Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rayna Shula Azzahra Amry Sirat
"Latar Belakang : Di era modern, media sosial telah dimanfaatkan oleh populasi dewasa muda untuk mengakses, memperoleh, dan berbagi informasi kesehatan. Literasi kesehatan oral, frekuensi penggunaan media sosial, dan efikasi diri merupakan faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi intensi perilaku. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara literasi kesehatan oral, penggunaan media sosial, dan efikasi diri dengan intensi perilaku terkait media sosial. Metode : Studi cross-sectional menggunakan kuesioner online pada 361 mahasiswa Universitas Indonesia yang pernah terpapar dengan informasi kesehatan gigi dan mulut di media sosial. Hasil : hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa literasi kesehatan oral, penggunaan media sosial, dan efikasi diri memiliki korelasi yang bermakna secara statistik (p < 0,05) terhadap intensi perilaku terkait media sosial. Usia juga memiliki korelasi yang bermakna secara statistik dengan literasi kesehatan oral dan efikasi diri, serta pengalaman penggunaan media sosial memiliki korelasi bermakna dengan penggunaan media sosial dan efikasi diri. Namun kedua variabel usia dan pengalaman penggunaan media sosial tersebut bukan merupakan faktor yang memoderasi efek literasi kesehatan oral dan penggunaan media sosial terhadap efikasi diri. Kesimpulan : Literasi kesehatan oral, penggunaan media sosial, dan efikasi diri merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi intensi perilaku. Responden dengan segmen usia yang lebih muda menunjukkan literasi kesehatan oral dan efikasi diri yang lebih baik serta pengalaman penggunaan media sosial yang positif juga menunjukkan frekuensi penggunaan media sosial dan tingkat efikasi diri yang lebih tinggi.

In the modern era, social media has been used by young adults to access, acquire, dan share health informations. Oral health literacy, social media use, and self-efficacy are essential factors that may influence health behavioral intention. Tujuan : To learn the association of oral health literacy, social media use, and self-efficacy with health behavioral intention regarding social media. Metode : A cross-sectional study using online questionnaire of 361 University of Indonesia students who were exposed with oral health information in social media. Hasil : Spearman correlation test shown that oral health literacy, social media use, and self-efficacy have statistically significant correlations (p < 0,05) with health behavioral intention regarding social media. Age also has statistically significant correlation with oral health literacy andn self-efficacy, as well as social media experience has statistically significant correlation with social media use and self-efficacy. However, both age and social media experience were not moderating factors for the effect of oral health literacy and social media use on self-efficacy. Kesimpulan : Oral health literacy, social media use, and self-efficacy were factors which infleunce health behavioral intention. Respondents in the younger age segment shows better oral health literacy and self-efficacy. Moreover, positive social media experience shows higher frequency of social media use and self-efficacy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tsany Saadi
"Tujuan: Didapatkannya informasi mengenai hubungan Sense of Coherence dengan perilaku dan persepsi subjektif kondisi gigi mulut pada populasi dewasa di DKI Jakarta.
Metode: Studi analitik korelatif cross-sectional pada 375 responden berusia 30-50 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta. Data diperoleh menggunakan kuesioner self-administered yang terdiri atas kuesioner SOC-13 dan kuesioner gigi mulut dewasa yang diadaptasi dari kuesioner WHO.
Hasil: Terdapat hubungan bermakna antara SOC dengan kunjungan terakhir ke dokter gigi r = 0,128, kebiasaan merokok r = 0,108, dan frekuensi konsumsi beberapa kudapan manis, yaitu minuman bersoda r = 0,118 dan buah segar r = -0,198. Terdapat hubungan antara SOC dengan beberapa masalah akibat kondisi gigi mulut, yaitu mulut kering r = 0,132, malu akibat penampilan gigi r = 0,102, menghindari tersenyum r = 0,106, kurang toleran terhadap pasangan r = 0,223, dan mengurangi aktivitas sosial r = 0,2.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara Sense of Coherence dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut, yaitu kunjungan ke dokter gigi, kebiasaan merokok, dan frekuensi konsumsi kudapan manis yaitu minuman bersoda dan buah segar. Sense of Coherence juga berhubungan dengan beberapa masalah akibat kondisi gigi dan mulut, yaitu mulut kering, malu akibat penampilan gigi, menghindari tersenyum, kurang toleran terhadap pasangan, dan mengurangi aktivitas sosial.

Objective: To obtain information about the relationship between Sense of Coherence with oral health related behavior and subjective perception in adult population living in DKI Jakarta.
Method: A cross sectional analytic correlative study was conducted in DKI Jakarta, with 375 respondents aging 30 50 years old. Data were collected through self administered questionnaires consisted of SOC 13 and WHO Oral Health Questionnaire for Adult.
Result: Association found between SOC with dental attendance r 0,128, smoking habit r 0,108, and frequency of some sweet snack intake, including soft drink r 0,118 and fresh fruit r 0,198. SOC is also associated with some problems related to oral health, including dry mouth r 0,132, embarrassed due to appearance of teeth r 0,102, avoided smiling r 0,106, less tolerant of spouse r 0,223, and reduced participation in social activities r 0,2.
Conclusion: SOC is associated with some oral health related behaviours, including dental attendance, smoking habit, and frequency of some sweet snack intake, including soft drink and fresh fruit. SOC is also associated with some problems related to oral health, including dry mouth, embarrassed due to appearance of teeth, avoided smilin, less tolerant of spouse, and reduced participation in social activities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ajri Karima
"Tujuan: Mengetahui hubungan status kesehatan gigi dan mulut serta kemampuan mastikasi self-assessed terhadap kualitas hidup lansia independen di beberapa wilayah DKI Jakarta. Metode: Desain studi cross-sectional dilakukan pada 177 subjek yang berusia 60 tahun atau lebih. Standar pemeriksaan klinis WHO, kemampuan mastikasi self-assessed, dan wawancara kuesioner GOHAI versi Bahasa Indonesia dilakukan pada seluruh subjek. Hasil: Dari 177 subjek, 89,3 subjek perempuan dan 10,7 subjek laki-laki dengan rata-rata usia 66,3 tahun. Rata-rata skor kuesioner GOHAI adalah 48,5. Uji korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut serta kemampuan mastikasi self-assessed dengan kuesioner GOHAI. Kemampuan mastikasi self-assessed dan jumlah gigi asli memiliki hubungan yang bermakna dengan total skor GOHAI r=0,63; r=0,37. Jumlah gigi sehat memiliki hubungan yang bermakna dengan total skor GOHAI r=0,36. Gigi berlubang DT memiliki hubungan yang bermakna dengan penggunaan obat untuk pereda nyeri r=0,18. Gigi yang ditambal FT memiliki hubungan yang bermakna dengan kenyamanan saat makan r=0,18. Status gigi tiruan memiliki hubungan yang bermakna dengan total skor GOHAI r=0,36. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara status kesehatan gigi dan mulut serta kemampuan mastikasi self-assessed terhadap kualitas hidup lansia di beberapa wilayah DKI Jakarta.
Objectives: To assess the relationship between oral health status and self assessed masticatory ability with quality of life in elderly living independently in some areas of Jakarta. Methods: the study design was cross sectional. The participants n 177 age 60 years old and above were clinically examined using WHO form, self assessed their masticatory ability, and intervewed using Indonesian version of GOHAI questionnaire. Results: Among 177 participants, 89,3 were female and 10,7 were male. The mean age of the participants was 66,3 years old. The mean score of GOHAI was 48,5. Spearman correlation test was used to assess the relationship between oral health status and self assessed masticatory ability with GOHAI questionnaire. Self assessed masticatory ability and the amount of natural teeth are significantly associated with the total score of GOHAI r 0,63 r 0,37. The amount of sound teeth was also significantly associated with the total score of GOHAI r 0,36. Decay teeth was significantly associated with the consumption of analgesic r 0,18. Restored teeth was significantly associated with the comfort while eating r 0,18. Denture status was associated with the total score of GOHAI r 0,36. Conclusion: Oral health status and self assessed masticatory ability are associated with quality of life in elderly in some areas of Jakarta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaina Kirana Arishanti
"Latar Belakang: Media sosial digunakan oleh sebagian besar remaja sebagai salah satu sumber informasi kesehatan oral, salah satunya masalah gusi berdarah. Tujuan: Mengetahui hubungan penggunaan media sosial mengenai gusi berdarah dengan literasi kesehatan mulut pada murid SMA di DKI Jakarta. Metode: Studi potong lintang pada 500 murid kelas X SMA di DKI Jakarta pada bulan Agustus hingga September 2022 menggunakan kuesioner daring berisi 68 pertanyaan. Digunakan uji korelasi Spearman. Penilaian kualitas studi dilakukan berdasarkan panduan STROBE yang terdiri dari 22 domain. Hasil: Mayoritas murid kelas X SMA melakukan pencarian informasi gusi berdarah di Youtube (43%) dan Instagram (33,4%) dan terdapat perbedaan bermakna skor literasi kesehatan mulut antara mereka yang pernah melakukan pencarian informasi gusi berdarah di kedua platform tersebut dengan mereka yang tidak pernah. Selain itu, terdapat korelasi positif lemah (r = 0,148 (Instagram); r = 0,090 (Twitter); r = 0,153 (Youtube); r = 0,110 (Tiktok)) antara frekuensi penggunaan media sosial dalam mencari informasi gusi berdarah dengan tingkat literasi kesehatan mulut. Kesimpulan: Edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui platform media sosial dapat dijadikan pertimbangan, mengingat banyaknya remaja yang memiliki dan menggunakan media sosial secara aktif. Namun, perlu diperhatikan pula mengenai kualitas dan kredibilitas informasi kesehatan gigi dan mulut yang tersedia di media sosial

Background: Social media is used by most of adolescents as a source of oral health information, for example gum bleeding. Objectives: To determine the relationship between social media use about gum bleeding and oral health literacy among high school students in Jakarta. Methods: A cross-sectional study of 500 of 10th grade high school students in Jakarta from August to September 2022 using an online questionnaire containing 68 questions. Spearman correlation was used. The study quality assessment was carried out based on the STROBE guidelines consisting of 22 domains. Results: Most 10th grade high school students searched information about gum bleeding in Youtube (43%) dan Instagram (33,4%) and there are significant differences in oral health literacy score between those who have ever searched information about gum bleeding on both platform and those who have never. Furthermore, there are weak positive correlations (r = 0,148 (Instagram); r = 0,090 (Twitter); r = 0,153 (Youtube); r = 0,110 (Tiktok)) between frequency of social media use in searching information about gum bleeding and oral health literacy score. Conclusions: Dental and oral health education through social media platforms can be considered, given that there are most of adolescents who own and use social media actively. However, it is also necessary to pay attention to the quality and credibility of dental and oral health information available on social media."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2000
613 HID
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Reny Mawardini
"ABSTRAK
Oral Health Literacy OHL adalah tingkat kemampuan seseorang untuk menerima, memproses, dan memahami informasi kesehatan gigi dan mulut dasar untuk menentukan tindakan perawatan kesehatan gigi yang tepat untuk dirinya. Tingginya skor OHL menunjukkan kemampuan individu menggunakan informasi kesehatan gigi dan mulut untuk menjaga status kesehatan gigi dan mulutnya termasuk untuk memilih perawatan akan kehilangan gigi. Namun, rehabilitasi kehilangan gigi dengan gigi tiruan di Indonesia masih sangat sedikit dilakukan. Saat ini belum ada penelitian tentang hubungan skor OHL dengan pemakaian gigi tiruan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan tingkat oral health literacy dengan pemakaian gigi tiruan, hubungan tingkat oral health literacy dengan pemakaian gigi tiruan berdasarkan status kehilangan gigi dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode potong lintang dan melibatkan 70 responden diatas 18 tahun di Kota Depok, Jawa Barat. Kedua tahap penelitian menggunakan kuesioner Health literacy in Dentistry HeLD-29 untuk menilai skor OHL serta pemeriksaan klinis untuk melihat pemakaian gigi tiruan dan menilai status kehilangan gigi berdasarkan jumlah kehilangan gigi. Rerata skor OHL dari responden adalah 2.86 0.66 dengan jumlah presentase pemakai gigi tiruan adalah 30 dari jumlah responden. Terdapat hubungan antara skor OHL dengan pemakaian gigi tiruan. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat oral health literacy dengan pemakaian gigi tiruan.

ABSTRACT
Oral Health Literacy OHL is a degree of individual comptenece to gain, process, and understand basic oral health information and services needed to determine appropriate oral health care. High OHL score shows individu has good capability to use oral health information as a direction to maintain their oral health and decide the treatment, especially treatment of tooth loss replacement with denture. However, the number of denture usage as rehabilitation of tooth loss in Indonesia is still low. At this time, there is no study has been done to analyze the relationship between oral health literacy score with denture usage. The purpose of this study is to analyze the correlation between OHL score with denture usage. Cross sectional study was done in 70 respondents in Depok, Jawa Barat using Health Literacy in Dentistry HeLD 29 questionnaires to assess OHL score and clinical examination to check denture usage and classify tooth loss based on the amount of tooth loss. Total 70 respondent participated this research with OHL score 2.86 0.66 and denture usage percentage was 30 of total respondents. There were correlations between OHL score and denture usage p"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Amanda
"Latar belakang : untuk mengetahui indikator yang berkorelasi dengan preferensi guru SMP di DKI Jakarta dalam menggunakan media sosial untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut. Metode : cross sectional survey yang dilakukan dari bulan September hingga Oktober 2019 di 14 SMP di DKI Jakarta. Kuesioner diadaptasi dari “Indicators of adolescents preference to receive oral health information using social media” oleh Maha El Tantawi,et al tahun 2016 (Publikasi tahun 2019). Kuesioner terdiri dari Informasi demografis, data kesehatan gigi dan mulut, dan pertanyaan menilai kebiasaan penggunaan media sosial dalam mencari informasi kesehatan gigi dan mulut. Variabel dependen adalah frekuensi pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut menggunakan media sosial. Hasil : Tingkat responden 99 % (213/215). Situs yang paing sering digunakan oleh responden untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut adalah Google (85,4%) dan YouTube (43,2%). Penggunaan Google sebagai situs yang digunakan untuk informasi gigi dan mulut berkorelasi dengan informasi memutihkan gigi (OR: 0,850, 95%Cl: 0,773-0,934; p=0,012) dan bau mulut (OR: 0,831 95%Cl: 0,741-0,931; p=0,002). Informasi mengenai sariawan merupakan prediktor penggunaan YouTube untuk informasi kesehatan gigi dan mulut an (OR: 0,654 95%Cl: 0,484-0,884 ; p=0,010). Kesimpulan : mayoritas guru menggunakan sosial media untuk mencari infomasi kesehatan gigi dan mulut, dikaitkan dengan kenyamanan dan kebermanfaatan dari informasi yang di dapatkan. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak penyelenggara layanan kesehatan agar dapat memberikan informasi kesehatan melalui media yang sering digunakan oleh masyarakat
Objectives: to identify factors affecting teacher’s preference in Junior High School in DKI Jakarta in using social media to receive information about oral health. Materials and method: A cross sectional survey that held since September to October 2019 in total 14 Junior High School in DKI Jakarta. The questionnaire was adapted from “Indicators of adolescents preference to receive oral health information using social media” by Maha El Tantawi, et al in 2016 (Published in 2019). The questionnaire consisted of information on demography, oral health data, and previous using social media for getting information about oral health. The dependent variable is the frequency of searching information related to oral health using social media. The percentage of respondent is 99% (213/215). The most sites used by respondents to search for dental and oral health information are Google (85,4%) and YouTube (43,2%). The use of Google as a site used for dental and oral health information correlates with information on teeth whitening (OR: 0,850, 95%Cl: 0,773-0,934; p=0,012) and bad breath (OR: 0,831 95%Cl: 0,741-0,931; p=0,002). Information about oral lesion is a predictor of using YouTube for dental and oral health information an (OR: 0,654 95%Cl: 0,484-0,884 ; p=0,010). Conclusion: The majority of teachers are using social media to search for information related to oral health, related to the comfort and usefulness of the information obtained. The purpose of this research is expected to be an input for health service providers in order to provide health information through media that is often used by the society."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>