Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hudita Ashabuljannahti Rahmah
"Penelitian ini berusaha mengungkap makna lirik lagu Smerti Bolʹše Net karya IC3PEAK yang ingin disampaikan pengarang baik secara terisrat maupun tersurat, dan bagaimana lirik lagu ini dapat menginterpretasikan situasi kehidupan warga Rusia dan tanggapan mereka kepada kebijakan hak kebebasan berekpresi di Rusia pada masa karya lirik lagu Smerti Bolʹše Net karya IC3PEAK tercipta. Dengan menggunakan metode interpretif, sumber data utama yang berupa teks lirik lagu Smerti Bolʹše Net karya IC3PEAK akan dianalisa secara bertahap. Sumber data yang telah diterjemahkan, kemudian dianalisa dengan teori pemaknaan semiotika Michael Riffaterre yang meliputi tahapan pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, ketidaklangsungan makna, matriks, model, dan varian-varian, dan hipogram. Hasil analisis menunjukkan bahwa lirik lagu protes Smerti Bolʹše Net karya IC3PEAK menginterpretasikan makna kritik atas hak kebebasan berekspresi dan berpendapat yang dirasa pengarang sebagai warga negara terbatasi oleh kebijakan-kebijakan pada pemerintahan rezim Vladimir Putin sekitar tahun 2018-an hingga 2022-an.

This research seeks to reveal the meaning of the lyrics of the song Smerti Bolʹše Net by IC3PEAK which the author wants to convey either implicitly or explicitly, and how the lyrics of this song can interpret the life situation of Russian citizens and their response to the policy of the right to freedom of expression in Russia during the time of the song created. By using the interpretive method, the main data source, which is the text of the song Smerti Bolʹše Net by IC3PEAK, will be analyzed in stages. Sources of data that have been translated, then analyzed with Michael Riffaterre's theory of semiotic which includes the stages of heuristic reading, hermeneutic reading, indirectness of meaning, matrices, models, and variants, and hypograms. The results of the analysis show that the lyrics of the protest song Smerti Bolʹše Net by IC3PEAK interpret the meaning of criticism of the right to freedom of expression and opinion which the author feels as a citizen is limited by the policies of the government of Vladimir Putin's regime around the 2018s to 2022s."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Ibrahim
"Sebuah karya sastra merupakan cerminan dari pembuatnya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan kajian psikologi sastra terhadap lirik lagu yang dibuat oleh IC3PEAK, duo musisi Rusia yang kontroversial. Kajian psikologi sastra terhadap musik elektronik modern Rusia merupakan topik yang jarang disorot. Lirik lagu yang akan diteliti berjudul Смерти больше нет (Smerti bol'she net), Грустная cука (Grustnaya suka), dan Плакплак (Plak-plak). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat lirik lagu sebagai cerminan psikologis dari hasrat pembuatnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah psikoanalisis Lacan. Penelitian ini dilakukan dengan metode hermeneutika dengan tahap psikoanalisis Lacan. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ketiga lagu dari IC3PEAK tersebut merupakan cerminan psikologis penyair. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana penanda-penanda dalam lirik lagu menjadi cermin yang mengidentifikasi hasrat penyair.

A literary work is a reflection of its creator. In this study, the authors conducted a literary psychology study of song lyrics composed by IC3PEAK, a controversial Russian musician duo. The study of literary psychology on modern Russian electronic music is a topic that is rarely highlighted. The lyrics of the songs to be examined are entitled Смерти больше нет (Smerti bol'she net), Грустная cука (Grustnaya likes), and Плак-плак (Plak-plak). The purpose of this study is to see song lyrics as a psychological reflection of the creator's desire. The theory used in this research is Lacan's psychoanalysis. This research was conducted using the hermeneutic method with the Lacan psychoanalytic stage. The results of the analysis show that the three songs from IC3PEAK are a psychological reflection of the poet. This can be seen from how the markers in the song lyrics become a mirror that identifies the poet's passion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Beautiful Princess Vininta Octavius
"Pada masa kini, keberadaan lagu dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah tidak dapat lagi diragukan keberadaannya. Penciptaan lagu tidak jarang juga dijadikan sebagai sarana dari seorang komponis untuk menyalurkan isi hati dan pikirannya. Penyaluran itu datang dari lirik lagu, yang sama halnya dengan puisi, berisikan akan larik dan bait yang juga memuat berbagai gaya bahasa seperti metafora. Penelitian ini mengkaji unsur-unsur metafora yang terdapat di dalam lirik lagu pada album Les failles karya Pomme, yaitu lagu yang berjudul "Grandiose”, “sorcières”, “chanson for my depressed love” dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan dengan menganalisis komponen makna kata berunsur metaforis menggunakan teori komponen makna Mortureux (1997) dan jenis fungsi metafora milik Camp (2003). Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan adanya ciri tematis kebebasan yang masing-masing diperlihatkan secara berbeda pada setiap lagu. Perbedaan yang muncul tersebut didasari dengan adanya perbedaan komponis lagu dari masing-masing lagu dan juga perbedaan waktu rilis dari setiap lagu yang bersamaan dengan tiga versi album Les failles yang berbeda. Melalui analisis metafora, juga ditemukan adanya kaitan lagu dengan latar belakang kehidupan penyanyi yang memperlihatkan bahwa ciri tematis yang ditemukan merupakan ide, perasaan dan cerminan hati sang penyanyi terhadap kebebasan. Penelitian ini membuktikan bahwa metafora di dalam lirik lagu mencerminkan kehidupan dan pengalaman sang penyanyi dan bahwa ciri khas serta tujuan penggubahan lagu oleh gabungan komponis dapat terlihat melalui analisis metafora.

In this era, the existence of a song in our daily life is no longer something that can be doubted. The creation of a song is oftentimes found as a mean of a composer to channel their heart’s content and thoughts. One of the ways of channeling is in the form of the lyrics of the songs, in which it is the same as a poem that is consisted of arrays and stanzas that could include many styles of language such as a metaphor. This research discusses about the elements of metaphors contained in the lyrics of some songs from the album Les Failles by Pomme with the following titles; “Grandiose”, “sorcières”, and “chanson for my depressed love” by using the quality research method and by analyzing the semantic components of a word that has metaphorical element in it with the semantic component theory of Mortureux (1997) and the types of metaphorical function of Camp (2003). Based on the analysis of this research, the thematic features of freedom are found, in which each of them is presented differently in each song. The differences that arise are based on the distinction in the composers of each song and in the time release of each song that coincides with the three different versions of the Les failles album. Moreover, the relation of the songs and the singer’s life background is also found, which shows that the thematic features that are discovered are the ideas, feelings, and the reflection of the heart of the singer towards freedom. The result of this research shows that the metaphors found in a song tend to reflect the singer’s life and experience, and that through the analyzed metaphors, it also shows the characteristic and the goal of the song’s composers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marcellina Brillian Capellita
"Musik merupakan bagian dari kehidupan manusia. Sebenarnya yang menarik dari musik adalah nada yang sering didendangkan. Namun biasanya, nada lagu selalu diikuti, dengan adanya lirik lagu. Lirik lagu ini, dapat juga dianggap sebagai puisi. Puisi merupakan bagian dari karya sastra. Puisi disukai oleh masyarakat karena permainan kata. Ciri khas puisi adalah bentuknya fisiknya yang berbeda dari prosa.  Dalam sebuah puisi pengarang dapat menyampaikan keinginannya dengan cara permainan kata. Masyarakat menikmati permainan kata tersebut sesuai dengan keinginannya masing-masing. Masyarakat pada umumnya memiliki pendapat sendiri terhadap puisi yang dibacanya.  Tujuan riset kecil ini, pertama adalah untuk mengangkat kritik sosial dan pesan sosial yang tersirat melalui lirik lagu Jogja Ora Didol karya Jogja Hiphop Foundation. Kedua, untuk menunjukan bahwa puisi merupakan alat yang ampuh untuk menyampaikan pendapat, karena bentuknya yang tidak kaku. Penyampaian pendapat melalui puisi ini, tentunya menarik perhatian masyarakat. Penyair memanfaatkan jalinan kosa kata dan permainan kata untuk menuliskan kritik terhadap pihak yang dituju. Dengan kata lain penyair melalui puisi melakukan `pemberontakan` terhadap apa yang dilihatnya di masyarakat melalui jaringan kata-kata dalam puisi. Melalui sudut pandangnya yang kritis penyair mengutarakan pendapat sambil bernyanyi. Kebaruan dari riset ini adalah membuka sesuatu cakrawala yang berbeda, dari dunia analisis puisi yang sudah biasa dilakukan.

Music is a part of human's life. Actually, what makes music interesting is the fact that the tone sung melodically. The tone in the music is often followed by song lyrics. The lyrics of the song, can also be considered poetry. Poetry is a part of literary work. Poetry is loved dearly by society because of word play. The characteristic of poetry is its literary form that is different from prose. In a poem, the author can convey his wishes by way of word play. People enjoy the word play according to their wishes. People in general have their own opinions about the poetry they read. The purposes of this research are, 1) to raise social criticism and social messages implied by the lyrics of Jogja Ora Didol composed by Yogya hiphop foundation, and 2) to show that poetry is a powerful tool for expressing opinions, because the form is not rigid. Submission of opinions through this poem certainly attracts the attention of the public. Poets use vocabulary and word games to write criticism of the intended party. In other words, poets through poetry do `rebellion` or `rebellious act` towards what the poets saw in the community through the words in poetry. Through his critical point of view, the poet express their opinions while singing. The novelty of this research is to open up a different horizon, from the world of poetry analysis that is commonly done."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Fitriana Ariani
"Kritik sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasanya berisi masukan, sanggahan, sindiran, tanggapan, atau penilaian terhadap sesuatu yang dinilai menyimpang atau melanggar nilai-nilai yang ada di kehidupan bermasyarakat. Kritik sosial ini disampaikan bukan hanya secara langsung, tetapi juga tidak langsung melalui karya sastra, salah satunya dalam bentuk lagu. Dalam tulisan ini, penulis menganalisis bentuk kritik sosial dalam dua buah lagu yang berjudul A Monster dan Mute yang keduanya berada dalam album bertajuk Daehanmingugeul Noraehanda. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan cara kritik sosial ditampilkan dalam kedua lirik lagu tersebut. Penulis menemukan bahwa meskipun kedua lagu menyampaikan kritik sosial dengan tema yang sama, tetapi salah satu lagu ternyata dilarang pemutarannya di media penyiaran Korea. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui pendekatan sosiologi sastra. Dari hasil analisis ditemukan bahwa kedua lirik lagu mencerminkan kritik pencipta lagu terhadap media Korea yang telah terdistorsi dan dikontrol oleh pihak tertentu. Kritik sosial tidak disampaikan secara gamblang melainkan secara tersirat dengan ungkapan- ungkapan sinisme dan sarkasme dalam liriknya.

Social criticism is a form of communication that usually contains input, refutation, satire, response, or assessment of something that is considered deviant or violates the values that exist in social life. This social criticism is conveyed not only directly, but also indirectly through literary works, one of which is in the form of songs. In this paper, the author analyzes the form of social criticism in two songs entitled A Monster and Mute, both of which are in the album titled Daehanmingugeul Noraehanda. This paper aims to describe the form and way of social criticism displayed in those two songs. It was found that even though the two songs conveyed social criticism with the same theme, one of the songs was banned from broadcasting in Korean broadcast media. The researcher uses a descriptive qualitative method through a sociology of literature approach. From the results of the analysis, it was found that the two song lyrics reflect the songwriter's criticism of the Korean media which has been distorted and controlled by certain parties. Social criticism is not conveyed explicitly but implicitly with expressions of cynicism and sarcasm in the lyrics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Meilysa
"Lagu sebagai salah satu produk seni musik kerap digunakan sebagai wadah penyampaian isi pikiran dan perasaan penciptanya, dengan memanfaatkan komponennya yaitu lirik. Bersamaan dengan dipahaminya konteks, gaya penulisan dan penggunaan diksi dalam lirik lagu menimbulkan efek tertentu yang bervariasi pada setiap pendengarnya. Dengan berporos pada semantik dan Model Komunikasi Roman Jakobson sebagai teori penelitian, penelitian ini bertujuan menganalisis makna lirik dalam album berjudul `442` karya salah satu penulis lirik yang dianggap paling legendaris di Rusia bernama Dolphin, dan mengkategorikannya ke dalam klasifikasi makna asosiatif Geoffrey Leech. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif-deskriptif dengan teknik studi kepustakaan. Berdasarkan analisis lirik tujuh lagu dalam album, disimpulkan bahwa lirik semua lagu mengandung kelima jenis makna asosiatif Leech, yaitu makna sosial, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, serta makna konotatif yang memiliki komposisi terbanyak.

Song as one of music art`s products is often employed as a place to convey the thoughts and feelings of its creators, by utilizing its component, namely lyrics. Along with understanding the context, the style of writing and the use of diction in song lyrics cause certain effects that vary on each of its listeners. By pivoting on semantics and Roman Jakobson`s Model of Communication as this study`s theories, this study aims to analyze the meanings of the lyrics in an album titled `442` by one of the said most legendary lyricists in Russia named Dolphin, and categorize them into Geoffrey Leech`s classification of associative meaning. The method used in this study is qualitative-descriptive with literature study techniques. Based on the analysis on the lyrics of the seven songs in the album, conclusions were drawn that the lyrics of all songs contain all five types of Leech`s associative meaning, namely social meaning, affective meaning, reflective meaning, collocative meaning, and connotative meaning that has the most compositions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz Mazaya
"Penelitian ini membahas mengenai metafora dalam lirik lagu “Loveletter” Karya Yoasobi menggunakan teori metafora Knowles dan Moon. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis metafora oleh Knowles dan Moon, dan membagi metafora menjadi dua jenis, yaitu metafora konvensional dan metafora kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis metafora dan mencoba mendeskripsikan maksud, pesan, atau arti melalui metafora yang terdapat di dalam lirik lagu “Loveletter“ karya Yoasobi. Hasil dari analisis metafora dalam penelitian ini adalah terdapat 33 metafora yang berhasil teridentifikasi, dengan metafora konvensional dan metafora kreatif yang masing-masing berjumlah 16 buah. Metafora kreatif digunakan oleh Yoasobi untuk menyampaikan pesan dari lagu mereka dengan ungkapan-ungkapan metaforis yang unik atau jarang ditemukan di kehidupan sehari hari dan metafora konvensional digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan pesan atau maksud dari lagu tersebut dengan menggunakan ungkapan-ungkapan metaforis yang lebih umum ditemukan baik di dalam karya sastra seperti cerpen maupun karya musik seperti lagu.

This study discusses metaphors in the lyrics of the song "Loveletter" by Yoasobi, using the metaphor theory of Knowles and Moon. The research was conducted using a qualitative method and the metaphor analysis techniques by Knowles and Moon, dividing metaphors into two types: conventional metaphors and creative metaphors. The aim of this research is to identify the types of metaphors and attempt to describe the meanings, messages, or significance conveyed through the metaphors found in the lyrics of "Loveletter" by Yoasobi. The results of the metaphor analysis in this study identified a total of 32 metaphors, with both conventional metaphors and creative metaphors have 16 each. Yoasobi using creative metaphors to convey unique or rarely found metaphorical expressions in everyday life, while conventional metaphors are employed as tools to express the message or intention of the song using more commonly encountered metaphorical expressions found in literary works such as short stories or musical compositions such as songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yazid Zidan Zulkarnaen
"Pengambilan kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat menyebabkan masyarakat melakukan kritik kepada pemerintah melalui saluran aspirasi yang ada. Akan tetapi, terbatasnya ruang berpendapat dan berekspresi masyarakat pada masa pandemi menyebabkan munculnya mural-mural bernada kritik sosial terkait dengan penanganan pandemi. Namun, pemerintah merespons kritik tersebut dengan tindakan penghapusan terhadap mural serta ancaman kriminalisasi pembuatnya yang dapat dikatakan sebagai tindakan represif. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum nyatanya menjadi hak warga negara yang dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia. Althusser kemudian menggunakan istilah Repressive State Apparatus untuk mengelompokkan aparat negara yang menjalankan tugasnya menggunakan tindakan represif. Penghapusan serta ancaman kriminalisasi ini kemudian dikatakan sebagai tindakan politics of exception yaitu tindakan framing dengan menggunakan peraturan istimewa terhadap aksi protes atau kritik sebagai sesuatu yang dapat mengganggu stabilitas negara terutama terkait dengan pandemic covid-19. Orang yang melakukan protes ini kemudian dianggap sebagai others yaitu orang yang tidak terlibat dalam partisipasi politik dan bermaksud untuk menghancurkan negara. Kriminologi kritis melihat fenomena pendefinisian arti terhadap mural secara sepihak ini sebagai salah satu cara agen penguasa membentuk sebuah realitas sosial kejahatan. Teori social reality of crime dari Richard Quinney kemudian menjelaskan bagaimana kejahatan merupakan pendefinisian terhadap perilaku seseorang yang diciptakan oleh penguasa. Unit analisis pada tulisan ini berfokus pada pewacanaan yang ada pada tindakan aparat negara dalam melakukan penghapusan mural serta ancaman kriminalisasi terhadap pembuatnya. Teknik analisis wacana Foucault digunakan untuk melihat pewacanaan pada tindakan ataupun ucapan dari aparat negara terkait dengan mural-mural kritik ini. Hasilnya, terdapat unsur-unsur represif di dalam tindakan aparat negara terhadap kasus mural ini. Selain itu, pewacanaan yang terjadi akibat tindakan tersebut menyebabkan negara terlihat anti-kritik, dan membatasi kebebasan berekspresi masyarakat.

The policy-making process that is considered not to prioritize the interests of the society during the COVID-19 pandemic has caused the public to criticize the government through criticism protected by law. However, the limited space for people to express their opinions and expressions during the pandemic has led to the emergence of murals containing social criticism related to the government’s handling of the pandemic. Yet, the government responded to this criticism mural by removing the mural and threatening of its maker by the state apparatus such as the police and satpol pp. Freedom to express oppinions in publis is actually a citizen’s right that is protected by the Undang-Undang Republik Indonesia. Althusser then created the term ‘Repressive State Apparatuses’ that categorize state apparatus that use repressive measures in carrying out their duties. The removal of murals and threat of criminalization of criticism can be said as politics of exception which is an act of framing against protests or criticism as something that can disrupt the stability of the country, especially related to the COVID-19 pandemic. People who protest then considered as ‘others’ that is people who are not involved in political participation and intend to disrupt the state. Critical criminology sees this phenomenon as one of the ways the agents of power shape the social reality of crime. The social reality of crime from Richard Quinney explains that crime is a definition of a person’s behavior that created by the authorities. The focus of analysis in this paper is on the discourse on the actions of the state apparatus in removing murals and threatens to criminalize murals. This paper used Foucault’s discourse analysis technique to see the existing discourse on actions and words of the state apparatus towards these criticism mural. As a result, there are repressive elements in the actions of the state apparatus against murals. Moreover, the discourse that occurs as a result of these actions causes the state to be seen as anti-criticism and limiting the freedom of expression of its citizens."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Khairunnisa
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengungkapkan apa “rasa” yang terdapat dalam lirik-lirik lagu yang dipopulerkan oleh Via Vallen dengan judul Sayang, Bojo Galak dan Lali Rasane Tresna. Penelitian ini menunjukkan ungkapan-ungkapan rasa apa saja yang disampaikan oleh pencipta lagu melalui penyanyinya yaitu Via Vallen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memberikan pemaparan mengenai fenomena yang terjadi dalam lirik lagu tersebut. Dalam lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Via Vallen terdapat beberapa ekspresi keindahan “rasa” yang disampaikan dan diungkapkan seperti atiku, tresnaku, uripku, dan mesakno aku yang menggambarkan “rasa” kesetiaan yang disampaikan oleh penyanyi sehingga pendengar bisa dapat ikut berimajinasi dengan apa yang penyanyi sampaikan. Terdapat ungkapan yang menjadi hasil dari penelitian ini sebagai berikut yaitu bebasan dengan ungkapan yang memiliki makna konotasi dan juga paribasan atau peribahasa yang merupakan ungkapan dengan sifat hiperbola yaitu melebih-lebihkan dan menimbulkan pengertian pengandaian.

This research aims to elucidate the essence of 'rasa' (emotions/feelings) present in the lyrics of songs popularized by Via Vallen, titled 'Sayang,' 'Bojo Galak,' and 'Lali Rasane Tresna.' The study uncovers the various expressions of emotions conveyed by the songwriter through the singer, Via Vallen. Employing a qualitative descriptive method, the research examines the phenomena within these song lyrics. Within Via Vallen's songs, several expressions of the beauty of 'Rasa' are conveyed and revealed, such as 'atiku' (my heart), 'tresnaku' (my love), 'uripku' (my life), and 'mesakno aku' (hold me). These linguistic expressions depict the 'Rasa' of loyalty communicated by the singer, enabling listeners to vividly imagine and empathize with the conveyed emotions. Additionally, the study identifies expressions that carry connotative meanings, as well as 'paribasan' or 'peribahasa,' expressions characterized by hyperbolic qualities, where exaggeration induces figurative interpretations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rogaya Arvanda Shaputri
"Metafora merupakan bentuk ungkapan yang makna ungkapannya berbeda dengan makna aslinya, sehingga diperlukan analisis untuk memahami makna sebenarnya. Penelitian ini membawakan album Kasmaran dari penyanyi dan penulis ternama yaitu Didi Kempot. Album Kasmaran terdiri dari 13 lagu dan 13 ungkapan metafora yang dikelompokan menurut jenis maknanya. Masalah utama yang dibawakan untuk penelitian ini adalah mengklasifikasi jenis makna metafora yang dilihat dari penanda metafora. Penelitian ini bertujuan untuk menjadi pemicu dalam analisis makna metafora dan penanda metafora dengan jenis lagu dan teori yang berbeda. Metafora dalam penelitian ini akan dibahas menggunakan metode kualitatif. Kemudian didukung dengan teori metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson (2003) untuk menganalisis makna metafora, dan teori analisis jenis makna dari Geoffrey Leech (1974) untuk mengelompokkan makna metafora yang ditemukan. Penelitian ini menghasilkan analisis makna metafora yang berorientasi pada kekecewaan, kesedihan, dan patah hati, serta pengelompokkan jenis-jenis makna metafora. Ditemukan 4 jenis makna metafora yang mendominasi, yaitu jenis makna konotatif dan makna afektif, karena banyak ungkapan perasaan yaitu kekecewaan, kesedihan, dan patah hati dalam menjalani hubungan percintaan.

Metaphor is a form of expression whose meaning is different from the actual meaning. Based on it, the analysis is needed to understand its true meaning. This study presents the album Kasmaran from the famous singer and writer, Didi Kempot. The Kasmaran album consists of 13 songs and 13 metaphorical expressions which are grouped according to the type of meaning. The main problem raised for this research is to classify the types of metaphorical meaning seen from metaphorical markers. This study aims to be a trigger in the analysis of the meaning of metaphors and metaphorical markers with different types of songs and theories. Metaphors in this study will be discussed using qualitative methods. Then it is supported by the theory of conceptual metaphor from Lakoff and Johnson (2003) to analyze the meaning of metaphors, and the theory of analysis of types of meaning from Geoffrey Leech (1974) to classify the meanings of the metaphors found. This research produces an analysis of the meaning of metaphors that is oriented towards disappointment, sadness, and heartbreak, as well as grouping the types of metaphorical meanings. Found 4 types of metaphorical meanings that dominate, namely connotative meanings and affective meanings, because there are many expressions of feelings, namely disappointment, sadness, and heartbreak in a romantic relationship."
Depok: 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>