Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqi Putri Aulia Shabrina
"Pondok Pesantren Nuruzzahroh merupakan pondok pesantren modern yang bermula dari kegiatan pengajian masyarakat sekitar yayasan Nuruzzahroh yang terletak di Kota Depok. Seiring berjalan waktu dan keinginan masyarakat, yayasan Nuruzzahroh mengembangkan kegiatan pengajiannya menjadi lembaga pendidikan formal dengan membangun Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nuruzzahroh. Penelitian ini membahas tentang sejarah pondok pesantren Nuruzzahroh serta perkembangan pondok pesantren Nuruzzahroh.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan wawancara, dan observasi. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori lima elemen dasar pesantren. Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa pondok pesantren Nuruzzahroh merupakah wujud keinginin K.H Chairul Chitam sebelum wafat untuk mendirikan lembaga pendidikan islam bagi masyarakat menengah kebawah. Dalam perkembangannya pondok pesantren Nuruzzahroh menambah sarana dan prasana yang dibutuhkan, serta kurikulum yang dapat menyeimbangkan antara agama dan juga kebutuhan penyesuaian perkembangan zaman. Sehingga dapat menciptakan santri yang berpandangan luas dan menyertakan agama sebagai pedomannya.

Nuruzzahroh is a modern Islamic Institution, located in the city of Depok. This institution started with educating the community of Depok city and started to expand its teaching into formal education over time as per community hope by building the lower secondary school and the upper secondary school. This research discusses the background of the institution and the process of its development. The research method used in this study is the qualitative method with interviews and observations while the theory used is the five basic elements of pesantren. The research findings of this study conclude that that the Nuruzzahroh Islamic boarding school was a manifestation of K.H Chairul Chitam's desire before his death to establish an Islamic educational institution for the lower middle class. In its development, the Nuruzzahroh Islamic Boarding School has added the necessary facilities and infrastructure, as well as a curriculum that can balance between religions and also the need to adapt to the times. To create students who are broad-minded and include religion as a guideline."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitia Wardani Fauzyyah
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang salah satu pesantren di Kota Depok, Jawa Barat, yaitu Pesantren Al-Hamidiyah. Metode yang digunakan dalam jurnal ini yaitu metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung, dan studi pustaka. Penelitian ini juga menggunakan teori tentang pesantren Salafiyah dan Ashriyah. Hasil penelitian menemukan bahwa Pesantren Al-Hamidiyah ini merupakan perwujudan cita-cita luhur dan fase terakhir kehidupan seorang kiai bernama KH. Achmad Sjaichu putra pendiri Nahdlatul Ulama dengan tujuan utama yaitu untuk mencetak kader-kader ulama baru yang berwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu. Sebagai pesantren yang berada di bawah naungan yayasan, pesantren saat ini dikelola dan dipimpin oleh seorang kiai yang ternyata bukan dari keluarga biologis KH. Achmad Sjaichu, melainkan orang lain yang dipercaya oleh keluarga pemilik yayasan. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas kepemimpinan dan latar belakang keluarga KH. Achmad Sjaichu serta sisi tradisional dan sisi modern Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat.

ABSTRACT
This journal discusses one of pesantren in Depok City, West Java, that is Al Hamidiyah Pesantren. The method used in this journal is qualitative method with interview, observation or direct field observation, and literature study. This research also uses the theory of Salafiyah and Ashriyah pesantren. The research finds that Pesantren Al Hamidiyah is the embodiment of the lofty ideals and the last phase of life of a kiai named KH. Achmad Sjaichu son of founder of Nahdlatul Ulama with the main goal is to print the cadres of new scholars who are knowledgeable and have depth of knowledge. As a boarding school that is under the auspices of the foundation, pesantren is currently managed and led by a kiai who was not from the biological family of KH. Achmad Sjaichu, but someone else who is trusted by the foundation 39s family. Seeing this, the author is interested to discuss the leadership and family background KH. Achmad Sjaichu as well as the traditional and modern side of Pesantren Al Hamidiyah, Depok, West Java."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faisal
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang salah satu pesantren di Cirebon, Jawa Barat, yaitu Pondok Pesantren Al-Bahjah. Metode yang digunakan dalam skripsi ini yaitu metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung, dan studi pustaka. Penelitian ini juga menggunakan teori tentang pesantren Tradisional dan Modern. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Al-Bahjah merupakan pesantren yang menggunakan dua sistem pendidikan, yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan formal pondok pesantren ini menggunakan tiga kurikulum yang dijalankan secara beriringan. Sebagai pesantren yang berada di bawah naungan yayasan, pesantren saat ini dikelola dan dipimpin oleh seorang kiai yang ternyata bukan dari keluarga biologis Buya Yahya, melainkan orang lain yang dipercaya oleh keluarga pemilik yayasan. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas kepemimpinan dan latar belakang keluarga Buya Yahya serta sisi tradisional dan sisi modern Pondok Pesantren Al-Bahjah, Desa Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon,Jawa Barat.

ABSTRACT
This thesis discusses one of the pesantren in Cirebon, West Java, that is Pondok Pesantren Al-Bahjah. The method used in this thesis is a qualitative method with interviews, observations or direct field observations, and literature studies. This research also uses the theory of Traditional and Modern pesantren. The results of the study found that the Pondok Pesantren Al-Bahjah is a pesantrenthat uses two educational systems, pesantren education and formal education. This pondok pesantren uses three curricula that run in tandem. As a pesantren under the auspices of the foundation, the pesantren is currently managed and led by a kiai who is not from the biological family of Buya Yahya, but someone else who is trusted by the family that owns the foundation. Seeing this, the author is interested in discussing the leadership and background of the Buya Yahya family and the traditional and modern side of Pondok Pesantren Al-Bahjah, Sendang Village, Sumber District, Cirebon, West Java."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Raihan Ramadhan Budiarto
"Penelitian ini membahas tentang Pondok Pesantren Turki `Sulaimaniyah` di Jakarta. Penulis tertarik dengan pesantren tersebut karena keberadaan pesantren itu di tengah kota Jakarta dan menerapkan tradisi kebudayaan Turki. Metode penelitian yang digunakan adalah studi lapangan (field research), dengan teknik observasi dan wawancara. Teori yang digunakan adalah teori lima elemen dasar pesantren dari Zamakhsyari Dhofier. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Pesantren Sulaimaniyah didirikan oleh Sulaiman Hilmi Tunahan KS untuk mempertahankan agama Islam dari rezim sekuler Kemal Atartuk. Pesantren Sulaimaniyah menerapkan Kebudayaan Turki dalam mendidik para santrinya. Dalam hal kebudayaan unsur bahasa Turki, cara menghafal Al Quran metode Utsmani serta pelestarian kitab klasik yang berasal dari Turki merupakan unsur yang penting. UICCI merupakan lembaga yang memfasilitasi penyebaran agama Islam di luar diaspora Turki, dengan sistem manajemen modern yang berprinsip top down secara hierarki. Dengan demikian maka penelitian ini menyimpulkan bahwa Pesantren Sulaimaniyah berasal dari Turki telah dapat diterima di Indonesia, walaupun pesantren Sulaimaniyah menerapkan budaya Turki namun elemen pesantren Sulaimaniyah juga memiliki elemen yang sama dengan pesantren yang ada di Indonesia.

This research discusses the `Sulaimaniyah` Turkish Islamic Boarding School in Jakarta. The author is interested in the pesantren because of the existence of the pesantren in the middle of Jakarta and implements Turkish cultural traditions. The research method used is a field study (field research), with observation and interview techniques. The theory used is the theory of the five basic elements of the Islamic boarding school from Zamakhsyari Dhofier. The results of this study found that the Sulaimaniyah Islamic Boarding School was founded by Sulaiman Hilmi Tunahan KS to defend Islam from the secular regime of Kemal Atartuk. The Sulaimaniyah Islamic Boarding School applies Turkish Culture in educating its students. In terms of cultural elements of the Turkish language, how to memorize the Al Quran, the Ottoman method and the preservation of classical books from Turkey are important elements. UICCI is an institution that facilitates the spread of Islam outside the Turkish diaspora, with a modern management system with a hierarchical top down principle. Thus, this study concludes that the Sulaimaniyah Islamic boarding school originating from Turkey can be accepted in Indonesia, although the Sulaimaniyah Islamic boarding school implements Turkish culture, the elements of the Sulaimaniyah pesantren also have the same elements as the pesantren in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hena Suhaina
"Artikel ini membahas tentang adanya fenomena baru dalam pendidikan pesantren. Pesantren Pemberdayaan Lansia Mukti Mulia menjadi sebuah pondok pesantren bagi kalangan lansia. Berdirinya Pesantren Pemberdayaan Lansia Mukti Mulia merupakan salah satu bentuk kesadaran akan fitrah ketuhanan dalam diri kelompok lanjut usia dan upaya untuk memenuhi kebutuhan beribadah menurut ajaran agama dengan baik dan nyaman serta dapat mengamalkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fungsi sosial dari Pesantren Pemberdayaan Lansia Mukti Mulia dalam lingkungan masyarakat Dusun Bakungan. Untuk meneliti topik tersebut, peneliti menggunakan teori struktural fungsional yang dikemukakan oleh Robert K. Merton dengan metode kualitatif deskriptif. Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara daring dan kajian pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan fungsi sosial dari keberadaan Pesantren Pemberdayaan Lansia Mukti Mulia terhadap kehidupan sosial keagamaan lansia yaitu fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes mencakup fungsi hubungan sosial antar santri, fungsi edukasi, fungsi kesehatan, fungsi persuasi, dan fungsi spiritual. Fungsi laten mencakup fungsi terapi, fungsi eksistensi diri, dan fungsi pengembangan individu. Lalu terdapat kegiatan-kegiatan di Pesantren Pemberdayaan Lansia Mukti Mulia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri serta kreativitas para santrinya. Kegiatan tersebut terbagi atas dua bidang yaitu bidang spiritual dan bidang sosial.

This article discusses regarding a new phenomenon in the islamic boarding school education. Mukti Mulia elderly empowerment islamic boarding school has become a boarding school for the elders. The establishment of Mukti Mulia elderly empowerment islamic boarding school has become one of the awareness of divine nature and efforts being done in order to fulfil the need of worship regarding religious teachings properly and comfortably also able to implement religious teachings in everyday lives. This study aims to explain further regarding social function from Mukti Mulia elderly empowerment islamic boarding school in Bakungan hamlet community environment. In order to research this topic further, researcher uses functional structural theory which was put forward by Robert K. Merton with descriptive qualitative method. Researcher utilizes both online interview and literature review as to collect the data for this study. The result of this study shows that both manifest function and latent function were the social functions from the existence of Mukti Mulia elderly empowerment islamic boarding school. Manifest function includes social relationship function among the pupils, education, health, persuasion, and spiritual. Whereas latent function includes therapy function, existence of oneself, and individual improvement. There are also many activities in this elderly empowerment islamic boarding school which aim to develop self potential as well as the creativity of the pupils. These activities are divided into two fields, they are spiritual field and social sphere."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fairus Zabidi
"Pondok Pesantren Daarul Ishlah adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang mengikuti tradisi salafiyah. Pesantren ini berfokus pada pengajaran al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama Islam serta mengacu pada sumber-sumber klasik seperti kitab-kitab kuning sebagai pokok materi pembelajarannya. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor apa yang melatarbelakangi kebertahanan Pondok Pesantren Daarul Ishlah di tengah era modernisasi pendidikan Islam saat ini. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan observasi serta wawancara sebagai metode penelitian kualitatif. Teori yang diadopsi melibatkan teori “Tradisi Santri” yang dikembangkan oleh Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya yang berjudul “Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai” yang dapat memberikan pemahaman mendalam tentang kebertahanan dan keberlanjutan pondok pesantren. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat lima belas faktor yang melatarbelakangi Pondok Pesantren Daarul Ishlah dapat tetap bertahan di tengah era modernisasi pendidikan Islam. Pertama, faktor kepemimpinan (kiai). Kedua, pembebasan biaya. Ketiga, klasifikasi kemampuan santri. Keempat, metode pembelajaran. Kelima, sistem nilai yan dianut. Keenam, mengikuti ajaran ulama salaf. Ketujuh, berpakaian sarung dan kopiah. Kedelapan, konsep ruh al-jihad dan keikhlasan. Kesembilan, proses rekruitmen guru atau ustaz. Kesepuluh, rutinnya pemberian nasihat. Kesebelas, nilai keteladanan. Kedua belas, suasana pondok pesantren. Ketiga belas, penyebaran informasi. Keempat belas, mengabadikan nama pondok pesantren. Terakhir, yang kelima belas yaitu masyarakat.

The Daarul Ishlah Islamic Boarding School is an Islamic educational institution that follows the salafiyah tradition. This Islamic boarding school focuses on teaching the al-Qur’an and Islamic religious sciences and refers to classical sources such as the Yellow Books as the main learning material. This research discusses the factors behind the survival of the Daarul Ishlah Islamic Boarding School in the current era of modernization of Islamic education. In this research, observation and interview approaches were used as qualitative research methods. The theory adopted involves the "Santri Tradition" theory developed by Zamakhsyari Dhofier in his book entitled "Islamic Boarding School Tradition: A Study of the Kyai's View of Life" which can provide an in-depth understanding of the survival and sustainability of Islamic boarding schools. The results of this research state that there are fifteen factors behind the Daarul Ishlah Islamic Boarding School being able to survive in the era of modernization of Islamic education. First, the leadership factor (kiai). Second, fee waiver. Third, classification of students abilities. Fourth, learning methods. Fifth, the value system adopted. Sixth, follow the teachings of salaf scholars. Seventh, dress with a sarong and skullcap. Eighth, the concept of ruh al-jihad and sincerity. Ninth, the teacher or ustaz recruitment process. Tenth, regular giving of advice. Eleventh, exemplary values. Twelfth, the atmosphere of the Islamic boarding school. Thirteenth, dissemination of information. Fourteenth, immortalize the name of the Islamic boarding school. Finally, the fifteenth is society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Serlyanti
"Pondok Pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran kitab klasik kepada para santrinya. Artikel ini membahas salah satu pondok pesantren di Amuntai, Kalimantan Selatan yaitu Pondok Pesantren Ar-Raudhah yang sampai saat ini masih mempertahankan ke salafiyahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara baik secara langsung maupun daring dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori lima elemen dasar sebuah pesantren dari Dhofier dan teori tipe pondok pesantren menurut Apipudin. Fokus pembahasan artikel ini terletak pada sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Ar-Raudhah, bagaimana kondisi pesantren saat ini, dan program pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Ar-Raudhah. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Ar-Raudhah dibangun atas dasar inisiatif dari masyarakat. Pondok Pesantren Ar-Raudhah memiliki ke lima aspek dasar yaitu tersedianya pondok, memiliki masjid, terdapat 883 santri, diasuh oleh seorang kyai yang dibantu oleh sejumlah ustadz, dan menggunakan kitab klasik sebagai bahan ajar utamanya. Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Ar-Raudhah dapat digolongkan dalam dua hal yaitu program sekolah dan program luar sekolah. Program sekolah terdiri dari Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, dan Ulya. Adapun program luar sekolah yaitu terdapat TPA dan Balai Latihan Kerja (BLK).

Pondok Pesantren salafiyah is a boarding school that organizes classical book learning for its students. This article discusses one of the Islamic boarding schools in Amuntai, South Kalimantan, namely the Pondok Pesantren Ar-Raudhah which until now still maintains its salafiyah. This study uses a qualitative method with interview techniques both in-person and online and observation. The theory used is the theory of the five basic elements of a pesantren from Dhofier and the theory of the type of boarding school according to Apipudin. The focus of the discussion of this article lies on the history and development of the Pondok Pesantren Ar-Raudhah, how the current condition of Pondok Pesantren is, and the educational programs that exist at the Pondok Pesantren Ar-Raudhah. The finding of this research is that the Pondok Pesantren Ar-Raudhah was built based on an initiative from the community. Pondok Pesantren Ar-Raudhah has five basic aspects, namely the availability of cottages, having a mosque, there are 883 students, being cared for by a kyai who is assisted by several ustadz, and using classical books as the main teaching material. Educational programs organized by Pondok Pesantren Ar-Raudhah can be classified into two things, namely school programs and out-of-school programs. The school program consists of Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, and Ulya. The out-of-school programs include a TPA and a Job Training Center (BLK)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Rahayu
"Masyarakat mulai menyadari pendidikan umum belum terlalu berhasil dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik dalam diri seorang anak. Hal tersebut selaras dengan gagasan Hasyim Muzadi untuk tidak memisahkan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Gagasan tersebut diwujudkan dengan berdirinya Pesantren Al Hikam. Pesantren Al-Hikam dikhususkan bagi mahasiswa yang sedang berkuliah di perguruan tinggi umum dan juga bagi hafidz 30 juz. Dalam penelitian ini difokuskan membahas peran pondok Pesantren Al-Hikam Depok. Penelitan ini didasarkan pada penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi lapangan, dan studi literatur. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran pesantren Al-Hikam terhadap pendidikan, dakwah, dan sosial. Penelitian ini menggunakan teori fungsi pondok pesantren yakni pesantren sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, serta lembaga sosial. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa Pesantren Al-Hikam merupakan pesantren yang terbuka bagi masyarakat. Keterbukaan tersebut dapat dilihat dengan cara Al Hikam  menyediakan berbagai lembaga pendidikan bagi semua kalangan usia. Sebagai lembaga dakwah, Al-Hikam menyiarkan ajaran Islam secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai lembaga sosial, Al-Hikam melakukan santunan anak yatim dan juga bantuan sembako bagi masyarakat sekitar.

The society start to realize that formal education has not really succeed in developing cognitive, affective and psychomotor ability of a kid. This condition is in line with Hasyim Muzadi's idea to not separate science and theology. This idea is implemented by the built of Al Hikam Islamic Boarding school. This boarding school is devoted specifically to college students who are currently studying in general university and Hafiz 30 Juz or someone who is completely able to memorize the Quran.  This research is focused on the role of Al Hikam Islamic Boarding School Depok.  This research is conducted with qualitative method by gathering data technique through interview, direct observation and literature study. The research question of this research is how the role of Al Hikam Islamic Boarding school to education, dawah and social. The theory used in this research is functional theory that is Islamic Boarding School as educational,  dawah and social institution. From the discussions, can be concluded that Al Hikam Islamic Boarding School is open institution for society. This openness can be seen by the way Al Hikam Islamic Boarding School provides various educational institution for all ages. As dawah institution, Al Hikam Islamic Boarding School provides compensation for orphanages and foods aid for local communities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Savito Randika Shabah
"Penelitian ini membahas tentang Budaya Tionghoa di Pondok Pesantren Darul Inayah Bandung Jawa Barat. Penulis tertarik dengan pondok pesantren tersebut karena memiliki nilai multikutural di dalam sistem pendidikannya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Darul Inayah, bagaimana praktik kebudayaan Tionghoa di Pondok Pesantren Darul Inayah. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan dan mendeskripsikan apa saja bentuk dari kebudayaan Tionghoa yang diterapkan di dalam Pondok Pesantren Darul Inayah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung. Teori yang digunakan adalah teori multikultural dari Lawrence A. Blum dan teori pondok pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Darul Inayah telah berdiri sejak tahun 2003 dan menerapkan nilai multikultural pada sistem pendidikannya. Kurikulum yang digunakan di dalam Pondok Pesantren Darul Inayah memadukan pendidikan diniah dengan pendidikan formal dalam sistem pembelajarannya. Santri yang terdaftar di Pondok Pesantren Darul Inayah merupakan santri yang berstatus yatim piatu dan duafa, dalam sistem manajemennya Pondok Pesantren Darul Inayah mempunyai LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) yang bertugas memfasilitasi para santri.

This study examines about the Chinese culture in Darul Inayah Islamic Boarding School in Bandung, West Java. The author is interested in that the boarding school because it has multicultural values ​​in their education system. The problem formulation of this research is how the history and the development of Darul Inayah Islamic Boarding School, and how the pratices of the Chinese culture in Darul Inayah Islamic Boarding School. The aim of this research is to explain and describe what forms of Chinese culture are applied in the Darul Inayah Islamic Boarding School. The research method used is literature study, interviews, observations or direct field observations. The theory used is a multicultural theory from Lawrence A. Blum and boarding school theory according to Zamakhsyari Dhofier. The results found that Darul Inayah Islamic Boarding School had been established since 2003 and applied multicultural values ​​to its education system. The curriculum used in the Darul Inayah Islamic Boarding School combines early education with formal education in its learning system. The registered Santri in Darul Inayah Islamic Boarding School are orphans. Darul Inayah Islamic Boarding School has the management system named LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) that facilitate the students."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Fauziyyah
"Penyakit menular di negara berkembang terjadi sangat cepat karena kurangnya penerapan praktik kebersihan pribadi dan kondisi sanitasi yang memadai. Praktik kebersihan pribadi seperti mencuci tangan telah terbukti mengurangi kemungkinan penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kebersihan diri santri di pondok pesantren di Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 146 santri di dua pondok pesantren di Bogor dengan menggunakan metode total sampling dan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan kurang sama (50%), sikap siswa terhadap personal hygiene kurang (54,8%) dan perilaku personal hygiene siswa tergolong baik (51,4%). Rekomendasi dari hasil penelitian ini perlu dilakukan dalam penyuluhan kesehatan khususnya terkait personal hygiene di pesantren di Indonesia karena masih terdapat santri yang kurang pengetahuan, sikap dan perilaku terkait personal hygiene.

Infectious diseases in developing countries occur very rapidly due to the lack of adequate personal hygiene practices and sanitary conditions. Personal hygiene practices such as washing hands have been shown to reduce the chances of illnesses such as diarrhea and respiratory infections. This study aims to describe the level of knowledge, attitudes and personal hygiene behavior of students in Islamic boarding schools in Bogor. This study used a cross sectional descriptive research design. This research was conducted on 146 students in two Islamic boarding schools in Bogor using a total sampling method and using univariate analysis. The results showed that students who had good knowledge and less knowledge were the same (50%), students 'attitudes towards personal hygiene were less (54.8%) and students' personal hygiene behavior was classified as good (51.4%). Recommendations from the results of this study need to be carried out in health education, especially regarding personal hygiene in Islamic boarding schools in Indonesia because there are still students who lack knowledge, attitudes and behavior related to personal hygiene."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>