Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207033 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salma Azzahra
"Indonesia merupakan penyumbang polusi plastik terbesar kedua dari 129 negara. Jakarta sebagai kota terpadat penduduk di Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan plastik. Per tahun 2019, rata-rata total sampah harian Jakarta mencapai 7.702 ton. Hal ini membuat Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota penghasil sampah terbanyak di Pulau Jawa. Data KLHK menunjukkan bahwa dari sisi sumbernya, pasar tradisional merupakan salah satu penyumbang sampah terbanyak. Salah satu pasar tradisional di DKI Jakarta adalah Pasar Senen Blok III. Dalam rangka menghadapi permasalahan sampah plastik di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Pergub No. 142 tahun 2019 melarang penggunakan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional. Meski demikian, Pergub tersebut masih belum terimplementasi secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan di Pasar Senen Blok III dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan tersebut. Untuk kepentingan tersebut, penelitian ini menggunakan teori implementasi Taweekaew (2014) dan Alesch et al (2012). Adapun metode penelitian yang dilakukan adala kualitatif. Dalam hal ini, data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Peraturan kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan pada pasar rakyat berdasarkan Pergub No. 142 tahun 2019, dalam implementasinya di provinsi DKI Jakarta belum terimplementasi secara maksimal, hal tersebut disebabkan karena sejumlah faktor, yakni struktur dan proses kelembagaan, keterlibatan partisipatif, penerimaan masyarakat, kesadaran publik, partisipasi dan otonomi kerja, konfigurasi organisasi, monitoring, dan kolaborasi.

Indonesia is the second largest contributor to plastic pollution out of 129 countries. Jakarta as the most populous city in Indonesia also faces plastic pollution problems. As of 2019, Jakarta's total daily waste averaged for 7,702 tons. This makes Jakarta ranked second as the city that produces the most waste in Java. The data from the Ministry of Environment and Forestry shows that in terms of sources, traditional markets are one of the biggest contributors to waste. One of the traditional markets that produced a lot of waste in DKI Jakarta is Pasar Senen Blok III. In order to deal with the problem of plastic waste in Jakarta, DKI Jakarta Governor Anies Baswedan through Governor Regulation No. 142 of 2019 prohibits the use of single-use plastic bags in the traditional markets. However, the regulation has not been fully implemented. This study aims to explain the implementation policy of the Obligation to Use Environmentally Friendly Shopping Bags in Pasar Senen Block III and analyze the factors that influence the implementation of this policy. For this purpose, this study uses implementation theory by Taweekaew (2014) and Alesch et al (2012). The research method is qualitative. Research data was collected through in-depth interviews and document review. The results of the research show that the regulation on the obligation to use environmentally friendly shopping bags at Pasar Senen has not been fully implemented due to several factors, which are institutional structure, participatory involvement, community acceptance, public awareness, participation and work authonomy, organizational cocnfiguration, moitoring, collaboration"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Oktavia Benedicta
"Sebagai wujud komitmen terhadap lingkungan, Provinsi DKI Jakarta memiliki kebijakan tentang kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan yang diundangkan pada tahun 2019. Masalah dalam penelitian ini adalah masih terdapat 190 ton rata-rata jumlah sampah plastik per hari di DKI Jakarta pada tahun 2021. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi kebijakan kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di Provinsi DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan persamaan IPAT, analisis WTP, Konjoin, dan SWOT. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 81,66% populasi penduduk, PDRB, dan produksi plastik secara simultan berpengaruh terhadap jumlah sampah plastik. Masyarakat sebagai konsumen bersedia untuk menggunakan kantong belanja ramah lingkungan dengan nilai WTP sebesar Rp2.380. Hasil perhitungan efektivitas kebijakan pada tahun 2020 sebesar 0,3939 (39,39%) dan tahun 2021 sebesar -0,2083 (-20,83%). Kesimpulan penelitian ini adalah kebijakan tentang kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di Provinsi DKI Jakarta belum efektif. Menetapkan target capaian pengurangan sampah kantong plastik dengan memperhitungkan prediksi pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan penggunaan teknologi menjadi konsep rekomendasi strategi yang diusulkan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan.

As a commitment to the environment, DKI Jakarta Province has a policy regarding the obligation to use environmentally friendly shopping bags which was promulgated in 2019. The problem is there will still be an average amount of 190 tons of plastic waste per day in 2021. This study aims to evaluate the mandatory use of eco-friendly shopping bags in DKI Jakarta Province. The method used is quantitative with the IPAT equation, WTP, Conjoint, and SWOT analysis. The results of this study indicate that 81,66% of the population, GRDP, and plastic production simultaneously influence plastic waste. Consumers are willing to use environmentally friendly shopping bags with WTP value of Rp2,380 per piece. The policies effectiveness value of 0,3939 (39,39%) in 2020 and -0,2083 (-20,83%) in 2021. The conclusion of this study is that the policy regarding the obligation to use environmentally friendly shopping bags in DKI Jakarta Province has not been effective. Setting achievement targets for reducing plastic bag waste by calculating population growth, economic growth and the use of technologies prediction is a recommended strategy concept to increase policy effectiveness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kardian Pramiati
"The dynamic urban lifestyle changes human behaviour in selecting consumer goods products. Urban communities prefer goods in suitable and economical packaging when carrying out their activities. There are some fundamental issues that are considered in the waste management system in Indonesia, including limited capacity for waste management in the regions, inadequate infrastructure, application of regulations, and lack of public awareness, including in the consumer goods manufacturing industry. This is high time for the implementation of a circular economy, especially among plastics waste. Through the Extended Producer Responsibility (EPR) concept approach, the manufacturing industry is more encouraged to contribute to their post-consumer waste management. This study was conducted in Jakarta and aimed to analyze the perceptions of consumers, producers, and the role of the informal sector in waste management so that alternative producers' responsibility schemes can be formulated in the management of post-consumption plastic waste. In this study, quantitative and qualitative methods were used with data analysis using descriptive statistics. In the next step, an Analytical Hierarchy Process (AHP) has been prepared for identifying the best alternative scheme of EPR for post-consumer plastic waste management. They showed that the highest criteria value (0,27) that was considered in the EPR implementation was the environmental impacts potential criteria. At the stage of selecting alternative EPR schemes, the highest to lowest scores respectively are partnership schemes with waste management organizations (2.83), product design optimization (2.78), post-consumption waste recall (2.11), and development of recycling facility (1,28).
Keywords: Extended Producer Responsibility (EPR); circular economy; plastic waste management; Analytical Hierarchy Process (AHP)

Gaya hidup masyarakat perkotaan yang dinamis mengubah perilaku konsumsi sehingga masyarakat lebih memilih produk-produk praktis dan ekonomis. Terdapat hal-hal fundamental yang muncul dalam sistem pengelolaan sampah di Indonesia, diantaranya keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah di daerah, infrastruktur yang belum memadai, penerapan regulasi, serta kurangnya kepedulian masyarakat termasuk industri manufaktur barang konsumsi terhadap persoalan pengelolaan sampah pasca konsumsi. Pendekatan ekonomi sirkular pada pengelolaan sampah plasik pasca konsumsi menjadi hal yang penting. Melalui konsep Extended Producer Responsibility (EPR), industri manufaktur didorong untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah plastik kemasan yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi konsumen, produsen, dan peran sektor informal pengelola sampah, sehingga dapat dirumuskan alternatif skema tanggung jawab produsen dalam pengelolaan sampah plastik pasca konsumsi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan pemilihan multikriteria melalui struktur Analytical Hierarcy Process (AHP). Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai kriteria tertinggi yang menjadi pertimbangan dalam strategi penerapan EPR adalah pada kriteria potensi dampak lingkungan (0,27). Pada pemilihan alternatif skema EPR, bobot tertinggi sampai terendah adalah skema kemitraan dengan organisasi pengelola sampah (2,83), optimalisasi desain produk (2,78), penarikan kembali sampah pasca konsumsi (2,11), dan pengembangan fasilitas daur ulang (1,28).
Kata kunci: tanggung jawab produsen; ekonomi sirkular; pengelolaan sampah plastik; Analytical Hierarchy Process (AHP)
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resa Mailina
"Peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah plastik meliputi pengurangan sampah, pemilahan sampah dan iuran sampah. Peneitian ini bertujuan menganalisis peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah plastik di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu Tahun 2022. Jenis penelitian kuantitatif dengan cross sectional dan kualitatif. Unit analisis rumah tangga dengan Jumlah sampel 198 responden. Metode sampling purposive sampling sedangkan untuk kualitatif sebanyak 6 informan terdiri dari ketua RT/RW, pengelola Bank Sampah Induk dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Peran Masyarakat dalam Upaya Pengelolaan Sampah Plastik di Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu masih rendah berkisar 21,2%. Hal ini berkaitan dengan tidak melakukan pemilahan sampah (62,1 %), tidak melakukan mendaur ulang atau membuat kerajinan tangan dari sampah (87,4%) dan tidak mengirim sampah ke bank sampah (75,3%). Hasil Uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara penghasilan dan pengetahuan terhadap peran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam peran pengelolaan sampah plastik. Hasil wawancara mendalam beberapa informan mendapatkan hasil bahwa kepedulian masyarakat masih rendah dalam hal pemilahan sampah plastik, kurang dukungan dari lintas sektor, sarana prasarana masih kurang memadai serta perlunya adanya monitoring dan evaluasi terkait pengelolaan sampah plastik. Kesimpulan mendapatkan bahwa peran masyarakat masih rendah dalam pengelolaan sampah plastik.

The role of the community in efforts to manage plastic waste includes waste reduction, waste segregation and waste fees. This study aims to analyze the role of the community in efforts to manage plastic waste in East Jakarta, West Jakarta and the Thousand Islands in 2022. This type of research is quantitative with cross sectional and qualitative. Household analysis unit with a sample of 198 respondents. The sampling method was purposive sampling, while for the qualitative as many as 6 informants consisting of the head of the RT/RW, the manager of the Main Waste Bank and representatives of the DKI Jakarta Provincial Environmental Service. The role of the community in the effort to manage plastic waste in East Jakarta, West Jakarta and the Thousand Islands is still low at around 21.2%. This is related to not sorting waste (62.1%), not recycling or making handicrafts from waste (87.4%) and not sending waste to the waste bank (75.3%). The results of the statistical test showed a significant relationship income and knowledge of the community's role in waste management. Knowledge is the dominant factor in the role of plastic waste management. The results of in-depth interviews with several informants found that public awareness was still low in terms of sorting plastic waste, lack of support from across sectors, inadequate infrastructure and the need for monitoring and evaluation related to plastic waste management. The conclusion is that the role of the community is still low in the management of plastic waste."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arisman
"Peningkatan jumlah penduduk yang semakin besar di kota/kabupaten membawa dampak terhadap besarnya peningkatan jumlah timbulan sampah khususnya sampah plastik. Penelitian ini bertujuan memberikan usulan kebijakan dalam bentuk formulasi efektif dalam pengelolaan sampah plastik berkelanjutan di tingkat kota/kabupaten. kebijakan pengurangan penggunaan produk plastik sekali pakai di Kota Bandung dan Kabupaten Malang merupakan kebijakan yang paling prioritas dibandingkan dengan kebijakan pelarangan penggunaan produk plastik sekali pakai. Kebijakan yang efektif juga perlu melibatkan pemangku kepentingan yaitu konsumen/masyarakat dan produsen. Data tingkat keinginan untuk berpartisipasi masyarakat dan keinginan produsen untuk berpatisipasi dalam pengurangan sampah plastik akan lebih efektif apabila di berikan insentif. Respon masyarakat terhadap himbauan mengurangi sampah plastik dan menggunakan kembali plastik sangat positif, namun kemungkinan implementasinya akan menjadi lebih besar jika ada insentif yang diberikan oleh pemerintah. Pemilahan sampah di rumah tangga perlu didorong, guna meningkatkan efektifitas penanganan sampah plastik. Insentif fiskal perlu di berikan kepada produsen agar pengurangan sampah plastik oleh produsen lebih optimal dan berkelanjutan

The increasing population in cities and regencies has an impact on the amount of waste generation, especially plastic waste. This study aims to provide policy proposals in the form of effective formulations in sustainable plastic waste management at the city/district level. The policy of reducing the use of single-use plastic products in Bandung City and Malang Regency is the most priority policy compared to the policy of banning the use of single-use plastic products. Effective policies also need to involve stakeholders, namely consumers/communities and producers. Data on the level of willingness to participate in the community and the desire of producers to participate in reducing plastic waste will be more effective if incentives are given. The public's response to the call to reduce plastic waste and reuse plastic is very positive, but the possibility of implementation will be even greater if there are incentives provided by the government. Waste segregation in households needs to be encouraged, in order to increase the effectiveness of handling plastic waste. Fiscal incentives need to be given to producers so that the reduction of plastic waste by producers is more optimal and sustainable."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Nurul Fathia
"Pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya membuat tingkat konsumsi akan kemasan plastik juga meningkat. Sayangnya, konsumsi yang besar terhadap kemasan plastik ini meninggalkan konsekuensi berupa limbah yang tidak terkendali yang memberikan dampak bagi ekosistem maupun manusianya sendiri. Timbulan sampah plastik berlebihan dapat dikatakan sebagai akibat dari perilaku masyarakat. Menganalisis perilaku masyarakat dalam menggunakan dan membuang kemasan plastik adalah langkah penting menuju pengembangan sistem manajemen sampah plastik di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap perilaku masyarakat dalam menggunakan kemasan plastik dan memilah sampahnya, serta menggambarkan hubungan antara faktor-faktor yang menjadi alasan dalam membentuk perilaku tersebut. Penelitian dilakukan dengan berdasarkan pada Theory of Planned Behavior (TPB) dan pengolahan data dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS) dalam Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian dilakukan dengan menggunakan survei yang disebar online. Responden pada penelitian didapatkan sebanyak 630 yang terbagi menjadi tiga generasi (x,y dan z) dan tersebar di Jabodetabek. Dari hasil penelitian diketahui beberapa hal, diantaranya faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku menggunakan kemasan plastik maupun memilah sampahnya, faktor apa yang memiliki peran paling besar dari setiap generasi, dan bagaimana perbandingan perilaku ramah lingkungan (menggunakan dan membuang kemasan plastik) masyarakat Indonesia dengan negara lain. 

Indonesia’s population growth continues to increase every year, it makes the level of consumption of plastic packaging also increase. Unfortunately, this large consumption of plastic packaging by people leaves some consequences in the form of uncontrolled waste that impacts both the ecosystem and the people themselves. Excessive plastic waste can be done as a result of people’s behavior. Analyzing people’s behavior in using and disposing plastic packaging is an important step towards developing a plastic waste management system in the future. This study aims to conduct an analysis of people’s or consumer’s behavior in using plastic packaging and sorting out their plastic waste, as well as describing the relationship between the factors which are the reason in shaping such behavior. This study was conducted based on the Theory of Planned Behavior (TPB) and data processing was carried out using Partial Least Square (PLS) method in Structural Equation Modeling (SEM). This study was conducted using a survey distributed online. Number of respondents in the study obtained as many as 630 which are divided into three generations (x, y and z) and spread in Jabodetabek. From the results, we found several things, including what factors influence the behavior of using plastic packaging and sorting the waste, also what factors have the biggest role from each generation, and how the comparison of sustainability behavior (using and disposing plastic packaging) between Indonesia’s people and other countries. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmah Fajriyah Azzahrah
"Peningkatan sampah plastik yang berasal dari produk Fast Moving Consumer Goods berkaitan erat dengan perilaku konsumsi masyarakat. Salah satu upaya untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan menggunakan bahan ramah lingkungan yang ditandai dengan pemberian label ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh jenis label ramah lingkungan berupa logo dan teks pada kemasan air mineral terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen within subject dengan menggunakan vignette gambar sebagai stimulus. Persepsi konsumen mengenai kualitas. diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Erdem dan Swait (1998). Diperoleh sebanyak 135 partisipan yang berusia 18-25 tahun di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran logo (F(1,134) = 157.446, p< 0.001, η²p = 0.540) dan teks (F(1,134) = 127.229, p< 0.001, η²p = 0.487) ramah lingkungan pada kemasan air mineral berkontribusi secara signifikan terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. dengan large effect size yang berarti kehadiran logo dan teks memiliki pengaruh yang besar terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. Selain itu, ditemukan bahwa produk dengan kombinasi penggunaan logo dan teks ramah lingkungan membuat konsumen mempersepsikan kualitas produk ramah lingkungan tersebut paling baik (F(1,134) = 19.269, p< 0.001, η²p = 0.126) dengan medium effect size yang berarti memiliki pengaruh yang sedang terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan logo dan teks ramah lingkungan dapat memengaruhi bagaimana konsumen mempersepsikan kualitas dari suatu produk. Hasil dari penelitian ini menyarankan perusahaan agar mempertimbangkan untuk menghadirkan label ramah lingkungan berupa logo dan teks ramah lingkungan untuk meningkatkan perceived quality konsumen.

The rise of plastic waste caused by Fast Moving Consumer Goods is strongly related to consumer behavior. An effort to overcome this problem lies within the usage of eco-friendly materials that are identified by giving them eco-labels. This study examines how types of eco-labels in the form of logos and text on mineral water’s packaging affect consumer’s perceived quality. The method used for this study is the within-subject experiment by using image vignettes as a stimulus. Perceived quality is measured using the measurement developed by Erdem and Swait (1998). This study samples 135 participants aged 18-25 in Indonesia. Results show that the presence of an eco-friendly logo (F(1,134) = 157.446, p< 0.001, η²p = 0.540) and text (F(1,134) = 127.229, p< 0.001, η²p = 0.487) on mineral water packaging significantly contribute to consumer perceived quality with a large effect size, indicating that the presence of an eco-friendly logo and text have a large effect towards consumer perceived quality. This study also finds products with a combination of the use of eco-friendly logo and text made consumers perceived quality of these eco-friendly products is the best (F(1,134) = 19.269, p< 0.001, η²p = 0.126) with a medium effect size, indicating that it has a moderate effect towards consumer perceived quality. It can be conclude that the usage of an eco-friendly logo and text may affect how consumers perceive the quality of a product. The results of this study suggests that company should consider the usage od eco-labels in the form of an eco-friendly logo and text to increase the consumers perceived quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Kartika Jati
"Pengolahan sampah plastik di negara-negara maju telah dikelola secara profesional oleh sektor formal. Berbeda dengan negara berkembang seperti Indonesia, pengolahan sampah masih didominasi oleh peran sektor informal. Sektor informal memberikan kontribusi positif pada ekonomi sirkular plastik, mengurangi tingkat pengangguran, dan mendukung keberlanjutan dengan pemenuhan permintaan bahan baku plastik melalui hasil daur ulang sampah plastik. Meskipun memiliki peran yang penting, kebijakan pemerintah yang mendukung atau mengoptimalkan sektor informal secara spesifik belum ada. Penelitian ini bertujuan memodelkan alternatif kebijakan untuk pengelolaan sampah plastik sektor informal di Indonesia. Eksplorasi alternatif kebijakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemodelan sistem dinamis. Simulasi kebijakan dilakukan dengan beberapa skenario yang menyesuaikan kondisi dan peraturan yang sudah ada. Model dinamis dari sistem pengolahan sampah plastik inklusi sektor informal di Indonesia dijelaskan dalam 7 reinforcing loops dan 3 balancing loops. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, Insentif pajak bagi industri daur ulang dan Penambahan kapasitas informal Menjadi alternatif kebijakan terbaik.

The formal sector has professionally managed plastic waste processing in developed countries. In contrast to developing countries like Indonesia,  the role of the informal sector dominated the waste management system. The informal sector contributes positively to the plastic circular economy, reduces unemployment rates, and supports sustainability by meeting the demand for plastic raw materials through the recycling of plastic waste. Despite having an important role, government policies that explicitly support or optimize the informal sector do not exist. This study aims to model the policy alternatives for the informal sector of plastic waste management in Indonesia. The alternative exploration policy in the study was conducted using system dynamic modeling methods. Policy simulation is done with several scenarios that adapt existing conditions and regulations. The dynamic Model of the plastic waste processing system of informal sector inclusion in Indonesia is described in 7 reinforcing loops and 3 balancing loops. Based on the results of the simulation, tax incentive scenario for the recycling industry and the addition of informal capacity becomes the best policy alternative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinskatania Agung Andrias
"Perkembangan industri daur ulang limbah plastik rumahan secara global meningkat. Hal ini salah satunya adalah akibat dari adanya komunitas global daur ulang plastik, Precious Plastic. Berbagai pihak baik dari hobiis, komunitas, dan UMKM mengadaptasi proses daur ulang limbah plastik ini untuk diterapkan secara personal maupun sebagai sarana bisnis untuk mencari keuntungan. Perkembangan daur ulang plastik ini juga terjadi di Indonesia lewat komunitas serupa. Proses daur ulang plastik melibatkan berbagai potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja, sayangnya belum pernah dilakukan analisis risiko K3 pada pekerjaan daur ulang limbah plastik.
Penelitian ini menganalisis risiko K3 pada proses pengolahan limbah plastik di UMKM X untuk memberikan gambaran dan evaluasi terhadap proses pengolahan limbah plastik dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja. Variabel dari penelitian ini adalah langkah pekerjaan, jenis bahaya dan risiko, total risiko, total risiko sisa, pengurangan risiko san rekomendasi pengendalian risiko. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian deskriptif observasional. Observasi bahaya dilakukan terhadap proses kerja dan risiko dianalisis dengan kriteria Fine.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa masing-masing aktivitas produksi terdiri dari 4 tahapan kerja yaitu preparasi, pelelehan dan pressing, serta finishing. Pada tahap pelelehan dan pressing, plastik dipanaskan dan diberi tekanan menggunakan 3 metode yaitu menggunakan oven dan mesin kompresi, menggunakan heat gun dan mesin kompresi, serta menggunakan mesin ekstrusi. Dari tahapan kerja daur ulang plastik di UMKM X, terdapat 49 bahaya yang teridentifikasi dan dianalisis risikonya. Penelitian ini berfokus membahas pekerjaan dengan risiko Very High. Risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang paling tinggi pada kegiatan daur ulang limbah plastik di UMKM X meliputi risiko terhirupnya uap plastik dan pajanan bising yang berasal dari alat.
Rekomendasi pengendalian bahaya untuk risiko terhirupnya uap plastik antara lain dengan membersihkan plastik dengan bersih agar tidak terdapat komponen yang menambah level toksik, merancang Local Exhaust Ventilation yang sesuai dengan kebutuhan, sosialisasi mengenai bahaya uap plastik serta sosialisasi APD, menggunakan respirator untuk pekerjaan berisiko pajanan kimia uap plastik dan plastic odor. Sementara itu rekomendasi pengendalian dari risiko pajanan bising antara lain: mengganti alat dengan alat serupa yang memiliki teknologi untuk meredam bising yang dihasilkan, melakukan isolasi pekerjaan yang menimbulkan pajanan bising agar tidak dilakukan bercampur dengan kegiatan lainnya yang berpotensi memperluas pajanan bising, melakukan maintenance alat, serta menyediakan APD yang sesuai untuk meredam pajanan bising ke pekerja.

The global development of the home-based plastic waste recycling industry is increasing. One of the reason is because of the campaign from global community of plastic recycling, Precious Plastic. Various parties, from hobbyists, communities, and MSMEs, adapted the process of plastic waste recycling to be applied personally as well as as a business tool for gaining profit. The development of plastic recycling also occursin Indonesia through similar communities. Plastic recycling process involves various potential hazards and occupational safety and health risks, unfortunately OHS risk management has never been carried out on plastic waste recycling work.
This study analyzes the risk of OHS in the process of plastic waste recycling in MSME X to provide an overview and evaluation of the plastic waste recycling tasks in order to improve the safety and health of workers. The variables of this study are work tasks, type of hazard and risk, total risk, total residual risk, risk reduction and risk control recommendations. This research was conducted with an observational descriptive research design. Hazard observation is carried out on the work process and risks are analyzed with Fine criteria.
The results show that each production activity consists of 4 work stages, namely preparation, melting and pressing, and finishing. In the melting and pressing stage, the plastic is heated and pressurized using 3 methods, namely using an oven and compression machine, using a heat gun and compression machine, and using an extrusion machine. From the stages of plastic recycling work in MSME X, there are 49 hazards identified and analyzed for risks. This study focuses on discussing Very High risk work. The highest occupational safety and health risks in plastic waste recycling activities in MSME X include the risk of inhalation of plastic fume and noise exposure originating from the equipment.
Hazard control recommendations for the risk of inhalation of plastic fume include cleaning the plastic cleanly so that there are no components that add toxic levels, designing Local Exhaust Ventilation according to needs, socializing the dangers of plastic odors and plastic fume and socializing PPE, using respirators for risky jobs involving chemical fume and plastic odor exposure. Meanwhile control recommendations for the risk of noise exposure include: replacing devices with similar devices that have technology of noise reduction, isolate work that causes noise exposure so that it is not mixed with other activities that have the potential to expand noise exposure, perform maintenance of tools, and provide the appropriate PPE to reduce noise exposure to workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dwi Astuti
"Penggunaan plastik terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi. Sayangnya, konsumsi plastik yang tinggi tidak diikuti dengan pengelolaan yang tepat sehingga menyebabkan sampah plastik yang berasal dari darat masuk ke badan sungai kemudian berakhir di wilayah pesisir dan mencemari lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pengarengan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sungai Pengarengan merupakan jalur transportasi kapal nelayan menuju Laut Jawa sehingga aktivitas masyarakatnya yang tinggi berpotensi menimbulkan pencemaran sampah ke lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik sampah plastik serta mengevaluasi hubungan antara aspek pengetahuan dan sikap dengan perilaku masyarakat terkait sampah plastik yang mencemari lingkungan. Metode yang digunakan adalah kelimpahan pelepasan sampah dan puing-puing sampah dikumpulkan di dua titik sampling dengan menggunakan jaring yang memiliki ukuran mata jaring 5cm, dipasang pada waktu pagi hari sesuai lebar sungai. Data perilaku masyarakat terhadap sampah plastik diperoleh dari 110 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan puing sampah sungai adalah 13.200 ± 1.678 item dan 14.976 ± 1.772 item. Kelimpahan puing sampah sungai tertinggi adalah bungkus sampah plastik tipis sebanyak 47% dan 46%, diikuti kayu ranting (39% dan 33%), styrofoam (3,6% dan 5,5%), sedotan (1,8% dan 2,2%), gelas plastik (1,5% dan 2,6%), kotak makanan, peralatan plastik, dll (1,4% dan 1,6%), serta plastik lainnya (2,2% dan 2,3%). Analisis statistik Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata yang siginifikan pada kelimpahan total puing sampah sungai di kedua titik sampling p= 0,875 (p> 0,05). Hasil evaluasi perilaku masyarakat menunjukkan bahwa aspek pengetahuan memiliki kategori penilaian sangat baik (4,08), aspek sikap dengan kategori kurang baik (2,89), dan aspek perilaku dengan kategori baik (3,88). Analisis korelasi Pearson menunjukan terdapat hubungan positif yang kuat (r= 0,664) dan signifikan (0,000) antara aspek pengetahuan dengan perilaku, kemudian aspek sikap dengan perilaku mempunyai hubungan positif yang sangat lemah (r=0,183) dan signifikan (0,028).

The use of plastic continues to increase along with the population grows. However, proper management does not follow high plastic consumption, causing plastic waste from land to enter river bodies and then end up in coastal areas and polluting the environment. This research was conducted in Pengarengan Village, Cirebon Regency, West Java. The Pengarengan River is a transportation route for fishing boats to the Java Sea, so its high community activities have the potential to cause waste pollution to the surrounding environment. This study aims to analyze the characteristics of plastic waste and evaluate the relationship between aspects of knowledge and attitude towards community behavior related to plastic waste that pollutes the environment. The abundance of garbage release method is river debris was collected from 2 points in the Pengarengan River using a net with a mesh size of 5 cm, which was installed in the morning time according to the river's width. Using accidental sampling techniques, community behavior data related to plastic waste was evaluated through a questionnaire on 110 respondents. The results showed that the total abundance of river debris was 13.200 ± 1.678 items and 14.976 ± 1.772 items. The highest abundance of river debris was thin plastic waste wrap (47% and 46%), followed by woods (39% and 33%), styrofoam (3,6% and 5,5%), straws (1,8% and 2,2%), plastic cups (1,5% and 2,6%), food boxes, plastic utensils, etc. (1,4 % and 1,6%), and other plastics (2,2% and 2,3%). Kruskal Wallis showed no significant difference in average of the total abundance of river debris at both sampling points p= 0,875 (p> 0,05). The results of the community behavior evaluation showed that the knowledge aspect has a very good assessment category (4.08), the attitude aspect was in a poor category (2.89), and behavioral aspects were in a good category (3,88). Pearson correlation analysis shows that there was a strong positive relationship (r= 0,664) and significant (sig.= 0,000) between knowledge aspect and behaviour, whereupon attitude aspect and behaviour, the positive relationship was very weak (r= 0,183) and significant (0,028)"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>