Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natasya Austenita Pribadi
"Mengacu pada peraturan yang mengatakan bahwa waktu pemulangan pasien rawat inap tidak lebih dari 2 jam, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu pemulangan pasien rawat inap, pemborosan pada masing-masing faktor yang berhubungan, serta strategi yang dapat dilakukan manajemen Rumah Sakit Pusat Pertamina sebagai upaya penanggulangan masalah. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data secara observasi maupun wawancara dengan pihak terkait seperti DPJP, perawat, petugas farmasi, dan petugas administrasi. Proses pemulangan pasien rawat inap jaminan asuransi di Rumah Sakit Pusat Pertamina masih dilakukan secara semi manual dan belum terintegrasi. Waktu tunggu pemulangan pasien rawat inap jaminan asuransi di RS Pusat Pertamina masih lebih dari 2 jam, dikarenakan oleh beberapa faktor penyebab dengan skor Risk Priority Number (RPN) tertinggi adalah proses persetujuan obat pulang oleh pihak asuransi. Oleh karena itu, diperlukan adanya digitalisasi berupa E-Medical Record yang terintegrasi antar unit di RSPP, sehingga proses input layanan dapat dilakukan secara realtime untuk mempersingkat proses pemulangan seperti pengumpulan berkas pemulangan, waktu persiapan obat, dan verifikasi berkas.

Referring to the regulations which state that the time for hospitalization of inpatients is less than 2 hours, a study was conducted which aimed to determine the factors related to the time of discharge of inpatients, the waste of each related factors, and the strategies that can be implemented by Pertamina Central Hospital management as an effort to overcome the problems. This research is descriptive qualitative, collecting data by observation and interviews with related parties such as doctors in charge, nurses, pharmacist, and administrative officers. The process of returning inpatients with insurance guarantees at the Pertamina Central Hospital is still carried out semi-manually and has not been integrated. The waiting time for insurance inpatient at Pertamina Central Hospital is still more than 2 hours, due to several causal factors with the highest Risk Priority Number (RPN) score, is the process of approval for discharge medication by the insurer. Therefore, digitalization is necessary in the form of an integrated E-Medical Record among units at RSPP, so that the service input process can be carried out in real time to shorten the return process such as collecting discharge files, drug preparation time, and documents verification."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triovva Elsy Armita
"Terjadi peningkatan kasus abortus pada perawat hamil dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu kurang lebih 30 % dari seluruh perawat hamil yang bertugas pada unit-unit kerja, yang meliputi : unit rawat jalan, unit rawat inap dan kamar operasi. Jenis abortus yang terbanyak dan tersering adalah abortus spontan.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor eksternal apakah yang paling berperan dalam hubungannya dengan kejadian abortus, faktor-faktor adalah : faktor lingkungan kerja, faktor aktivitas kerja dan faktor kebiasaan hidup.
Proses analisa data dilakukan dengan disain metode Case-Control Study, dengan membandingkan kelompok perawat hamil yang melakukan aktivitas kerja keperawatan dan mengalami abortus, dengan kelompok yang tidak mengalami abortus dengan aktivitas yang sama. Dengan tujuan didapatkannya suatu angka perbandingan odd ratio (OR) diantara kedua kelompok tadi.
Dari pengolahan data didapatkan 231 orang perawat hamil yang tidak mengalami kelainan internal, seperti : kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan plasenta, dan penyakit ibu, terdiri dari : 169 orang tidak mengalami abortus, dan 62 orang yang mengalami abortus.
Hasil akhir dengan multivariat analisis diperoleh bahwa faktor yang berperan secara bermakna terhadap kejadian abortus pada perawat dalam penelitian ini adalah faktor aktivitas kerja yang ditunjukkan dengan odd ratio (OR) 2.6 (95.0 % CI = 1.145 - 5.904).
Sebagai kesimpulan akhir, didapatkan bahwa faktor eksternal utama yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian abortus pada perawat hamil di Rumah Sakit Pusat Pertamina adalah faktor aktivitas kerja, dengan odd ratio 2.6. Penelitian ini membutuhkankan kajian lebih lanjut untuk mencari pemecahan yang lebih baik.

The Factors Which Have Correlation with Incident of Abortion of the Nurse in the Workplace in Pertamina Central HospitalThe increasing of abortion of the nurse in the last five years term, more less 30 % of the all of pregnant nurse who came to Obstetrics department which worked at : inpatient unit, outpatient unit and the operation room. The most type of abortion that Spontaneous Abortion.
The aim of this study to find out what is the main external factor that has correlation with this abortion. In this study, the external factors include: workplace environment factors, nursing activity factors, and behavior of life.
Analysis processing of data use Case-Control Study design method, with compare the pregnant nurse group which have miscarriage and the other group are the pregnant nurse which not miscarriage in the same of activity in the workplace. The result of the analysis to achieve the odd ratio between the two groups. The data found that 231 nurses has pregnant and have not internal complication, such as: intra uterine growth defect, placental defect, and mother's disease, which consist of: 169 nurses have not abortion, and 62 nurses with abortion. The final result from multivariat analysis found that nursing activity factors a statistically significant have correlation with spontaneous abortion with an odd ratio (OR) of 2.6 (95.0 % C.I = 1.145 - 5.904)
For the conclusion, the main external factor have a role is abortion of the nurse a statistically significant found the nursing activity factors with odd ratio (OR) of 2.6 (95.0% C.I. = 1.145 - 5.904). This condition need further study to find out the way of a good solution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan faktor internal dan eksteruid responden dengan persepsi perawat pelaksana tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analis yang bersifat cross sectional. Uji kai-kuadrat digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal responden dengan persepsi perawat pelaksama tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial. Uji regresi logistik digunakan untuk melihat variabel independen mana yang paling berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial. Sampel penelitian berjumlah 204 orang dan 359 orang perawat pelaksana yang bertugas di 15 ruang rawat inap. Sampel diambil secara acak dan besarnya sampel tiap ruangan ditentukan secara proporsional.
Instrumen. Instrumen dikembangkan dari teori manajemen keperawatan dan teori pencegahan infeksi nosokomial untuk mengukur pelaksanaan supervisi kepala ruangan, penggunaan sarana pencegahan infeksi nosokomial, dan pelaksanaan upaya pencegahan infeksi nosokomial oleh perawat pelaksana. Sedangkan untuk mengukur pengetahuan tentang SOP infeksi nosokomial digunakan pertanyaan dengan pilihan ganda. Instrumen telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil penelitian. Uji kai-kuadrat menghasilkan tiga variabel independen yang mempunyai hubungan bermnkna dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial, yaitu supervise, sarana, dan SOP. Sedangkan variabel umur, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan tidak mempunyai hubungan bermakna Uji regresi logistik yang dilakukan menentukan bahwa variabel saran merupakan variabel yang paling berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosakamial.
Pembahasan. Dengan ditemukannya sarana sebagai variabel yang paling berpengaruh, maka peluang bagi perawat pelaksana dalam melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial adalah lima kali lebih baik dibanding yang tidak menggunakan.
Rekomeadasi. Pihak manajemen pelayanan keperawatan rumah sakit agar meningkatkan kesadaran dan kepatuhan perawat dalam menggunakan saran yang ada, sehingga angka kejadian infeksi di rumah sakit dapat ditekan.

The purpose of the research is to obtain information about the nurses' ward perceptions related to the prevention?s effort of nosocomial infection, in the Pertamina Hospital and how it relates to the nurse?s internal and external factors.
The hypothesis, which had been proved in this study, was the correlation between the internal and external factors of the nurses with the prevention's effort of nosocomial infection.
The methodology was descriptive correlation with cross sectional data collection. Chi Square was used to analysis the correlation between the independent with dependent variables and the logistic regression will select what was the strong independent variables relates to the nurse?s staff perceptions of the prevention?s effort of nosocomial infection. The population and sample were the nurses in 15 wards with 204 unit sample who were selected by random.
The instrument was developed into questioners based on management theories to measure the ward manager?s supervising activities, the utility of equipment and facilities, the nosocomial infection prevention activities of the nurses. The nosocomial infection theories to measure the standard operation procedure (SOP) knowledge of the nurses. It was developed into multiple-choice questioners. The instrument has been tested for the validity and reliability.
The Result of the research Chi square test result three variables which have had correlation with the efforts of the prevention of the nosocomial infection : supervision, equipment and facilities, and the standard operating procedure. The variables such as age, education experiences and training had no correlation with it. The logistic regression test determines the equipment and facility is the strong variable, which relate to the efforts of the prevention of the nosocomial infection.
Discussion. Based on result, equipment and facilities were the most significant variable it offers the opportunity of the nurses who work in the wards to prevent the nosocomial infection five times more than muses who did not use it.
Recommendation: The nursing care manager in hospital should promote the awareness and obeyness of nurses to use the available facilities to reduce the incident of nosocomial infection. So that the quality of nursing care can be increased.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T4017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Sugiarto
"Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan masalah penting dan penyebab peningkatan morbiditas, mortalitas serta perpanjangan waktu perawatan di rumah sakit. Di Indonesia HAIs di rumah sakit paling banyak terjadi di ruang rawat intensif. Dalam 3(tiga) tahun terakhir ini RSPP mengalami peningkatan jumlah pasien yang dirawat dan lama hari rawat sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya risiko HAIs. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lamanya rawat inap (lebih dari 3x24 jam) di ruang rawat intensif, dan mengetahui angka prevalensi HAIs dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2012. Desain penelitian kuantitatif cross sectional dengan data sekunder dari rekam medik dengan sampel 897 pasien dan data primer dari kuesioner petugas medis sebanyak 90 orang, metode pengumpulan data secara telaah dokumen rekam medik dan data tim PPIRS.
Hasil penelitian : 1. Empat faktor dari rekam medik berhubungan dengan lamanya rawat inap yaitu usia, pemakaian alat medis invasif, status gizi, dan penyakit penyerta; 2. Hasil kuesioner mayoritas petugas memiliki pengetahuan dan sikap yang baik serta perilaku yang patuh terhadap universal precaution; 3. Angka prevalensi HAIs di RSPP pada tahun 2011 sebesar 1,15% menurun pada tahun 2012 menjadi 0,27% masih dibawah 1,5 % sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kemenkes RI. 4. Terdapat hubungan antara lama rawat dengan kejadian HAIs. Rekomendasinya lebih membudayakan gerakan kebersihan tangan berdasarkan 5 moment dan 6 cara/langkah kebersihan tangan sesuai dari WHO.

Healthcare Associated Infections is an important issue and causes increased morbidity, mortality and extension of hospital care time. In Indonesia HAIs in hospitals is most prevalent in the intensive care unit. In the last 3 years RSPP has increased the number of patients treated and long day care so the greater the likelihood of the risk of HAIs. The purpose of this study known factors associated with length of hospitalization (more than 3x24 hours) in the intensive care unit, and determine the prevalence of HAIs (case study from January 2011 to December 2012). Quantitative cross-sectional study design with secondary data from medical records of 897 patients with a sample of primary data from questionnaires and medical personnel 90 people, methods of data collection document review of medical records and data PPIRS team.
Results of the study: 1. Four factors from medical records related to the length of hospitalization, namely age, use of invasive medical devices, nutritional status, and comorbidities; 2. The results of the questionnaire the majority of workers have the knowledge and attitudes as well as behaviors that adhere to universal precautions; 3. The prevalence of HAIs in PCH in 2011 of 1.15% decreased in 2012 to 0.27% is still below 1.5% in accordance with the standards set by the Ministry of Health of Indonesia. The recommendations need to empowers movement by 5 moments and 6 way / steps of the hand hygiene in accordance WHO
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Riandi
"Proses pemulangan pasien rawat inap merupakan bagian dari seluruh rangkaian pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien selama di rumah sakit. Pelayanan yang baik dan memuaskan selama proses perawatan bisa berubah menjadi persepsi yang tidak baik apabila pada akhir proses perawatan yaitu proses pemulangan mengalami hambatan dan membuat proses pemulangan menjadi sangat lama.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa alur proses yang ada sekaligus memberikan usulan perbaikan agar proses pemulangan pasien rawat inap menjadi lebih cepat. Desain penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan metode lean thinking melalui telaah dokumen, wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian didapatkan lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk pemulangan pasien adalah 252,4 menit (4,2 jam). Total waktu kegiatan yang bersifat value added 168 menit, sedangkan total waktu kegiatan yang bersifat non value added adalah 84,4 menit. Dari identifikasi nilai yang dilakukan terhadap alur proses pemulangan pasien ini ditemukan waste sebesar 63,6 menit yang bila bisa dihilangkan akan memotong lead time menjadi 188,3 menit (3,1 jam).

Process of discharging hospitalized patient is part of service given by the hospital. A Good and satisfying service during hospitalization can turn into unsatisfied perception if at the end of hospitalization there is obstacle in discharging patient and make the process longer.
This research is to analyze the process and give a good suggestion for discharging inpatient process in order to make it more efficient. Design of this research is lean thinking method using document analysis, interview, and observation.
Result of the research indicating lead time or time needed for discharging patient is 252.4 minutes (4.2 hours). Total activity time which is value added is 168 minute, while total activity time which is non value added is 84.4 minute. Base on this value identification found waste value time 63.6 minute can be diminished and cutting lead time to 188.4 minute (3.1hour).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Rupini
"Saat ini rumah sakit tidak dapat hanya mengandalkan pendapatan dari pembayaran tunai saja. Pembayaran secara kredit dapat ditempuh dalam upaya meningkatkan pendapatan rumah sakit. Tetapi apabila kebijakan kredit ini tidak dikelola dengan hati-hati rumah sakit akan gagal dan harus menyediakan dana tambahan untuk menambah modal agar chash flow tetap terjaga. Dalam usaha mengurangi risiko dari kebijakan kredit ini, maka rumah sakit menjalin ikatan kerja sama dengan pihak perusahaan (pihak ketiga) yang mengirimkan pasien dengan biaya jaminan perusahaan, ikatan kerja sama tersebut melalui penandatanganan Kesepakatan tertulis yang diberikan tentang hak dan kewajiban para pihak (rumah sakit dan perusahaan) termasuk jangka waktu perjanjian berakhir. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah Kesepakatan Tertulis antara rumah sakit dengan pihak ketiga (perusahaan) penjamin berhubungan dengan ketepatan waktu pembayaran piutang pasien rawat inap jaminan perusahaan cenderung meningkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dalam Kesepakatan Tertulis yang berhubungan dengan ketepatan waktu pembayaran piutang pasien rawat inap jaminan perusahaan yang mengadakan Kesepakatan Tertulis. dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Untuk mengetahui faktor-faktor dalam Kesepakatan Tertulis yang berhubungan dengan ketepatan pembayaran piutang tersebut maka dilakukan analisis melalui karakteristik perusahaan dan karakteristik Kesepakatan Tertulis, kemudian di analisis secara Bivariat dan Multivariat.
Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional, untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam satu periode waktu tertentu. Di samping itu dilakukan pula indepth interview untuk menguatkan justifikasi dalam pembayaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu pembayaran sangat ditentukan oleh kesepakatan yang jelas antara rumah sakit dengan pihak penjamin (perusahaan) dan dilaksanakannya kesepakatan tersebut secara konsekuen. Dari 10 variabel yang diteliti, 6 di antaranya menunjukkan hubungan yang bermakna dengan ketepatan waktu pembayaran piutang. Dengan analisis multivariat, hanya 3 variabel yang benar-benar bermakna dan menunjukkan hubungan dengan ketepatan waktu pembayaran piutang yaitu jumlah tagihan dalam setiap kunjungan. jangka waktu Kesepakatan Tertulis terbentuk dan jangka waktu Kesepakatan Tertulis berlaku. Dari ketiga variabel bermakna ini, yang menunjukkan hubungan terbesar yaitu jangka waktu Kesepakatan Tertulis terbentuk yaitu : makin cepat Kesepakatan Tertulis terbentuk, maka pembayaran piutang makin besar. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam menentukan kebijakan lebih lanjut dan dapat meningkatkan kinerjanya.

Recently sources of hospital revenue and from out of pocket and though. Third party (insurance, employers). But if this credit policy is not carefully managed, the hospital will fail to collect patient's receivables an sequentially, the hospitals need to provide additional resources to maintain their cash flow. To minimize risk of this credit policy, Rumah Sakit Kanker Dharrnais has established a cooperative agreement with the company sending it's patients at the expense of company. The agreement is in the from of written agreement contract including medical treatment scope. the rights and obligations of each party then resulting in a mutual agreement. What seems to be a problem of this research is whether the contract document agreement between hospital and third party (company) results in punctuality of payment of hospitalized patients account at the expense of company. This is because the sum of the patients account is the biggest part ()fall accounts payable to the hospital.
This research is intended to find out some factors in connection with the punctuality of payment of hospitalized patients account at the expense of company payable to Rumah Sakit Kanker Dharmais. To find out those factors made in the contact document agreement in connection with the punctuality of payment, those factors will be classified into company and written agreement characteristic then analysed by using univariance, bivariance dan multivariance analysis.
The research methodology used is descriptive analysis using cross sectional design to find out the correlation between dependent and independent variables in a given period of time. Besides that, indepth interview was made to support the justification of the solution.
The result of this research indicates that the punctuality of payment depends on clear agreement and application of the agreement consequently as well. The result of multivariance indicates that there are three significant variables and indicates a correlation to accuracy of account receivable payment such as sum of collection of each visit, the establishment and true application of that written agreement timing. Of those three significant variables indicating the biggest correlation is the duration is the duration of establishment of written agreement takes place, the bigger the punctuality of account payment. May this research be a good evaluation for Rumah Sakit Kanker Dharmais to determine a further policy as well as a better achievement."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Chandra
"Penelitian mengenai analisis pelaksanaan sistim billing pasien dengan jaminan di instalasi rawat Jalan Rumah Saldt Pusat Pertamina berlatar belakang Bari lamanya proses yang mengakibatkan terlambatnya penyelesaian berkas tagihan, sehingga sering tidak dapat ditagihkan karena melewati masa penagihan yang telah disepakati oleh perusahaan dan RSPP. Pada akhirnya akan menyebabkan kerugian bagi pihak RSPP karena piutangyang tidak terbayar, padahal RSPP harus membayar pajak dan piutang tsb dan membayar biaya pelayanan yang telah diterima pasien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab sistim billing pasien dengan jaminan di instalasi rawat jalan RSPP belum dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Untuk itu dilihat proses billing di setiap bagian yang terkait dan diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya.
Penehtian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. PeneIitian dilakukan dengan pengamatan terhadap proses dan wawancara mendalam. Proses yang diamati adalah pelaksanaan sistim bi1lling pasien dengan jaminan di instalasi rawat jalan RSPP mulai dari bagian pendaflaran dan rekam medis, bagian poliklinik dan penunjang medis, bagian verifiaksi administrasi medis, bagian akuntansi keuangan, bagian teknologi dan informasi dan bagian penagihan. Sedangkan wawancara ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sistem billing pasien dengan jaminan pihak ketiga di instalasi rawat jalan.
Hasil penelitian yang didapatkan melalui pendekatan sistem, dimana sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan prosedur sebagai input, pendaftaran, rekam medik, administrasi poliklinik, verifikasi administrasi medis, teknologi informasi, akuntansi keuangan dan penagihan sebagai variabel proses, dan dokumen penagihan piutang yang lengkap dan tepat waktu sebagai output.
Untuk memperbaiki sistim billing pasien jaminan di instalasi rawat jalan RSPP perlu diperhatikan lagi kebutuhan jumlah petugas yang hares disesuaikan dengan beban kerja, pemberian uang lembur bagi pegawai yang bekerja melebihi jam kerja, perbaikan sarana yang menunjang tugas-tugas proses billing dan prosedur kerja yang lebih baik dan disosialisasikan ke petugas agar lebih dipahami.

Research on the analysis of the billing system execution for guaranteed patients in the out patient ward of Rumah Sakit Pusat Pertamina is based on the length of time required for processing which results in the delay of issuing medical invoices, such that at times, an invoice will not be paid as it has exceeded the payment period agreed by the company and RSPP. This would result as a loss on the part of RSPP as invoices cannot be paid, whereas RSPP would have to pay taxes imposed on said invoices and also pay for services which have been rendered to patient.
Aim of this research is to study the different factors causing the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward to not proceed smoothly and on time. For this purpose, billing procedure in every department involved is examined to identify the factors causing delay.
The research conducted is an analytical descriptive research with qualitative approach. This research is conducted with a study toward the process and intensive interviews. Process observed is the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward of RSPP starting from the registration desk and medical records, clinic and medical infrastructure, medical administration verification section, accounting section, information and technology information section, and invoicing section. Whereas interviews was conducted to all parties involved in the billing system execution for patients with third party guarantee in the outpatient ward of RSPP. Results obtained by approach system, where manpower, finance, logistics and procedure are input, registration, medical records, clinic administration, medical administration verification, guaranteed patients information technology, accounting and invoicing as variable process, and complete and timely invoicing documents as output.
To improve the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward of RSPP, it is necessary to consider the manpower requirements which has to be balanced with the volume of work, overtime for employees working outside the normal working hours, improve infrastructure to support the billing process and upgrade/improve the work procedure, and to socialize this information to the workers so that is it understood.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumo
"Tesis ini membahas proses pemulangan pasien rawat inap di Rumah Sakit Awal Bros Batam dalam rangka mencari penyebab ketidaklancaran proses yang setiap harinya telah dilaksanakan di rumah sakit ini melalui sudut pandang sistim. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan untuk memperbaiki sistem pemulangan pasien rawat inap yang terintegrasi, melakukan rapat koordinasi berkala dengan unit-unit terkait, dan menggunakan teknologi terbaru untuk efisiensi waktu dan SDM.

This thesis focus is about Inpatient Discharge Process at the Awal Bros Hospital Batam in order to find the bottle-neck process in implemented everyday in the hospital from hospital's systems perspective. The study was a research with descriptive qualitative design. The results suggest for improving the repatriation system of inpatient, conduct regular coordination meetings with relevant units, and use the latest technology for efficiency of time and human resources."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T31712
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Purwanto
"Penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif secara cross sectional yang meneliti tentang perilaku konsumen dalam proses keputusan memilih rawat Map di Rumah-Sakit Umum Kodya Semarang. Bagi Rumah-Sakit Umum Kodya Semarang yang relatif masih baru dan tingkat huniannya masih tergolong rendah, memerlukan evaluasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam perilaku konsumen yang mempengaruhi penggunaan rawat inap.
Variabel yang diteliti adalah faktor-faktor yang menjadi kriteria dalam proses keputusan yang dikelompokkan dalam 9 kategori yaitu : (1) Frekuensi Rawat Inap; (2) Lokasi; (3) Keragarnan Pelayanan; (4) Harga; (5) Informasi; (6) Personel; dan (7) Atribut Fisik Rumah Sakit; (8) Pelayanan Yang Diberikan; dan (9) Kesamaan Karaketeristik Pasien. Dan hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan masalah yang dihadapi rumah-sakit sehubungan dengan perilaku konsumen sasarannya dalam menentukan pilihannya akan tempat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kriteria yang dirasakan.
Hasil penelitian mengungkapkan adanya beberapa faktor yang berpengaruh kuat terhadap keputusan memilih rawat inap, tetapi tidak semua faktor tersebut dapat dikendalikan karena merupakan faktor eksternal. Karakteristik konsumen juga tidak mudah untuk dilakukan intervensi, yang harus dilakukan adalah menjaga karakteristik konsumen tersebut sebagai peluang dengan memperhatikan setiap kebijaksanaan yang berhubungan dengan karakteristik konsumen tersebut. Beberapa faktor lainnya merupakan faktor-faktor yang mempunyai korelasi sedang saja, tetapi lebih mudah untuk dikendalikan karena merupakan faktor internal rumah-sakit atau faktor eksternal yang masih mungkin dipengaruhi untuk dilakukan perbaikan.
Penggunaan sumber dan usaha yang dilakukan Rumah-Sakit Umum Kodya Semarang dalam upaya meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatannya oleh konsumen akan lebih tepat bila diarahkan untuk upaya yang lebih strategis dengan usaha-usaha untuk merubah faktor internal rumah-sakit dan faktor eksternal yang masih mungkin diubah daripada memaksakan untuk merubah faktor eksternal yang diluar kendali rumah-sakit.

Kodya Semarang General Hospital is relative a new hospital and its occupation is still Iow. An evaluation is necessary to reveal and indentify the factors in the consumer behaviour which influence the decission in using inpatient services. The variables being studied are those factors which serve as the criteria in the decision proccess. They can be classified into 9 categories : (1) Inpatient utilization frequencies; (2) Location; (3) The kinds of services; (4) Cost ; (5) Information; (6) Personnels; (7) Physical attribute of the hospital; (8) The given services; (9) The similarity of the consumer characteristics. It is hoped that this study can reveal the problem faced by the hospital dealing with the captive consumer behaviour in making a choice decission based on their criteria.
The study has brought some certain factors up which closely correlate with the choice decission in using the inpatient services in Kodya Semarang General Hospital, but not all those certain factors are manageable since they are external ones and more over it is not easy to be intervened. The consumer characteristics are also not easy to be intervened, but it is important to maintain them and the implementation of the hospital policy must take them into consideration. There are also some other factors having moderate correlation and they are easier to manage since they are either the hospital internal or other external factors which may possibly to intervened.<
The utilization of the resources and efforts done by Kodya Semarang General Hospital to increase the consumer readiness to make use of its health seervices is better to be targeted on the strategic efforts, that is on the hospital internal and external factors which may possibly be intervened, and not on the external ones which are beyond the hospital control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wowor, Yuliana Helena Elisabeth
"Latar belakang: Praktik peresepan yang baik merupakan bagian penting dari penggunaan obat yang rasional. Persentase resep dengan injeksi merupakan salah satu indikator penggunaan obat WHO. Persentase resep dengan injeksi di RS St. Carolus pada tahun 2016 mencapai 56%. Hasil ini lebih tinggi dari yang direkomendasikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan peresepan obat injeksi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran penggunaan obat injeksi dan pengendalian penggunaannya, serta penerapan kebijakan tentang obat injeksi di Unit Rawat Inap RS St. Carolus. Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan metode cross-sectional dan studi kualitatif deskriptif. Penggalian informasi lebih lanjut dilakukan dengan melakukan penelitian kualitatif untuk melengkapi penelitian kuantitatif. Hasil: Faktor-faktor yang berhubungan dengan peresepan injeksi secara statistik adalah diagnosis serta panduan praktik klinis (PPK) dan clinical pathway (CP). Kebijakan Pelayanan Farmasi RS St. Carolus tidak membahas secara khusus mengenai pengendalian obat injeksi. Sosialisasi kebijakan ini pun belum optimal, begitu pula dengan sosialisasi PPK dan CP. Tenaga apoteker klinis yang ada belum mencukupi kebutuhan. Peran Panitia Farmasi dan Terapi di RSSC saat ini lebih kepada sistem formularium. Kesimpulan: Persentase pasien rawat inap RS St. Carolus periode Januari-Maret 2019 yang diresepkan obat dengan sediaan injeksi sebesar 85.7%. Kebijakan penggunaan obat injeksi yang ada saat ini tercantum dalam Kebijakan Pelayanan Farmasi, dimana didalamnya hanya terdapat prosedur peresepan. Tidak ada kebijakan khusus penggunaan obat injeksi. Prosedur pengendalian obat yang tertuang dalam kebijakan atau pedoman belum dimiliki oleh RS St. Carolus. Oleh karena itu diperlukan kombinasi intervensi dalam bentuk kebijakan dan edukasi untuk mengendalikan penggunaan obat injeksi di Unit Rawat Inap RS. St. Carolus.

Background: Good prescribing practices are an important part of rational drug use. The percentage of encounters with an injection prescribed is one of The WHO drug use indicators. The percentage of encounters with an injection prescribed at St. Hospital Carolus in 2016 reached 56%. This result is higher than recommended. This provokes the question of the factors related to injection prescribing. Objective: The purpose of this study was to reflect the injection drugs use and the control of their use, as well as the implementation of the drug policy in the St. Carolus Hospital. Method: This researches were a quantitative study with a cross-sectional method and a qualitative descriptive study. Further information is extracted by conducting qualitative research to complement quantitative research. Results: Factors related to injection prescribing statistically were diagnosis and clinical practice guidelines and clinical pathways. The Pharmacy Policy of St. Carolus Hospital does not specifically discuss the control of injection drugs. The socialization of this policy is not yet optimal, as the socialization of clinical practice guidelines and clinical pathways. Existing clinical pharmacists are not enough. The role of the Drug and Therapy Committee in the St. Carolus Hospital is currently more in the formulary system. Conclusion: The percentage of St. Carolus Hospitals inpatient for the period January-March 2019 with an injection prescribed was 85.7%. The injection drug use policy is listed in the Pharmacy Policy, wherein there are only prescription procedures. There is no policy specifically on the use of injection drugs. St. Carolus Hospital does not have policies or guidelines which regulate drug control procedures. Therefore a combination of interventions in the form of policy and education are needed to control the use of injection in the Inpatient Unit of St. Carolus Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>