Forum Warga adalah sosialisasi tentang wacana perubahan kepada masyarakat melalui beberapa cara. Pertama, dialog publik dan dialog mengenai masalah-masalah yang ada di desa dan kecamatan Cipari. Kedua, dengar pendapat (public hearing) dengan lembaga pemerintah (Bupati, DPRD, Camat, Desa dan BPD) dan lembaga penyedia jasa (public service) seperti PLN, KUA. Ketiga, mengadakan dialog dan seminar tentang otonomi desa dalam kebijakan otonomi daerah, tugas dan wewenang BPD. Keempat, menerbitkan bulletin Eling. Forum warga juga sedang merencanakan melaksanakan polling tentang pandangan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
Dengan program pemberdayaan masyarakat sipil dalam proses otonomi daerah telah menciptakan ruang-ruang diskusi bagi kelompok-kelompok yang berbeda di wilayah kecamatan Cipari. Misalnya antara NU, Muhammadiyah, Katolik, dan lain-lain. Hubungan antara NU dan Muhammadiyah; hubungan Muslim dan Non Muslim yang selama ini agak tegang, diharapkan akan bisa mencair.
Program pemberdayaan masyarakat sipil dalam proses otonomi daerah, juga telah memberi kontribusi mengubah orientasi berorganisasi sebagai ritualitas menjaga tradisi, menjadi berorganisasi sebagai wahana pemecahan alternatif masalah-masalah bersama. Termasuk di dalamnya membawa masalah kehidupan masyarakat agar mendapatkan perhatian dalam kebijakan publik melalui partisipasi dalam pembentukan kepemerintahan yang baik (good governance). Karena perubahan paradigma pemerintahan di tingkat lokal (Cipari) selama ini, baru dimaknai sebagai sebuah keharusan karena datang dari instruksi pemerintah pusat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T9169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>