Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vankha Harfianto Arafat
"Penelitian ini menganalisis puisi Rimskaja Imperija) karya Bulat Shalovich Okudzhava sebagai bait-bait perlawanan terhadap pemerintah Uni Soviet. Beliau merupakan seorang penyair asal Rusia yang dikenal sebagai salah satu pelopor genre Author’s Song. Karya puisi tersebut diteliti dengan memakai pendekatan sosiologi sastra. Teori yang dipakai yaitu Rene Wellek, Austin Warren, dan Leo Lowenthal untuk menanggapi permasalahan penelitian. Penelitian ini memakai metode kualitatif dan teks puisi sebagai sumber data primer yang diterjemahkan dengan dua proses yaitu terjemahan kamus dan terjemahan dengan teori Nida. Data sekunder berupa biografi penulis digunakan untuk membuktikan bahwa karya sastra merupakan respon langsung dari peristiwa yang benar-benar terjadi. Literatur historis juga digunakan untuk membuktikan bahwa sebuah karya sastra merupakan penggambaran konsep ideologi pada masanya, cerminan dari pemikiran sejarah terhadap suatu peristiwa, dan merupakan budaya masyarakat. Hasil temuan menunjukkan bahwa adanya tekanan dari pemerintah meskipun pemerintah Uni Soviet senantiasa mewartakan hal positif sebagai akibat dari adanya propaganda dan masih ada penindasan terhadap kaum perempuan meskipun emansipasi perempuan sudah dijunjung tinggi.

This study analyzes Rimskaja Imperija poem as stanzas of resistance to the USSR government. He was a Poet of Russian origin known as one of the pioneers of the Author's Song genre. The work of the poem is researched using the approach of literary sociology. The theory of academic sociology was used by Avrom Fleishman and Leo Lowenthal to respond to the research problems. This research uses qualitative methods and poetry text as a primary data source that is translated by two processes, dictionary translation and according to Nida’s theory. The biography of Okudzhava is used to prove that literary works are a direct response to what eventually occurred. Historical literature also demonstrates that an academic work depicts the ideological concept of its time, a reflection of historical thought towards an event, and of society’s culture. The result shows that there was repression from the government even though the USSR government always reported positive issues as an effect of propaganda. There was still oppression of women even though emancipation was upheld."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochtar Naim
Jakarta: Hasanah, 2006
326.8 MOC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wei, Fu Ren
Taibei shi: Dadi, 1993
SIN 396.195 1 WEI y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinclair, Andrew
New York: Harper & Row, 1965
396.1 SIN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nandi Wardhana Manggala Aryaguna
"Skripsi ini meneliti konsep citra perempuan dari sudut pandang laki-laki yang dikonstruksikan oleh tiga pengarang laki-laki masa Romantik berdasarkan mitos tentang perempuan yang dipercayai oleh masyarakat Jerman. Fokus penelitian ini adalah tokoh utama perempuan dalam tiga puisi mengenai mitos Lorelei, yaitu Lore Lay karya Clemens Brentano, Der Lurleyfels karya Otto Heinrich Graf von Loeben, dan Lorelei karya Heinrich Heine. Pencitraan perempuan ini dibagi menjadi tiga sudut pandang yaitu perempuan dari sudut pandang laki-laki, mitos femme fatale dan perempuan mistis, dan yang ketiga yaitu perempuan dari sudut pandang religiositas masyarakat masa Romantik.

This Thesis analyses the concept image of woman from male perspective constructed by three male authors on the Romantic Period. This concept is based on Myth of woman in German society. The focus of this research is the main character of women from the mythical Lorelei, Lore Lay by Clemens Brentano, Der Lurleyfels by Otto Heinrich Graf von Loeben, and Lorelei by Heinrich Heine. Images of Lorelei are divided into three point of views. Firstly, woman's image based on male gaze, woman as a femme fatale myth and the mythical female, then women on the public religiosity's standpoint in Romantic period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1342
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Adi Saputro
"Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, dan ras. Akan tetapi, pluralitas yang ada saat ini sedang diuji dalam penyelesaian terhadap permasalahan Papua. Salah satu peristiwa yang menjadi awal perdebatan adalah hasil dari Perjanjian New York tahun 1962. Konflik Papua telah ada sejak masa transisi dari orde lama ke orde baru. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh militer dalam upayanya untuk menyelesaikan konflik Papua seringkali menjadi cara untuk meredam justru memperpanjang konflik. Sejak masa orde baru penggunaan kekuatan militer semakin meningkat dan hingga saat ini pendekatan militeristik masih gencar dilakukan. Tidak hanya berhenti di situ saja, isu lain yang menjadi persoalan di Papua adalah kemiskinan yang terjadi. Persoalan lain yang muncul adalah diskriminasi dan rasisme yang ditujukan kepada orang asli Papua. Dengan menggunakan konsep rekognisi dari Axel Honneth. Rekognisi adalah perjuangan untuk pengakuan untuk mengubah kondisi yang ada di dalam masyarakat. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap permasalahan fundamental dan merefleksikan konflik Papua dalam pendekatan filosofis. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis konseptual, refleksi kritis, dan abduksi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konflik Papua telah menjadi patologi sosial dan orang asli Papua itu sendiri juga harus terlibat aktif sebagai subjek yang mengemansipasi dirinya dan bukan lagi sebagai objek pembangunan semata.
Indonesia is a country that has ethnic, cultural and racial diversity. However, the current plurality is being challenged in solving the Papuan problem. One of the events that started the debate was the outcome of the 1962 New York Agreement. The Papuan conflict has existed since the transition from the old order to the new order. Violent acts carried out by the military in its efforts to resolve the Papuan discord are often a way to dampen and prolong the conflict. Since the New Order era, the use of military force has been increasing and until now, the militaristic approach is still being carried out vigorously. It doesn't just stop there, an additional issue in Papua is the problem of poverty. That results in discrimination and racism directed at indigenous Papuans. Using the concept of recognition from Axel Honneth. Recognition is struggle for changing the reality that happens in society. This study seeks to uncover fundamental problems and reflect on the Papuan conflict in a philosophical approach. The method used in this research is conceptual analysis, critical reflection, and abduction. The results of this study indicate that the Papuan conflict has become a social pathology and the indigenous Papuans themselves must also be actively involved as subjects who emancipate themselves and are no longer mere objects of development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Indri Hapsari Kurniawaty
"Skripsi ini berisi analisis terhadap prosa lirik Evgeny Onegin berdasarkan metode deskriptif analitik dan ekstratekstual dengan pendekalan feministik. Yang menjadi fokus penelitian adalah tokoh-tokoh perempuan dalam Evgeny Onegin, kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai tradisional Domostroi untuk melihat bagaimana potret perempuan yang menjadi korban Domostroi. Selain itu juga untuk menggali pemikiran-pemikiran yang ada sehubungan dengan masalah perempuan Rusia. Domostroi adalah sebuah dokumen yang ditulis di Rusia pada pertengahan abad ke-16 yang menempatkan peran perempuan sebatas sebagai istri, ibu, dan ibu rumah tangga. Domostroi menetapkan stereotipe perempuan Rusia yaitu suci, pasif, pasrah, patuh dan tunduk pada suami secara mutlak, serta selalu tinggal di rumah. Nasib perempuan Rusia yang terkungkung oleh Domostroi, digambarkan dengan jelas melalui tokoh-tokoh perempuan Evgeny Onegin. Lewat tokoh Olga dan Putri Mina, tipikal perempuan tradisional yang pasif digambarkan demikian buruk dan memprihatinkan. Di lain pihak, tokoh utama perempuannya, Tatyana, memperjuangkan haknya untuk menjadi diri sendiri terlepas dari stereotipe-stereotipe tradisional. Kekalahan Tatyana dalam meraih cita-citanya menunjukkan bahwa nilai tradisional Domostroi masih sangat mengikat masyarakat Rusia tradisional. Namun demikian, Evgeny Onegin telah menjadi sebuah wacana kritis yang ingin menggugat Domostroi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ringwood, Vic., Australia: Penguin Books, 1986
821.008 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>