Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Georgius Argahananda Andika
"Minuman kefir merupakan suatu produk fermentasi yang dapat dibuat secara mudah dan murah. Minuman kefir dikenal luas sebagai suatu minuman probiotik. Pembuatan kefir dapat dilakukan dengan menggunakan baik susu sapi maupun susu kambing. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari kefir susu sapi dan susu kambing, serta mengisolasi bakteri lactobacilli yang berperan. Aktivitas antibakteri dari kefir diuji berdasarkan perbedaan pada jenis susu yang digunakan dan lama waktu fermentasi. Isolasi dan karakterisasi isolat dilakukan berdasarkan Cowan and Steel’s Manual for the Identification of Medical Bacteria. Kefir dibuat dengan menginokulasikan 5% (w/v) granula kefir lokal ke dalam 50 mL susu sapi atau kambing yang telah dipasteurisasi. Fermentasi dilakukan selama 3, 4, dan 5 hari untuk kedua jenis susu. Uji antibakteri dari kefir dilakukan dengan metode difusi menggunakan silinder (cylinder diffusion method) terhadap 5 bakteri uji, yaitu Staphylococcus aureus NBRC 100910, Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1, Eschericia coli NBRC 3301, Bacillus subtilis NBRC 13719 dan Kocuria rhizophila NBRC 12708. Pengukuran nilai pH kefir dilakukan dengan pH meter dan nilai total asam kefir dengan metode titrasi. Hasil uji aktivitas antibakteri dari kefir susu sapi maupun susu kambing menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap kelima bakteri uji. Secara umum kefir susu sapi menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih kecil dari kefir susu kambing, baik dari hasil fermentasi dengan lama waktu 3, 4, maupun 5 hari. Selanjutnya, aktivitas antibakteri yang paling optimal secara umum diperoleh pada kefir dengan lama fermentasi 4 hari baik untuk kefir susu sapi maupun susu kambing. Sebanyak 9 isolat bakteri berhasil diisolasi. Seluruhnya menunjukkan karakteristik bakteri yang berasal dari kelompok lactobacilli.

Kefir is a fermented beverage that can be made easily and cheaply. Kefir is widely known as a probiotic beverage. The production of kefir can be done using either cow milk or goat milk. This study aims to examine the antibacterial activity of cow milk and goat milk kefir, as well as to isolate responsible lactobacilli bacteria. The antibacterial activity of kefir is examined based on differences in type of milk used and fermentation time. The isolation and characterization of isolates is done according to Cowan and Steel’s Manual for the Identification of Medical Bacteria. The kefirs are made by inoculating 5% (w/v) local kefir grains into 50 mL pasteurized cow milk or goat milk. Fermentation was carried out for 3, 4, and 5 days for both types of milk. The antibacterial test of kefirs was carried out using diffusion method utilizing cylinders (cylinder diffusion method) against 5 test bacteria, namely Staphylococcus aureus NBRC 100910, Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1, Eschericia coli NBRC 3301, Bacillus subtilis NBRC 13719 and Kocuria rhizophila NBRC 12708. The measurement of kefir pH values was performed using pH meter and kefir total acidities by using titration method. Antibacterial activity test results from either cow milk or goat milk kefir showed the presence of antibacterial activity against five test bacteria. In general, cow milk kefir showed lower antibacterial activity than goat milk kefir in fermentation times of either 3, 4, or 5 days. Furthermore, the most optimal antibacterial activity was generally obtained in kefirs with a fermentation time of 4 days for both cow milk and goat milk kefir. A total of 9 bacterial isolates were successfully isolated. All of which shows the characteristics of bacteria from the lactobacilli group."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wynne Gabriella
"Kefir merupakan produk fermentasi susu kambing bertekstur seperti krim dan rasa masam beralkohol. Kefir merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan masker wajah untuk kecantikan. Jerawat merupakan suatu bentuk inflamasi pada kelenjar pilosebaseus di kulit remaja dan orang dewasa. Jerawat disebabkan adanya proliferasi bakteri penyebab jerawat, seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk menapis isolat laktobasil yang diisolasi dari kefir kemudian menguji aktivitas antibakteri isolat laktobasil terpilih terhadap bakteri penyebab jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini memiliki 2 tahapan utama, yaitu penapisan isolat laktobasil yang memiliki aktivitas antibakteri menggunakan metode Agar Plug Diffusion pada medium MRS Agar, dan pengujian aktivitas antibakteri isolat laktobasil terpilih menggunakan metode Cylinder Diffusion Method pada medium MRS Agar dengan optimasi hari fermentasi selama 3 hari. Hasil penapisan aktivitas antibakteri menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat dengan Indeks Aktivitas (IA) tertinggi dimiliki oleh isolat KNB4. Hasil uji aktivitas antibakteri isolat KNB4 menunjukkan fermentasi paling optimal pada hari ke-3.

Kefir is a fermented goat's milk product with a creamy texture and sour alcoholic taste, one of the ingredients used in making beauty facial masks. Acne is a form of inflammation of the pilosebaceous glands in the skin caused by the proliferation of acne-causing bacteria, such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. This study aims to screen lactobacilli isolates isolated from kefir and then test the antibacterial activity of selected lactobacilli isolates against acne-causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. This study has 2 main steps, screening of lactobacilli isolates that have antibacterial activity using the Agar Plug Diffusion method on MRS Agar medium, and testing the antibacterial activity of selected lactobacilli isolates using the Cylinder Diffusion Method on MRS Agar medium with optimization of fermentation days for 3 days. Screening for antibacterial activity showed that all isolates had antibacterial activity against acne-causing bacteria with the highest Activity Index belongs to KNB4. Antibacterial activity test of KNB4 isolates showed the most optimal fermentation on the 3rd day."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philip Wang
"Pangan fungsional merupakan makanan dan minuman yang dapat memberikan manfaat kesehatan. Makanan fermentasi seperti tape termasuk makanan fungsional karena mengandung probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari tape ketan hitam dan tape beras hitam serta mengisolasi probiotik yang berperan. Tape dibuat dengan memasak kedua beras dan kemudian diberi ragi tape NKL dan difermentasi hingga hari ke 3, 5, dan 7. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan cylinder plate diffusion terhadap bakteri uji Escherichia coli, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Kocuria rhizophila. Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter sedangkan total asam diukur dengan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antibakteri terbesar pada filtrat tape ketan hitam dengan lama fermentasi 5 hari terhadap E. coli (16.33±1.38), P. aeruginosa (11.82±0.94), B. subtilis (13.44±1.18), S. aureus (14.14±0.67), dan K. rhizophila (15.35±1.18). Tape ketan hitam dengan lama fermentasi 5 hari memiliki nilai pH sebesar 4,935 dan persentase total asam 0,557% sedangkan nilai pH tape beras hitam sebesar 4,31 dan total asam 0,727%. Hasil aktivitas antibakteri kedua tape disebabkan oleh bakteriosin yang diproduksi oleh bakteri asam laktat. 4 isolat lactobacilli berhasil diisolasi dari air tape ketan hitam dan seluruh isolat memiliki karakteristik yang sesuai dengan ciri Lactobacillus berdasarkan identifikasi manual Cowan and Steel. Potensi isolat lactobacilli sebagai probiotik dapat diteliti lebih lanjut.

Functional food is types of food that can provide health benefits. Fermented foods such as black glutinous rice included as functional foods because they contain beneficial probiotics. This study aims to determine the antibacterial activity of fermented black glutinous rice and fermented black rice and to isolate the probiotics. Fermented black glutinous rice is made by cooking both rice and inoculated with NKL starter culture and fermented until 3, 5, and 7 days. Antibacterial activity test was carried out with cylinder plate diffusion method on Escherichia coli, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, and Kocuria rhizophila. pH measurement was done with pH meter while the total acid was measured by titration. Results showed that highest antibacterial activity was found in fermented black glutinous rice filtrate with 5 days of fermentation against E. coli (16.33±1.38), P. aeruginosa (11.82±0.94), B. subtilis (13.44±1.18), S. aureus (14.14±0.67), and K. rhizophila (15.35±1.18). Fermented black glutinous rice with 5 days of fermentation has a pH value of 4.935 and a total acid percentage of 0.557%, while fermented black rice has a pH value of 4.31 and a total acid percentage of 0.727%. The results of both fermented rices antibacterial activity were caused by bacteriocins produced by lactic acid bacteria. Four lactobacilli isolates were successfully isolated from fermented black glutinous rice water and all isolates had characteristics that matched those of lactobacillus based on the identification manual by Cowan and Steel. The potential of lactobacilli isolates as probiotics could be further investigated."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang: Xanthorrhizol dalam minyak atsiri temulawak memiliki efek
antibakteri dan minyak atsiri tersebut berpotensi sebagai bahan dasar antibakteri
dalam sediaan obat kumur. Tujuan: menguji efek antibakteri minyak astiri
temulawak terhadap Streptococcus mutans. Metode: S. mutans ATCC 25175
dibiakkan dalam medium cair TYS20B selama 3 x 24 jam dipaparkan dengan
delapan konsentrasi minyak atsiri yang berbeda selama 24 dan 48 jam dan
menguji efek antibakteri dengan metode dilusi. Hasil: kadar hambat minimum
minyak atsiri temulawak terlihat pada konsentrasi 35% sedangkan kadar bunuh
minimum pada konsentrasi 50%. Kesimpulan: minyak atsiri temulawak memiliki
efek antibakteri terhadap S. mutans., Background: Xanthorrhizol contained in Curcuma xanthorrhiza Roxb essential
oil.has an antibacterial effect and its essential oil is potentially to be an
antibacterial basic ingredients in mouthwash. Objective: to analyze the
antibacterial effect in Curcuma xanthorrhiza Roxb. essential oils is tested to
Streptococcus mutans. Method: S.mutans ATCC 25175 are cultured in TYS20B
broth medium for 3 x 24 hours. An antibacterial activity tested by dilution
method. Results: the MIC of essential oil was seen in 35% where the MBC was
50%. Conclusion: essential oils Curcuma xanthorrhiza Roxb. has antibacterial
effect against S. mutan.]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farid Al Rais
"Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang sering ditemukan pada makanan fermentasi. Bakteri asam laktat seperti Lactobacillus diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri pathogen dan dapat berperan sebagai agen probiotik. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wang (2022) dan Andika (2022) menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari filtrat tape ketan hitam dan kefir serta berhasil mengisolasi 13 isolat bakteri asam laktat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penapisan aktivitas koagulasi susu serta aktivitas antibakteri dari masing-masing isolat bakteri asam laktat yang telah berhasil diisolasi dari tape ketan hitam dan kefir. Dari penapisan aktivitias antibakteri tersebut kemudian dipilih isolat terpilih yang kemudian dilakukan uji antibiosis. Sebanyak 13 isolat bakteri asam laktat telah berhasil dilakukan penapisan aktivitas kogulasi susu dan aktivitas antibakteri. Semua isolat bakteri asam laktat menunjukkan dapat mengkoagulasi susu. Kemudian berdasarkan penapisan aktivitas antibakteri didapatkan 3 isolat terpilih dengan kode isolat TM2, KNB2, dan KNB4 dengan nilai Indeks Aktivitas (IA) zona bening tertinggi disetiap perlakuan bakteri uji. Ketiga isolat terpilih tersebut kemudian dilakukan uji antibiosis. Hasil uji antibiosis dari filtrat fermentasi isolat terpilih (TM2, KNB2, dan KNB4) dengan menggunakan medium standar de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) menunjukkan terdapat aktivitas antibiosis terhadap semua bakteri uji dan ketiga isolat tersebut berpotensi sebagai agen probiotik.

Lactic acid bacteria are a group of bacteria that are often found in fermented foods. Lactic acid bacteria such as Lactobacillus are known to have antibacterial activity against pathogenic bacteria and can act as probiotic agents. Previous research by Wang (2022) and Andika (2022) showed that there was antibacterial activity from fermented black glutinous rice and kefir filtrate and succeeded in isolating 13 isolates of lactic acid bacteria. The purpose of this study was to screen the coagulation activity of milk and the antibacterial activity of each lactic acid bacteria isolated from fermented black glutinous rice and kefir. From the screening of antibacterial activity, selected isolates then subjected to an antibiosis test. A total of 13 isolates of lactic acid bacteria has been successfully screened for milk coagulation activity and antibacterial activity. All isolates of lactic acid bacteria showed the ability to coagulate milk. Then based on the antibacterial activity screening, 3 selected isolates were selected with the isolate codes TM2, KNB2, and KNB4 with the highest clear zone Activity Index (IA) value in each treatment of the test bacteria. The three selected isolates were then subjected to an antibiosis test. Antibiosis test results from the fermented filtrate of selected isolates (TM2, KNB2, and KNB4) using standard de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) medium showed that there was antibiosis activity against all tested bacteria and the three isolates had the potential as probiotic agents."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Firsta Rahmi
"Latar Belakang: Salah satu sifat material restorasi yang sangat dibutuhkan dalam mencegah karies sekunder adalah sifat anti bakteri. Material yang mempunyai sifat anti bakteri lebih tinggi akan memiliki kemampuan pencegahan perkembangan biofilm yang lebih baik. Diantara berbagai jenis material restorasi yang berkembang di pasaran, Semen Ionomer Kaca (SIK) memiliki sifat anti bakteri yang paling baik. Hal ini dikarenakan SIK memiliki kemampuan pelepasan fluor. Dalam perkembangannya, Shofu Inc. memperkenalkan sebuah material bernama Giomer. Giomer merupakan material yang memiliki kemampuan pelepasan fluor. Giomer akan menciptakan fase glass-ionomer yang stabil, kemudian menginduksi reaksi asam basa antara fluor dan asam polikarboksilat dalam air yang dikembangkan sebagai filler Pre-Reacted Glass-Ionomer (PRG). Tujuan: Melihat pengaruh perbedaan kandungan fluor terhadap Pembentukan biofilm bakteri antara SIK dan Giomer. Metode: Sebanyak 32 sampel dipersiapkan dengan ukuran Ø 7 mm dan tinggi 2 mm, terdiri dari 16 sampel kelompok SIK dan 16 sampel kelompok Giomer yang kemudian akan didiamkan selama 3 hari dengan kultur bakteri Streptococcus mutans di dalam suhu 37oC. Bakteri akan dihitung menggunakan Colony Forming Unit dan gambaran permukaan material diamati menggunakan Scanning Electron Microscope serta analisis elemen yang terdapat di dalamnya menggunakan analisis EDX. Hasil: Hasil pengujian didapatkan bahwa biofilm bakteri yang pada permukaan Giomer lebih tinggi daripada biofilm bakteri pada SIK, meskipun tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p>0.05). Terdapat banyak kesamaan antara elemen yang terkandung dalam SIK dan Giomer diantaranya ion C, O, F, Na, Al, Si, P dan Ca.

Background: One of the properties of restorative materials that is needed to prevent secondary caries is anti bacterial properties. Materials that have higher anti bacterial properties will be better in preventing the growth of biofilms. Among the various types of restorative materials, Glass Ionomer Cements have the best anti bacterial properties. This is due to GIC has the good ability in fluoride release. In its development, Shofu Inc. introducing a material called Giomer. Giomer is a material that has ability in fluoride release. Giomer will form a stable glass-ionomer phase, then induce an acid-base reaction between fluoride and polycarboxylic acid that is developed as a Pre-Reacted Glass-Ionomer (PRG) fillers. Objective: To see the effect of differences in fluoride amount on formation of bacterial biofilm between Glass Ionomer Cement and Giomer. Methods: A total of 32 samples were prepared with the size of 7 mm in diameters and 2 mm in height. The samples consist of 16 of GIC samples, and 16 of Giomer. Both materials then allowed to incubated for 3 days with Streptococcus mutans culture at 37oC. Bacteria will be counted using Colony Forming Unit, observation material surface using Scanning Electron Microscope and element analysis provided using EDX. Results: The results showed that the bacterial biofilm on Giomer surface was higher than GIC, although there is no significant difference. There are many similarities between the elements contained in GIC and Giomer including ion C, O, F, Na, Al, Si, P and Ca."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Thohir Perdana Putra
"Salah satu hal mendasar yang mempengaruhi kerasionalan penggunaan antibakteri adalah pengetahuan. Guru SMA sebagai masyarakat berpendidikan tinggi dan bertugas mencerdaskan generasi muda diharapkan dapat ikut berperan dalam penggunaan antibakteri yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan dan pola penggunaan antibakteri oleh guru SMA Negeri di Kota Depok. Desain penelitian adalah potong lintang dan pengambilan data melalui kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Kuesioner terdiri dari indikator untuk menilai pengetahuan, penggunaan dan data demografi pasien. Pengumpulan data dilakukan dari Maret-April 2013 secara consecutive sampling. Populasi adalah seluruh guru yang mengajar SMA Negeri di Kota Depok, sampel adalah guru yang menggunakan antibakteri dalam tiga bulan terakhir. Jumlah sampel adalah 106 orang.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa 42,45% guru memiliki pengetahuan yang cukup mengenai antibakteri. Selain itu diketahui sebanyak 60% guru memiliki pola penggunaan antibakteri yang sesuai. Hasil analisis memperlihatkan bahwa tempat mengajar (p=0,018), jenis kelamin (p=0,042) dan usia (p=0,049) memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan, tetapi tidak memiliki hubungan bermakna dengan pola penggunaan antibakteri oleh guru.

One of the fundamental things that affect the rational use of antibacterial is knowledge. Public high school teachers as a highly educated society and have duty to develop the young generation is expected to be able to play a role in the rational use of antibacterial.
The purposes of this research were to assess the factors that affect knowledge level and patterns of antibacterials use by public high school teachers in Depok City. The research design is cross sectional study and taking data by questionnaire which has been tested for validity and reliability. Questionnaire consists of indicators to assess knowledge, use and patient demographic data. Data collection was conducted on the samples from March- April 2013. Population is teachers who taught in public high school in Depok City, samples are teachers who use antibacterial in the last three months. The sampling technique used was consecutive sampling. The numbers of samples were 106 teachers.
The results showed that 42.45% of teachers had medium knowledge of antibacterial. On the other hand, 60% teachers had appropriate patterns of antibacterial use. The other results showed that places of teaching (p=0,018), gender (p=0,042) and age (p=0,049) had a significant relation with the knowledge level, but did not had a significant relation with the pattern of antibacterial use.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Jonathan Yahya
"Jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Obat jerawat yang beredar mengandung antibiotik yang dapat menyebabkan efek samping. Alternatif agen antibakteri dapat diperoleh dari makanan fermentasi seperti tape ketan hitam. Penelitian yang dilakukan oleh Rais (2022) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri isolat laktobasil dari tape ketan hitam terhadap bakteri patogen umum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri isolat laktobasil terhadap bakteri jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Sebanyak empat isolat laktobasil (TM1, TM2, TM3, dan TM4) dilakukan penapisan menggunakan uji plug. Hasil uji plug menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri jerawat. Kemudian berdasarkan nilai Indeks Aktivitas (IA), dipilih dua isolat terbaik (TM2 dan TM4) untuk dilakukan uji antibiosis. Hasil uji antibiosis menggunakan filtrat isolat terpilih menunjukkan isolat TM2 memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan puncak aktivitas pada fermentasi hari ke-3. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap pH dan total asam filtrat. Hasil pengukuran pH dan total asam bervariasi dan tidak memiliki korelasi dengan hasil uji antibiosis. Berdasarkan hasil uji pH dan total asam, disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri diduga disebabkan oleh produksi bakteriosin. Aplikasi bakteriosin pada produk kecantikan dapat diteliti lebih lanjut.

Acne is an inflammation that occurs on the skin that can be caused by bacterial infections such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Acne medications available in the market often contain antibiotics that can cause side effects. Alternative antibacterial agents can be obtained from fermented foods such as black glutinous rice. Research conducted by Rais (2022) showed the presence of antibacterial activity of lactobacilli isolate from black glutinous rice against common pathogenic bacteria. This study aimed to test the antibacterial activity of lactobacilli isolates against the acne-causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. A total of four lactobacilli isolates (TM1, TM2, TM3, and TM4) were screened using agar plug test. The plug test results showed all isolates had antibacterial activity against acne bacteria. Based on the Activity Index (IA) value, two best isolates (TM2 and TM4) were selected for antibiosis testing. Results of antibiosis test using selected isolate filtrates showed TM2 isolate had the best antibacterial activity with peak activity on fermentation day 3. In addition, pH and total acid were also measured. Results of pH and total acid measurements were vary and have no correlation with antibiosis test results. Based on the results of pH and total acid tests, it was concluded that antibacterial activity is suspected to be caused by the production of bacteriocin. The application of bacteriocin in cosmetics can be further studied."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Afani
"Kontaminasi makanan terhadap mikroorganisme, terutama bakteri merupakan penyebab terbesar terjadinya keracunan makanan. Agen antibakteri dengan kandungan senyawa alami menarik perhatian, salah satunya mikroalga. Namun, informasi mengenai potensi antibakteri dari mikroalga masih terpaku pada beberapa spesies. Oleh karena itu, skrining aktivitas antibakteri dilakukan untuk menemukan potensi dari spesies baru. Ekstraksi metabolit mikroalga secara bertingkat menggunakan n-heksan, etil asetat, dan etanol. Kemudian, pengujian dilakukan dengan metode resazurin reduction (RR)assay untuk menentukan aktivitas antibakteri dan Gas Chromatography Mass Spectrophotometry (GCMS) Shimadzu GCMS-QP 2010 Ultra dengan fase diam Rtx-5MS untuk analisis senyawa aktif. Hasil menunjukkan isolat Chlorella vulgaris InaCC M205 dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli InaCC B5 dan Staphylococcus aureus InaCC B4, isolat Tetraselmis subcordiformis InaCC M206 dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus InaCC B4 dan Bacillus cereus InaCC B9, serta isolat Nannochloropsis oceanica InaCC M207 juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus InaCC B4 dan Bacillus cereus InaCC B9. Kandungan senyawa aktif yang ditemukan berupa methyl palmitate, methyl linoleate, methyl cis-7,10,13,16,19-docosapentaenoate, dan methyl cis-11,14,17-Icosatrienoate.

Food contamination of microorganisms, especially bacteria is the biggest cause of food poisoning. Antibacterial agents with the content of natural compounds attract attention, one of which is microalgae. However, information regarding the antibacterial potential of microalgae is still fixated on some species. Therefore, screening of antibacterial activity is carried out in order to discover the potential of new species. Extraction of microalgae metabolites in a serial using n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. Then, testing was carried out using resazurin reduction (RR) assay method to determine antibacterial activity and Gas Chromatography Mass Spectrophotometry (GCMS) Shimadzu GCMS-QP 2010 Ultra with a stationary phase of Rtx-5MS for active compound analysis. The results showed that Chlorella vulgaris InaCC M205 inhibit the growth of Escherichia coli InaCC B5 and Staphylococcus aureus InaCC B4, Tetraselmis subcordiformis InaCC M206 inhibit the growth of Staphylococcus aureus InaCC B4 and Bacillus cereus InaCC B9, as well as Nannochloropsis oceanica InaCC M207 also inhibits the growth of Staphylococcus aureus InaCC B4 and Bacillus cereus InaCC B9. The active compounds found are methyl palmitate, methyl linoleate, methyl cis-7,10,13,16,19-docosapentaenoate, and methyl cis-11,14,17-Icosatrienoate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>