Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debbi Candra Dianto
"Wayang Topeng Malangan merupakan sebuah seni pertunjukan khas Malang. Seni sendratari yang berlatar cerita Panji ini sempat menjamur di kalangan masyarakat Malang sebelum tahun 1960-an. Hingga saat ini, seni ini terus menurun dari segi kuantitas dan hanya menyisakan setidaknya kurang dari lima padepokan yang bertujuan mereservasi budaya ini, salah satunya Padepokan Asmorobangun. Dengan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana cara pewarisan dan pengelolaan Wayang Topeng Malangan di Padepokan Asmorobangun sehingga dapat bertahan dan tetap aktif di era modern ini. Pertama, penulis menemukan bahwa untuk pewarisan seni ini, Padepokan Asmorobangun yang dipimpin oleh generasi kelima maestro Wayang Topeng Malangan, Pak Handoyo, mengaitkan memori kolektif ke dalam usaha pewarisan yang bisa dikategorikan menjadi tiga: pewarisan melalui cerita, pewarisan melalui keterampilan, dan pewarisan melalui spiritual. Berbagai aktivitas yang melibatkan padepokan dan pihak eksternal dilakukan dengan tetap membawa konteks memori kolektif yang ada. Sehingga, Cerita Panji, pertunjukan seni, dan laku spiritual masih bisa ditemukan dalam aktivitas padepokan. Kedua, pengelolaan yang dilakukan Pak Handoyo di Padepokan Asmorobangun pada masa generasi kelima adalah dengan melihat seni menjadi dua aspek, yaitu pengelolaan wayang topeng malangan sebagai industri budaya dan pengelolaan wayang topeng malangan sebagai aset budaya. Dengan demikian, ada cara- cara yang sakral dan cara-cara yang bersifat inovatif dilakukan guna mempertahankan eksistensi Wayang Topeng Malangan dan bisa bergerak menjangkau kalangan masyarakat luas.

Wayang Topeng Malangan is a typical performing art of Malang. This art set in the story of Panji had spreaded away among the people of Malang before the 1960s. Until now, this art continues to decline in terms of quantity and only leaves at least less than five hermitages that aim to preserve this culture, one of which is the Padepokan Asmorobangun. With this background, the author wants to know how to preserve and manage Wayang Topeng Malangan at Padepokan Asmorobangun so that it can survive and remain active in this modern era. First, the writer finds that for the inheritance of this art, Padepokan Asmorobangun which is led by the fifth generation of Wayang Topeng Malangan maestro, Pak Handoyo, links collective memory to the inheritance effort which can be categorized into three: inheritance through stories, inheritance through skills, and inheritance through spiritual. Various activities involving hermitages and external parties are carried out while still carrying the existing cultural memory context. Thus, Panji Stories, art performances, and spiritual practices can still be found in hermitage activities. Second, the management carried out by Pak Handoyo at Padepokan Asmorobangun during the fifth generation was by looking at art into two aspects, namely the management of Wayang Topeng Malangan as a cultural industry and the management of Wayang Topeng Malangan as a cultural asset. Thus, there are sacred and innovative ways to maintain the existence of Wayang Topeng Malangan and to reach out to the wider community. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Prawita
"Latar belakang penelitian ini adalah untuk memaparkan pertunjukan Wayang Potehi secara jelas mulai dari asal-usul Wayang Potehi, penjelasan mengenai pertunjukan Wayang Potehi serta fungsi pertunjukan Wayang Potehi. Selain itu latar belakang dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa eksistensi pertunjukan Wayang Potehi di Jakarta masih ada sejak masa kolonial hingga saat ini meskipun peminatnya mengalami penurunan dan sempat tidak diizinkan untuk tampil di depan publik semasa zaman orde baru, serta membuktikan bahwa pemain Wayang Potehi yang bukan masyarakat Tionghoa tidak terpengaruh dengan adanya stereotip negatif tentang msayarakat Tionghoa di Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini adalah manfaat praktis yang dapat memberikan sumbangan pemikiran, berupa pengetahuan mengenai pertunjukan Wayang Potehi dan perkembangannya mulai dari masa kolonial sampai saat ini dan manfaat teoritis yang diharapkan dapat menjadi penjelasan nyata yang bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan penulisan dan pemikiran. Berdasarkan penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pertunjukan Wayang Potehi merupakan kesenian yang telah berakulturasi dengan kebudayaan Jawa, dalam perkembangannya ia telah melakukan beberapa perubahan dalam pertunjukannya untuk dapat menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Sampai saat ini pertunjukan Wayang Potehi masih sering digelar meskipun mengalami penurunan jumlah penonton.

The background of this research is to explain Wayang Potehi show clearly starting from the history of Wayang Potehi, explanation about Wayang Potehi show and the function of the show. Besides that, the background of this research is to to prove that the existence of Wayang Potehi show has been on going since colonial era until now, although the number of interested person is declining and even once upon a time, it was not allowed to perform in public show in new order era, and also to prove that the player of Wayang Potehi who are not Chinese, are not affected by the negative stereotype about Chinese society in Indonesia. As for the benefit of this research is beneficial practice which can provide thoughtful contribution of knowledge about Wayang Potehi Show and its development since colonial era until now and theoretical benefits which is expected to be an actual explanation that has benefits to the readers as a writing material and thought. Based on this research, it can be concluded that Wayang Potehi show is the culture that has been acculturated with Java culture, in its development it has made some changes in the show to adapt with the local culture. Although the number of audience is decreasing, but Wayang Potehi show is still performed until now.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
Semarang: Dahara Prize, 1997
791.53 SUN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Wayang map of Indonesia"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
R 791.535 98 PET
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Solichin
Bandung: Mitra Sarana Edukasi, 2017
R 791.535 98 SOL e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Solichin
Bandung: Mitra Sarana Edukasi, 2017
R 791.535 98 SOL e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Solichin
Bandung: Mitra Sarana Edukasi, 2017
R 791.535 98 SOL e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Solichin
Bandung: Mitra Sarana Edukasi, 2017
R 791.535 98 SOL e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Solichin
Bandung: Mitra Sarana Edukasi, 2017
R 791.535 98 SOL e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>