Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46571 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rismansyah Rizqian Sundawa
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia khususnya mulai tahun 2014 hingga saat ini telah banyak dilakukan. Namun banyaknya kendala dalam prosesnya, beberapa proyek menimbulkan berbagai masalah. Salah satu masalah yang harus diselesaikan adalah jembatan steel box girder yang dibangun di salah satu ruas jalan tol di Sumatera. Jembatan ini memiliki bentang 70 m (bearing to bearing), CTC (Centre to Center) gelagar 4,2 m, dan terdiri dari 6 buah gelagar, dengan skew 640. Jembatan ini perlu diperkuat, karena camber aktual tidak sesuai dengan desain camber. Proses back analysis harus dilakukan untuk memodelkan kondisi jembatan yang sebenarnya. Ada dua model yang dibuat, model 1 didominasi elemen shell, semua bagian pelat girder dimodelkan menggunakan elemen shell, sedangkan bagian bracing (internal bracing dan external cross frames) dimodelkan menggunakan elemen frame. Di sisi lain, model 2 adalah model full frame Element. Hasil dari back analysis pada model 1 (model shell) adalah sebagai berikut rasio camber aktual terhadap camber dari analisa untuk girder F, D, C, B, dan A bervariasi dari 0,52 sampai 1,26, kecuali untuk girder E di mana rasio berada di luar nilai yang dapat diterima (1,77 – 5,36). Camber dari model 2 (frame element) jauh dari camber sebenarnya yang bervariasi dari 0,95 hingga 16,81. Menggunakan data sebelumnya, perkuatan untuk jembatan kemudian dirancang.

Development of Indonesia infrastructures especially starting from 2014 until now have been greatly done. However, constrained by a lot of problems, some of the projects bring various problems. One of the problems that has to be solved is a steel box bridge that has been built at one of the sections of a toll road in Sumatra. The bridge has a span of 70 m (bearing to bearing), CTC (Centre to Centre) 4.2 m, and consists of 6 girders, with 640 skew. The bridge needs to be reinforced, because the actual camber is not perfectly a match with the design camber. Back analysis has to be done in order to model the actual condition of the bridge. There are two models that have been made, model 1 is dominated by shell elements and model 2 is a full frame model. The construction stages are defined based on the chronologies of the construction process at the sites. The results from the back analysis are quite good for model 1 (shell model), where the ratios of actual camber to the camber from analysis for girders F, D, C, B, and A varies from 0.52 to 1.26, except for girder E where the ratios are beyond acceptable value (1.77 – 5.36). The cambers from model 2 (full frame elements) are far from the actual camber where it varies from 0.95 to 16.81. Using the previous data, the reinforcement for the bridge is designed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josia Irwan Rastandi
"Pada pekerjaan konstruksi struktur jembatan tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kesalahan yang mengakibatkan ketidaksesuaian dan defect. Jembatan skew steel box girder yang diteliti dalam laporan ini, diketahui memiliki ketidaksesuaian lendutan girder aktual terhadap chamber rencana. Apabila dilakukan back analysis untuk menghitung perkiraan tegangan layan berdasarkan kondisi tersebut, diperoleh tegangan melebihi tegangan ijin pada kondisi layan sehingga diperlukan perkuatan. Metode perkuatan yang dipilih adalah dengan external prestressing dengan pertimbangan bahwa prestressing dapat mereduksi tegangan berlebih pada struktur eksisting, sehingga dalam kondisi layan, tegangan masih relatif sama dengan kondisi awal dan memenuhi batasan sesuai peraturan. Metode perkuatan dengan menggunakan external prestressing ini dapat diterapkan dengan efektif sejauh direncanakan dengan baik disertai data-data dari kondisi eksisting yang akurat. Dari perbandingan antara hasil analisis pemodelan dengan pengukuran di lapangan memberikan hasil yang cukup mendekati, sehingga dapat diyakini bahwa pelaksanaan di lapangan sesuai dengan perencanaan.

In a bridge structure construction work, it is possible for errors to occur which will result in flaws and defects. The skewed steel box bridge studied in this report is known to have a mismatch in deflection between the actual and the designed chamber. If a back analysis is performed to calculate the estimated service stress based on these conditions, the stresses exceed the allowable stresses in service condition so that a repair or strengthening is required. The strengthening method chosen is external prestressing with the consideration that prestressing can reduce excess stresses in the existing structure, so the stresses in service condition are relatively still the same as in the existing structure and meet the limit according to standard. This strengthening method using external prestressing can be implemented effectively as long as it is properly designed with accurate data from the existing condition. The comparison between the results of analysis model and measurements on site shows quite close results, so it can be assured that the implementation on the site is in accordance with the design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Affif Susetiawan
"Jembatan dengan skew girder (gelagar miring) sangat jarang diterapkan, karena dari segi biaya akan lebih mahal dari jembatan yang mempunyai straight girder (gelagar lurus). Tapi pada kondisi tertentu dimana faktor geografis menjadi kendala, jembatan dengan skew girder sangat diperlukan, misalnya dikota-kota besar dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi dan dengan terbatasnya tempat yang ada membuat para insinyur untuk mendesain jembatan dengan skew girder. Oleh karena itu pada skripsi ini penulis mencoba meneliti tingkah laku dari jembatan dengan skew prestressed box girder.
Dengan bantuan program SAP 2000 yang merupakan suatu program komputer dengan dasar finite elemen dimana struktur jembatan yang kompleks akan dimodelkan sebagai model finite elemen. box girder dimodelkan sebagai shell elemen, untuk post-tensioning tendon didesain sebagai truss elements dan untuk internal diaphragms didesain sebagai 3D solid elements. Program ini juga mampu mendesain struktur dengan 3D (tiga dimensi) yang akan mempunyai hasil lebih akurat Akhir-akhir ini program SAP 2000 menjadi sangat popular karena akurasinya yang akurat dimana hasil perhitungan dari desain jembatan akan lebih efisien sehingga dapat menekan biaya seminimal mungkin.

Bridge with skew girder is very rare, because the cost will be more expensive than a straight one. But in some cases where geographical factors become obstacles, Skew girder bridge is needed, such as in big city with a high population density and with a limited available places makes the engineer to design the Skew girder bridge. Therefore, in this thesis the author tried to examine the behavior of the bridge with a skew prestressed box girder.
With SAP 2000 program which is a computer program based finite element where a complex bridge structure will be modeled as finite element model, box girder is modeled as shell elements, post- tensioning tendons is designed as a truss for the internal elements and diaphragms designed as a 3D solid elements. This program is also able to design the structure with a 3D (three dimensional) which will have more accurate results Lately, the SAP 2000 program became very popular because of its accurate calculation which makes the bridge design will be more efficient so it an reduce the cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50643
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ressa Adrian Bernessa
"Jalan Tol Kayu Agung–Palembang–Betung atau Jalan Tol Kapalbetung adalah megaproyek infrastruktur jalan tol sepanjang 111,6 kilometer dari Kayu Agung hingga Betung. Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra dan pembangunannya diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 7-8 triliun. Pembangunannya dilaksanakan PT Waskita Sriwijaya Tol selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), hingga Juni 2020 sudah sepanjang 42 kilometer dikerjakan, dari Kayu Agung sampai Palembang dengan waktu pelaksanaan dimulai dari 1 Juni 2016.
Jembatan Ogan merupakan merupakan satu dari tiga jembatan bentang panjang yang ada di Ruas Tol Kayu Agung – Palembang. Jembatan ini memiliki total panjang 1,6 kilometer dengan lebar bentang utama 385 meter, clearance horizontal 185 meter dan clearance vertikal 16,5 meter. Nilai investasi jembatan adalah Rp1,2 triliun.
Jembatan Ogan merupakan jembatan segmental box girder yang didirikan di atas sungai Ogan yang sampai saat ini masih aktif dan masih dilewati oleh kapal dan ponton di Sumatera Selatan. Dengan minimum tinggi bersih jembatan setinggi 75 meter, dan supaya tidak mengganggu lalu lintas di Sungai Ogan, sehingga metode balanced cantilever dengan form traveler system merupakan metode yang tepat.

Kayu Agung - Palembang - Betung Toll Road or Kapalbetung Toll Road is a mega project. 111,6 kilometers of toll road infrastructure is builded from Kayu Agung to Betung. This toll road is part of the Trans Sumatra Toll Road and its construction is estimated to cost around Rp. 7-8 trillion. The construction was carried out by PT Waskita Sriwijaya Toll as the Toll Road Business Entity (BUJT), up to June 2020, 42 kilometers have been worked on, from Kayu Agung to Palembang with the implementation time starting from June 1, 2016.
Ogan Bridge is one of three long span bridges in the Kayu Agung - Palembang Toll Road Section. This bridge has a total length of 1.6 kilometers with a main span width of 385 meters, horizontal clearance of 185 meters and vertical clearance of 16.5 meters. The investment value of the bridge is IDR 1.2 trillion.
Ogan Bridge is a segmental box girder bridge which was erected on the Ogan River which is still active and still being passed by ships and pontoons in South Sumatra. With a minimum bridge height of 75 meters high, and so as not to disturb traffic on the Ogan River, so the balanced cantilever method with the form traveler system is the right method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jansen Reagen
"Studi numerikal dan parametrik dilakukan menggunakan ABAQUS pada sambungan spun pile - pile cap dengan beton pengisi bertulang serta perkuatan steel jacketing untuk menganalisis efektivitas confinement oleh steel jacketing. Studi eksperimen yang sebelumnya sudah dilakukan menunjukan steel jacketing masih belum mampu menghindari fenomena pinching dan tidak meningkatkan daktiltias secara signifikan. Efek confinement oleh steel jacketing akan ditinjau berdasarkan penurunan tegangan pada sengkang spun pile dan kenaikan kuat tekan beton inti spun pile. Studi parametrik dengan parameter koefisien friksi, tebal dan tinggi steel jacketing, serta beban aksial dilakukan untuk mendapatkan desain efektif dari perkuatan steel jacketing. Hasil pemodelan menunjukan bahwa penggunaan steel jacketing mampu memberikan efek confinement yang baik melalui penurunan stress development yang terjadi pada sengkang spun pile dan peningkatan beton inti spun pile. Desain efektif perkuatan steel jacketing yang disarankan adalah menggunakan zincalume tebal 1 mm dan tinggi 1,5D < H < 2D dimana D adalah diameter spun pile, untuk menghindari terjadinya local buckling pada zincalume.

Numerical and parametric study was conducted using ABAQUS on a spun pile – pile cap connection filled with concrete reinforcement and steel jacket retrofitting to analyse the effectiveness of confinement by steel jacketing. Experimental study that has been conducted before shown that steel jacketing retrofitting wasn’t able to avoid pinching and didn’t significantly increase ductility. Confinement effect by steel jacket will be viewed based on the degradation of stress developed on spun pile’s stirrups and the enhancement of spun pile’s core concrete strength. Parametric study consisting of friction coefficient, thickness and height of steel jacketing, and axial load was conducted to achieve an effective design of steel jacket retrofitting. Modelling results shown that the use of steel jacket retrofitting was able to provide good confinement by reducing the stress development that occur on the spun pile’s stirrups as well as enhancement in spun pile’s core concrete strength. An effective design of steel jacketing retrofitting that was suggested is using a 1 mm in thickness zincalume and height of 1,5D < H < 2D, where D is the diameter of spun pile, to avoid local buckling on the zincalume."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hafidz Hidayat
"Di daerah perkotaan, peran modern jembatan adalah untuk menghubungkan dua lokasi atau lebih. Di daerah persimpangan sering dibangun jembatan gelagar melengkung melintasi jalan dan jembatan eksisting dibawahnya yang terdiri dari beberapa bentang. Pada penelitian ini, jenis jembatan yang sama yang terletak di persimpangan jalan eksisting dan jalan tol layang di Jakarta menunjukkan adanya retakan pada salah satu pilar selama konstruksi ruas jembatan. Waktu pengerjaan dimulai dari awal tahun 2016 hingga akhir tahun 2018. Pengamatan dilakukan setelah terjadinya retakan dengan memasang strain gauge pada bagian bawah kolom. Regangan dari strain gauge tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan konstruksi tetapi juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitar. Analisis tahapan konstruksi menggunakan perangkat lunak MIDAS Civil dilakukan untuk mengevaluasi efek kelengkungan terhadap respon struktur jembatan. Evaluasi regangan numerik dilakukan dengan memodelkan elemen kolom jembatan dengan model solid elemen. Kedua tegangan yang dihitung dari regangan yang diperoleh dari pengukuran dan analisis tahapan konstruksi berada dalam kesesuaian yang baik. Dengan menggunakan batas tegangan yang diijinkan untuk kedua tegangan yang diperoleh, kondisi sebenarnya di kolom diverifikasi.

In urban area, modern role of bridges is to connect two or more locations. In that area, it is often to construct long span road crossing curved integral bridges consisting of several spans. In this study, the same type of bridge which is located at the intersection of an existing road and an elevated toll road in Jakarta showed cracks at one of the piers during construction of bridge segments. Construction time started from the beginning of 2016 until the end of  2018. Observations were done after the occurrence of cracks by installing strain gauge sensor at the lower part of the pier. Strain from the strain gauge is not only influenced by the construction activities but it is also influenced by the temperature of the surrounding environment. Construction staging analysis using MIDAS Civil software was conducted to evaluate respon structure of bridge. Numerical strain evaluation was done by considering the temperature effect taken from the measurement. Both stress which is calculated from the strain obtained by the measurement and construction staging analysis are in good concordance. Using the allowable stress limit for both obtained stress, the actual condition at the pier were verified."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Handoko
"Disetiap bangunan indusri, penggunaan dari overhead crane sangat diperlukan untuk transportasi dan pengangkatan benda berat. Secara garis besar ada tiga gerakan (dua horizontal dan satu vertikal) dari lifting hook atau hoist yang memungkinkan benda yang diangkat atau dipindahkan dapat mencapai semua titik di dalam suatu bangunan industri. Disain dari pada overhead crane itu sendiri akan menentukan struktur dari bangunan industri secara keseluruhan, karena dimensi yang diperlukan akan berpengaruh pada kolom yang menopangnya. Sehingga overhead crane yang lebih kecil tetapi cukup kuat dan aman akan lebih menguntungkan. Pada penulisan ini dilakukan studi mengenai perilaku dari main girder pada overhead crane yang didisain menggunakan balok baja castellated. Batasan yang digunakan adalah overhead crane dengan kapasitas angkat 10 Ton (asumsi beban angkat rata-rata untuk bangunan industri menengah), yang mempunyai bentang bersih bangunan 20 meter. Balok castellated mempunyai keunggulan antara lain ratio antara kekuatan dan berat sendiri yang besar, mudah pemasangan. Metoda yang digunakan adalah dengan menggunakan metoda Vierendeel dan metoda elemen hingga (finite element) yang dimodelkan dengan bantuan program SAP2000. Dari hasil pemodelan diharapkan dapat diketahui perilaku dari balok castellated yang dipergunakan untuk main girder overhead crane sehingga disain dapat mengahasilkan suatu konstruksi yang efisien.

Nowadays, in every industrial building the use of overhead crane is hardly needed to transport and lift heavy object. There are three major movement on overhead crane (two horizontal and one vertical) from a lifting hook or hoist that make it possible to lift or transport and reach whole area in an industrial building. Overhead Crane design it will take effect to the whole industrial building structure, because the size of the girder crane will be determine the runway beam and supported column sizes. So the smaller but strong and safety design will be preferable. This paper describes a study about the behavior of main girder on the overhead crane system that use a castellated steel beam. This paper's scope is only for overhead crane with 10Ton capacity (assumse the average capacity for middle industrial building) with the clear 20M column span. Castellated beam have several advantage that it has a greater strength to self weiht ratio and easy to assembly. The analysis are use the Vierendeel methode and Finite Element Method which is modelize by computer software SAP2000. From the SAP result, the behavior of the castellated overhead crane main girder are expected can be predict and known, so the efficient design can be achieved."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S35773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mico Yustika
"Perkembangan sistem rekayasa struktur telah meningkat dengan pesat, dimana struktur - struktur tersebut telah sedemikian rumit sehingga cukup sulit untuk diselesaikan melalui metode analisa klasik. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode lain yang mampu memecahkan masalah tersebut dan memberikan solusi yang mendekati kenyataan.
Metode Elemen Hingga sebagai suatu prosedur numerik adalah salah satu metode yang cukup memadai dalam menganalisa masalah mekanika kontinu. Permasalahan tersebut mencakup Stress Analysis, Heat Transfer. Fluid Flaw, Magnetic Field, dan masih banyak lagi, sehingga metode ini mampu melakukan perencanaan diberbagai bidang seperti perancangan bangunan, motor listrik, kapal dan pesawat ruang angkasa. Dalam penggunaannya, Metode Elemen Hingga akan sangat berkaitan dengan komputer yang untuk meyelesaikan persamaan - persamaan aljabar simultan yang dihasilkan oleh metode ini.
Dalam penulisan skripsi ini, akan dibahas penggunaan Metode Elemen Hingga untuk aplikasinya di bidang Teknik Sipil, yaitu Analisa Struktur Jembatan Prestressed - Box Girder. Pada Metode Elemen Hingga ini, struktur jembatan beserta kabel prestress-nya. diformulasikan sebagai gabungan dari sejumlah elemen diskrit, kemudian untuk memperoleh hasil yang mendekati eksak, jumlah elemen tersebut diperbanyak sampai diperoleh hasil yang cukup konvergen. Adapun hasil yang akan dibandingkan dengan Metode Klasik adalah nilai lendutan yang terjadi, gaya - gaya dalam, dan nilai - nilai tegangan yang terjadi pada titik - titik kritis pada struktur jembatan tersebut.
Untuk menyelesaikan proses penggabungan matriks - matriks kekakuan elemen yang cukup banyak jumlahnya menjadi sebuah matriks kekakuan struktur, diperlukan perangkat komputer beserta piranti lunaknya yang mampu menyelesaikan proses tersebut dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu dalam pengerjaan skripsi ini dipergunakan program GT-STRUDL, suatu piranti lunak di bidang perencanaan dan perancangan struktur yang memiliki kemampuan analisa Metode Elemen Hingga dengan perbendaharaan sekitar 100 buah tipe elemen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Hidayat
"Green Medical Box adalah sebuah tempat untuk pendinginan obat-obatan, vaksin, darah dan organ menggunakan refrigeran yang ramah lingkungan yaitu R600a. Sumber energi untuk green medical box ini bisa menggunakan power supply 220 VAC/12 VDC, batere atau solar panel. Pada tugas akhir ini pengujian menggunakan sumber energi dari power supply 220 V AC / 12 V DC dan batere 12 V DC. Green medical box ini terdiri dari 2 kabin yaitu kabin cooler dan kabin freezer. Untuk kabin cooler set point temperaturnya pada +5 ºC dan kabin freezer -15 ºC. Temperatur kabin diatur oleh dua solenoid yang masing-masing dipasang di liquid line sebelum masuk pipa kapiler, dimana mekanisme buka tutupnya diatur oleh digital thermostat. Pada keluaran cooler dipasang EPR yang berfungsi untuk menjaga tekanan evaporasi pada cooler dan pada keluaran freezer dipasang check valve yang berfungsi untuk mencegah agar tidak ada aliran balik menuju freezer yang tekanannya sangat rendah.
Pengujian Green Medical Box ini dilakukan dengan 4 variasi percobaan yaitu pertama alat dioperasikan menggunakan sumber listrik PLN dengan putaran 3500 rpm pada kompresor, kedua alat dioperasikan menggunakan sumber listrik PLN dengan putaran 2000 rpm pada kompresor. Dua tahap selanjutnya adalah dengan mengganti sumber listrik dengan batere 12 VDC dengan model variasi putaran yang sama. Dari beberapa variasi percobaan ini didapatkan beberapa pola perubahan tekanan, temperatur dan daya yang terjadi pada sistem yang menunjukkan karakteristik sistem. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk memasangkan pressure transmitter pada sistem agar dapat mendeteksi perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem lebih lanjut. Juga jika temperatur set point yang diinginkan belum tercapai saat cooler dan freezer bekerja bersamaan maka hendaknya memperbesar kapasitas kompresor.

Green Medical Box is a storage for refrigeration of the medicines, vaccines, blood plasma and organ using friendly environment refrigerant such as R600a. The power of the Green medical Box can uses power supply 220 V AC / 12 V DC, battery or solar panel. This final project uses power supply 220 V AC / 12 V DC and 12 VDC Battery. This Green Medical Box consist of 2 cabin (cooler cabin and freezer cabin). The set point temperature cooler cabin is +5 ºC and freezer cabin is -15ºC. Cabin temperature controlled with solenoid each put liquid line before capilary tube. Open close of the selenoid controlled with digital thermostat.At the cooler outlet there is EPR which control the evaporation temperature in cooler, and at the freezer outlet equipped with check valve to make sure that there is no reversed flow to freezer whose have a very low pressure.
Testing of Green Medical Box have four variation: first is running the system using 220 VAC source power with 3500 rpm speed of compressor's motor; second running the system using 220 VAC source power with 2000 rpm speed of compressor's motor. The next two steps is changing the source power with 12 VDC battery with the same variation of compressor's motor speed. From these experiments we got some changing on pressure, temperature and power consumed by the system which show it's characteristic. For the next riset the writer to suggest use pressure transmitter on the system to detect more alteration on this system. And if the system cannot reach set point temperature we have to increase the capacity of the compressor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50978
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Heryudiasari
"Penelitian bertujuan untuk membandingkan keefektifan perilaku jembatan i girder dengan u girder akibat pembebanan yang terjadi pada struktur atas jembatan. Jembatan girder dengan panjang 36,6 meter dibebani oleh beberapa pembebanan yaitu berat sendiri, beban mati tambahan, beban lajur ?D?, beban angin, beban rem, temperatur, dan beban gempa. Jembatan menggunakan beton prategang yang mempunyai kabel prategang pada setiap girdernya. Variasi analisis jembatan pada setiap kondisi awal, kondisi kosong, kondisi akhir 1, dan kondisi akhir 2 menghasilkan nilai lendutan, tegangan, gaya dalam, kehilangan prategang, dan volume pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan jembatan u girder mempunyai tingkat keefektifan yang lebih tinggi daripada jembatan i girder pada hasil perbandingan lendutan, tegangan, dan gaya dalam. Tetapi, volume pekerjaan pada jembatan u girder lebih besar daripada jembatan i girder dengan perbandingan volume adalah 9,86%.

The objective of this study was to compare the effectiveness of behavior of i girder bridge with u girder due to loading that occurs on top of the bridge structure. Girder bridge with a length of 36.6 meters which is burdened by a dead load, superimposed dead load, lane ?D? load, wind load, load brakes, temperature, and seismic loads. Prestressed concrete bridge using prestressed cable having at each girder. Variation analysis of the bridge at the beginning of each condition, empty condition, final condition 1 and condition 2 yields the value displacement, stress, internal force, loss of prestressed, and volume of works. The results showed u girder bridges have a higher level of effectiveness than i girder bridge of the results of the comparison displacement, stress, and internal force. However, the cost of construction on the u girder bridge is greater than the i girder bridge with comparison volume is 9,86%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>