Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34544 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanderbilt, Tom
"Mengapa begitu banyak dari kita berhenti mempelajari keterampilan baru kala beranjak dewasa? Apakah kita takut gagal? Sudahkah kita melupakan kesenangan menjadi seorang pemula?
Terhalang oleh kompetensinya sendiri di pertengahan karier, Tom Vanderbilt pun terinspirasi oleh anak perempuannya yang selalu ingin tahu cara melakukan hampir semua hal. Vanderbilt memutuskan untuk meluangkan waktu satu tahun tahun penuh demi “bersenang-senang sambil belajar.” Dia mempelajari lima keterampilan utama: catur, menyanyi, berselancar, menggambar, dan juggling
Apa yang tidak dia duga adalah betapa menyenangkannya menyanyikan lagu-lagu Spice Girls dalam paduan suara amatir, kalah dalam permainan catur dari anak berusia delapan tahun, hingga setengah mati menghindari kalajengking di sebuah kamp selancar di Kosta Rika. Sepanjang jalan, ia mewawancarai puluhan ahli untuk mengeksplorasi sisi psikologi dan sains yang menarik di balik manfaat menjadi pemula dewasa.
Menenun penelitian komprehensif dan wawasan mengejutkan yang diperoleh dari eksperimen pembelajarannya, Vanderbilt menunjukkan bahwa rasa ingin tahu yang segar membukanya pada kebahagiaan mendalam dan hubungan yang lebih dekat dengan orang-orang di sekitarnya. Karena sebuah tindakan kecil penemuan kembali--pada usia berapa pun--dapat membuat hidup tampak ajaib.
"
Lengkap +
Yogyakarta: Bentang, 2021
153.1 VAN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Kemala
"ABSTRAK
Penampilan yang menarik sudah dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan sekarang, terutama pada wanita (Unger & Crawford, 1992). Wanita yang berpenampilan menarik cenderung mendapatkan atribut-atribut positif dan pengakuan dari masyarakat. Oleh karena itu, wanita akan selalu berusaha untuk selalu tampil menarik.
Pandangan tentang penampilan fisik yang menarik selalu berubah sejalan dengan waktu. Hayes (dalam Kosmopolitan 1999) menyimpulkan bahwa bentuk tubuh yang ideal pada masa sekarang adalah langsing dan padat berisi. Standar bentuk tubuh yang ideal tersebut akan mempengaruhi persepsi, penilaian dan penghargaan individu terhadap tubuhnya, atau mempengaruhi citra tubuh yang dimilikinya. Citra tubuh adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya.
Dengan adanya standar bentuk tubuh yang ideal di masyarakat, wanita akan selalu berusaha memenuhi standar tersebut (Mazur, dalam Heinberg, 1996). Tetapi usaha yang dilakukan wanita tidak selalu bersifat positif, seperti minum obat pencahar, memuntahkan makanan dan melakukan diet ketat (Killen, dalam Garber,1994). Bila usaha ini dilakukan dapat menimbulkan gangguan pola makan, seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Oleh karena itu, penting untuk mencari cara yang positif yang dapat digunakan untuk meningkatkan citra tubuh tanpa melakukan cara-cara yang negatif.
Olahraga merupakan salah satu cara yang lebih baik untuk membentuk tubuh menjadi ideal. Tetapi wanita lebih jarang melakukan olahraga dibandingkan dengan pria (Santrock, 1990). Olahraga yang paling diminati wanita saat ini adalah senam aerobic dan senam body language (Sartika, 1999).Senam body language adalah suatu rangkaian gerakan senam yang berbeda dari gerakan senam pada umumnya. Pada senam body language, gerakan dilakukan seiring antara pernafasan, dan sikap tubuh yang baik. Salah satu manfaat yang didapat dengan melakukan senam body language adalah membakar kalori dan membentuk tubuh. Dengan manfaat yang didapat dari senam body language, ingin diketahui apakah senam body language dapat meningkatkan kepuasan citra tubuh. Bila senam body language terbukti dapat meningkatkan citra tubuh, kemungkinan tersebut dapat digunakan sebagai media intervensi bagi penderita gangguan pola makan.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tipe penelitian studi komparatif yaitu membandingkan kepuasan citra tubuh antara kelompok peserta senam body language yang sudah melakukan lebih dari 20 kali latihan (2 paket) dan peserta yang baru mengikuti latihan senam body language (kurang dari 10 kali latihan). Alat yang digunakan untuk mengukur kepuasan citra tubuh dalam penelitian ini adalah alat Multidimensional Body-Self Relation Questionnaire (MBRSQ) (Cash, 1994), yang terdiri dari 10 subskala : evaluasi penampilan, orientasi penampilan, evaluasi kebuugaran, orientasi kebugaran, evaluasi kesehatan, orientasi kesehatan, orientasi tentang penyakit, kepuasan area tubuh, kategori berat badan dan kecemasan terhadap kegemukan.
Pengolahan data penelitian dilakukan independenl sample t-lesl untuk melihat apakah ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara kelompok peserta lama dan peserta baru. Selain itu, dilakukan pula metode wawancara untuk dapat memperjelas hasil kuesioner.
Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam hal kepuasan citra tubuh pada kelompok peserta lama dan kelompok peserta baru. Dalam arti, kelompok peserta lama lebih merasa puas dengan tubuhnya dan merasa dirinya menarik, dibandingkan dengan kelompok peserta baru. Dari sepuluh subskala kepuasan citra tubuh ternyata ada enam subskala yang berbeda secara signifikan, yaitu evaluasi penampilan, evaluasi kebugaran fisik, orientasi kebugaran fisik, orientasi kesehatan, kepuasan area tubuh dan pengkategorian berat badan.
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa peserta lama lebih memandang positif terhadap tubuhnya dan merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan peserta baru. Peserta lama juga lebih merasa puas akan penampilannya secara keseluruhan. Dari peserta yang diwawancara, mereka menginginkan bentuk tubuh yang langsing cenderung kurus tapi tidak lurus dan rata, melainkan langsing atau cenderung kurus dengan otot yang kencang dan padat berisi.
Saran yang diberikan adalah dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang senam hody language, terutama kaitannya sebagai sarana positif untuk membantu penderita gangguan pola makan. Selain itu, perlu melakukan penelitian dengan memakai sampel yang mengalami gangguan pola makan dan diintervensi dengan senam hody language, sehingga akan didapat hasil yang lebih jelas tentang manfaat senam body language sebagai media intervensi bagi penderita gangguan pola makan. Penelitian lebih lanjut juga dapat dilakukan dengan membandingkan kepuasan citra tubuh pada wanita usia middle adulthood atau dengan membandingkan citra tubuh antara pria dan wanita.

"
Lengkap +
2000
S2983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rowling, J.K., 1965-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
158 ROW h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Covey, Stephen R.
"Bagaimana cara Anda memandang banyak masa dan babak dalam kehidupan Anda? Akan bagaimana reaksi Anda terhadap perjalanan unik Anda sendiri dalam hidup ini? Penting sekali bagi kita untuk membuat rencana tentang bagaimana kita akan menangani pasang-surut dalam hidup: masa stagnan, masa sukses, tantangan tak terduga, ketidakberuntungan, dan perubahan besar yang terpaksa harus dihadapi. Penting sekali menciptakan masa mendatang yang terbaik sebelum kita sungguh menjalaninya. Buku ini memperkenalkan Mentalitas Kresendo sebagai dasar berpikir dalam babak kehidupan yang mana pun. Hidup dalam Kresendo adalah sebuah pola pikir dan prinsip untuk beraksi. Mentalitas Kresendo merupakan perspektif unik dalam menjalani hidup melalui kontribusi-kontribusi bagi orang lain dan selalu mencari apa yang ada di depan kita yang harus dicapai. Pola pikir ini mendefinisikan ulang sukses dari cara yang lazim dipahami dalam masyarakat. Ketika Mentalitas Kresendo diterapkan, akan ada perubahan luar biasa yang dapat terjadi dalam hidup kita, juga dalam hidup orang-orang di sekitar kita, bahkan di seluruh dunia. Dalam musik, Kresendo berarti terus menaikkan suara, meningkatkan energi, volume, dan semangat. Tanda Kresendo (Crescendo) “<” meminta Anda terus memperpanjang sebuah nada atau rangkaian nada dengan volume yang terus dinaikkan, terus membesar tanpa batas. Ketika sebuah musik berada dalam kresendo, musik itu tidak hanya makin keras. Ada nuansa pertumbuhan, perkuatan, dan perluasan dalam sebuah komposisi atau hasil yang ditampilkan berkat perpaduan ekspresif antara ritme, harmoni, dan melodi. Ini pada gilirannya disajikan dengan unsur-unsur dasar pitch dan ritme bersama dinamika volume, yang menyatu dengan pergeseran waktu dalam sebuah komposisi atau penampilan. Sebaliknya, Diminuendo—sesuai tanda yang digambarkan “>”—berarti mengurangi volume dan kekuatan, menurunkan energi, surut pelan-pelan; menjalani hidup dalam diminuendo berarti Anda tidak berusaha meregang diri, tidak tumbuh, dan tidak belajar lagi; Anda merasa puas dan bergantung pada apa yang sudah diraih, dan akhirnya berhenti berproduksi dan berkontribusi. Dengan cara yang sama, akan ditunjukkan bahwa menjalani Hidup dalam Kresendo mengungkapkan gairah, minat, hubungan, keyakinan, dan nilai-nilai kita—yang pada gilirannya berpijak pada prinsip-prinsip dasar yang memandu kita melalui semua babak hidup kita. Menjalani Hidup dalam Kresendo berarti terus tumbuh dalam berkontribusi, belajar, dan memengaruhi orang lain. Pola pikir bahwa “karya paling penting selalu ada di depan kita” merupakan sebuah mentalitas berpikir ke depan yang optimistis, yang mengajarkan bahwa kita dapat selalu berkontribusi tidak peduli apa pun yang terjadi pada kita dan di babak mana kita tengah berada. Bayangkan bagaimana hidup akan berubah seandainya Anda mengambil perspektif bahwa kontribusi, pencapaian, bahkan kebahagiaan terbesar Anda tidak hanya yang sudah di belakang Anda, tetapi masih selalu di depan Anda! Dengan cara sama ketika musik dibangun di atas nada-nada terdahulu tetapi mengharuskan kita mengantisipasi nada atau chord berikutnya, hidup Anda dibangun di atas masa lalu tetapi terbuka ke arah mendatang. Mentalitas ini bukan peristiwa “satu kali jadi dan selesai”, melainkan berjalan sepanjang waktu sampai menjadi bagian yang kaya dan proaktif dalam diri kita. Mentalitas Kresendo menganjurkan pemanfaatan apa pun yang kita miliki—waktu, bakat, keterampilan, sumber daya, karunia, gairah, dana, pengaruh—untuk memperkaya kehidupan orang-orang di sekitar kita, entah keluarga, tetangga, komunitas, atau seluruh dunia. Buku ini dibagi menjadi empat bagian utama: Bagian 1: Pergulatan Usia Paruh Baya Bagian 2: Puncak Keberhasilan Bagian 3: Ketidakberuntungan yang Mengubah Hidup Bagian 4: Paruhan Kedua dalam Hidup masing-masing didasarkan pada babak-babak penting dalam hidup ketika, bergantung pada tanggapan Anda, Anda dapat memilih Hidup dalam Kresendo dan berbuat yang paling baik, atau Hidup dalam Diminuendo—entah secara harfiah atau kiasan—lalu menghilang pelan-pelan. sama seperti komposer dan pemusik mengekspresikan diri melalui musik yang, serumit apa pun, selalu beranjak dari hal paling dasar, kita semua menjalani hidup dengan cara-cara yang mewadahi prinsip-prinsip dasar dalam perilaku dan interaksi antarmanusia. Mentalitas Kresendo menggunakan prinsip-prinsip pokok untuk membimbing kita melewati masing-masing dalam empat babak kehidupan ini. • Hidup adalah Sebuah Misi, Bukan Sebuah Karier • Hidup itu untuk Melayani • Manusia Lebih Penting daripada Barang • Kepemimpinan adalah Mengomunikasikan Harkat dan Potensi • Bekerja untuk Meluaskan Lingkaran Pengaruh • Memilih Hidup dalam Kresendo, Bukan Diminuendo • Peralihan dari Bekerja ke Berkontribusi • Menciptakan Kenangan-Kenangan yang Bermakna • Mengenali Tujuan Anda Walaupun mungkin ada hal-hal yang membedakan kita satu sama lain—perbedaan budaya, salah paham, disparitas kesempatan, latar belakang, dan pengalaman—namun kita memiliki kesamaan-kesamaan yang jauh lebih penting sebagai bagian dari keluarga manusia. Apabila Anda pernah pergi ke tempat jauh dan bertemu dengan orang dari bagian dunia berbeda, Anda akan menemukan bahwa kita semua pada dasarnya sama—kaya dan miskin, terkenal dan tidak terkenal—semua mengejar kebahagiaan; menghargai dan berbagi harapan, ketakutan, dan mimpi-mimpi yang sama. Kebanyakan orang merasakan sesuatu yang istimewa tentang keluarga mereka dan memiliki kebutuhan-kebutuhan yang sama untuk dipahami, dicintai, diterima. George Bernard Shaw mengatakan: “Ada dua hal yang mendefinisikan Anda. Kesabaran ketika Anda tidak memiliki apa pun dan sikap Anda ketika memiliki segalanya.” Cara kita menanggapi dua hal yang bertentangan dalam hidup ini merupakan sebuah tantangan sekaligus peluang, dan akan diterangkan dalam buku ini."
Lengkap +
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2024
152.33 COV l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Diptya Ratri Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT) berbasis web dalam meningkatkan personal growth initiative(PGI) pada mahasiswa sarjana yang mengalami depresi, kecemasan, atau stres. Tingkat depresi, kecemasan, dan stres diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42), sedangkan PGI diukur dengan menggunakan Personal Growth Initiative Scale II (PGIS-II). Desain one-group pretest-posttest dengan tambahan pengukuran follow-up digunakan dalam penelitian ini. Asesmen dilakukan sebelum, sesudah, dan dua minggu setelah intervensi dilaksanakan. Intervensi ACT berbasis web berlangsung selama satu bulan dengan menggunakan sistem Student Centered e-Learning Environment (SCeLE) Universitas Indonesia dan terdiri dari delapan sesi. Pengolahan data menggunakan Friedman Test dan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan bahwa PGI meningkat secara signifikan (p < 0,017) setelah intervensi ACT berbasis web. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat depresi, kecemasan, dan stres mahasiswa sarjana menurun secara siginfikan (p < 0,017) setelah intervensi ACT berbasis web. Selain itu ditemukan bahwa terdapat korelasi yang negatif antara perubahan PGI selama intervensi dengan tingkat depresi saat intervensi berkahir (p < 0,05).

This study aims to examine the effectiveness of web-based Acceptance and Commitment Therapy (ACT) intervention in improving personal growth initiative (PGI) in undergraduate students who experience depression, anxiety, or stress. Levels of depression, anxiety, and stress were measured using the Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42), while PGI was measured using the Personal Growth Initiative Scale II (PGIS-II). One-group pretest-posttest design with additional follow-up measurement were used in this study. Assessments were conducted before, after and two weeks after the intervention was implemented. The web-based ACT intervention was carried out for one month using Universitas Indonesia's Student Centered e-Learning Environment (SCeLE) system and consisted of eight sessions. Data processing using Friedman Test and Wilcoxon Signed-Rank Test showed that PGI significantly increased (p < 0.017) following the web-based ACT intervention. This study also showed that the level of depression, anxiety, and stress of undergraduate students significantly reduced (p < 0.017) following the web-based ACT intervention. In addition, there is a negative correlation between changes in PGI during the intervention and the level of depression at the end of the intervention (p < >0.05)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Breus, Michael
Bandung: Mizan Media Utama, 2017
571.77 BRE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>