Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Endramari
"Selain sebagai hiburan, film juga beperan sebagai media yang merepresentasikan dan menyebarkan ideologi. Penelitian ini akan fokus membahas Hacksaw Ridge (2016) sebagai representasi film aksi peperang Hollywood yang menawarkan penggambaran baru maskulinitas hegemoni, khususnya pada lingkungan militer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode strukturalis, khususnya teori semiotika Barthes, analisis karakterisasi berdasarkan teori Boggs dan Petrie, serta studi pustaka lebih lanjut terkait maskulinitas hegemoni. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan (1) bagaimana film Hacksaw Ridge memanfaatkan beberapa aspek sinematik, seperti teknik pengambilan gambar dan pemilihan aktor, untuk menggambarkan maskulinitas hegemoni dan (2) bagaimana karakter utama film, Desmond Doss, memberikan perspektif baru terhadap apa yang dianggap maskulin.

Other than a part of entertainment, a movie is also a suitable medium to represent and disperse ideology. This research will focus on highlighting Hacksaw Ridge (2016) as a representation of a war movie that offers a fresh portrayal of hegemonic military masculinity. The methods used will be the structuralist approach, specifically Barthes’s theory of semiotics, characterization analysis based on Boggs and Petrie, and further library research related to hegemonic masculinity. This research is expected to make a point on (1) how the movie uses several cinematic aspects, including camera work and choice of actors or casting, to portray hegemonic masculinity and (2) how the main character, Desmond Doss, gives a new perspective on what is considered masculinity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Alfian Rizqy
"Terdapat beberapa cara untuk memprediksi harga saham, ada yang menggunakan analisis runtun waktu, harga saham terdahulu, maupun menggunakan indikator teknis. Indikator teknis merupakan perhitungan matematis terhadap harga atau volume transaksi saham yang hasilnya dapat digunakan untuk memahami kecenderungan harga saham. Regresi ridge merupakan suatu metode regresi yang mampu mengatasi masalah dimana variabel-variabel regresornya tidak bebas linier. Regresi kernel ridge merupakan kombinasi antara regresi ridge dengan metode kernel dengan tujuan agar dapat memberikan hasil prediksi yang lebih baik. Pada skripsi ini, metode regresi ridge dan regresi kernel ridge akan diimplementasikan untuk memprediksi harga saham pada 12 perusahaan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode regresi kernel ridge memberikan akurasi yang lebih baik daripada metode regresi ridge untuk beberapa perusahaan.

There are various way for predicting stock prices, some using time series analysis, past stock prices, or technical indicator. Technical indicator is a mathematical calculation over the stock prices or stock transaction volume that can be used to understand the stock price trend. Ridge regression is a regression method that can be used to solve the problem when some of the regressor variables are linearly dependent. Kernel ridge regression is a combination of ridge regression and kernel method in purpose to get better prediction. This skripsi will implement ridge regression and kernel ridge regression for stock prices forecasting of 12 companies. The result shows that kernel ridge regression gives better accuracy for stock price forecasting than ridge regression for some companies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effrida Betzy Stephany
"Analisis regresi linier adalah suatu teknik dalam statistika untuk memodelkan dan menganalisis hubungan linier antara variabel respon dengan variabel regresor. Metode penaksiran parameter regresi yang umum digunakan adalah metode ordinary least square (OLS) yang menghasilkan taksiran yang dinamakan taksiran least square. Dalam analisis regresi linier berganda, masalah yang sering terjadi adalah multikolinieritas. Multikolinieritas membuat penaksiran dengan menggunakan metode OLS menghasilkan taksiran least square yang tidak stabil, sehingga pada skripsi ini akan dibahas metode lain untuk mengatasi permasalahan ini. Metode yang diperkenalkan untuk mengatasi multikolinieritas diantaranya adalah metode GRR yang menghasilkan taksiran generalized ridge. Taksiran ini merupakan taksiran yang bias. Metode ini masih memiliki kekurangan, yaitu bias yang dihasilkan tidak dijamin akan selalu bernilai kecil. Untuk itu, Singh, Chaubey, dan Dwivedi (1986) memperkenalkan metode Jackknife Ridge Regression (JRR) yang menghasilkan taksiran Jackknife Ridge Regression. Taksiran ini akan mereduksi bias yang dihasilkan oleh taksiran generalized ridge sehingga terkait dengan data yang digunakan, nilai mean square error taksiran ini lebih kecil dibanding taksiran generalized ridge maupun taksiran least square.

Regression linear analysis is a statistical technique for modeling and investigating the linear relationship between the response variable and regressor variable. Ordinary least square (OLS) method is commonly used to estimate parameters and yields an estimator named least square estimator. Most frequently occurring problem in multiple linear regression analysis is the presence of multicollinearity. Estimation using OLS method in multicolinearity caused an unstable least square estimator, therefore this undergraduate thesis will explain other method which can solve this problem such as GRR method that yields a bias estimator, named generalized ridge estimator. Unfortunately, this method still has a shortcoming because the bias in resulting estimator is not always guaranteed to be small. To solve this problems, Singh, Chaubey, and Dwivedi (1986) introduced Jackknife Ridge Regression (JRR) method that yields Jackknife Ridge Regression estimator. This estimator will reduce the bias of generalized ridge estimator, thus related to the data used, the resulting mean square error value of this estimator is smaller than the two methods.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumere, Faransina A.O.
"Analisis regresi merupakan salah satu teknik dalam statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel respon dan satuatau lebih variabel regressor. Metode penaksiran parameter regresi yang umum digunakan adalah metode least square. Dalam penaksiran parameter regresi, banyak permasalahan yang muncul salah satunya adalah multikolinearitas. Multikolinearitas menghasilkan taksiran yang tidak stabil, sehingga diperlukan metode lain untuk mengatasi multikolinearitas yang diperkenalkan oleh Hoerl dan Kennard 1970 yaitu metode ridge regression dengan cara kerjanya adalah menambahkan konstanta bias ridge pada matriks X 39;X. Sarkar 1992 dan Grob 2003 mengembangkan metode tersebut dengan memanfaatkan informasi prior dari parameter - dan memperkenalkan metode restricted ridge regression. Berger 1980 mendefinisikan informasi prior untuk parameter - adalah suatu informasi non sampel yang muncul dari pengalaman masa lalu dan keputusan dari ahli dengan situasi yang hampir sama dan memuat parameter ? yang sama. Dalam skripsi ini penggunaan metode restricted ridge regression diaplikasikan untuk mengatasi multikolinearitas pada data Portland Cement dan menghasilkan MSE yang lebih kecil dibandingkan metode least square dan ridge regression.

Regression analysis is a technique in stastisticsto analyse the relationship between a response variable and one or more regressor variable's. Ordinary Least Square method is commonly used to estimate parameter's. Most frequently occurring problem in multiple linier regression analysis is the presence of multicolinearity. Multicollinearityin least square estimation produces estimation with large variance, so another method is needed to overcome the multicollinearity. Hoerl and Kennard 1970 introduced a new method called ridge regression by addingaconstant bias ridge to matrix X 39 X. Sarkar 1992 and Gro 2003 developed a method usingthe prior information of the parameter and introduced the restricted ridge regression method. Berger 1980 defined prior information of the parameter as a non sample information arising from past experiences and based on the opinions of an expertice with similar situations and containing the same parameters. This thesis will explain the use of restricted ridge regression method to overcome the presence of multicolinearity in regression model for Portland Cement dataset and produce smaller MSE than least square and ridge regression estimator.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, 2016
617.693 HOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Haryadi
"Latar Belakang: Kasus kehilangan gigi karena pencabutan sering ditemui dan celah yang ditinggalkan karena pencabutan memberikan dampak buruk secara estetika. Sebagai rehabilitasi, digunakan gigi tiruan imediat (GTI) lepasan yang dipasang segera setelah pencabutan. Namun belum diketahui apakah penggunaan GTI lepasan mempengaruhi resorpsi residual ridge (RRR).
Tujuan: Menganalisis pengaruh pemasangan gigi tiruan imediat terhadap RRR pasca pencabutan.
Metode: Pada 3 ekor Macaca fascicularis, dilakukan pencabutan gigi premolar 1 dan molar 1 kiri dan kanan. Segera setelah pencabutan, dipasang GTI lepasan pada sisi kiri rahang Macaca fascicularis. Pengukuran posisi residual ridge dari sisi rahang Macaca fascicularis yang dipasang GTI lepasan dan yang tidak dipasang GTI lepasan menggunakan radiograf dental pada sesaat setelah pencabutan (0 bulan) dan 2 bulan pasca pencabutan. Selisihnya diukur sebagai RRR.
Hasil: Ditemukan perbedaan posisi residual ridge (p<0,05) antara yang diukur pada 0 dan 2 bulan paska pencabutan pada sisi rahang yang dipasang GTI lepasan dan yang tidak dipasang GTI lepasan. Namun tidak ditemukan perbedaan RRR (p>0,05) antara sisi rahang yang dipasang GTI lepasan dengan sisi rahang yang tidak dipasang GTI lepasan.

Introduction: Extraction caused tooth loss cases was often found in daily practice and gap left after extraction causes a bad effect on tooth esthetic. As a rehabilitation, a removable immediate denture (RID) was used immediately after extraction. But it was still not know if using RID does have an effect to residual ridge resorption.
Purpose: To analyze the effect of using RID on residual ridge resorption after extraction.
Method:The first premolars and first molars on both left and right side of 3 Macaca fascicularis were extracted. Soon after the extraction RID was placed on the left side of the arch of Macaca fascicularis. Residual ridge position was measured using the dental radiograph for bothside where ID was worn and where RID was not worn immediately after the extraction (0 month) and at 2 months after the extraction. Residual ridge position difference between 0 and 2 months after extraction was measured as the residual ridge resorption.
Result: Significant difference (p<0,05) residual ridge position was observed between measurement done 0 month and 2 months after extraction, for both the side where RID was worn and side where RID was not worn. But no significant difference (p>0,05) was reported for residual ridge resorption measured between the side where RID was worn and side where RID was not worn.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ngantung Erland Jeremia
"Analisis regresi adalah salah satu metode yang digunakan dalam menganalisisdata. Metode yang sering digunakan untuk menaksir parameter dalam modelregresi linier adalah ordinary least square OLS. Metode OLS akan memberikantaksiran terbaik ketika semua asumsinya terpenuhi. Namun pada kenyataannya,asumsi tersebut seringkali tidak terpenuhi. Asumsi yang seringkali tidak terpenuhiadalah adanya multikolinieritas dan adanya pencilan outlier. Multikolinieritasakan membuat variansi taksiran parameter regresi menjadi sangat besar, sedangkanoutlier akan membuat taksiran parameter menjadi bias. Jika kedua pelanggaranasumsi ini terjadi pada data yang akan dianalisis digunakan robust jackknife ridgeregression. Robust jackknife ridge regression adalah regresi yang punya sifatrobust sehingga tidak terpengaruh oleh outlier dan menggunakan metode ridgeuntuk mengatasi masalah multikolinieritas serta menggunakan metode jackknifeuntuk mereduksi bias yang dihasilkan metode ridge. Metode yang digunakanuntuk mencapai sifat robust adalah MM-estimation sehingga taksiran yangdihasilkan punya breakdown point serta efficiency yang tinggi.

Regression Analysis is one of many methods used for analyzing data. Method thatusually used for estimating parameter in linear regression model is ordinary leastsquare OLS . OLS will give best estimator when all the assumptions are met. Butin reality, sometimes not all the assumptions are met. Assumptions that usuallyviolated are multicollinearity and outlier. Multicollinearity will make variance ofthe estimated parameter become large, while outlier will make the estimatedparameter become biased. If this two violation of assumptions happened, robustjackknife ridge regression is used. Robust jackknife ridge regression is regressionthat have robust property so that it will not affected by outlier and using ridgemethod to handle multicollinearity with jackknife method to reduce biased fromridge method. Method used to achieve robust property is MM estimation so thatthe estimated parameter have high breakdown point and high efficiency.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana Ratnasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang fenomena soushoku danshi sebagai representasi perlawanan terhadap konsep maskulinitas hegemonik di Jepang. Dalam penelitian ini penulis mengkaji fenomena soushoku danshi dari sudut pandang posfeminisme, khususnya melalui teori gender performativity Judith Butler. Masalah yang dibahas yaitu bentuk perlawanan soushoku danshi terhadap konsep maskulinitas hegemonik di Jepang. Tujuan penelitian ini untuk mewujudkan wacana yang berimbang mengenai fenomena soushoku danshi dan mengidentifikasi perlawanan soushoku danshi terhadap konsep maskulinitas hegemonik di Jepang. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis dengan teknik pengambilan data studi kepustakaan. Melalui teori gender performativity Judith Butler dapat disimpulkan bahwa fenomena soushoku danshi merupakan representasi perlawanan terhadap konsep maskulinitas di Jepang.

ABSTRACT
This thesis discusses soushoku danshi phenomenon in Japan as resistance against hegemonic masculinity concept in Japan. This thesis examines soushoku danshi phenomenon from post feminism point of view, specifically through Judith Butler 39 s regarding gender performativity. Issue that explained is the soushoku danshi 39 s resistance forms against hegemonic masculinity concept in Japan. The purpose of this research is to make a balanced discourse regarding soushoku danshi and identifies soushoku danshi 39 s resistance forms. The method used in this research is analytic descriptive along with literature review. Through gender performativity theory, it can be concluded that soushoku danshi phenomenon is representation of resistance against hegemonic masculinity concept in Japan. "
2017
S68728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Nasya Iskandar
"Panti asuhan biasanya dikaitkan dengan anak-anak yang terlantar dan tidak dirawat oleh orangtuanya dengan baik. Artikel ini akan membahas bagaimana panti asuhan menjadi agen perubahan habitus anak dalam film animasi Ma vie de Courgette (2016). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini menggunakan konsep film dari Joe Boggs dan Dennis Petrie (2018) dan struktur fungsional dari Algirdas Julien Greimas (2016). Setelah itu, konsep habitus dari Pierre Bourdieu (1977) akan dipakai untuk mendalami aspek perubahan anak-anak tersebut. Dari analisis naratif dan sinematografi, ditemukan bahwa alur, aspek visual, dan aspek sonor menunjukkan perubahan yang lebih positif dari hubungan anak-anak di panti asuhan. Dengan memfokuskan narasi seputar anak-anak, film ini memberikan kacamata baru tentang kehidupan anak-anak yang fokus pada hal-hal kecil. Lingkungan yang saling mendukung dan rasa senasib sepenanggungan anak-anak panti asuhan menumbuhkan rasa kekeluargaan dan membangun hubungan yang erat di antara mereka. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa budaya sehat yang dibentuk di panti asuhan sangat berpengaruh terhadap perubahan habitus anak. Kegiatan terstruktur, pendampingan, dan pendidikan yang layak didapatkan seorang anak dapat membantu membentuk habitus baru yang menghasilkan perilaku yang lebih sehat dan positif. Penelitian ini memberikan pandangan yang berbeda dari stereotip umum terkait panti asuhan dengan menyajikan perspektif yang berbeda terhadap panti asuhan sebagai institusi bagi anak-anak tanpa keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panti asuhan yang berfungsi dengan baik dapat memainkan peran penting dalam membentuk hubungan anak-anak tersebut dan mempengaruhi perubahan positif dalam habitus mereka. Penelitian ini dapat berguna sebagai evaluasi peran panti asuhan yang efektif dalam membina perkembangan sosial dan psikologis anak-anak yatim piatu, serta mendorong potensi transformatif dari intitusi ini.

Orphanages are usually associated with children who are neglected and not properly cared for by their parents. This article will discuss how the orphanage becomes an agent for changing children's habitus in the animated film Ma vie de Courgette (2016). To answer this question, this article uses the film concept from Joe Boggs and Dennis Petrie (2018) and the functional structure from Algirdas Julien Greimas (2016). After that, the concept of habitus from Pierre Bourdieu (1977) will be used to explore aspects of these children's changes. From the narrative and cinematography analysis, it was found that the plot, visual aspects and sonor aspects showed more positive changes in the relationships between children in the orphanage. By focusing on children, this film’s narrative provides a new perspective on children's lives that focuses on the small things. A mutually supportive environment and a sense of shared fate among the orphans fosters a sense of kinship and builds a close relationship between them. This research also shows that the healthy culture formed in the orphanage has a big influence on changes in children's habitus. Structured activities, assistance and education that a child deserves can help form a new habitus that produces healthier and positive behavior. This research provides a different view from the general stereotypes regarding orphanages by presenting a different perspective on orphanages as shelters for neglected children. The results of this study suggest that a well-functioning orphanage can play an important role in shaping these children's relationships and influencing positive changes in their habitus. This research can be useful as an evaluation of the effective role of orphanages in fostering the social and psychological development of orphaned children, as well as encouraging the transformative potential of this institution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurani Salikha
"Walaupun komik pahlawan super sudah ada di Amerika Serikat sejak awal pertengahan abad ke-20, para pahlawan super tersebut baru benar-benar menjadi figur yang signifikan dalam budaya populer di abad ke-21. Hal ini terbantukan oleh dibuatnya film-film berdasarkan tokoh-tokoh tersebut di layar lebar. Salah satu pahlawan super yang paling menonjol adalah Spider-
Man. Spider-Man: Homecoming (2017) dan Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018), secara berurutan, adalah franchise ke-3 dan ke-4 dari film Spider-Man dalam kurun waktu 17 tahun.
Popularitas Spider-Man menjadikannya objek yang menarik untuk diteliti, karena berarti pengaruhnya besar dalam memproduksi dan mereproduksi norma-norma tertentu dalam masyarakat. Artikel ini ditulis dengan tujuan melihat bagaimana film-film tersebut mengikuti atau menolak norma hegemonic masculinity. Dengan menggunakan analisis tekstual dan semiotik, studi ini menemukan bahwa Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) lebih
progresif dalam representasi maskulinitasnya daripada Spider-Man: Homecoming (2017). Hal ini dihubungkan dengan adanya varian yang lebih beragam dalam wacana maskulinitasnya. Studi ini diharapkan dapat mendukung pergerakan yang menginginkan adanya representasi
yang lebih beragam dalam genre film pahlawan super.

Even though American comic book superheroes have existed since the late 1930s, it is in the 21st century that they have become truly prominent icons of popular culture. This rise in
popularity is helped greatly by their adaptation into the big screen. One superhero that stands out is Spider-Man. Spider-Man: Homecoming (2017) and Spider-Man: Into the Spider-Verse
(2018) are the third and fourth respective iterations of the Spider-Man movie franchise within the span of 17 years. Spider-Mans popularity makes it an interesting case study, as it has a
significant influence in producing and reproducing certain societal ideas. This article aims to examine how those movies conform to or resist hegemonic masculinity in their portrayal of the
male lead characters masculinities. Incorporating textual and semiotic analysis, this study has found that Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) represents a more progressive portrayal of masculinity than Spider-Man: Homecoming (2017), attributing it to its inclusion of diversity in the discourse of masculinity. This study is intended to come in support of the movement of calling for more diverse representation in the superhero movie genre.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>