Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89852 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alma Alviana
"Penyakit seliak diperkirakan diderita oleh sekitar 0,5-1% dari populasi di banyak bagian dunia yang mengharuskan penderita ini untuk menghindari semua sumber gluten dalam produk pangan. Tepung beras menjadi salah satu tepung gluten-free yang paling umum digunakan di berbagai produk makanan. Namun, struktur pati alaminya memiliki aplikasi yang terbatas untuk diolah sebagai makanan sehingga memerlukan modifikasi untuk diubah menjadi pati resisten. Pada penelitian ini, modifikasi pati tepung beras dilakukan secara kimia melalui metode ikat silang fosfat menggunakan campuran STMP: STPP (99: 1) dengan variasi konsentrasi. Keberhasilan modifikasi ditandai adanya penambahan puncak pada bilangan gelombang 1294 cm-1 menunjukkan ikatan P=O dan 1015 cm-1 menunjukkan ikatan P-O-C saat dikarakterisasi menggunakan FTIR. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbaikan sifat fungsional seperti penurunan kelarutan, swelling power, dan daya cerna pati tepung beras hasil modifikasi. Hasil modifikasi terbaik yaitu hasil penambahan STMP: STPP (99: 1) 10% dan 6% digunakan sebagai campuran bahan pembuatan gluten-free rice cookies yang menghasilkan penurunan daya cerna dan karakteristik yang lebih baik berdasarkan uji organoleptik. Maka, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan produk makanan gluten-free menggunakan tepung beras termodifikasi yang memiliki sifat fungsional lebih baik.

Celiac disease is estimated to affect around 0.5 - 1% of the population in many parts of the world which requires these sufferers to avoid all sources of gluten in food products. Rice flour is one of the most used gluten-free flour in various food products. However, the structure of natural starch has limited application for processing as food, so it requires modification to convert it into resistant starch. In this study, starch modification of rice flour was carried out chemically through the phosphate crosslinking method using a mixture of STMP: STPP (99: 1) with various concentrations. The success of the modification was marked by the addition of a peak at a wavenumber of 1294 cm-1 indicating a P=O bond and 1015 cm-1 indicating a P-O-C bond when characterized using FTIR. The test results showed that there were improvements in functional properties such as decreased solubility, swelling power, and digestibility of modified starches rice flour. The best modified result was the addition of STMP: STPP (99: 1) 10% and 6% which was used as a mixture of ingredients for making gluten-free rice cookies which resulted in reduced digestibility and better characteristics based on organoleptic tests. Thus, this research can be used as a basis for developing gluten-free food products using modified rice flour which has better functional properties."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatil Baqy
"Beras merupakan sumber pati yang mudah didapatkan, tidak mengandung gluten (gluten-free), dan dapat diolah menjadi tepung yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mie. Pati dalam bentuk alaminya memiliki beberapa kelemahan antara lain, tidak tahan terhadap pemanasan, kelarutan dan daya cerna pati yang tinggi. Perlu dilakukan modifikasi pati untuk menghasilkan pati dengan daya cerna yang lebih rendah dan dengan sifat fungsional yang lebih baik. Pada penelitian ini berhasil dilakukan modifikasi pati melalui metode ikat silang menggunakan agen pengikat silang natrium trimetafosfat (STMP) terhadap tepung beras sebagai bahan dasar pembuatan mie bebas gluten, dan diamati pengaruh modifikasi tersebut terhadap swelling power, kelarutan, dan daya cerna pati serta daya cerna mie beras. Karakterisasi dengan FTIR pada pati hasil modifikasi menunjukkan terbentuknya ikatan silang pati dengan STMP dengan munculnya puncak serapan pada bilangan gelombang 1297 cm-1 dan 1019 cm-1 yang merupakan serapan dari ikatan P=O dan P-O-C. Hasil pengujian menunjukkan terjadinya penurunan terhadap swelling power, kelarutan, dan daya cerna pati. Pati beras modifikasi mengalami penurunan daya cerna relatif hingga 20,67%. Pembuatan mie berbahan pati beras modifikasi berhasil dilakukan. Diperoleh mie beras berbahan pati modifikasi memiliki daya cerna yang menurun dibandingkan dengan mie beras kontrol yang terbuat dari pati beras tanpa modifikasi.

Rice is a source of starch that is easily available, does not contain gluten (gluten-free), and can be processed into flour, which can be used as a basic ingredient for making noodles. Starch in its natural form has several weaknesses, including heat resistance, high solubility and digestibility. It is necessary to modify starch to produce starch with lower digestibility and better functional properties. In this study, starch modification was successfully carried out through the crosslinking method using sodium trimetaphosphate (STMP) as a crosslinking agent on rice flour as a basic ingredient for making gluten-free noodles, and the effect of this modification was observed on swelling power, solubility, and starch digestibility as well as rice noodles digestibility. Characterization with FTIR on modified starch showed the formation of starch cross links with STMP with the appearance of absorption peaks at wave numbers 1297 cm-1 and 1019 cm-1 which were absorptions from P=O and P-O-C bonds. The test results showed a decrease in the swelling power, solubility, and digestibility of starch. Modified rice starch decreased relative digestibility up to 20.67%. The manufacture of noodles made from modified rice starch was successfully carried out. It was found that rice noodles made from modified starch had decreased digestibility compared to control rice noodles made from unmodified rice starch."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Putri Hanifah
"Pati jagung menjadi salah satu alternatif pengganti tepung terigu untuk para penderita seliak, hal ini karena secara alami tidak mengandung gluten di dalamnya, sehingga aman untuk dikonsumsi. Namun, jika pengonsumsian pati jagung secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang, maka akan berakibat fatal untuk kesehatan. Hal ini karena melimpahnya kandungan pati yang mudah dicerna. Sehingga, perlu dilakukan modifikasi untuk menghasilkan pati resisten yang sulit dicerna. Modifikasi pati dilakukan melalui heat moisture treatment (HMT) dengan variasi kadar air. Keberhasilan modifikasi ditinjau dari karakteristik fisika dan kimia dimana berhasil menurunkan nilai swelling power, daya cerna, dan viskositas. Selain itu, pada pati modifikasi melalui HMT terlihat bulatan pada pati menggunakan mikroskop cahaya yang menandakan hilangnya birefringence dalam pati. Pati modifikasi ini kemudian disubtitusikan ke dalam campuran roti bebas gluten yang ditambahkan beberapa jenis hidrokoloid, seperti xanthan gum, guar gum, dan k-carrageenan dalam variasi rasio 0,5%, 1%, dan 2%. Dihasilkan produk roti bebas gluten yang rendah kalori dengan hasil yang disukai konsumen adalah roti CS-GG 2%. Sedangkan, roti yang memiliki nilai daya cerna terendah adalah roti CS-KG 2%.

Corn starch is an alternative to wheat flour for celiac sufferers because it naturally does not contain gluten, so it is safe for consumption. However, consuming corn starch continuously and for a long time will be fatal to your health. This is due to the abundance of easily digestible starch. So it needs to be modified to produce resistant starch that is difficult to digest. The starch modification was carried out through heat moisture treatment (HMT) with variations in moisture content. The basic principle of modification in terms of physical and chemical characteristics succeeded in reducing the values of swelling power, digestibility, and viscosity. In addition, the modification of starch through HMT showed spheres in the starch using a light microscope, indicating a loss of birefringence. This modified starch was then substituted into the gluten-free bread mixture, which was added to several types of hydrocolloids, such as xanthan gum, guar gum, and k-carrageenan, in various ratios of 0.5%, 1%, and 2%. Gluten-free bread products that are low in calories with good results are 2% CS-GG bread. Meanwhile, the bread that had the lowest digestibility value was 2% CS-KG bread."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Kennedy
"Cookies merupakan makanan ringan yang cukup digemari di Indonesia. Cookies konvensional yang beredar di masyarakat didominasi oleh penggunaan produk gluten, hewani dan gula sederhana. Hal ini mengakitbatkan cookies tidak dapat dikonsumsi oleh sebagian kalangan yang memiliki keterbatasan dalam mengonsumsi produk tersebut dan jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menjadi salah satu faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes tipe II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan cookies yang bebas dari produk gluten, hewani dan gula sederhana sehingga masyarakat yang memiliki keterbatasan terhadap produk tersebut dapat mengonsumsi cookies yang sama enaknya dengan cookies yang beredar. Skripsi ini menguji tingkat kesukaan masyarakat terhadap cookies dengan metode uji sensori dan menghitung nilai gizi dari cookies yang dibuat. Perbandingan selai kacang dan biji chia yang digunakan dalam formula cookies bebas produk gluten, hewani dan gula sederhana adalah R1 15:30, R2 20:20, R3 25:10, selain itu terdapat R4 sebagai cookies kontrol yang dibuat seperti cookies konvensional yang beredar di masyarakat dengan perbandingan selai kacang dan biji chia sebesar 11:0. Uji sensori cookies mendapatkan hasil R1, R2, R3, R4 secara berturut-turut adalah 3,91; 3,76; 3,55; 4,16 berbanding dengan skor maksimal 5 yang berarti R1 merupakan cookies terpilih setelah R4 yang merupakan cookies kontrol. Hasil perhitungan gizi dari bahan mentah menunjukkan R4 memiliki total energi 1344 kkal, lemak 97,04 g dan karbohidrat 95,31 g/100 g cookies yang merupakan nilai yang paling tinggi sedangkan protein yang paling tinggi dimiliki oleh R1 sebesar 39,25 g/100 g cookies. Analisis biaya harga produksi per- kemasan/30g cookies selai kacang dan biji chia R1, R2, R3, dan R4 secara berurutan adalah sebesar Rp 3.006; Rp 3.261; Rp 3.756; Rp 8.335. Hal ini menunjukkan R1 memiliki harga produksi yang paling terjangkau dibandingkan resep yang lain.

Cookies are snacks which are quite popular in Indonesia. Conventional cookies circulating in the market are dominantly using gluten, animal products, and simple sugar as ingredients. This causes the cookies cannot be consumed by those who have limitations on these products and if consumed excessively will become one of the risk factors of noncommunicable diseases, namely type II diabetes. The purpose of this study is to create cookies which are free of gluten, animal products, and simple sugars so those who have limitations on these products can consume cookies that are as delicious as any other cookie out there. This thesis examines the public’s level of preference for these cookies using sensoric test and calculates the nutritional value of the cookies tested. The ratio of peanut butter and chia seeds used in the gluten-, animal-, and simple sugar-free cookies’ formula are as follows: R1 15:30, R2 20:20, R3 25:10 and R4 is controlling formula made similar to conventional cookies circulating in public with ratio of peanut butter and chia seeds 11:0. Results of the hedonic test for R1, R2, R3, R4 are 3,91; 3,76; 3,55; 4,16, respectively with the maximum score of 5, which mean R1 is the formula chosen after R4 which is a control. The nutritional value of 100g R4 cookies are: 1344kcal of macronutrient, 97,04g of fat, and 95,31g of carbohydrate, which have the highest value, while the highest protein value is in R1 cookies that has 39,25g of protein in 100g cookies. Production cost analysis for a pack/30g of peanut butter and chia seed cookies R1, R2, R3 and R4 are Rp3.006; Rp3.261; Rp3.756; and Rp8.335 respectively. It shows that R1 has the most affordable production cost compared to other formulas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah
"ABSTRAK
Mengingat angka kejadian gizi buruk dan anak pendek di Indonesia serta minimnya alternatif makanan untuk anak autisme, maka penulis ingin membuat cookies non-terigu berprotein tinggi dengan memanfaatkan bahan produksi pangan Indonesia, yaitu tepung ikan teri, tepung daun kelor, dan tepung mocaf. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan acak lengkap. Panelis dalam penelitian ini adalah 45 mahasiswa FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cookies yang paling disukai panelis adalah cookies 144 yang memiliki kandungan tepung mocaf sebesar 34.0 ,tepung ikan sebesar 8.5 , dan tepung daun kelor sebesar 8.5 . Penelitian membuktikan adanya perbedaan signifikan terkait penilaian warna,aroma, after taste, dan keseluruhan cookies p < 0,05 namun tidak pada variabel tekstur, dan rasa p > 0,05 . Berdasarkan hasil uji laboratarium, cookies 144 memiliki kandungan gizi yaitu energi 415,82 kkal; air 11,04 gram; abu 3,483 gram; lemak 14,78 gram; protein 11,80 gram; dan karbohidrat 58,90 gram. Penambahan tepung mocaf, tepung ikan teri, dan tepung daun kelor meningkatkan jumlah protein, lemak, karbohidrat, kadar air, dan kadar abu.

ABSTRAK
The incidence of malnutrition and short children in Indonesia increase and the lack of alternative food for children with autism, hence the authors want to make high protein non wheat cookies by utilizing Indonesian food production which is mocaf flour, anchovy fish flour, and moringa flour. This research is an experimental research that using completely randomized design method. Panelists for hedonic test in this research are 45 students from Faculty of Public Health UI. The results showed that cookies most favored panelists were cookies 144 which contained mocaf flour by 34.0 , fish flour by 8.5 , and moringa flour by 8.5 . Studies have shown significant differences in color, aroma, after taste, and overall cookies p 0.05 . Based on laboratorium analysis, the nutrient contents of cookies 144 are 415,82 kcal of energy 11,04 gram of water 3,483 gram of ash 14,78 gram of fat 11,80 gram of protein and 58,90 gram of carbohydrate. The addition of mocaf flour, fish flour, and moringa flour can improve the content of protein, fats, carbohydrate, water, and ash. "
2017
S68778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvina Pratisiwi
"Pati yang merupakan polimer karbohidrat, banyak terdapat di dalam bahan pangan makanan sehari-hari seperti tepung terigu yang umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan mi. Namun, seseorang yang menderita penyakit seliak dan intoleran terhadap gluten tidak dapat mengkonsumi mi jenis ini. Tepung pati kentang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan mi bebas gluten. Tepung pati kentang dimodifikasi melalui metode ikat silang untuk meningkatkan sifat fungsional serta meningkatkan pati resisten. Pada penelitian ini, tepung pati kentang berhasil dimodifikasi melalui metode ikat silang dengan menggunakan Sodium Trimetafosfat (STMP) sebagai agen pengikat silang. Keberhasilan dari modikasi pati kentang dapat dilihat dari nilai kandungan fosfor dan derajat substitusi yang mengalami kenaikan. Pengujian sifat fungsional pati seperti kelarutan, swelling power, dan daya cerna juga menunjukkan perubahan dibandingkan pati kentang tanpa modifikasi. Hasilnya menunjukkan bahwa pati kentang dengan konsentrasi 10% STMP memiliki tingkat ikatan silang yang tinggi, sehingga menurunkan sifat kelarutan dan swelling power, serta mengalami peningkatan pati resisten yang mengakibatkan penurunan daya cerna. Mi bebas gluten yang terbuat dari tepung pati kentang hasil modifikasi juga mengalami peningkatan ketahanan kecernaan terhadap hidrolisis enzim alfa-amilase.

Starch is a carbohydrate polymer which is widely found in daily food. Starch can be obtained from various sources, such as wheat, corn, cassava, and potatoes. Wheat flour is one of the starch-containing food raw materials which is widely used in food products, for example noodles. However, someone who suffers from celiac disease and is gluten intolerant cannot consume this type of noodles. Potato starch flour can be used as a raw material in the making of gluten-free noodles. Potato starch flour was modified through the cross-linking method to improve functional properties and increase resistant starch. In this study, potato starch was successfully modified through the cross-linking method with STMP. The success of potato starch modification can be seen from the increased value of phosphorus content and degree of substitution. The tests results reveales there was a change for starch functional properties such as solubility, swelling power, and in vitro digestibility compared to native potato starch. The results showed that potato starch with a concentration of 10% STMP had a high degree of cross-linking, resulting in a decrease in solubility and swelling power, as well as an increase in resistant starch which resulted a decrease in digestibility. Gluten-free noodles made from cross-linked potato starch also had a significant increase resistance of in vitro digestion against hydrolysis by alpha-amylase enzymes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan serat rayon termoditikasi
dengan gugus fungsi amida melalui teknik ozonasi dalam udara, yang
memiliki karakter sebagai adsorben ion Iogam berat yang selektif, Serta tahan
terhadap kondisi asam, dan basa_ Gugus peroksida dan hidroperoksida
dibentuk terlebih dahulu pada permukaan serat rayon melalui ozonasi pada
berbagai keoepatan alir dan waktu pengaliran ozon. Selanjutnya, serat rayon
terozonasi dicangkok dengan monomer Nletakrilamida (N|Am) dalam media
gas N2 pada berbagai konsentrasi monomer, vvaktu, dan suhu reaksi.
Optimasi penoangkokkan diperoleh pada konsentrasi monomer
|\/Ietakrilamida 10% (W/W), waktu reaksi 1 jam, dan suhu reaksi 80 OC. Pada
kondisi optimum tersebut, dilakukan pencangkokkan campuran Nletakrilamida
dan N,N’-Ivletilendiakrilamida (NNBA) pada berbagai konsentrasi.
Berdasarkan data spektrum FT-IR, Po|iI\/|Am dan Po|iNNBA telah tercangkok
di permukaan serat rayon. Semakin tinggi kadar pencangkokkan maka
swelling serat rayon-grafbPo|iI\/Ietakrilamida meningkat. Adanya N,N'-
l\/Ietilendiakrilamida (NNBA) pada proses kopolimerisasi menurunkan swelling
serat dalam pH asam maupun basa. Ketahanan serat tercangkok terhadap
kondisi pH asam dan basa memperkuat dugaan bahvva NNBA berperan
sebagai agen pengikat silang. Adanya ikatan silang menurunkan kapasitas
pertukaran ion, untuk serat rayon-graft-PoIiMetakriIamida dan serat rayon-
graft-PoIilvletakrilamida-co-PoliNNBA masing-masing dengan kadarpencangkokkan 229.60 % dan 301.20 % adalah 4.936 mek/gram serat dan
2.131 mek/gram serat. Kedua serat termodiiikasi memiliki selektivitas yang
baik untuk memisahkan Cu” dengan adanya Co” dan Ni” pada pH 5.0.
Selektivitas meningkat dengan adanya ikatan silang, kation Ni” dapat
dipisahkan dari Cuz" dan Co” pada pH 7.0."
Universitas Indonesia, 2007
S30376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Febyana
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh dari penambahan agen ikatan silang terhadap ketahanan air perekat Polivinil Asetat (PVAc). Proses pencampuran agen ikatan silang dengan perekat Polivinil Asetat dilakukan dalam jangka waktu 30 menit hingga 1 jam pada suhu ruang (25-30°C). Agen ikatan silang yang ditambahkan dalam proses ini antara lain aluminium klorida, glioksal, dan boraks dengan konsentrasi sebanyak 1, 3, dan 5 wt%. Melalui uji ketahanan terhadap air, diperoleh jenis agen ikatan silang glioksal dengan komposisi 5 wt% yang paling tahan terhadap air dengan kuat tarik perekat sebesar 98.000 N/m2 setelah direndam selama 8 jam. Selain itu, didukung dengan penambahan densitas dan viskositas yaitu 1,45 gr/cc dan 17,78 mPa.s. Nilai pH yang diperoleh dari pencampuran glioksal dengan perekat polivinil asetat tidak mengalami perubahan signifikan karena kedua bahan sama-sama memiliki pH asam. Selain itu, tidak terjadi perubahan yang signifikan pada hasil FTIR karena ikatan silang terbentuk secara fisik, namun keberadaan glioksal dapat dilihat dengan adanya penurunan gugus fungsi C-O pada PVAc yang sudah ditambahkan glioksal. Selain itu, PVAc murni yang digunakan pada pencampuran dengan agen ikatan silang sudah melewati reaksi polimerisasi yang sempurna dengan nilai kandungan padatan 50,66%.

A study has been achieved to see the effect of the addition of a cross-linking agent on the water resistance of polyvinyl acetate (PVAc) adhesives. The mixing process of crosslinking agent with Polyvinyl Acetate adhesive is carried out within a period of 30 minutes to 1 hour at room temperature (25-30°C). Crosslinking agents added in this process include aluminium chloride, glyoxal, and borax with concentrations of 1, 3, and 5 wt%. Through the water resistance test, it was found that the type of glyoxal crosslinking agent with a composition of 5 wt% was the most resistant to water with a strong adhesive pull of 98,000 N/𝑚2 after being soaked for 8 hours. It is supported by the addition of density and viscosity, namely 1,45 gr/cc and 17.78 mPa.s. The pH value does not change significantly because both materials have an acidic pH. There was no significant change in FTIR results because crosslinking was formed physically, but the presence of glyoxal can be seen by a decrease in the C-O functional group in PVAc that has been added glyoxal. The pure PVAc used with cross-linked agents has gone through a complete polymerization reaction with a solids content value of 50.66%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Walaupun etiologi autistic spectrum disorder (ASD) belum diketahui dengan jelas, berbagai jenis terapi telah ditawarkan. Salah satu terapi yang paling popular adalah diet bebas glutein dan casein (Gluten Free and Casein Free - GFCF).
Metode: Dilakukan pencarian literatur secara terstruktur melalui internet pada Pubmed dan Cochrane library. Judul dan abstrak sitasi yang ditemukan kemudian ditapis berdasarkan kriteria seleksi yang telah ditentukan sebelumnya. Critical appraisal dilaksanakan berdasarkan kriteria standar mengenai relevansi, validitas, dan levels of evidence.
Hasil: Berdasarkan relevansinya, hanya empat dari dua belas artikel yang bisa digunakan. Satu berupa systematic review dan tiga randomized controlled trial (RCT). Ditemukan beberapa masalah pada metodologi yang bisa menimbulkan risiko over-estimasi pada efek seperti teknik randomisasi yang kurang baik dan drop-out selektif. Jumlah subjek yang kecil dan waktu intervensi yang pendek juga bisa menimbulkan risiko under-estimasi. Perbaikan minimal maupun sedang ditemukan pada beberapa luaran yang diukur seperti gejala autistik secara keseluruhan, isolasi sosial, serta kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Perbedaan yang tidak bermakna juga ditemukan pada beberapa luaran seperti perilaku individu serta fungsi kognitif dan motorik.
Kesimpulan: Penelitian yang ada saat ini belum dapat memberikan bukti yang cukup kuat dan terpercaya untuk menyarankan penggunaan diet GFCFs sebagai terapi pada pasien autisme. (Med J Indones 2011; 20:114-8).

Abstract
Background: Even though the etiology of autistic spectrum disorder (ASD) has not been clearly known, various types of therapies have been offered. One of the most popular therapies is Gluten Free and Casein Free Diet â?? GFCF diet.
Methods: A structured internet literature search was conducted using Pubmed and Cochrane library. Titles and abstracts were screened using predetermined selection criteria. Critical appraisal was conducted based on standard criteria for relevance, validity, and levels of evidence.
Results: Based on relevance, only four out of twelve selected articles can be used; one is a systematic review and three randomized controlled trials (RCTs). Several methodological problems which could lead to over-estimation of the effect were found in the studies including poor randomization and selective drop-out. Risk of under-estimation of report due to small number of participants and in-adequate duration of intervention was also found. Small to moderate improvement were found in some outcome measured including overall autistic traits, social isolation, and the ability in communication and interaction. However, insignifi cant differences also found in some area such as individualâ??s behavior, cognitive and motor function.
Conclusion: Available studies fail to provide suffi ciently credible and strong evidence to recommend the practice of GFCF diet in treating autism. (Med J Indones 2011; 20:114-8)"
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Auliya Fu'adi
"Makanan olahan berkontribusi pada bagian penting dari asupan energi harian. Pati adalah salah satu sumber utama karbohidrat berkontribusi sekitar 50-70% dari asupan energi harian dalam makanan manusia. Ubi kayu dapat diolah menjadi pati tapioka dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat mie, Pati tapioka murni ini memiliki kelarutan pati dan daya cerna pati yang tinggi, sehingga perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan sifat fungsionalnya. Penelitian ini berhasil memodifikasi pati tapioka melalui metode fosfat-ikat silang dan pati tersebut dijadikan bahan pembuatan mie dan diamati pengaruh dari modifikasi tersebut terhadap cooking-loss dan daya cerna pati mie. Keberhasilan dari reaksi ikat silang dilihat dari karakterisasi FTIR dengan adanya penambahan puncak pada sampel pati hasil modifikasi yaitu pada panjang gelombang 1347 cm-1 yaitu merupakan serapan dari ikatan P=O dan pada panjang gelombang 845-725 cm-1 yang menunjukkan ikatan P-O-C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada pati hasil modifikasi terhadap penurunan %Kelarutan, %Swelling Power, dan %Daya Cerna. Kadar fosfor dan derajat substitusi menunjukkan adanya kenaikan pada pati hasil modifikasi dan kadar tertinggi terdapat pada pati dengan kadar STMP:STPP(99:1) 6% yang menunjukkan reaksi ikat silang terjadi secara optimal pada konsentrasi tersebut. Hasil mie dari pati modifikasi menunjukkan adanya penurunan nilai cooking-loss dan daya cerna mie dibandingkan dengan mie yang terbuat dari pati tanpa modifikasi.

Processed foods contribute to an important part of daily energy intake. Starch is one of the main sources of carbohydrates contributing about 50-70% of the daily energy intake in the human diet. Cassava can be processed into tapioca starch and can be used as an ingredient for making noodles, native tapioca starch has a high solubility dan digestibility of starch, so it needs to be modified to improve its functional properties. This study succeeded in modifying tapioca starch through the phosphate-crosslink method and the starch was used as an ingredient for making noodles and observed the effect of these modifications on cooking loss and digestibility of noodle starch. The success of the crosslinking reaction was seen from the FTIR characterization with the addition of a peak in the modified starch sample, namely at a wavelength of 1347 cm-1 which is the absorption of P=O bonds and at a wavelength of 845-725 cm-1 which indicates P-O-C bonds. The test results showed that there was a change in the modified starch to decrease in % Solubility, % Swelling Power, and % Digestibility. Phosphorus levels and degrees of substitution showed an increase in the modified starch and the highest levels were found in starch with STMP:STPP(99:1) 6% which indicated the crosslinking reaction occurred optimally at that concentration. The results of noodles from modified starch showed a decrease in cooking-loss value and digestibility of noodles compared to noodles made from starch without modification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>