Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tristan Dimastyo Ramadhan
"Kawasan pedesaan merupakan wilayah yang kerap kali terlupakan dalam pembahasan pembangunan. Saat ini, pemanfaatan teknologi geospasial telah digunakan untuk berbagai sektor. Salah satu metode yang paling umum adalah pengamatan melalui penginderaan jauh. Penginderaan jauh kerap kali digunakan dalam pengamatan pembangunan suatu wilayah. Penelitian ini memanfaatkan penginderaan jauh untuk mengamati pembangunan di Kabupaten Sumedang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola spasial dari suhu permukaan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2007, 2013, 2017, dan 2022 serta korelasi antara suhu permukaan darat tersebut dengan tutupan lahan berdasarkan indeks spektral (NDVI, NDWI, dan EBBI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra dari Landsat-5 TM, Landsat-8 OLI/TIRS, dan Landsat-9 OLI-2/TIRS-2. Citra didapatkan dan diolah menggunakan Google Earth Engine dan divalidasi dengan menggunakan data lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata suhu di daerah penelitian secara konstan mengalami peningkatan sejak tahun 2007 hingga 2022. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2017 ke 2022, suhu meningkat hingga 4,41℃. terdapat tiga jenis tutupan lahan yang mengalami kenaikan LST yang signifikan yaitu lahan terbuka, lahan pertanian, dan lahan terbangun. Berdasarkan analisis yang dilakukan pola spasial LST di daerah penelitian terdapat 3 jenis sebaran yaitu terpusat, menyebar dan memanjang. LST menunjukan korelasi yang sedang dengan EBBI dan NDWI, sedangkan terdapat korelasi negatif dengan NDVI. NDVI memiliki korelasi negatif yang kuat dengan EBBI dan NDWI. Selanjutnya, NDWI dan EBBI menunjukan angka korelasi sebesar 0,816. Hal ini memiliki arti adanya korelasi positif yang kuat antara NDWI dan EBBI.

Rural areas are areas that are often forgotten in development discussions. Currently, the utilization of geospatial technology has been used for various sectors. One of the most common methods is observation through remote sensing. Remote sensing is often used in observing the development of an area. This research utilizes remote sensing to observe development in Sumedang Regency. The purpose of this study was to analyze the spatial pattern of surface temperature in Sumedang Regency in 2007, 2013, 2017, and 2022, as well as the correlation between land surface temperature and land cover based on spectral indices (NDVI, NDWI, and EBBI). The data used in this study are images from Landsat-5 TM, Landsat-8 OLI/TIRS, and Landsat-9 OLI-2/TIRS-2. The image is processed using the Google Earth Engine and validated using field data. The results of this study are that the average temperature in the study area has constantly increased from 2007 to 2022. The most significant increase occurred from 2017 to 2022. The temperature increased to 4.41℃. Three types of land cover experienced a significant increase in LST, namely bare land, agricultural, and built-up. Based on the analysis carried out by the LST spatial patterns in the study area, there are 3 types of distribution, namely centralized, disperse and linear. LST shows a moderate correlation with EBBI and NDWI, while there is a negative correlation with NDVI. NDVI has a strong negative correlation with EBBI and NDWI. Furthermore, NDWI and EBBI show a correlation number of 0.816. This means that there is a strong positive correlation between NDWI and EBBI.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Putri
"Erosi mempunyai peran penting sebagai penyebab penurunan produktivitas lahan. Di Indonesia penyebab terjadinya erosi yaitu air, karena letaknya yang berada di iklim topis basah. Karena dampaknya yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia, diperlukan suatu prediksi yang dapat dijadikan alternatif untuk mengetahui besar erosi. Sehingga dapat digunakan lebih lanjut sebagai patokan untuk melakukan tindakan konservasi tanah yang tepat. Prediksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah GeoWEPP atau Geospatial Water Erosion Prediction Project.
Hasil penelitian menyimpulkan besar laju erosi dan hasil sedimen DA Ci Mandiri dari prediksi GeoWEPP secara keseluruhan adalah 25.701,12 ton/Ha/tahun dan 17.957,789 ton/Ha. Besar laju erosi dan hasil sedimen suatu DAS berasosiasi dengan bentuk DASnya. Korelasi lemah antara rasio memanjang DAS dengan laju erosi dan korelasi cukup kuat antara rasio memanjang DAS dengan hasil sedimen. Untuk tingkat bahaya erosi DA Ci Mandiri, nilainya semakin besar seiring dengan bentuk DAS yang semakin memanjang.

Erosion has impact to decrease land productivity. In Indonesia, the main reason of erosion occurs is water, which is located on tropic climate. Cause the important to knowing the rate of erosion and sediment yield for agriculture and conservation planning, using prediction of the erosion could solve the problems. The prediction of erosion which use in this research is Geospatial Water Erosion Prediction Project or known as GeoWEPP.
The result of erosion rate and sediment yield using GeoWEPP model for Ci Mandiri Watershed is 25.701,12 ton/Ha/year and 17.957,789 ton/Ha. The correlation between erosion rate and sediment yield is associated with the form of watershed morphometry. Low correlation between erosion rate and watershed elongation ratio, and high correlation between sediment yield and watershed elongation ratio. Danger level of erosion Ci Mandiri watershed has similar pattern with form of watershed morphometry, elongation ratio.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Abdillah Adriansyah
"Perubahan tutupan lahan tentu memberikan manfaat bagi sektor sosial dan ekonomi. Namun, tidak jarang perubahan lahan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Seringkali dalam proses perubahan lahan banyak lahan-lahan hijau yang berkurang tergantikan dengan bangunan. Salah satu dampak nyata dan besar adalah pengaruh perubahan lahan terhadap kualitas air dan udara pada lingkungan. Kabupaten Sumedang menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami pembangunan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan dan suhu udara permukaan, pengaruh NDVI dalam membuat model suhu udara permukaan serta melihat hubungan model tersebut terhadap tutupan lahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini dihasilkan melalui pengolahan Citra Landsat 8 dan 9 OLI/TIRS dan survei lapangan, hasil tersebut dianalisis menggunakan alat spasial dan statistik. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model yang dibuat menggunakan nilai suhu permukaan daratan dan NDVI mampu mengurangi kesalahan yang dapat terjadi untuk membuat model suhu udara permukaan sehingga hasil model yang menggunakan nilai NDVI lebih baik dibandingkan model yang dibuat tanpanya. Hasil model juga menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun suhu terus meningkat, terlihat dari kelas yang mendominasi 29,1-34,3℃ mengalami penurunan luas dan terjadi peningkatan luas pada kelas suhu yang lebih tinggi. Perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang mempengaruhi suhu permukaan daratan juga suhu udara permukaannya.

Changes in land cover undoubtedly bring benefits to the social and economic sectors. However, it is not uncommon for changes in land cover to have negative impacts on the environment. Often in the process of land cover change, many green areas are reduced and replaced with buildings. One of the significant and tangible impacts is the influence of land cover changes on the quality of water and air in the environment. Sumedang Regency is one of the areas in Indonesia undergoing development. This research aims to understand changes in land cover and surface air temperature, the influence of NDVI in creating a model of surface air temperature, and to observe the relationship of this model to land cover. The data used in this research is generated through the processing of Landsat 8 and 9 OLI/TIRS images and field surveys. The results are analyzed using spatial and statistical tools. The findings of this research indicate that the model created using land surface temperature values and NDVI is capable of reducing errors that may occur in creating a model of surface air temperature. Thus, the model using NDVI values is better than the one created without it. The model results also show that the temperature continues to increase year by year, as seen from the class dominating 29.1-34.3℃ experiencing a decrease in area, and an increase in the area of higher temperature classes. The changes in land cover in Sumedang Regency affect both land surface temperature and surface air temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fathony
"Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahun, dengan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak. Pertumbuhan populasi yang cepat mengakibatkan masalah kurangnya ketersediaan lahan. Perubahan pemanfaatan ruang terutama di wilayah perkotaan mengakibatkan alih fungsi lahan dan perubahan tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan mempengaruhi suhu permukaan darat. Penelitian ini mengamati perubahan tutupan lahan di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengamati perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang tahun 2012, 2017, dan 2022, serta pengaruhnya suhu permukaan darat terhadap tingkat kenyamanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit dari Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, dan Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 untuk memperoleh tutupan lahan, kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan darat; dan untuk data survey lapangan berupa suhu udara dan kelembaban relatif untuk mendapatkan tingkat kenyamanan. Pada penelitian ini pengolahan data yang dilakukan dengan metode random forest, NDVI, NDBI, dan Discomfort Index (DI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan yang terjadi pada lahan terbangun menyebabkan peningkatan suhu permukaan darat sekitar 2-4 per tahun di Kabupaten Sumedang. Kenaikan suhu tersebut mempengaruhi pada tingkat kenyamanan yang semakin menurun.

The world's population continues to increase every year, with Indonesia being the fourth most populous country. Rapid population growth leads to a lack of available land. Changes in land use, especially in urban areas, result in land conversion and land cover changes. Changes in land cover affect land surface temperature. This study examines land cover changes in Sumedang Regency. The objective is to observe the changes in land cover that occurred in Sumedang Regency in 2012, 2017, and 2022, as well as their influence on land surface temperature and comfort levels. Satellite imagery from Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, and Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 was used to obtain land cover, vegetation density, building density, and land surface temperature data. Field survey data, including air temperature and relative humidity, were collected to assess comfort levels. The data were processed using random forest, NDVI, NDBI, and Discomfort Index (DI) methods. The results of the study indicate that land cover changes in built-up areas have led to an annual increase in land surface temperature of approximately 2-4℃ in Sumedang Regency. This temperature rise effects decreasing comfort levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iko Panji Rukmana
"Kabupaten Bengkulu Utara memiliki tingkat deforestasi tertinggi pada fungsi hutan lindung mencapai 6.000,7 ha/tahun, dan fungsi hutan konservasi mencapai 2.789,4 ha/tahun yang disebabkan oleh teralih fungsikannya hutan serta bertambahnya jumlah penduduk sebesar 315,5 ribu sampai tahun 2020. Citra satelit Landsat tahun 1995, 2010, dan 2016 Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu digunakan untuk analisis.
Penelitian ini mengidentifikasi pola suhu permukaan daratan dan pola kelembaban tanah pada periode yang sudah ditentukan dengan menggunakan metode analisis spasial, serta menunjukkan hubungan antar variabel seperti kerapatan vegetasi dan ketinggian terhadap suhu permukaan daratan serta ketinggian dan lereng terhadap kelembaban tanah. Hubungan antar variabel diidentifikasi menggunakan korelasi.
Hasil menunjukkan suhu permukaan daratan di Kabupaten Bengkulu memiliki pola menyebar dengan pusat panas di ibu kota kabupaten, dan area pertambangan, serta memiliki hubungan berbanding terbalik dengan kerapatan vegetasi dan ketinggian. Kemudian, kelembaban tanah di Kabupaten Bengkulu Utara cenderung mengering ke arah dataran tinggi, serta memiliki hubungan berbanding lurus dengan ketinggian dan lereng.

Bengkulu Utara District, Bengkulu Province was the area which had the highest deforestation toward protected forest up to 6000,7 ha year and conservation forest up to 2789,4 ha year cause land use change and increase of the population almost 315.5 thousands until 2020. Landsat satellite images of 1995, 2010, and 2016 of Bengkulu Utara Regency, Province Bengkulu area used for analysis.
This research identified pattern of land surface temperature between the specified time using spatial analysis methods, and showed the correlation between variables such as vegetation density and elevation against land surface temperature then elevation and slope against soil moisture. Relation between variables identified using correlation analysis.
The result that land surface temperature of Bengkulu Utara District has a spread pattern with a center in the capital city of the district, and mining areas, then has inverse relationship with vegetation density and elevation. The distribution pattern of dry soil moisture tends to expand to high ground, and has directly proportional with elevation and slope.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The issues of maritime securities have become main concern to all coastal states worldwide including Indonesia. Unfortunately, various issues and problems on maritime securities in Indonesia which are related to stakeholders' views, understandings, perceptions, preparedness, mitigations, and gaps between institution are still matter. Instead, sectoral views are still very strong and causing authority disputes. In this respect, convergence views on maritime security issues and problems at both political, law makers, and technical operation levels are very important in order to overcome various number of maritime security threats faced by Indonesia. In this context, among other important aspects in maritime security, one have not to neglect on the role of geospatial information. This paper will address and discuss geospatial aspects in maritime security. The discussion will address geospatial data, information, methods, and technologies which are required to be well understood by all stakeholders in Indonesia's maritime security management."
JPUPI 3:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Meitha Nareswari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial dari kepuasan hidup penduduk DKI Jakarta. Data penelitian diambil melalui survei online pada penduduk Jakarta yang berusia di atas 18 tahun ( N=748). Pengukuran variabel kepuasan hidup dilakukan dengan menggunakan Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan untuk variabel kondisi geografi didapatkan dari data sekunder Badan Pusat Stastistik dan Jakarta Open Data. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan metode autokorelasi spasial Moran’s I, Moran scatter plot, dan regresi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola spasial kepuasan hidup penduduk Jakarta yang mengelompok di tingkat kelurahan (Moran’s I= 0.224) dan densitas penduduk di tingkat kelurahan berkontribusi terhadap kepuasan hidup penduduk Jakarta (R² = 0.111).

The current study is aimed to analyse geospatial pattern of life satisfaction among Jakarta’s residents. Data were gathered through an online survey on the Jakarta’s population aged above 18 years (N = 748). Life satisfaction was measured using Satisfaction With Life Scale (SWLS) and geographic data were obtained from Badan Pusat Statistik and Open Data Jakarta. Spatial data were analyzed using Moran’s I spatial autocorrelation method, Moran Scatter plot, and regression. Results showed that there is a clustered pattern of life satisfaction among residents of Jakarta (Moran’s I=0.224) and population density at urban village level contributes to life satisfaction of Jakarta’s population (R² = 0.111)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Kurniawan
"Data geospasial dibutuhkan untuk mendukung pembangunan nasional berbasis data. Akan tetapi, data geospasial yang tersedia di Indonesia masih belum memadai karena masih adanya tumpang tindih antardata yang diproduksi oleh pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan adanya kebijakan penyelenggaraan data geospasial pemerintah, salah satunya adalah Kebijakan Satu Data Indonesia (SDI). Kebijakan SDI mengamanatkan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai Pembina Data Geospasial Tingkat Pusat dengan memiliki lima tugas utama dalam pembinaan untuk mengimplementasikan SDI khususnya dalam penyelenggaraan data geospasial. Namun dalam mengimplementasikan tugas-tugas pembina tersebut, BIG masih belum mengimplementasikan sepenuhnya seperti belum dilakukannya pemeriksaan ulang data prioritas. BIG masih memiliki permasalahan seperti kurangnya jumlah SDM, anggaran, serta aturan turunan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. Oleh karena itu, tesis ini bertujuan untuk membahas implementasi dan faktor-faktor yang memengaruhi implementasi kebijakan SDI untuk data geospasial di BIG. Penelitian ini menggunakan pendekatan postpositivism dengan menggunakan konsep implementasi kebijakan dengan teknik pengumpulan data, yaitu wawancara mendalam dan studi pustaka, serta menggunakan teknik analisis ideal type Max Weber. Hasil dari penelitian ini adalah belum memadainya implementasi SDI untuk data geospasial di BIG karena masih terdapat banyak kekurangan serta terdapat pula faktor-faktor yang memengaruhi belum memadainya implementasi tersebut. Rekomendasi penelitian berikutnya adalah adanya evaluasi terhadap implementasi SDI secara menyeluruh dari semua stakeholder terkait.

Geospatial data is needed to support data-based national development. However, the geospatial data which available in Indonesia is still inadequate because there’s overlap between data that produced by government. Therefore, it is necessary to have a government geospatial data management policy, one of which is the Satu Data Indonesia (SDI) policy. The SDI policy mandates the Badan Informasi Geospasial (BIG) as the Central Level Geospatial Data Supervisor has five main tasks in providing guidance in implementing SDI, especially in managing geospatial data. However, in implementing the supervisory duties, BIG still hasn't fully implemented it, as has not done a re-check of priority data. BIG still has problems such as a lack of human resources, budget, and derivative regulations to implement these policies. Therefore, this study aims to discuss the implementation and factors that influence the implementation of SDI policies for geospatial data in BIG. This study uses a postpositivism approach using the concept of policy implementation with data collection techniques, namely in-depth interviews and literature studies, as well as using ideal type Max Weber analysis technique. The results of this study are the inadequate implementation of SDI for geospatial data at BIG because there are still many deficiencies and there are also factors that influence the inadequate implementation. Recommendation for the next study is to evaluate the SDI implementation from all stakeholders."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristya Farah Mufida
"Pembangunan kota yang semakin intensif membuat kota semakin panas. Hal ini dapat diidentifikasi dari pola spasial suhu permukaan daratan (SPD), yang merupakan salah satu indikator terjadinya pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan SPD beserta pengaruh antara tutupan lahan, kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaannya. Variabel yang digunakan didapat dari hasil pengolahan citra Landsat 7 (tahun 1999), Landsat 5 (tahun 2006) dan Landsat 8 (tahun 2014).
Hasil analisa menunjukkan bahwa distribusi suhu permukaan daratan mengikuti pola tutupan lahan, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi di Kota Bekasi. Perkembangan kota dapat terlihat dari perubahan dominasi tutupan lahan dari vegetasi di tahun 1999 berubah menjadi lahan terbangun tahun 2006-2014. Kecamatan yang telah mengalami perkembangan pesat berada di Kecamatan Jatiasih. Lahan terbangun memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap peningkatan suhu permukaan daratan, yang kemudian diikuti oleh lahan terbuka, badan air dan vegetasi.
Dari tahun 1999-2014, variasi suhu permukaan daratan semakin bertambah karena semakin menurunnya kerapatan vegetasi akibat kerapatan bangunan yang semakin meningkat. Wilayah dominasi SPD tinggi mengalami pergeseran dari bagian utara ke tengah kota pada periode 1999-2006 dan terus menuju bagian selatan pada periode 2006-2014, dengan pola SPD tinggi berada di sepanjang jalan arteri.

Intensified urban development makes cities hotter. It can be identified from the spatial patterns of land surface temperature (LST), which is one indicator of global warming. This study aims to determine the development of the LST and the influence between land cover, building density, vegetation density on the surface temperature. Variables used obtained from image processing Landsat 7 (1999), Landsat 5 (2006) and Landsat 8 (2014).
The analysis shows that the distribution of land surface temperature follows the pattern of land cover, vegetation density and building density in Bekasi City. Development of the city can be reflected from the dominance of land cover change of vegetation in 1999 turned into land up in 2006-2014. Rapidly growing district is Jatiasih District. Land up having the strongest influence on the increase in land surface temperature, which is then followed by open land, water area and vegetation.
From 1999 to 2014, the land surface temperature variation is increasing due to the decline in the density of vegetation as a result of the ever increasing building density. Region of high land surface temperature dominance shifted from the north to the center of the city in the period 1999-2006 and continue towards the south in the period 2006-2014, with a high temperature pattern is along the arterial roads.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Maulana
"Ketimpangan wilayah merupakan masalah klasik dari pembangunan di Indonesia. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten dengan permasalahan ketimpangan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab ketimpangan wilayah dan merumuskan alternatif solusi untuk mengatasi ketimpangan. Metode yang digunakan antara lain analisis spasial (supervised classification dan overlay), indeks williamson, skalogram, location quotient, shift share analysis, regresi berganda, analisis kuadran dan analisis SWOT kualitatif.
Hasil analisis menunjukkan ketimpangan wilayah di Kabupaten Sumedang dengan kecenderungan yang semakin meningkat. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Sumedang antara lain kepadatan pendududuk dan tingkat kesesuain penutupan lahan terhadap RTRW. Strategi alternatif untuk mengurangi ketimpangan wilayah yaitu dengan mendorong sektor unggulan sebagai pengerak utama perekonomian dan percepatan pengembangan wilayah kecamatan berdasarkan kondisi tipologi wilayah.

Regional inequality in the country like Indonesia is a classical issue for development. Sumedang regency is one of the region with problems of regional inequality. This research observed the inequality of regional development for Sumedang Regency and the factors causing the imbalance with alternative solutions to reduce inequality. Several methods used are spatial analysis (supervised classification and overlay), williamson index, scalogram analysis, location quotient analysis, shift share analysis, multiple regression, quadrant analysis and qualitative SWOT.
The results showed the regional inequality was emerging and tend to increase the gap. The primary factors influencing regional development were population density and landcover suitability of existing condition. The strategies to overcome the spatial gap should take account two aspects: intergrating sectoral aspects and re-organizing spatial competitive potency based on regional typology.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>