Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Pratiwi
"Di dalam teks berita banyak ditemukan verba dalam makna ‘memberikan informasi’. Verba ini berada dalam medan makna yang sama dan seringkali menimbulkan pengertian yang serupa. Pada penggunaannya di dalam kalimat, variasi verba ini tidak hanya berfungsi untuk memperkaya kosakata dan keindahan diksi saja, namun juga dapat memperlihatkan fungsinya tersendiri di dalam kalimat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Chaer (2012) yang mengatakan bahwa pada ujaran atau kata yang bersinonim maknanya tidak akan sama persis. Artinya, masing-masing kata mempunyai peran dan fungsinya sendiri dalam memberikan makna di dalam kalimat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih jauh relasi makna diantara verba yang berada dalam satu medan makna yang sama khususnya verba menyatakan dan mengatakan. Relasi makna yang diamati adalah persamaan dan perbedaan diantara verba-verba tersebut dengan melihat kolokat yang menyertainya. Kolokat yang mendampingi verba dapat memberikan gambaran tentang pola penggunaan suatu verba di dalam kalimat. Penelitian ini melibatkan penggunaan aplikasi berbasis korpus dengan tema ‘Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo’ dan Korpus Leipzig Corpora Collecion News 2020. Hasil akhir menunjukkan dari tiga puluh berita yang terbit, ditemukan empat belas verba dengan pola kolokat yang berbeda-beda. Verba mengatakan dan menyatakan juga dapat dibedakan berdasarkan kolokat dengan kelas kata verba, nomina dan frasa pronomina.

There are many variations of verb in the meaning of 'providing information’ in the news text. The verbs in the same meaning field often creates similar meanings from one to another. In sentences, these variation of verbs not only functioned to enrich the vocabulary and the beauty of dictions but also can show its function in sentences. It’s relevant with the utterances that the words of synonymous are never have the same meaning. It means, each word has its role and function in giving meaning to a sentence. This research was conducted to look further at the relationship of meaning between verbs which are in the same meaning field especially the verbs of mengatakan and menyatakan. The meaning relations which observed are the similarities and differences between these verbs by looking at the collocate that comes after those verbs. This research using a corpus-based application with the theme 'Reconstruction of the Murder of Brigadier J by Ferdy Sambo' and LCC. The final results show that out of thirty published reports, fourteen variations of the verb have different collocate patterns. The verbs of mengatakan and menyatakan can also be differentiated based on the collocation class of verbs, nouns and pronoun phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Izzatunnisa
"Proyek akhir ini membahas mengenai penggunaan modalitas epistemik makna ‘keharusan’ jenis intraklausal, yaitu harus, perlu, wajib, mesti, dan patut, dalam korpus berita daring. Modalitas dimaknai sebagai ‘unsur leksikal yang pemakaiannya menggambarkan sikap pembicara terhadap proposisi’. Adanya tumpang-tindih makna dari setiap jenis modalitas menyebabkan perlunya pemahaman lebih mendalam mengenai jenis penggunaannya sehingga maksud tuturan dapat lebih mudah tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan ranah penggunaan, perilaku sintaktis, dan kecenderungan penggunaan modalitas epistemik ‘keharusan’ intraklausal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif. Data yang digunakan berasal dari laman Leipzig Corpora Collection pada bagian news 2020. Melalui analisis kolokasi, penelitian ini menggambarkan bahwa ranah penggunaan pengungkap modalitas epistemik ‘keharusan’ intraklausal cenderung berada pada ranah kebijakan pemerintah. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab pengungkap modalitas epistemik ‘keharusan’ intraklausal cenderung digunakan secara deontis daripada secara epistemis. Adanya sumber deontik dan risiko kuat dan lemah atas perintah yang diberikan kepada pelaku aksi menguatkan bahwa pengungkap modalitas epistemik ‘keharusan’ intraklausal pada korpus berita daring lebih dekat maknanya dengan modalitas deontik ‘perintah’ daripada dengan modalitas epistemik ‘keharusan’.

This final project discusses the use of intraclausal ‘keharusan’ epistemic modalitiy, such as harus, perlu, wajib, mesti, dan patut, in the online news corpus. Modality is defined as a ‘lexical element that describes the speaker’s attitude towards the proposition’. The overlapping meaning of each type of modality causes the need for a deeper understanding so that the meaning of the utterance can be more easily achieved. The purpose of this study is to describe the domain, syntactic behavior, and the tendency towards the use of intraclausal ‘keharusan’ epistemic modality. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive design. The data comes from the Leipzig Corpora Collection news 2020 section. Through collocation analysis, this study describes that the domain of using intraclausal ‘keharusan’ epistemic modality is in the government policy. This is one of the reasons why the intraclausal ‘keharusan’ epistemic modality tends to be used deontically rather than epistemically. The existence of deontic sources and the strong and weak risks confirm that the intraclausal ‘keharusan’ epistemic modality in the online news corpus is closer meaning to the ‘perintah’ deontic modality rather than ‘keharusan’ epistemic modality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Restasari Agustina
"Penelitian ini menganalisis konstruksi wacana mengenai Presidensi G20 Indonesia oleh agensi berita internasional asal Amerika Serikat Associated Press. G20 Indonesia merupakan salah satu mega-events yang mendapatkan amplifikasi media secara global. Namun, format media saat ini tidaklah netral dan agensi berita internasional, termasuk Associated Press berperan dalam penetapan agenda internasional yang dilakukan dengan mengkonstruksi suatu wacana. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis berbasis korpus dan pendekatan wacana historis untuk memperjelas presensi Indonesia dalam wacana Presidensi G20 Indonesia dan eksklusi serta inklusi wacana oleh Associated Press sebagai cerminan pemapanan kekuasaan oleh agensi berita internasional selama Presidensi G20 Indonesia. Selanjutnya, ekologi media dimana Associated Press bekerja juga dijelaskan dengan konsep multiaksialitas dan hiperrealitas. Analisis wacana kritis berbasis korpus menemukan bahwa wacana yang dikonstruksi oleh Associated Press mengenai G20 Indonesia adalah wacana konflik Ukraina dan Rusia, presensi China pada G20 Indonesia, dan Indonesia sebagai tuan rumah G20 periode 2021-2022. Peran Indonesia sebagai tuan rumah G20 dieksklusikan dalam wacana terkait konflik Ukraina dan Rusia, dan Indonesia diinklusikan dengan wacana kedekatan China dan Indonesia selama presidensi G20 Indonesia yang dipermasalahkan oleh Associated Press. Selain itu, Associated Press juga menggunakan strategi makro-diskursif konstruktif, transformasi, dan destruksi untuk membentuk wacana identitas nasional. Praktik diskursif yang dilakukan oleh Associated Press tersebut merupakan upaya pemapanan kekuasaan yang dilatarbelakangi oleh transisi rezim media yang menimbulkan proliferasi sumber informasi baru di satu sisi, namun masih didominasi oleh sejumlah agensi berita internasional yang saling bersaing dalam menentukan wacana internasional dan masih membawa warisan Perang Dingin di sisi lain.

This study analyzes the discourse construction on Indonesia's G20 Presidency by an international news agency from the United States Associated Press. G20 Indonesia is one of the mega-events that has received media amplification globally. However, the current media format is not neutral and international news agencies, including the Associated Press play a role in setting the international agenda which is done by constructing a discourse. Thus, this study uses corpus-based critical discourse analysis and historical discourse approaches to clarify Indonesia's presence in the discourse of the Indonesian G20 Presidency and the exclusion and inclusion of discourse by the Associated Press as a reflection of the power establishment by international news agencies during Indonesia's G20 Presidency. Furthermore, the media ecology in which the Associated Press works is also explained by the concepts of multiaxiality and hyperreality. Corpus-based critical discourse analysis found that the discourse constructed by the Associated Press regarding Indonesia's G20 was the discourse on the Ukraine and Russia conflict, China's presence at the Indonesian G20, and Indonesia as the host of the 2021-2022 G20. Indonesia's role as host of the G20 was excluded in the discourse regarding the Ukraine and Russia conflict, and Indonesia was included in the discourse on the closeness of China and Indonesia during Indonesia's G20 presidency which was disputed by the Associated Press. In addition, the Associated Press also uses constructive, transformational, and destructive macro-discursive strategies to shape national identity discourses. The discursive practice carried out by the Associated Press is an effort to establish power against the backdrop of the transition of media regimes which has led to the proliferation of new sources of information on the one hand, but is still dominated by some international news agencies which compete each other in determining international discourse and still carry the legacy of the Cold War in the other side."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Christiana Sidupa
"Disertasi ini membahas medan makna verba bahasa Inggris bidang ekonomi dari sudut pandang semantik leksikal berbasis korpus. Medan makna dalam penelitian ini didasarkan pada relasi sintagmatis atau yang disebut dengan kolokasi dan bertujuan agar dapat mengungkapkan rumpang konseptual medan makna kosakata bidang ekonomi increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bagi penutur Inggris dan penutur bahasa Inggris yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Metode penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian berasal dari teks digital bidang ekonomi para mahasiswa Inggris (British Academic Written English/ BAWE) dan teks digital mandiri yang berisi artikel-artikel dari jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 (Indonesian Economic Written English/ IEWE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan medan makna yang dibangun oleh makna kolokat verba increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bahasa Inggris yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penutur bahasa Indonesia merepresentasikan rumpang-rumpang konseptual yang dimiliki penutur-penutur tersebut.

This dissertation discusses the semantic field of economic English verbs from a study of corpus-based lexical semantics. The semantic field in this research is based on a syntagmatic relation or what is called collocation and aims to reveal the conceptual gaps of the semantic fields of economic field vocabularies increase, improve, raise, develop, expand, extend, and enhance for English speakers and English language speakers whose mother tongue is Indonesian language. The research method in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approach. The research data sources come from the economic digital texts of British students (British Academic Writing English/ BAWE) and independent digital texts containing articles from the Sinta 2 accredited national journals (Indonesian Economic Writing English/ IEWE). The result of the research showed that the semantic fields differences constructed by the meanings of collocations of English verbs increase, improve, raise, develop, expand, extend, enhance used by English speakers and Indonesian language speakers represent the conceptual gaps possessed by those speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Sidupa
"Disertasi ini membahas medan makna verba bahasa Inggris bidang ekonomi dari sudut pandang semantik leksikal berbasis korpus. Medan makna dalam penelitian ini didasarkan pada relasi sintagmatis atau yang disebut dengan kolokasi dan bertujuan agar dapat mengungkapkan rumpang konseptual medan makna kosakata bidang ekonomi increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bagi penutur Inggris dan penutur bahasa Inggris yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Metode penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian berasal dari teks digital bidang ekonomi para mahasiswa Inggris (British Academic Written English/ BAWE) dan teks digital mandiri yang berisi artikel-artikel dari jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 (Indonesian Economic Written English/ IEWE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan medan makna yang dibangun oleh makna kolokat verba increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bahasa Inggris yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penutur bahasa Indonesia merepresentasikan rumpang-rumpang konseptual yang dimiliki penutur-penutur tersebut.

This dissertation discusses the semantic field of economic English verbs from a study of corpus-based lexical semantics. The semantic field in this research is based on a syntagmatic relation or what is called collocation and aims to reveal the conceptual gaps of the semantic fields of economic field vocabularies increase, improve, raise, develop, expand, extend, and enhance for English speakers and English language speakers whose mother tongue is Indonesian language. The research method in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approach. The research data sources come from the economic digital texts of British students (British Academic Writing English/ BAWE) and independent digital texts containing articles from the Sinta 2 accredited national journals (Indonesian Economic Writing English/ IEWE). The result of the research showed that the semantic fields differences constructed by the meanings of collocations of English verbs increase, improve, raise, develop, expand, extend, enhance used by English speakers and Indonesian language speakers represent the conceptual gaps possessed by those speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Rizki Yanita
"Tesis ini membahas sudut pandang Republika terhadap isu LGBT dalam teks-teks yang ditampilkan oleh Republika.co.id dengan rentang waktu Januari hingga desember 2016 dengan menggunakan ancangan linguistik korpus dan linguistik kritis. Sudut pandang tersebut dikaji berdasarkan penggunaan kosakata yang dianalisis menggunakan teknik-teknik analisisis dalam linguistik korpus, seperti analisis kata kunci, kolokasi, dan konkordansi. Analisis pendirian juga digunakan untuk menentukan sikap yang ditampilkan oleh judul-judul yang digunakan dalam korpus data. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengungkapkan topik dan representasi LGBT yang dimunculkan dalam teks-teks berita Republika, serta menemukan sikap Republika terhadap topik LGBT yang digunakan dalam judul teks-teks berita di Republika. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan strategi transformatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isu-isu LGBT yang ditemukan dalam korpus data berkaitan dengan masalah seksualitas, kriminalitas, pelegalan LGBT, promosi LGBT, dan aplikasi LGBT. Dalam pemberitaannya, kelima topik tersebut cenderung kontra terhadap LGBT. Tidak hanya itu, ada 12 representasi yang ditampilkan melalui kolokat-kolokat dari poros LGBT. Representasi tersebut menunjukkan konstruksi LGBT yang dibentuk oleh Republika. Dari 12 representasi yang ditampilkan, ada 10 representasi yang merujuk pada hal negatif, satu netral, dan satu positif. Sikap yang ditampilkan oleh judul-judul yang digunakan juga cenderung menunjukkan sikap negatif. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Republika mendapat pengaruh dari heteronormativitas yang telah menjadi identitas nasional.

This thesis examines Republika's view of LGBT in a 2016 Republika news corpus. This view is observed through vocabulary in Republika news using analytical techniques in corpus linguistics, such as keyword analysis, collocation, and concordance. This research uses stance analysis to reveal the attitudes on headlines news. The aims of the research are to find the topic, the representations of LGBT, and Republika's stance on LGBT issues. The research uses mixed method with trans formative strategy.
The results show that LGBT topics found in the data corpus related to sexuality, crime, LGBT legality, LGBT promotion, and LGBT applications. In its reporting, the five topics oppose to LGBT. The collocation analysis shows that there are 10 representations that refer to the negative, one neutral, and one positive. The stance analysis also shows a negative attitude. Based on these findings, the research conclude that Republika's news are influences by heteronormativity which has become a national identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T51919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Junarso
"Berdasarkan hasil penelitian analisis korpus, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Kami memakai sistem dan struktur dalam pengertian yang berlainan, karena penelitian ini hanya mengenai pembentukan kata turunan. Lebih jelasnya, kami membahas kata-kata turunan itu dengan melihat relasi sintagmatik/ struktur dalam pengertian sempit, misalnya : perubahan -ible menjadi -ibil pada kata impossible bila ditambah sufiks -ite, dan melihat relasi paradigmatik/sistem dalam pengertian sempit. Kami beri contoh : sufiks -te hanya dapat digabungkan dengan morfem-morfem dasar yang berakhir dengan fonem vokal atau bila fonem akhir dari morfem dasar itu /t/ dan /r/. Setelah kata-kata itu dikelompokkan berdasarkan kaidah-kaidah yang diambil dari teori proses morfofonologis Dubois, ternyata Dubois tidak membuat pengelompokkan itu secara tuntas dan terperinci.tidak tuntas maksudnya, ada kata-kata yang tidak dapat di kelompokkan ke dalam tujuh kaidah di atas. Dikatakan kaidah-kaidah tersebut kurang terperinci, karena Dubois hanya mengelompokkan kata-kata itu secara..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paska Lia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap representasi sosial yang dominan dan perubahan dari tahun ke tahun tentang disabilitas dalam pemberitaan di media Kompas.com dan Detik.com. Paradigma dalam penelitian ini adalah kritis dengan melihat tatanan bahasa dapat membangun ketidakseimbangan dan perbedaan kekuatan sosial. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode penelitian corpus-assisted discourse study (CADS). Metode ini merupakan gabungan dari corpus linguistic dan analisis wacana kritis yang memanfaatkan data digital sebagai bagian dari jurnalisme data dengan analisis menggunakan perangkat lunak, serta mengelaborasikannya dengan analisis wacana kritis. Objek penelitian ini yaitu pemberitaan di Kompas.com dan Detik.com sejak 2004 hingga awal 2023 dengan kata kunci pencarian utama "disabilitas", "difabel", "cacat", dan "tuna". Hasil penelitian mengungkap terdapat empat representasi sosial yang dominan dalam pemberitaan tentang disabilitas. Pertama, disabilitas dipandang sebagai kelompok yang membebankan masyarakat dan pemerintah, sehingga layak memperoleh bantuan. Kedua, perempuan disabilitas sebagai kelompok yang terdiskriminasi (menjadi korban). Ketiga, representasi disabilitas supercrip dalam konteks paling dominan pada pemberitaan bertema olahraga, pendidikan, dan seni. Keempat, representasi sosial anak-anak dengan disabilitas sebagai kelompok lemah. Dari aspek diakronik, belum ada perubahan dalam representasi sosial disabilitas. Namun stigmatisasi dan stereotip disabilitas secara repetitif diberitakan oleh media dari tahun ke tahun.

This research aims to unveil the dominant social representations and their evolution over the years regarding disabilities in the reporting of Kompas.com and Detik.com. The paradigm employed in this research is critical, as it investigates how language structures can foster social imbalances and power disparities. The study utilizes both quantitative and qualitative approaches, employing the corpus-assisted discourse study (CADS) research method. CADS is an amalgamation of corpus linguistics and critical discourse analysis, leveraging digital data as part of data journalism and analyzed through software, while also subjecting it to critical discourse analysis. The research focuses on the reporting on Kompas.com and Detik.com from 2004 to early 2023, using keywords like "disabilities," "differently-abled," "disabled," and "handicap." The research findings reveal four dominant social representations in the reporting on disabilities. First, disabilities are perceived as a burden on both society and the government, thereby justifying the need for assistance. Second, women with disabilities are portrayed as a discriminated group (victims). Third, the supercrip representation of disabilities prevails in reports related to sports, education, and arts. Fourth, there is a social representation of disabled children as a vulnerable group. From a diachronic perspective, there have been no changes in the social representation of disabilities. However, media consistently reports stigmatization and perpetuates stereotypes of disabilities year after year."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anfebe Kapoh
"ABSTRAK
Preposisi sebagai salah satu jenis kata yang biasanya diletakkan di depan kata benda atau padanan kata benda. gategori ini tidak hanya dikenal dalam bahasa Indonesia tetapi juga dalam bahasa Jerman. Jika kita analisa preposisi dalam kedua bahasa tersebut naka akan dapat kita lihat persanaan naupun perbedaannya.
Begitu banyak preposisi yang kita kenal dalam kedua bahasa tersebut, sehingga penulis nerasa perlu untuk nembatasi topik penbahasan dalan skripsi mni yaitu hanya nenbahas.secara detail preposisi yang nenyatakan hubungan lokal. Tidak hanya dari segi kuantitasnya saja, preposisi juga nemiliki fungsi dan variasi penggunaan yang sangat beraneka ragam.
Perbedaan yang paling menyolok antara preposisi yang Indonesia adalah Rektion. Mungkin istilah ini masih asing bagi kita dan semoga skripsi ini dapat membantu para pembaca untuk lebih mengenal istilah tersebut serta hal_hal lain yang berhubungan dengan preposisi, khususnya preposisi yang menyatakan hubungan lokal.

"
1990
S14586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>