Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prida Sulistyarsi
"Latar Belakang: Trauma gigi permanen anak sering terjadi di sekolah pada rentang usia 8-12 tahun. Pertolongan pertama yang cepat dan tepat dapat dilakukan guru di tempat kejadian sebelum mendatangi fasilitas kesehatan gigi. Hal ini dapat meningkatkan prognosis pasca-trauma dental. Penelitian sebelumnya menyatakan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar terhadap penanganan trauma dental masih rendah. Buku elektronik merupakan media edukasi visual berbasis digital dengan kemudahan akses pada pengguna gawai yang terhubung internet.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca buku elektronik “Trauma Gigi Permanen Anak”.
Metode Penelitian: Penelitian dilakukan pada 117 guru di sekolah dasar negeri di Jakarta Timur. Subjek penelitian memiliki gawai yang terhubung internet dan mampu mengoperasikannya. Buku elektronik dan kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah membaca buku elektronik, dibagikan melalui link. Desain penelitian ini adalah membandingkan nilai sebelum dan sesudah membaca buku elektronik "Trauma Gigi Permanen Anak".
Hasil: Nilai median sebelum intervensi 6 (tingkat pengetahuan kurang) dan sesudah intervensi menjadi 13 (tingkat pengetahuan baik). Uji Wilcoxon pada skor sebelum dan sesudah membaca buku elektronik menghasilkan nilai p≤0,05.
Kesimpulan: Buku elektronik “Trauma Gigi Permanen Anak” merupakan media edukasi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan guru sekolah dasar mengenai trauma gigi permanen anak.

Background: The majority of dental trauma in children aged 8–12 years occurs in schools. Teachers should take proper and immediate emergency management before visiting a dental health center. Previous studies have shown that elementary school teachers still have poor knowledge of how to manage dental trauma. Electronic books are digital-based visual educational media with easy access for internet-connected device users.
Objectives: This study compared the knowledge level of primary school teachers before and after reading the new innovation electronic book "Trauma Gigi Permanen Anak".
Research Methods: The study was conducted on 117 teachers at public elementary schools in East Jakarta. Electronic books and questionnaires that were given before and after reading the book, were shared via a link. The contents of the electronic book are kind of trauma, emergencies, and preventive action, which are explained with appealing illustrations.
Result: The median score before the intervention was 6 (poor), and after it was 13 (good). The Wilcoxon test on scores before and after reading e-books resulted in a value of p≤0.05.
Conclusion: The electronic book "Trauma Gigi Permanen Anak" is innovative, effective educational media, and high impact for increasing the knowledge of dental trauma among primary school teachers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Anindita
"Latar Belakang: Trauma gigi sulung merupakan cedera yang melibatkan gigi dan/atau struktur pendukungnya sehingga dapat menyebabkan fraktur, perpindahan gigi dan kerusakan jaringan pendukung dengan prevalensi dunia sebesar 22,7%. Data ini menunjukkan anak usia muda perlu mendapatkan perhatian khusus dari individu terdekat karena berisiko tinggi terjadinya trauma gigi sulung. Orang tua memiliki peran utama dalam penanganan darurat trauma gigi. Rendahnya pengetahuan orang tua dapat meningkatkan risiko terjadinya trauma gigi sulung, sehingga kebutuhan edukasi menjadi sangat penting. Digitalisasi dalam perkembangan teknologi menunjukkan perubahan penyampaian informasi dan meningkatkan penggunaan media elektronik sebagai sumber edukasi yang dapat digunakan masyarakat luas. Berbagai sumber informasi menjadi lebih cepat dan efektif didapatkan dengan adanya perangkat elektronik dan jaringan internet. Tujuan: Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan orang tua anak Sekolah TK sebelum dan sesudah membaca buku elektronik “Trauma Gigi Sulung Anak” dan buku elektronik dapat bermanfaat sebagai panduan bagi para orang tua sebagai individu terdekat anak. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan pada 10 Sekolah TK Negeri di Jakarta Selatan dengan total 130 orang tua anak yang memenuhi kriteria inklusi. Buku elektronik dan kuesioner dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan melalui diskusi pakar, dokter gigi dan orang tua anak Sekolah TK di luar subjek penelitian. Dilakukan penilaian tingkat pengetahuan awal menggunakan kuesioner dengan durasi 8 menit, selanjutnya orang tua membaca buku elektronik dengan durasi 6 menit. Penilaian tingkat pengetahuan kembali menggunakan kuesioner yang sama sesudah membaca buku elektronik dilakukan dengan durasi 8 menit. Hasil: Nilai median total skor pengetahuan sebelum dan sesudah membaca buku elektronik secara berurutan adalah 14 (cukup) dan 17 (baik). Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai p = 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p < 0,05) antara total skor pengetahuan orang tua anak Sekolah TK sebelum dan sesudah membaca buku elektronik “Trauma Gigi Sulung Anak”. Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan orang tua anak Sekolah TK sebelum dan sesudah membaca buku elektronik “Trauma Gigi Sulung Anak”.

Background: Trauma to the primary teeth is an injury involving the teeth and/or their supporting structures which can cause fractures, tooth displacement and damage to supporting tissues with a worldwide prevalence of 22,7%. This data shows that young children needs to get special attention from the closest individuals due to the high risk of trauma to the primary teeth. Parents have a major role in emergency management of dental trauma. Lack of parental knowledge can increase the risk of trauma to the primary teeth, hence the educational needs are very important. Digitalization in technological developments shows changes in the delivery of information and increases the use of electronic media as a source of education that can be used by the wider community. Various sources of information can be obtained more quickly and effectively with the existence of electronic devices and internet. Objectives: Analyzing the difference of knowledge levels of preschool parents before and after reading electronic book “Trauma to the Primary Teeth” and the electronic book can be useful as a guide for parents as the closest individuals to children. Methods: Research was conducted at 10 preschools in South Jakarta with a total of 130 parents of children who met the inclusion criteria. The electronic book and questionnaires in this study were tested for validity and reliability before being used namely through expert discussions, dentists and preschool parents outside the research subjects. An assessment of the level of initial knowledge was carried out using a questionnaire with a duration of 8 minutes, followed by a reading session on the electronic book by the parents with a duration of 6 minutes. Re – assessment of the level of knowledge using the same questionnaire after reading the electronic book was carried out with a duration of 8 minutes. Results: The median total score of knowledge before and after reading electronic book was 14 (fair) and 17 (good) respectively. Based on Wilcoxon test, the p value = 0,001 was obtained which indicated that there was a statistically significant difference (p < 0,05) between total score of knowledge of preschool parents before and after reading electronic book “Trauma to the Primary Teeth”. Conclusions: There is a difference of knowledge levels of preschool parents before and after reading electronic book “Trauma to the Primary Teeth”."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marianti Enikawati
"Latar Belakang : Trauma di rongga mulut memiliki prevalensi yang tinggi, terutama pada anak-anak. Avulsi gigi merupakan kasus trauma di rongga mulut yang paling berat dan sering terjadi di sekolah. Sekitar 64,5% kasus avulsi gigi tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena kurangnya pengetahuan guru sekolah terhadap pertolongan pertama avulsi gigi. Oleh karena itu, guru sekolah membutuhkan edukasi untuk meningkatkan prognosis perawatan pada anak. Salah satu media edukasi yang dapat digunakan yaitu poster. Penelitian mengenai pengaruh poster edukasi terhadap perubahan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar mengenai pertolongan pertama mandiri avulsi gigi belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi “Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi pada Anak” Metode Penelittian : Penelitian ini dilakukan di 13 sekolah dasar negeri di Jakarta Pusat, dengan total 54 guru yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah mengisi informed consent, pengetahuan awal diukur dengan menggunakan kuesioner kemudian guru membaca poster edukasi mengenai pertolongan pertama avulsi gigi. Setelah membaca poster, guru mengisi kembali kuesioner yang berisi pertanyaan yang sama. Perbedaan total skor pengetahuan sebelum dan sesudah membaca poster edukasi diuji secara statistik. Hasil : Nilai median total skor sebelum membaca poster adalah 5 sedangkan nilai median setelah membaca poster adalah 10. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p=0.000 yang menandakan terdapat perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi “Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi pada Anak” yang menandakan poster edukasi merupakan media edukasi yang efektif. 

Background : Oral trauma has a high prevalence, especially in children. Dental avulsion is the most severe type of oral trauma and school is the common place where dental avulsion occurs. Arround 64.5% of dental avulsion cases did not get proper treatment due to inadequate teachers’ knowledge about first aid management of dental avulsion; therefore, teachers need education to improve the prognosis of treatment. One of the educational media that can be used is poster. Research on educational poster’s effect on the knowledge of elementary school teachers regarding first aid management of dental avulsion has never been done in Indonesia. Objective: The purpose of this study is to analyse the difference of level on the knowledge of Elementary School Teachers Before and After Reading Educational Posters “First Aid Management Of Dental Avulsion on Children” Methods : This study was conducted in 13 public primary schools in central Jakarta, with a total of 54 teachers who met the inclusion criteria. After filling out the informed consent, initial knowledge was measured using a questionnaire, then the teacher read an educational poster about the first aid management of dental avulsion. After reading the poster, the teachers answered the questionnaire, which included the same questions as the first questionnaire. The difference between total knowledge scores before and after reading the educational poster was statistically counted. .Results : The median of total score before reading the poster was 5 while the median of total score after reading the educational poster was 10. The Wilcoxon test showed a significant difference (p=0.000) between the level of knowledge of elementary school teachers before and after reading the educational poster. Conclusion : There is a difference in the level of knowledge of elementary school teachers before and after reading the educational poster "Independent First Aid for Children's Avulsion Teeth" which indicates that the educational poster is an effective educational tool. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vassa Khema Katthika
"Latar belakang: Gigi avulsi adalah suatu kondisi gigi terlepas keluar secara utuh dari soketnya, dan terjadi sekitar 0,5-16% pada gigi permanen anak. Avulsi merupakan salah satu injuri yang serius dan pertolongan pertama yang salah saat terjadinya trauma dapat menyulitkan prognosis gigi tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas cedera pada gigi anak terjadi di lingkungan sekolah dan guru berperan penting dalam memberikan pertolongan pertama di lokasi kecelakaan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan pengetahuan guru sekolah mengenai pertolongan pertama gigi avulsi tidak memadai sehingga diperlukan suatu alat bantu pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya pengaruh video animasi Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi Anak terhadap pengetahuan guru sekolah dasar. Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah eksperimental klinis. Sebanyak 54 guru sekolah dasar negeri (SDN) dari 13 SDN di Jakarta Pusat yang dipilih secara acak diminta untuk mengisi kuesioner. Setelah itu video animasi Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi Anak ditayangkan. Selesai menonton, guru diminta untuk mengisi kembali kuesioner yang sama. Hasil: Analisis data menggunakan uji komparatif Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan (p<0,05) nilai total skor pengetahuan guru SDN setelah menonton video animasi Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi Anak. Kesimpulan: Video animasi Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi Anak berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan guru sekolah dasar.

Background: Dental avulsion is a condition in which the tooth is completely dislodged from its socket and occurs around 0.5-16% in the child's permanent teeth. Improper management when trauma occurs can complicate the prognosis of the tooth. Majority of injuries to children s teeth occur in the school environment and teachers play an essential role in providing first aid at the accident site. However, the school teacher s knowledge regarding first aid dental avulsion is inadequate, so an educational tool is needed. The purpose of this study was to analyze the effect of animated video First Aid Management of Dental Avulsion towards primary school teacher s knowledge. Methods: The design of this study is a clinical experimental study. Subjects were 54 teachers from 13 public elementary schools in Central Jakarta who were chosen randomly to fill out a questionnaire before and after animated video First Aid Management of Dental Avulsion was presented. Results: Data analysis using the Wilcoxon comparative test showed that there was a statistically significant increase (p<0.05) in teacher s knowledge after watching the animated video First Aid Management of Dental Avulsion. Conclusion: The animated video First Aid Management of Dental Avulsion was effective in increasing the primary school teacher s knowledge."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Miftakhul Khoiroh
"Bullying telah menjadi masalah yang serius pada murid sekolah dasar. Guru memiliki peran yang besar dalam mencegah dan menangani bullying di sekolah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap guru tentang perilaku bulying yang dilakukan oleh murid sekolah dasar. Desain penelitian ini menggunakan Desain penelitian ini adalah deskriptif cross- sectional yang melibatkan 84 guru sekolah dasar di wilayah Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukan hampir separuh responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang bullying, yaitu sebesar 42,9. Selain itu, sebagian besar responden memiliki sikap yang positif pada perilaku bullying fisik dan relasional. Namun, separuh responden memiliki sikap yang negatif pada jenis perilaku bullying verbal. Pemberian pelatihan tentang bullying diharapkan mampu meningkatkan kesadaran guru tentang adanya bullying dan mampu menangani bullying dengan cara yang tepat.

Bullying has been a serious problem among elementary school students. Teacher has an important role in preventing and dealing with bullying in the school. The purpose of the research to describe teacher's knowledge and attitude about bullying in elementary school students. This research is a descriptive cross sectional study that involves 84 elementary school teachers in Makasar, East Jakarta. This study shows that almost half of samples 42,9 have moderate knowledge about bullying. Furthermore, most of the samples have positive attitude in physical and relational bullying. However, half of respondents have negative attitude toward verbal bullying. Providing training about bullying for teacher is expected to increase teacher's awareness about bullying and able to handle bullying in the right way."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S66789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masmuri
"Edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual merupakan upaya promosi kesehatan yang sering digunakan untuk mencapai perilaku hidup sehat. Penggunaan media ini mempunyai kelebihan antara lain bisa memberikan gambaran yang lebih konkrit serta meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah diingat. Berbeda dengan media yang hanya melibatkan salah satu penginderaan, seperti media audio. Anak hanya dapat mendengarkan informasi yang disampaikan, tanpa mendapatkan gambaran yang konkrit tentang informasi tersebut. Begitu juga dengan penggunaan media visual, perhatian anak hanya terpusat pada tulisan, tidak pada esensi dari tulisan tersebut. Dari ketiga media tersebut, media audivisual menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini, mengingat sasaran edukasi adalah anak usia sekolah dasar yang masih berpikiran konkrit dalam menerima informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dengan gizi lebih di sekolah dasar Kota Pontianak. Metode penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre and post with control group design. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 38 responden. Analisa data menggunakan uji t-test dependen dan independen. Hasil penelitian menunjukkan edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan (p=0,015) dan sikap (p=0,042) anak usia sekolah dengan gizi lebih.

Audiovisual media is often used in health promotion effort to obtain healthy life behaviour. The use of this media is more beneficial compared to other material since it can improve the retention of memory band is more interesting and easy to remember. Different from other media that only involve one sensing, such as the audio, children can only hear information provided, without getting a whole information. Similar to the use of visual media, children can only focus on writing, not on the essence of the writing. Of the three these forms of media, audivisual media be an adequate choice to use in this research. This is considering the target of education is primary school age children who are still think concrete in receiving information.
This research aimed to determine the effect of health education using the media audiovisual on the level of knowledge and attitude of school-aged children with overweight in primary school of Pontianak city. A method of the research used quasi experimental design with pre and post control group. Simple random sampling was used with a total number of 38 respondents. Data was Analyzed using t-test dependent and independent .The results showed health education useing the audiovisual media have significantly influenced the level of knowledge (p = 0.015) and the attitude (p = 0,042 ) of school-aged children with overweight.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Mulya Santausa
"Prevalensi enterobiasis tinggi pada murid SD. Melalui penyuluhan terhadap guru SD, informasi mengenai enterobiasis diharapkan lebih mudah disampaikan kepada murid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan guru SD sebelum dan sesudah penyuluhan. Penelitian dilakukan di Jakarta dengan mengundang perwakilan guru SD Jakarta ke acara penyuluhan. Desain penelitian adalah eksperimental dengan intervensi penyuluhan kesehatan mengenai enterobiasis. Semua guru yang hadir saat penyuluhan dijadikan subyek penelitian. Pengambilan data menggunakan kuesioner berisi pertanyaan mengenai siklus hidup, patogenesis, gejala, penularan, dan pencegahan enterobiasis yang dibagikan sebelum dan sesudah penyuluhan. Jumlah responden 67 orang, 31,3% laki-laki dan 68,7% perempuan. Sebelum penyuluhan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 47,8%, cukup 35,8%, dan baik 16,4%. Sesudah penyuluhan, responden dengan tingkat pengetahuan baik menjadi 83,6%, cukup 13,4%, dan kurang 3%. Dari uji marginal homogeneity didapatkan nilai p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan guru SD sebelum dan sesudah penyuluhan. Jika ditinjau per nomor, uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan bermakna pada semua skor jawaban kecuali pertanyaan mengenai gejala enterobiasis (p=0,083). Hal tersebut disebabkan sebelum penyuluhan 95,5% responden telah menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan menjadi 100% setelah penyuluhan. Disimpulkan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan guru SD mengenai enterobiasis

The prevalence of enterobiasis is high among elementary school students. Through providing health education to the teachers, information can be more easily delivered to the students. Our study was aimed to assess the difference between knowledge level of enterobiasis among elementary school teachers before and after health education. This experimental study was held in Jakarta by inviting representatives of elementary school teachers in Jakarta to follow health education about enterobiasis. The teachers (n=67), 31,3% male and 68,7% female, completed pre-test and post-test questionnaire consisting of questions about life cycle, pathogenesis, symptoms, transmission, and prevention of enterobiasis. Prior to health education, there were 47,8% respondents with poor knowledge level, 35,8% average, and 16,4% good. After health education, there were 83,6% respondents with good knowledge level, 13,4% average, and 3% poor. Based on marginal homogeneity test, the difference is significant (p<0,01). If we assess the score of each number before and after health education, Wilcoxon test shows significant difference in all numbers, except question about enterobiasis symptoms (p=0,083). It is because 95,5% respondents had already answered the question correctly before health education, and became 100% after health education. In conclusion, health education effectively improves knowledge level of enterobiasis among elementary school teachers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Fiana Putri
"ABSTRAK
Latar Belakang : Trauma gigi yaitu kerusakan pada jaringan keras gigi atau
periodontal karena sebab mekanis. Prevalensi tertinggi terjadi pada anak usia 8-12
tahun. Tingginya prevalensi trauma gigi merupakan hal yang harus dicermati oleh
ibu. Tujuan: Menganalisis hubungan tentang pengetahuan trauma gigi permanen
anterior anak usia 8-12 tahun dengan tingkat pendidikan dan status kerja ibu.
Metode : Analitik dengan desain potong lintang. Subjek penelitian sebanyak 50
ibu dari siswa/i usia 8-12 tahun yang mengalami trauma gigi anterior. Hasil:
Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang trauma gigi permanen anterior
anak usia 8-12 tahun dengan tingkat pendidikan dan status kerja ibu.

ABSTRACT
Background : Dental trauma is destruction of dental hard and periodontal tissue
caused by mechanical factor. Highest prevalence of dental trauma happened in 8-
12 years old children. This prevalence should be awared by mother. Aim: To
analyze relationship between knowledge of anterior permanent dental trauma in 8-
12 years old children with mother’s educational background and working status.
Method: Analytic with cross-sectional design. Subject consisted of 50 mothers of
8-12 years old students who have anterior permanent dental trauma. Result: There
is relationship among knowledge of anterior permanent dental trauma in 8-12
years old children with mother’s educational background and working."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Sandy
"Keselamatan diri penting bagi siswa sekolah dasar karena siswa rentan terhadap kejadian cedera. Penelitian deskriptif sederhana ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang keselamatan diri. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh siswa (131 siswa) kelas IV, V, dan VI pada salah satu Madrasah Ibitaiyah di Depok pada 30 April - 02 Mei 2012. Kusioner karakteristik dan tingkat pengetahuan keselamatan memiliki range nilai validitas (r hitung: 0,107-0,609 dan r tabel: 0,174) dengan nilai alpha crombach 0,852 (α: 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan 51,9% (68 responden) memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang keselamatan diri secara umum. Namun, pada aspek keselamatan psikososial pengetahuan siswa masih rendah. Program peningkatan pengetahuan tentang keselamatan diri siswa sekolah dasar terhadap keselamatan fisik, kimia, biologis, psikososial, dan upaya pencegahan kecelakaan lalulintas perlu selalu dilakukan agar siswa dapat aman di sekolah.

Personal safety is important for elementary school students because the students are susceptible to injury occurrence. This simple descriptive study aimed to describe knowledge of primary school students about personal safety. The samples used in this study are all students (131 students) class IV, V, and VI in one of Madrasah Ibitaiyah in Depok on 30 April to 2 May 2012. Questioner characteristics and level of safety knowledge has particularly value range of validity (r count: 0.107 to 0.609 and r table: 0.174) with Crombach alpha value of 0.852 (α: 0.05).
The results showed 51.9% (68 respondents) have a high level of knowledge about personal safety in general. However, the psychosocial aspects of students' knowledge of safety is low. Program increased knowledge about the safety of elementary school student to the physical safety, chemical, biological, psychosocial, and traffic accident prevention efforts should always be done so that students can be safe at school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42693
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>