Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sartika Harka Putri
"Hiperurisemia merupakan kondisi ketika terjadi peningkatan konsentrasi asam urat dalam darah dengan rentang yang tidak normal. Kondisi ini disebabkan oleh metabolisme yang abnormal dan berkurangnya ekskresi asam urat oleh ginjal. Naga merah atau Hylocereus polyrhizus merupakan tanaman yang dimanfaatkan secara luas, khususnya bagian buahnya. Namun, bagian batang dari tanaman naga merah juga memiliki aktivitas antioksidan yang sangat baik. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi potensi pemberian teh batang naga merah terhadap kadar asam urat, ureum, dan kreatinin pada hewan model yang diinduksi kombinasi kalium oksonat dan adenin. Hewan uji diinduksi dengan kalium oksonat dan adenin selama 14 hari, setelah itu diperiksa asam urat, ureum dan kreatininnya. Pemeriksaan asam urat dilakukan dengan alat nesco multicheck, sedangkan ureum dan kreatinin diukur dengan spektro UV. Pemeriksaan ini menunjukkan terjadinya peningkatan asam urat, ureum dan kreatinin pada kelompok yang diinduksi dengan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok normal. Lalu, diberikan perlakuan pengobatan hingga hari ke-21. Pemeriksaan ini menunjukkan hasil signifikan (p<0,05) dengan hasil paling baik pada dosis 3 teh batang naga merah dibandingkan dengan dosis 1 dan 2 namun dengan perbedaan yang tidak signifikan.

Hyperuricemia is a condition when there is an increase in the concentration of uric acid in the blood with an abnormal range. This condition is caused by abnormal metabolism and reduced excretion of uric acid by the kidneys. Red pitaya or Hylocereus polyrhizus is a plant that is widely used, especially its fruit. However, the stem of the red pitaya also has excellent antioxidant activity. In this research, the potency of red pitaya stem tea have been evaluated to uric acid, urea, and creatinine levels in animal models induced by a combination of potassium oxonate and adenine. The animals were induced with potassium oxonate and adenine for 14 days, and next their uric acid, urea and creatinine were examined. Examination of uric acid was carried out with a Nesco multicheck tool, while urea and creatinine were measured with a UV spectrometer. This examination showed an increase in uric acid, urea and creatinine in the induced group with a significant difference compared to the normal group. Then, given treatment until the 21st day. This examination showed significant results (p <0.05) with the best results at doses of 3 red pitaya stem tea compared to doses 1 and 2 but with insignificant differences."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Bahiira
"Allopurinol merupakan obat golongan inhibitor enzim xanthine oksidase yang dijadikan sebagai agen terapi lini pertama dalam mengobati hiperurisemia dan gout. Namun, allopurinol dilaporkan memberikan efek samping berupa reaksi hipersensitivitas pada beberapa pasien yang mengonsumsi obat tersebut. Antosianin, salah satu senyawa turunan flavonoid diketahui memiliki peran penting terhadap penghambatan enzim xantin oksidase. Ubi jalar ungu yang memiliki nama latin Ipomoea batatas diketahui merupakan sumber antosianin yang tinggi. Pada penelitian sebelumnya, telah ditemukan bahwa antosianin terasilasi merupakan senyawa spesifik pada ubi jalar yang memiliki efek penghambatan terhadap enzim xantin oksidase. Pada karya tulis ini akan dijelaskan efek dan potensi antosianin terasilasi yang berasal dari Ipomoea batatas terhadap kerusakan ginjal dan inflamasi ginjal yang disebabkan akibat hiperurisemia yang diinduksi potasium oksonat yang berasal dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya, baik in vitro maupun in vivo menunjukkan hasil positif terhadap penurunan kadar asam urat dan perbaikan inflamasi ginjal oleh antosianin terasilasi yang dikombinasikan dengan allopurinol. Sehingga Ipomoea batatas disimpulkan memiliki potensi sebagai suplemen pendamping untuk terapi hiperurisemia dan gout. Kedepannya, dalam rangka merealisasikan suplemen Ipomoea batatas, masih terdapat hal yang harus diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.

Allopurinol is a drug group of enzyme inhibitors of xanthine oxidase which is used as the first-line therapy agent in treating hyperuricemia and gout. However, Allopurinol is reported to provide side effects of hypersensitivity reactions in some patients who consume the drug. Antosianin, one of the known flavonoids derivative compounds has an important role in inhibition of xanthine oxidase enzyme. Purple sweet potato (Ipomoea batatas) is known to be a high source of anthocyanins. In previous studies, it has been found that acylated anthocyanin is a specific compound in sweet potato which has an inhibitory effect on the xanthine oxidase enzyme. In this paper will be described the effect and potential of acylated anthocyanin derived from Ipomoea batatas toward kidney injury and kidney inflammation caused by the potassium oxonate-induced hyperuricemia that originated from previous research. The results of previous studies, both in vitro and in vivo showed positive results against decreased uric acid levels and improved renal inflammation by the acylated anthocyanin combined with allopurinol. Ipomoea batatas deduced has the potential as an companion supplement to hyperuricemia and gout therapy. In the future, in order to realize the supplement of Ipomoea batatas, there are still things to be researched and developed further."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Larastika Riyanto
"Cepat berkembangnya resistensi terhadap pengobatan malaria menuntut gencarnya usaha untuk menemukan pengobatan baru dan cara untuk menghambat timbulnya resistensi, seperti menggunakan terapi kombinas. Dua ekstrak tanaman yang terbukti pada beberapa penelitian in vivo memiliki efek antimalarial adalah kulit batang Flamboyan (Delonix regia) dan daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Pada penelitian ini diujikan kombinasi dari kedua ekstrak tersebut pada rasio 1:1, 3:1, dan 1:3 dengan desain penelitian eksperimen in vivo, menggunakan mencit Swiss-webster dan Plasmodium berghei. Setelah dievaluasi pada hari ke-4, peningkatan parasitemia ketiga kelompok uji tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok placebo. Selain itu, hasil persentase inhibisi masing-masing kelompok uji < 50%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga jenis kombinasi tidak terbukti memiliki efek antimalaria. Dari ketiga jenis kombinasi, kelompok rasio 1:1 memiliki efek inhibisi parasitemia paling baik, ditinjau dari median peningkatan parasitemia pada hari ke-4 dan persentase inhibisi di hari ke-4.

The fast growing resistance toward malaria treatment, demand us to develop a new medicine that can also prevents resistance. One way of doing this is by using a combination therapy. Two herbal extract that had been proven to have antimalarial property is Flamboyan's (Delonix regia) stem bark and Sambiloto's (Andrographis paniculata Nees)'s leaves. In this in vivo experimental study, we evaluate the antimalarial effect of the combination of both extracts in a Swisswebster mice that is infected by Plasmodium berghei in the ratio of 1:1, 3:1, and 1:3. In the 4th day of therapy, all 3 combination ratios show no significant difference compared to the mice treated with placebo. Moreover, the percentage of inhibition of the three combination ratio are less than 50% which indicates that all three therapy has no antimalarial effect. Among the three combination, 1:1 ratio has the best inhibition of parasitemia of 15 percent."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wahyu Utami
"Hiperurisemia merupakan kondisi peningkatan kadar asam urat darah melebihi normal. Alopurinol adalah obat konvensional yang sering digunakan untuk menurunkan kadar asam urat, namun memiliki banyak efek samping. Salah satu tanaman yang diduga memiliki efek penurunan kadar asam urat darah adalah rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol 70% rimpang temu kunci terhadap penurunan kadar asam urat darah tikus putih jantan yang diinduksi kalium oksonat. Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley dengan berat 150-200 gram dibagi secara acak kedalam enam kelompok, yaitu kelompok uji dengan dosis 40, 60, dan 90 mg/200 g bb, alopurinol 36 mg/200 g bb sebagai kelompok pembanding obat, kalium oksonat 50 mg/200 g bb sebagai kontrol induksi, dan larutan CMC 0,5% sebagai kontrol normal. Semua kelompok diberi perlakuan selama delapan hari, kemudian dilakukan induksi kalium oksonat secara intraperitonial, kecuali kelompok normal. Pengambilan darah melalui sinus orbital mata pada dua jam setelah induksi. Pengukuran kadar asam urat plasma dilakukan dengan metode kolorimetrik enzimatik menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% rimpang temu kunci dosis 40 mg/200 g bb memiliki persentase penurunan kadar asam urat darah terbesar, yaitu 56,84%.

Hyperuricemia is a condition that shown by uric acid level in blood is higher than normal. Alopurinol is a synthetic drug which is commonly used as an uric acid lowering agent, however it has a lot of adverse effects. Fingerroot (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter) is a plant that was estimated has an effect to lower blood uric acid level. The aim of this study was to determine the effect of 70% ethanolic extract of fingerroot, observed by decrease of blood uric acid level in male white rats induced by potassium oxonate. Thirty male white rats of Sprague-Dawley strain weight 150-200 grams were randomly divided into six groups: the treatment groups were given doses of 40, 60, and 90 mg/200 g bw, alopurinol 36 mg/200 g bw as a drug comparison group, potassium oxonate 50 mg/200 g bw as an induction control, and 0.5% CMC solution as a normal control. All group were treated for eight days, then given intraperitonial administration of potassium oxonate, except the normal group. Whole blood samples were collected from orbital sinus two hours after induced. Plasma uric acid level was measured using colorimetric-enzymatic method by UV-Vis spectrophotometer at 520 nm wavelength. The results showed that 70% ethanolic extract of fingerroot at dose of 40 mg/200 g bw have a highest percentage of lowering plasma uric acid level is 56.84%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42857
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Jaka Gustiansyah
"Dalam dunia pengobatan, bahan alam dapat digunakan sebagai upaya preventif, promotif, maupun rehabilitatif. Diduga, kandungan isoflavon dalam susu kacang kedelai sebagai senyawa yang berkhasiat untuk menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan secara ilmiah efek pemberian susu kacang kedelai terhadap kadar asam urat darah tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia dengan kalium oksonat. Sejumlah 30 ekor tikus putih jantan Sprague-Dawley dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal dan perlakuan yang diberi larutan CMC 0,5% 3 mL/200 g bb tikus, kelompok pembanding yang diberi suspensi alopurinol 36 mg/200 g bb tikus, serta tiga kelompok bahan uji yang diberi susu kacang kedelai dengan dosis 1, 2, 3 berturut-turut yaitu 2,25 g, 4,5 g, dan 9 g kacang kedelai/200 g bb tikus/hari. Semua kelompok, kecuali kelompok kontrol normal, diinduksi kalium oksonat 50 mg/200 g bb tikus secara intraperitonial. Pengambilan sampel darah pada hari ke delapan dilakukan 2 jam setelah induksi. Pengukuran kadar asam urat dalam plasma dilakukan dengan metode kolorimetri enzimatik dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kacang kedelai 2,25 g/hari dapat menurunkan kadar asam urat tikus (p < 0,05) dengan efektivitas sebesar 25,58%.

In therapeutics world, natural materials can be used as a preventive, promotive, and rehabilitative. Presumably, the content of isoflavones in soy milk as a nutritious compounds for lowering uric acid levels. The purpose of this study is to prove scientifically the effect of giving soy milk on blood uric acid levels of male white rats which made hyperuricemia by potassium oxonate. A number of 30 Sprague-Dawley male white rats were divided into 6 groups: normal control group and treatment control group were given 3 mL/200 g body weight (bw) of rat of 0,5% CMC solution, a comparison group who were given 36 mg/200 g bw of rat of allopurinol's suspension, and the three groups of test substance fed soy milk with a dose of 1, 2, 3 in a row 2,25 g, 4,5 g, and 9 g of soybean/200 g bw of rat/day. All groups, except the normal control group, induced by potassium oxonate 50 mg/200 g bw of rat via intraperitonial. Blood sampling was performed on the eighth day 2 hours after induction. Measurement of plasma levels of uric acid was done with the enzymatic colorimetric method performed with a spectrophotometer UV-Vis at 520 nm wavelength. The results showed that soy milk 2,25 g/day can reduce uric acid levels of rats (p < 0,05) with the effectiveness of 25,58%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42856
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadits Lissentiya Armal
"ABSTRAK
Peradangan kronik saluran cerna seperti Inflammatory Bowel Disease (IBD) berisiko menjadi karsinoma kolorektal, disebabkan oleh ketidakseimbangan mikrobiota komensal dan patogen. Dadih sebagai probiotik dapat mempertahankan keseimbangan mikrobiota usus sehingga mengurangi risiko radang usus. Untuk melihat keefektifan probiotik susu kerbau hasil fermentasi lokal berasal dari Sumatera Barat yang mengandung Bakteri Asam Laktat, dilakukan penelitian menggunakan hewan coba. Desain penelitian eksperimental menggunakan 4 kelompok mencit Balb/c terdiri dari 6 ekor per kelompok yakni, kelompok normal diberi aquades 8 minggu, kelompok (+) dadih diberi dadih 8 minggu (112 mg/20g/BB), kelompok (+) DSS mencit diberi DSS konsentrasi 3% sebanyak 3 siklus 6 minggu, serta kelompok uji diberi dadih 8 minggu dan DSS sebanyak 3 siklus. Mencit kemudian di-euthanasia dan diambil darah intrakardiak. Kadar sitokin TNF-alpha, IL-1β dan IL-10 diperiksa menggunakan Luminex dari serum. Dadih yang digunakan mengandung bakteri Lactococcus lactis subsp. lactis sebanyak 3x107 CFU/gram. Ada beda signifikan kadar TNF-alpha (p=0,033) dan IL-1β (p=0,007) antar kelompok namun tidak terdapat perbedaan signifikan IL-10 antar kelompok (p=0,091). Serta, ada beda signifikan kadar sitokin TNF-alpha mencit diberi dadih dan DSS dengan median kadar sitokin 26,641 (16,027-35,206) lebih rendah dibandingkan mencit yang hanya diberi DSS 41,220 (36,226-101,920) namun, median kadar sitokin IL-10 lebih tinggi sebesar 109,951 (92,621-130,436) dibandingkan mencit DSS sebesar 85,164 (57,292-111,548) serta tidak terdapat perbedaan signifikan untuk IL-1β. Dadih sebagai probiotik dapat meningkatkan kadar sitokin anti-inflamasi dan menurunkan sitokin pro-inflamasi dalam keadaan radang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dadih dapat digunakan untuk mencegah terjadinya peradangan usus.

ABSTRACT
Chronic inflammation in the gastrointestinal tract, such as Inflammatory Bowel Disease (IBD), is a risk factor for colorectal cancer (CRC) causes the imbalance between commensal and pathogen microbiota in the intestine. Dadih could improve the balance between commensal and pathogen bacteria, and also between pro-inflammatory and anti-inflammatory responses. Aim of this research is to see the effectiveness of probiotic made from locally fermented buffalo milk originating from West Sumatra using animal model. This in vivo experimental research used 4 groups of Balb/c mice consisted of 6 mice per group there are normal group mice indued by aquades for 8 weeks, DSS(+) group mice induced by dadih for 8 weeks with doses 112mg/20g/BB, DSS(+) group mice induced DSS with concentration 3% as much as 3 cycle for 6 weeks and the last treatment group mice induced dadih for 8 weeks and DSS dor 6 weeks. The further more, mice doing euthanasia and taking blood to get the serum. Serum will be using for cytokine investigation consist of TNF-alpha, IL-1β and IL-10 with Luminex. The results showed dadih contained Lactococcus lactis ssp. lactis with 3x107 CFU/gram. The significant differences in TNF-alpha and IL-1β level with p = 0,033 and 0.007 respectively. However, there was no significant difference in IL-10 (p = 0.091). A further test was conducted to see the differences between groups the results showed that there were significant differences in TNF-alpha mice induced dadih+DSS group has median cytokine lower than DSS group equal to 26,641 (16,027-35,206) than 41,220 (36,226-101,920) but IL-10 cytokine dadih+DSS group has higher median cytokine 109,951 (92,621-130,436) than DSS group has 85,164 (57,292-111,548), but was no significant different at IL-1β cytokine. This research showed that dadih could enhance anti-inflammatory cytokines and suppress pro-inflammatory cytokines. Therefore, as locally made probiotic, dadih could be used to prevent intestinal inflammation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RA. Mitsalina Inggita
"berkembang semakin masif setiap tahunnya dengan risiko komplikasi, di antaranya berupa kardiomiopati. Pengobatan tradisional berupa daun delima (Punica granatum) dapat menjadi alternatif bagi pengobatan konvensional diabetes mellitus. Tujuan: Mengetahui potensi ekstrak daun delima sebagai agen antihiperglikemik dan kardioprotektif.
Metode: Penelitian dilakukan terhadap 20 tikus Sprague dawley diabetes yang sebelumnya telah diinduksi menggunakan aloksan, dan 4 tikus normal. Tikus tersebut dikelompokkan dalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol positif, kontrol negatif, dan 3 kelompok perlakuan yang masing-masing diberikan ekstrak dosis 200
mg/kg berat badan (BB), 400 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Pengukuran gula darah puasa (GDP) dilakukan sebelum perlakuan dan setiap 4 hari selama perlakuan berlangsung, selama 16 hari. Setelah perlakuan, dilakukan uji histopatologi teknik pewarnaan hematoksilin-eosin terhadap jantung tikus. Hasil: Kelompok perlakuan dengan pemberian dosis ekstrak 400 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB menunjukkan penurunan GDP tikus yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Dosis 600 mg/kgBB merupakan dosis yang dinilai paling efektif. Uji
histopatologi menunjukkan kardiomiopati pada kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan dengan dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB, sementara kelompok normal, kontrol positif, dan perlakuan dengan dosis 600 mg/kgBB tidak menunjukkan kelainan
spesifik. Kesimpulan: Ekstrak daun delima menunjukkan efek antihiperglikemik dan kardioprotektif melalui uji In Vivo. Dosis efektif esktrak daun delima adalah 600 mg/kgBB.
Background: Diabetes mellitus is a global health problem that is developing massively every year with risks of complications, one of which is cardiomyopathy. Traditional remedies such as pomegranate (Punica granatum) leaf can be an alternative to conventional treatment of diabetes mellitus. Objective: To study the potential of pomegranate leaf extract as antihyperglycemic and cardioprotective agent.
Methods: This research was done to 20 alloxan-induced diabetic rats and 4 normal rats. Those rats are grouped into 6 groups, which includes normal group, positive control group, negative control group, and 3 groups treated with the exctract by the dose of 200
mg/kg body weight (BW), 400 mg/kgBW, and 600 mg/kgBW. Measurements of fasting blood sugar (FBS) were done before the treatment, and every 4 days during the 16 days the research was conducted. After the treatments were given, histopathology test of
hematoxylin-eosin staining was done to the hearts of the rats.
Results: The groups treated with the 400 mg/kgBW and 600 mg/kgBW dose extract showed significant decreases in FBS compared to the negative control group. The 600 mg/kgBW dose is considered as the most effective dose. Histopathology evaluation showed cardiomyopathy in the negative control group and the groups treated with 200 mg/kgBW and 400 mg/kgBW extract, while the normal group, positive control group, and the group treated with 600 mg/kgBW extract showed no specific disorder. Conclusion: The pomegranate leaf extract showed antihyperglycemic and cardioprotective effect through In Vivo experiment. The effective dose of pomegranate leaf extract is 600 mg/kgBW."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Astuti
"ABSTRAK
Akar kucing (Acalypha indica Linn) dan rosella (Hibiscus sabdariffa L) adalah tanaman yang secara empiris telah digunakan untuk menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi dosis efektif dari kedua tanaman tersebut dalam menurunkan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang hiperurisemia. Kondisi hiperurisemia didapatkan dengan memberikan inhibitor urikase yaitu kalium oksonat 50 mg/200 g bb. Sebanyak 24 tikus putih jantan galur Sprague Dawley berumur 2 bulan dengan bobot kurang lebih 200 gram yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok I, II, dan III diberikan kombinasi yaitu rosella 0,216 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb; rosella 0,432 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb; rosella 0,864 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb. Kelompok IV sebagai kontrol pembanding diberikan allopurinol 54 mg/200 g bb, kelompok V sebagai kontrol induksi dan kelompok VI sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%. Kadar asam urat diukur dengan metode kolorimetri enzimatik pada panjang gelombang 520 nm. Hasil menunjukkan bahwa dosis yang optimal dalam menurunkan kadar asam urat darah adalah kombinasi rosella 0,864 g/200 g bb dan akar kucing 5,4 g/200 g bb, tetapi efektivitasnya masih lebih rendah dari allopurinol.

ABSTRACT
Akar kucing (Acalypha indica) and rosella (Hibiscus sabdariffa L.) were the plants empirically used for decreasing uric acid levels. The purpose of this study was to determine the effective dose combination of two plants to reduce uric acid levels on hyperuricemia male rats. Hyperuricemia was induced by 50 mg/200 g an inhibitor uricase, potassium oxonate . Twenty four Sprague Dawley rats, weighing 200 g were used and divided into 6 groups. Group I,II, and III received combination of 0,216 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing; 0,432 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing; 0,864 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing. Group IV as a control comparison received allopurinol 54 mg/200 g , group V as control of induction and group VI as a negative control received CMC 0,5%. Level uric acid were measured by colorimetry enzymatic method on 520 nm wavelengths. The result showed that the optimal dose combination to decrease blood uric acid levels was a 0,864 g/200 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing but its effectivity was still lower than allopurinol. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S761
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Ummaimah Agustini
"Munculnya fenomena resistensi dari berbagai obat malaria yang telah digunakan untuk melawan penyakit malaria merupakan suatu ancaman bagi dunia kesehatan untuk mencari terobosan baru dalam melawan penyakit malaria. Salah satunya dengan strategi pengobatan secara kombinasi. ACT (Artemisinin Combination Therapy) obat standar sebagai antimalaria. Ekstrak tanaman Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) diketahui memiliki potensi antimalaria. Dalam penelitian ini bertujuan menguji kombinasi ekstrak Akar Pasak Bumi (PB) dan ACT. Dengan menguji 2 dosis terdiri dari PB 60mg/kgBB tambah ACT 1.7 mg/kgBB; PB 75 mg/kgBB tambah ACT 1.7 mg/kgBB. Desain penelitian ini menggunakan eksperimental in vivo pada mencit (Mus musculus) yang terinfeksi Plasmodium berghei. Berdasarkan hasil analisa peningkatan parasitemia hari ke-4 menggunakan SPSS menunjukkan hasil tidak bermakna (p>0.05) pada kedua kelompok uji ketika dibandingkan dengan kontrol positif (ACT). Hal ini ditunjang dengan presentase inhibisi kedua kelompok (68.4%;54.46%) lebih kecil daripada kontrol positif (70%). Dapat disimpulkan bahwa kedua dosis kombinasi tidak bersifat sebagai antimalaria. Kombinasi dosis ekstrak akar pasak bumi 60 mg/kgBB dan ACT 1.7 mg/kgBB merupakan kelompok yang memiliki presentase daya hambat yang paling baik berdasarkan presentase daya hambat pada hari ke-4.

The emergence of the phenomenon of resistance from the malaria drug that has been used to combat malaria is a threat to the health of the world to search for new breakthroughs in the fight against malaria. One way by using combination treatment strategies. ACT (Artemisinin Combination Therapy) is a standard drug as anti-malaria. The extract of Pasak Bumi root (Eurycoma longifolia) had been known to have anti-malaria potency. This study aimed to test a combination of the extract of Pasak bumi root and ACT. By testing two doses consisting of PB 60 mg/kgBB and ACT 1.7 mg/kgBB; PB 75 mg/kgBB and ACT 1.7 mg/kgBB. Design of this study using an experimental in vivo in a mice (Mus musculus) infected by Plasmodium berghei. Based on the analysis of the increase in parasitemia day 4 using SPSS shows the results are not significant in both groups combination compared with positive control (ACT). It is supported with a percentage of inhibition of the two groups (68.4%;54.46%) is smaller than the positive control(70%). It can be concluded that both of doses combination is not as anti-malaria. Doses combination of PB 60 mg/kgBB and ACT 1.7 mg/kgBB has the best percentage of inhibition parasitemia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>