Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardelia Amanda
"Ftalat merupakan senyawa kimia sintetis yang digunakan sebagai plasticizer dalam industri plastik. Besarnya penggunaan plastik sehari-hari dalam kehidupan manusia menyebabkan terjadinya paparan ftalat pada manusia. Ftalat yang diinduksi oleh spesies oksigen reaktif (ROS) dapat menyebabkan terjadinya kerusakan DNA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi pembentukan DNA Adduct 8-OHdG akibat adanya paparan senyawa ftalat dan ion Timbal(II) secara In Vitro dan In Vivo. Uji In Vitro dilakukan melalui proses inkubasi senyawa 2-dG (2-deoksiguanosin) dengan H2O2, ftalat dan Pb(II). DNA adduct 8-OHdG yang terbentuk secara In Vitro dianalisis menggunakan instrumen HPLC fase terbalik dengan detektor UV-Vis. Uji In Vivo dilakukan dengan menggunakan hewan uji tikus Rattus norvegicus< yang diberikan ftalat dan Pb(II) dengan dosis sebesar 100 mg/L hari dan 0,78 mg/L hari. Analisis 8-OHdG yang terbentuk secara In Vivo dilakukan menggunakan ELISA Kit dan LC-MS/MS. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa paparan dari kombinasi ftalat dan Pb(II) memberikan efek sinergis terhadap pembentukan 8-OHdG. Pada kondisi pH yang 7,4, waktu inkubasi yang lebih lama dan konsentrasi xenobiotik yang semakin besar akan meningkatkan jumlah pembentukan 8-OHdG.

Phthalates are synthetic chemical compounds used as plasticizers in the plastics industry. The magnitude of the daily use of plastic in human life causes exposure to phthalates in humans. Phthalates induced by reactive oxygen species (ROS) can cause DNA damage. This study aims to detect the formation of DNA adduct 8-OHdG due to exposure to phthalate and lead (II) ions In Vitro and In Vivo. The In Vitro test was carried out through the incubation process of 2-dG (2-deoxyguanosine) with H2O2, Phthalates and Pb(II). DNA adduct 8-OHdG produced In Vitro was analyzed using a reversed phase HPLC instrument with a UV-Vis detector. The In Vivo test was carried out using Rattus norvegicus rats which were given phthalates and lead (II) at a dose of 100 mg/L kg and 0,78 mg/L kg. Analysis of the 8-OHdG formed In Vivo was carried out using the ELISA Kit and LC-MS/MS. The results of this study found that exposure to the combination of Phthalates and Pb(II) gave a synergistic effect on the formation of 8-OHdG. In conditions pH 7,4, longer incubation time and greater concentration of xenobiotics will increase the amount of 8-OHdG formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Karolina
"Plastik merupakan bahan yang banyak digunakan dalam peralatan keseharaian. Penambahan zat tertentu pada alat berbahan plastik ini diketahui dapat menambah kualitas, yaitu lebih elastis, kuat dan tahan lama. Salah satu bahan aditif yang biasa digunakan yaitu ftalat. Senyawa ftalat dapat berpotensi menghasilkan terjadinya DNA adduct. Penelitian ini mempelajari mengenai pembentukan 8-OHdG akibat paparan senyawa ftalat dan logam Cu (II) secara in vitro dan in vivo pada tikus (Rattus novergicus). Pembentukan 8-OHdG dianalisa secara in vitro dengan menggunakan HPLC, dengan variasi pH, waktu inkubasi dan perbandingan konsentrasi. Sedangkan secara in vivo pada tikus, sampel darah dianalisa menggunakan ELISA Kit dan sampel urin menggunakan instrumen LC-MS/MS. Secara umum, konsentrasi 8-OHdG paling besar pada sampel 2-dG diinkubasi dengan kombinasi larutan H2O2, ftalat, dan Cu (II). Pada studi in vitro dengan variasi pH menunjukkan konsentrasi 8-OHdG yang lebih tinggi pada pH 7,4; pada variasi waktu inkubasi lebih besar kosentrasi 8-OHdG pada 32 jam; dan pada variasi konsentrasi lebih besar pada perbandingan 1:20. Hasil studi in vivo menggunakan ELISA Kit, konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk menunjukkan nilai paling besar pada sampel darah kelompok tikus terpapar ftalat kombinasi Cu (II) yaitu 5,26 ppb; kelompok tikus terpapar ftalat sebesar 4,29 ppb; dan kelompok tikus kontrol (tanpa paparan) sebesar 2,58 ppb. Sedangkan uji in vivo menggunakan LC-MS/MS pada sampel urin tikus juga menunjukkan konsentrasi 8-OHdG paling besar pada tikus kelompok ftalat kombinasi Cu (II) sebesar 174,1 ppb; dan tikus kelompok ftalat sebesar 156,5 ppb.

Plastic is a material that is widely used in everyday appliances. The addition of certain substances to plastic tools is known to add quality, namely more elastic, strong and durable. One of the additives commonly used is phthalate. Phthalate compounds can potentially produce DNA adducts. This research studies the formation of 8-OHdG due to exposure to phthalate compounds and Cu (II) metal in vitro and in vivo in rats (Rattus novergicus). The formation of 8-OHdG was analyzed in vitro using HPLC, with variations in pH, incubation time and concentration ratio. While in vivo in rats, blood samples were analyzed using ELISA Kit and urine samples using LC-MS/MS instrument. In general, the concentration of 8-OHdG was greatest in 2-dG samples incubated with a combination of H2O2, phthalate, and Cu (II) solutions. In vitro studies with variations in pH showed higher concentrations of 8-OHdG at pH 7.4; at variations in incubation time the concentration of 8-OHdG was greater at 32 hours; and at variations in concentration greater at a ratio of 1:20. The results of the In vivo study using ELISA Kit, the concentration of 8-OHdG formed showed the greatest value in the blood samples of the rat group exposed to phthalate combined with Cu (II), which was 5.26 ppb; the rat group exposed to phthalate was 4.29 ppb; and the control rat group (without exposure) was 2.58 ppb. While the In vivo test using LC-MS/MS on rat urine samples also showed the highest concentration of 8-OHdG in rats of the Cu (II) phthalate combination group at 174.1 ppb; and rats of the phthalate group at 156.5 ppb."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Syuja
"Studi ini bertujuan untuk mendeteksi terbentuknya DNA adduct 8-OHdG (8-hidroksi-2’-deoksiguanosin) yang merupakan salah satu biomarker dari kerusakan DNA dan mengkonfirmasi adanya efek sinergis antara paparan xenobiotik parakuat diklorida dengan logam berat seperti besi(II) dan timbal(II). Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan salah satu basa DNA (2’-deoksiguanosin), dengan H2O2, parakuat diklorida, Fe(II) dan Pb(II) melalui reaksi fenton dan fenton-like. Setiap sampel diberikan perlakuan dan kondisi yang sama yaitu pada variasi pH 7,4 dan 8,4 dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Analisa pembentukan 8-OHdG dalam sampel dilakukan menggunakan instrument HPLC fasa terbalik dengan detektor uv-vis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa parakuat dapat berinteraksi dengan basa 2-deoxyguanosine dan menginduksi pembentukan 8-OHdG. Logam Fe(II) dan Pb(II) memberikan efek yang sinergis dengan parakuat diklorida, hal ini dibuktikan dengan bertambahnya nilai konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk ketika ditambahkan logam tersebut. Paparan parakuat diklorida, Fe(II) dan Pb(II) berkontribusi pada pembentukan ROS dan mengarah ke tingkat pembentukan 8-OHdG yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi pH juga mempengaruhi pembentukan 8-OHdG. Hal ini dibuktikan dengan nilai konsentrasi 8-OHdG yang lebih tinggi pada sampel yang memiliki pH 8.4 dibandingkan pH 7.4. Dalam studi in vivo dilakukan dengan menggunakan kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley yang diberikan paparan parkuat diklorida, Pb(II) dan Fe(II) melalui rute ingesti (oral) selama 28 hari. Kemudian sampel urin dan serum diambil setiap minggu dan dilakukan analisis pembentukan 8-OHdG menggunakan ELISA KIT dan LC-MS.

This study aims to detect the formation of DNA adduct 8-OHdG (8- hydroxy-2’-deoxyguanosine), one of the biomarkers of DNA damage, and to confirm the synergistic effect of xenobiotic exposure of paraquat dichloride and heavy metals such as Fe(II) and Pb(II). This in vitro study was done by reacting one of the bases in DNA (i.e., 2’-deoxyguanosine) with H2O2, paraquat dichloride, Fe(II), and Pb(II) through  Fenton and Fenton-like reactions. Each sample was treated equally in the same condition, namely the variations of ph 7.4 and 8.4, and was incubated for 24 hours at a temperature of 370C. The 8-OHdG formation analysis was made using reverse-phase HPLC with a uv-vis detector. The mobile phase in this study was the buffer solution of natrium phosphate 10 mM pH 6.7 with methanol. This study found that paraquat can interact with base 2’-deoxyguanosine and induce the formation of 8-OHdG.  Fe(II) and Pb(II) exhibited a synergistic effect with paraquat dichloride, as indicated by the increase in 8-OHdG concentration when the metals were added. This study showed that paraquat dichloride, Fe(II), and Pb(II) contribute to the formation of ROS and lead to formation of higher 8-OHdG concentrations. In addition, pH level also appears to affect the 8-OHdG formation, proven by the higher 8-OHdG concentration in samples with pH 8.4 when compared to samples with pH 7.4. In an in vivo study, a group of white rats (Rattus Norvegicus) of the Sprague Dawley strain were exposed to paraquat dichloride, Pb(II) and Fe(II) via the ingestion (oral) route for 28 days. Then urine and serum were taken every week and analyzed for the formation of 8-OHdG using ELISA KIT and LC-MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanti
"Butylated hydroxyanisole (BHA) adalah antioksidan fenolik sintetik yang digunakan sebagai zat aditif pada makanan sebagai pengawet. BHA dan Cr(VI) menghasilkan reactive oxygen species(ROS) yang menyerang DNA, terutama basa guanin, membentuk DNA adduct 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin (8-OHdG). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis DNA adduct 8-OHdG sebagai biomarker kerusakan DNA secara in vitro dan in vivo. Studi in vitro dilakukan dengan menyelidiki interaksi 2'-deoxyguanosine (2'-dG) dengan BHA, Cr(VI), H2O2, dan asam askorbat pada waktu inkubasi yang berbeda (24 dan 30 jam), pH (7,4 dan 8,4), dan 37°C. Studi in vivo dilakukan dengan menggunakan tikus yang diberikan paparan BHA dan Cr(VI)  melalui rute ingesti selama 28 hari. Sampel urin dan darah diambil setiap minggu dan dianalisis menggunakan ELISA dan LC-MS/MS. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pH, waktu inkubasi, dan konsentrasi BHA, Cr(VI), H2O2, dan asam askorbat memiliki efek sinergis terhadap pembentukan 8-OHdG. Konsentrasi 8-OHdG tertinggi ditemukan pada sampel yang mengandung 2'-dG, H2O2, BHA, Cr(VI), dan asam askorbat. Rasio 2'-dG terhadap H2O2, BHA, Cr(VI), dan asam askorbat dalam sampel adalah 1:20 pada pH 8,4 selama 24 jam adalah 316,5 ppb pada suhu 37°C. Hasil uji in vivo menunjukkan terbentuknya DNA adduct 8-OHdG pada serum dan urin tikus yang diuji menggunakan ELISA dan LC-MS/MS.

Butylated hydroxyanisole (BHA) is a synthetic phenolic antioxidant used as a food additive as a preservative. BHA and Cr(VI) produce reactive oxygen species (ROS) which attack DNA, especially the guanine base, forming the DNA adduct 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (8-OHdG). This study aims to analyze DNA adduct 8-OHdG as a biomarker of DNA damage in vitro and in vivo. In H2O2studies were carried out by investigating the interaction of 2'-deoxyguanosine (2'-dG) with BHA, Cr(VI), H2O2, and ascorbic acid at different incubation times (24 and 30 hours), pH (7,4 and 8, 4), and 37°C. In vivo studies were carried out using rats exposed to BHA and Cr(VI) via the ingestion route for 28 days. Urine and blood samples were taken weekly and analyzed using ELISA and LC-MS/MS. This study showed that increasing the pH, incubation time, and concentrations of BHA, Cr(VI), H2O2, and ascorbic acid had a synergistic effect on the formation of 8-OHdG. The highest concentration of 8-OHdG was found in samples containing 2'-dG, H2O2, BHA, Cr(VI), and ascorbic acid. The ratio of 2'-dG to H2O2, BHA, Cr(VI), and ascorbic acid in the sample was 1:20 at pH 8.4 for 24 hours was 316.5 ppb at 37°C. The in vivo test results showed the formation of 8-OHdG DNA adducts in the serum and urine of rats tested using ELISA and LC-MS/MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Kristianto
"Sinamaldehid merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan dalam bidang industri dan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut strukturnya, sinamaldehid merupakan senyawa tak jenuh, yang dapat memicu produksi ROS dalam tubuh. ROS ini dapat bereaksi dengan DNA atau protein dan membentuk DNA Adduct. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG akibat kerusakan oksidatif DNA yang disebabkan oleh paparan sinamaldehid. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2`-deoksiguanosin dengan sinamaldehid melalui reaksi Fenton-like. Reaksi dilakukan pada pH 7,4 dan 8,4, pada suhu 37 °C serta waktu inkubasi 7 dan 12 jam. Studi in vivo dilakukan dengan menggunakan kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) yang dikenai paparan sinamaldehid (200 mg/kg BB) dan CuSO4 (10 mg/kg BB) selama 28 hari. Sampel urine diambil setiap minggunya. Analisis pembentukan 8-OHdG dilakukan menggunakan instrumen LC-MS/MS dengan kromatografi fase terbalik. Fasa gerak yang digunakan adalah campuran ammonium asetat 20 mM pH 4 dan asetonitril dengan gradien elusi. Hasil studi in vivo menunjukkan bahwa paparan sinamaldehid, Cu(II), dan H2O2 dapat menyebabkan pembentukan 8-OHdG, dengan produk terbanyak pada pH 7,4 dan waktu inkubasi 12 jam. Hasil studi in vivo menunjukkan bahwa paparan sinamaldehid dan Cu(II) dapat menyebabkan pembentukan 8-OHdG. Waktu pemaparan yang lebih lama menunjukkan peningkatan kadar sinamaldehid dalam urine tikus.

Cinnamaldehyde is a chemical compound that is widely used in industrial fields and is easily found in everyday life. According to the structure, cinnamaldehyde is an unsaturated compound, which can trigger the production of ROS in the body. This ROS can react with DNA or proteins and form DNA adducts. This study aims to analyze the formation of 8-OHdG DNA Adduct due to oxidative DNA damage caused by exposure to cinnamaldehyde. In vitro studies were carried out by reacting 2`-deoxiguanosine with cinnamaldehyde, Cu(II), and H2O2 through a fenton-like reaction. The reaction was carried out at pH 7.4 and 8.4, at 37 °C and incubation times of 7 and 12 hours. In vivo studies were carried out using a group of white mice (Rattus norvegicus) which were exposed to cinnamaldehyde (200 mg/kg BW) and CuSO4 (10 mg/kg BW) for 28 days. Urine samples are taken every week. Analysis of the formation of 8-OHdG using an LC-MS/MS instrument with reverse phase chromatography. The mobile phase used was a mixture of 20 mM ammonium acetate pH 4 and acetonitrile with elution gradient. The results of in vivo studies showed that exposure to cinnamaldehyde, Cu(II), and H2O2 can cause the formation of 8-OHdG, with the most products at pH 7.4 and 12 hours incubation time. The results of in vivo studies indicate that exposure to cinnamaldehyde and Cu(II) can cause the formation of 8-OHdG. Longer exposure times showed increased levels of cinnamaldehyde in rat urine."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Silva Putri Hindarsyah
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan DNA Adduct 8-OHdG akibat kerusakan oksidatif DNA yang disebabkan oleh paparan formaldehida dan logam Cu (II). Studi in vivo dilakukan dengan menggunakan kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi paparan formaldehida (82 mg/kg BB) dan Cu (II) (10 mg/kg BB) selama 28 hari. Sampel urin diambil setiap minggunya. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanosin dengan formaldehida, logam Cu (II), dan H2O2 melalui reaksi Fenton-like. Reaksi dilakukan pada suhu 37°C dengan variasi pH (7,4 dan pH 8,4) serta waktu inkubasi (7 dan 12 jam). Analisis pembentukan 8-OHdG secara in vivo dan in vitro dilakukan menggunakan instrumen LC-MS/MS dengan kromatogafi fasa terbalik. Fasa gerak yang digunakan adalah campuran amonium asetat 20 mM pH 4 dan asetonitril dengan gadien elusi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa paparan formaldehida dan logam Cu (II) dapat menyebabkan terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG. Pada studi in vivo, ditemukan kadar 8-OHdG tertinggi pada kelompok paparan formaldehida dengan Cu (II). Pada studi in vitro, terbentuk 8-OHdG dengan konsentrasi paling tinggi pada kelompok variasi formaldehida, Cu (II) dan H2O2.

ABSTRACT
This research was conducted to analyze the formation of DNA Adduct 8-OHdG due to oxidative DNA damage caused by exposure formaldehyde and Cu (II). In vivo studies were conducted using a group of rat (Rattus norvegicus) which were exposed to formaldehyde (82 mg/kg BW) and Cu (II) (10 mg/kg BW) for 28 days. Urin samples were taken every week. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoxyguanosine with formaldehyde, Cu (II) and H2O2 through a Fenton-like reaction. The reaction was carried out at 37°C with variation in pH (7,4 and 8,4) and incubation time (7 and 12 hours). Analysis of the formation DNA Adduct 8-OHdG with in vivo and in vitro studies using LC-MS/MS with reverse phase chromatogaphy. The mobile phase used was a mixture of 20 mM ammonium acetate pH 4 and acetonitrile with elution gadient. The results of the study show that exposure of formaldehyde and Cu (II) can cause the formation of a DNA Adduct 8-OHdG. In vivo study showed that the highest levels of 8-OHdG were found in the group that exposed to formaldehyde with Cu (II). In vitro study showed that 8-OHdG was formed with the highest concentration in the formaldehyde, Cu (II) and H2O2 variation groups."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Munika
"Tert-butylhydroquinone TBHQ dan Sinar UV-A dilaporkan menjadi faktor penyebab dari terganggunya replikasi dan transkripsi DNA normal karenanya senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada biomolekul seperti DNA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG akibat kerusakan oksidatif DNA yang disebabkan oleh paparan senyawa TBHQ secara in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2'-deoksiguanosin dengan TBHQ,H2O2, sinar UV-A pada pH 7 4, pada suhu 37 °C serta waktu inkubasi 5 dan 7 jam serta studi in vivo dilakukan dengan menggunakan sampel urin tikus putih (Rattus Norvegicus) yang dipaparkan senyawa TBHQ selama 28 hari. Pembentukan 8-OHdG dianalisis menggunakan instrumen HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dengan kromatografi fase terbalik. Hasil studi in vitro pada dG+H2O2+TBHQ dengan waktu paparan sinar UV-A 7 jam menghasilkan konsentrasi 8-OHdG terbanyak. Hasil studi in vivo juga menunjukan paparan senyawa TBHQ pada tikus menyebabkan pembentukan DNA adduct 8-OHdG.

TBHQ and UV-A rays are known as the factor of normal DNA disruption of replication and transcription which can cause the damage to biomolecules including DNA . This study aims to analyze the formation of DNA adduct 8-OHdG due to oxidative DNA damage caused by TBHQ and UV-A rays through in vitro reaction, carried out by incubating at 2'-deoxiguanosin with TBHQ, H2O2, in the presence/without presence UV-A rays at pH 7.4 and at temperature 37 °C for 5 and 7 hours. in vivo studies were carried out using urine samples of white rat (Rattus Norvegicus) exposed by TBHQ. The formation of 8-OHdG was analyzed using HPLC instrument (High Performance Liquid Chromatography) with reverse phase chromatography. The formation of DNA adduct generated from the studies is biomarker of DNA damage due to oxidative stress. The results of in vitro studies on dG + H2O2 + TBHQ with UV-A light with a 7-hour exposure time showed the highest concentration of 8-OHdG. The results of studies in vivo also show exposure to TBHQ in rats causing the formation of 8-OHdG DNA adduct."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Proboningrum
"Metil paraben merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan sebagai pengawet karena aktivitas antimikrobanya yang tinggi dan efektif dalam melindungi produk terhadap ragi dan jamur. Namun paparan metil paraben yang terus menerus dapat menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan dengan memproduksi spesi oksigen reaktif yang dapat memicu kerusakan oksidatif pada Asam Deoksiribonukleat (AND). Indikator biologis terjadinya kerusakan oksidatif DNA yang diamati pada penelitian ini adalah senyawa 8-Hidroksi-2'-Deoksiguanosin (8-OHdG). Melalui studi in vitro, diuji pengaruh penambahan metil paraben, waktu inkubasi 5 dan 7 jam, dengan dan tanpa radiasi sinar UVA pada kondisi pH 7,4 dan temperatur 37°C. Diperoleh hasil konsentrasi 8-OHdG tertinggi pada sampel 2-deoksiguanosin dengan penambahan metil paraben, waktu inkubasi yang lebih lama (7 jam), serta dengan paparan radiasi UVA. Sedangkan melalui studi in vivo, penambahan metil paraben pada pakan tikus menyebabkan terbentuknya senyawa 8-OHdG yang terdeteksi pada urin.

Methylparaben is considered as one of the most infamous material used as a preservative for its high and effective antimicrobe activity against yeast and fungi. Yet despite its advantages, being exposed to methyl paraben continuously can cause damaging effects towards health; which is caused by its contribution towards the production of Reactive Oxygen Species that may lead to Deoxyribonucleic Acid (DNA) damage through oxidative stress. The DNA Adduct 8-Hidroxy-2'-Deoxyguanosine (8-OHdG) is commonly used as a biological indicator for DNA oxidative damage in the body. Through in vitro studies, the amount of 8-OHdG production by methylparaben and Ultraviolet-A rays (UVA) exposure is analysed. In vitro analysis was conducted in physiological pH (7,4), with incubation time varied of 5 and 7 hours, temperature set to 37°C, with and without the exposure of UVA rays. The result was 8-OHdG formation peaked when 2'-deoxyguanosin was exposed to methylparaben and UVA rays for the longest period (7 hour). Meanwhile, through in vivo studies, known that rats exposed to methyl paraben will show an increase of 8-OHdG concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aden Dhana Rizkita
"Penelitian ini ingin membuktikan terjadinya kesinergisan pembentukan DNA Adduct secara in-vivo pada urin dan plasma tikus yang diberi paparan Nonil fenol (NP) dan Tembaga (Cu) ditandai dengan terbentuknya 8-hydroxy-2-deoxyguanosine (8-OHdG) sebagai produk awal terjadinya kerusakan DNA dan juga secara in-vitro melalui reaksi Fenton dengan mereaksikan 2deoxyguanosine (dG) dengan NP dan Cu dengan bantuan H2O2 pada suhu 37˚C dan variasi waktu inkubasi 7 jam dan 24 jam. Treatment hewan dilakukan selama 21 hari untuk mendapatkan kumpulan plasma dan urin. Plasma tikus dianalisis menggunakan kit ELISA sedangkan urin tikus dan hasil invitro dianalisa menggunakan HPLC untuk mengetahui konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk. Dari hasil penelitian, baik in vivo dan in vitro sama sama ditemukan pembentukan 8-OHdG. Pada sampel urin terdapat kesinergisan 8-OHdG yang terbentuk sejak pertama kali paparan sampai akhir paparan ditandai dengan meningkatknya konsentrasi 8-OHdG pada kombinasi paparan NP dan Cu sebesar 331,93 ppb dibanding dengan paparan NP saja sebesar 282,70 ppb. Hasil yang sama di temukan pada uji in vitro dengan variasi waktu inkubasi kelompok reaksi tanpa menggunakan Cu konsentrasi 8-OHdG nya lebih rendah dari kelompok paparan yang menggunakan Cu yakni masing-masing sebesar 867,52 ppb dan 926,97 ppb. Pada plasma tidak ditemukan efek sinergis antara NP dan Cu pada pembentukan 8-OHdG dikarenakan pada saat pemisahan plasma dari darah, terjadi lisis darah sehingga kurang optimal dalam analisa.

This study wanted to prove the synergy of the formation of DNA adduct in-vivo in the urine and plasma of rats given exposure to Nonyl phenol (NP) and Copper (Cu) marked by the formation of 8-hydroxy-2-deoxyguanosine (8-OHdG) as the initial product DNA damage and also in vitro through the Fenton reaction by reacting 2 deoxyguanosine with NP and Cu with the help of H2O2 at 37C and varying incubation times 7 hours and 24 hours. Animal treatment is carried out for 21 days to get a collection of plasma and urine. Plasma, urine, and in vitro results were then analyzed using ELISA kits and HPLC to determine the concentration of 8-OHdG formed. From the results of the study, both in vivo and in vitro were found to form 8-OHdG. In the urine sample there is a synergy of 8-OHdG that is formed from the first exposure to the end of the exposure marked by an increase in the concentration of 8-OHdG in a combination of NP and Cu exposure of 331,93 ppb compared to NP exposure alone of 282,70 ppb. The same results were found in the in vitro test with the incubation time variation of the reaction group without using Cu the concentration of 8-OHdG was lower than the exposure group using Cu which were 867,52 ppb and 926,97 ppb, respectively. In the plasma there is no synergistic effect between NP and Cu in the formation of 8-OHdG because during the separation of plasma from the blood, blood lysis occurs so that it is less than optimal in the analysis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Principe Oktasea N.
"Tersier-butil hidrokuinon (TBHQ) merupakan antioksidan sintetis yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengawet dalam berbagai produk dan dinyatakan non toksik. Namun penelitian-penelitian terbaru menunjukkan TBHQ dianggap karsinogenik karena dapat menyebabkan kerusakan DNA, dan saat ini masih menjadi kontroversi. Penelitian ini bertujuan mengetahui mekanisme pembentukan DNA Adduct 8-OHdG akibat paparan senyawa TBHQ dengan pendekatan reaksi fenton. Penelitian dilakukan secara in vitro dan in vivo. Studi in vivo dilakukan dengan memberikan paparan TBHQ, CuCl dan CuCl dicampur TBHQ pada tikus. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanin dan TBHQ dengan penambahan CuCl dan H2O2 dengan variasi waktu inkubasi dan variasi pH. Studi in vitro dilanjutkan dengan menganalisis terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG menggunakan LC-MS/MS. Setiap perbedaan variasi sangat mempengaruhi jumlah konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk. Pada pH 7,4 inkubasi 12 jam menghasilkan 8-OHdG lebih banyak. Studi in vivo dilanjutkan uji Elisa-kit setelah 28 hari pemaparan kadar 8-OHdG rata-rata yang terdeteksi pada kelompok paparan TBHQ, kelompok paparan CuCl, dan kelompok paparan TBHQ + CuCl yang terdeteksi berturut-turut sebesar 0,3840; 0,8705; 1,2205 ppb. Pada in vitro dan in vivo, semakin lama waktu paparan semakin banyak pembentukan 8-OHdG yang dihasilkan. Pencampuran TBHQ, CuCl dan H2O2 pada in vitro, dengan pencampuran TBHQ dan CuCl pada in vivo keduanya menunjukkan sinergisitas menghasilkan 8-OHdG lebih banyak.

Tert-butyl hydroquinone (TBHQ) is a synthetic antioxidant that is often used in daily life as a preservative in various products and is declared non-toxic. But recent studies show that TBHQ is considered carcinogenic because it can cause DNA damage, and currently controversy. This study aims to determine the mechanism for the formation of 8-OHdG DNA Adduct due to exposure to TBHQ compounds with the approach of the fenton reaction. The study was conducted in vitro and in vivo. In vivo studies were carried out by giving exposure to TBHQ, CuCl and CuCl mixed with TBHQ in mice. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoksiguanin and TBHQ with the addition of CuCl and H2O2 with variations in incubation time and pH variation. In vitro studies were continued by analyzing the formation of the 8-OHdG DNA Adduct using LC-MS / MS. Any difference in variation greatly affects the amount of 8-OHdG concentration formed. At pH 7.4 incubation 12 hours produces more 8-OHdG. The in vivo study continued with the Elisa-kit test after 28 days of exposure to the average 8-OHdG levels detected in the exposure group TBHQ, the group exposed to CuCl, and detected groups of TBHQ + CuCl at 0.3840; 0.8705; 1,2205 ppb. In in vitro and in vivo, the longer the exposure time the more formation of 8-OHdG is produced. Mixing TBHQ, CuCl and H2O2 in vitro, by mixing TBHQ and CuCl in vivo both showed synergy to produce 8-OHdG more."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>