Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivena Pradnya Sonia Fambrene
"Penelitian ini membahas hubungan antara praktik wacana, peristiwa dan teks, serta struktur sosial budaya dalam pidato yang disampaikan Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis teks pidato Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022 yang merepresentasikan hubungan antara Rusia dan Indonesia atas kedatangan Joko Widodo di Rusia dari sisi analisis wacana kritis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis isi bersifat kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisis teks pidato Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022. Hasil sementara penelitian ini adalah dalam pidato menunjukkan poin-poin penting pertemuan Joko Widodo dan Vladimir Vladimirovich Putin mengenai hubungan antarnegara dan memberikan komitmen kerja sama Rusia dengan Indonesia yang terepresentasikan dalam pidato dengan teori Norman Fairclough dengan tiga dimensi model yang memerlukan jenis analisis yang berbeda, yaitu analisis teks, praktik diskursif, dan praksis sosial. Sehingga, dalam unsur tersebut dapat dilihat bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan dan lainnya yang ditampilkan dalam teks pidato.

This study discusses the relationship between discourse practices, events, and texts, as well as socio-cultural structures, in a speech delivered by Vladimir Vladimirovich Putin on June 30, 2022. This study aims to analyze the text of Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022, which represents the relationship between Russia and Indonesia over Joko Widodo's arrival in Russia from a critical discourse analysis perspective. Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022, from the side of critical discourse analysis. The research method used in this study is a descriptive method with a qualitative content analysis approach to describe and analyze the text of Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022. The interim results of this research are in the speech showing the important points of the meeting of Joko Widodo and Vladimir Vladimirovich Putin regarding relations between countries and providing a commitment to cooperation between Russia and Indonesia which was represented in a speech using Norman Fairclough's theory with a three-dimensional model that requires different types of analysis, namely text analysis, discursive practice, and social praxis. So, in these elements, it can be seen how events, people, groups, situations, circumstances, and others are displayed in the speech text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sekhudin
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tindak tutur dan implikatur percakapan melalui analisis wacana kritis (AWK) dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bentuk tuturan dan implikatur percakapan yang dikomunikasikan sehingga ditemukan strategi tutur yang digunakan. Hasil analisis wacana kritis (AWK) menunjukkan bahwa tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV lebih sering menggambarkan keadaan untuk menyampaikan pesan dan secara jelas menampilkan partisipannya. Strategi tutur yang sering digunakan adalah strategi tindak tutur tidak langsung (TTTL) dibandingkan strategi tindak tutur langsung (TTL). Hal ini terkait dengan penyampaian implikatur percakapan berupa pengungkapan citra Subjek, kritik, ajakan, meyakinkan, sindiran, ejekan, pengharapan, permintaan, saran, pengungkapan kesulitan, perintah, dan penegasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menyampaikan implikatur percakapan, partisipan dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV terlihat jelas menggunakan strategi persuasif. Baik dengan bentuk tuturan asertif, direktif, maupun komisif.

ABSTRACT
This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive, This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive]"
2015
T44701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alparet Renaldo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan konsep revolusi mental bagi Ir. Joko Widodo yang dikomunikasikan melalui pidato-pidato kenegaraannya dalam kurun waktu 20 Oktober 2014 mdash;20 Oktober 2015. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis wacana. Hasil penelitian diperoleh dengan menganalisis tuturan dalam bentuk proposisi. Penelitian ini menggunakan teori proposisi Van Dijk untuk menentukan proposisi makro. Selanjutnya, penelitian ini juga menggunakan teori tindak tutur Searle untuk menemukan daya ilokusioner yang dibangun oleh setiap proposisi makro tersebut. Hasil penelitian menemukan sembilan gagasan revolusi mental, dan empat tindak tutur, yaitu tindak tutur asertif, direktif, deklaratif, dan ekspresif. Gagasan revolusi mental yang ditawarkan Ir. Joko Widodo berkaitan dengan ajakan persatuan. Sedangkan daya ilokusi tindak tutur menunjukkan bahwa Ir. Joko Widodo berupaya untuk meyakinkan masyarakat Indonesia pentingnya perubahan mental.

ABSTRACT
The purpose of this study is to reveal the ideas of mental revolution that are conveyed by Joko Widodo, The President of Republic of Indonesia, through his state speech during the period of 20 October 2014 mdash 20 October 2015. This is the qualitative research by using discourse analysis approach. The concepts of mental revolution are required by analysing macropropositions contained in Joko Widodo rsquo s speech. To find the macropropositions, this research uses the propositions theory proposed by Van Dijk. Beside that, this research also uses speech act theory proposed by Searle to find the illocutionary force of each macroproposition. As the result of this research, there are nine concept of mental revolution and four types of speech act that become the pragmatic strategy used by Joko Widodo in his mental revolution concepts delivery. The concept of mental refers to the invitation to be unity in being Nation Building. The illocutionary speech acts shows that Joko Widodo attempts to convince Indonesian society the importance of mental change."
2016
T47020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzatul Lulu
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gagasan pokok pidato Muhammad Mursi di Majelis Umum Ke-67 PBB dan menjelaskan strategi kebahasaan yang digunakan dalam membangun relasi kuasa terhadap para pendengar. Pidato tersebut disampaikan dengan menggunakan bahasa Arab. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan ancangan Analisis Wacana Kritis AWK yang dikembangkan oleh Fairclough 2010 . Ancangan tersebut digunakan sebagai teori utama dan melibatkan teori lainnya, seperti kaidah makro van Dijk 1980 , gramatika fungsional sistemik Halliday 2014 , komponen makna Nida 1979 , praanggapan Yule 2010 , dan relasi kuasa Foucault 2008 serta Fairclough 2015 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua gagasan pokok, yaitu identitas Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir pascarevolusi dan perjuangan visi Mesir baru untuk Mesir dan dunia. Selanjutnya, penggunaan diksi berdaya kuat, penggunaan modalitas epistemik dan partikel interjeksi yang berfungsi imperatif, penggunaan partikel dan nomina emfatik, pernyataan identitas orator, penggunaan pengetahuan, dan pelesapan beberapa partisipan merupakan strategi kebahasaan yang digunakan orator dalam membangun relasi kuasa.

ABSTRACT
This study aims to reveal the main ideas of Muhammad Mursi rsquo s speech at the 67th United Nations General Assembly and to explain the language strategies which are used to establish power relations to the hearers. That speech was delivered in Modern Standard Arabic. The method used in this research is qualitative method. This study employs Faiclough rsquo s 2010 Critical Discourse Analysis CDA as the core theory. CDA used as the core theory involves the other theories, for instance, van Dijk rsquo s 1980 macro rules, Halliday rsquo s 2014 functional grammar, Nida rsquo s 1979 components of meaning, Yule rsquo s 2010 presupposition, and the theory of power relations by Foucault 2008 and Fairclough 2015 . The result shows that there are two main ideas, namely Muhammad Mursi rsquo s identity as President of Egypt after revolution and the struggle of the new Egypt visions for Egypt and the world. Furthermore, using powerful diction, using epistemic modalities and interjectional particles functioning imperatives, using emphatic particles and nouns, stating the identity of the orator, using knowledge, and deletion of several participants were the language strategies used to build power relations."
2016
T47048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athifa Naziha
"Pemberdayaan perempuan adalah sebuah proses dimana perempuan mendapatkan kekuatan dan kendali atas kehidupan mereka dan memperoleh kemampuan untuk membuat pilihan strategis. Meskipun kemajuan besar dalam pemberdayaan perempuan terlihat secara bertahap, perempuan terus menghadapi diskriminasi di setiap belahan dunia. Hingga saat ini, perempuan masih memperjuangkan haknya dengan menyuarakan pemberdayaan perempuan melalui berbagai media, termasuk musik. Kajian ini menganalisis Five Women’s Empowerment Components (European Institute for Gender Equality, 2016) dalam Run the World (Girls) karya Beyoncé dengan melakukan Critical Discourse Analysis, khususnya dengan menganalisisnya dengan Halliday’s Metafunctions of Language (1994) yang terdapat pada liriknya. Setelah melihat pengalaman perempuan, sikap penyanyi, dan keseluruhan tema dan lirik lagu yang dianalisis dengan metafungsi bahasa, penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui lagu Run the World (Girls), Beyoncé mencakup kelima aspek pemberdayaan perempuan, yaitu: (1) perolehan harga diri perempuan; (2) hak perempuan untuk memiliki dan menentukan pilihan; (3) hak perempuan untuk memiliki akses terhadap peluang dan sumber daya; (4) hak perempuan untuk memiliki kekuasaan dan kendali atas kehidupan domestik dan publik mereka; dan (5) meningkatnya kemampuan perempuan untuk melakukan perubahan sosial, baik secara nasional maupun internasional. Studi ini berkontribusi pada pembahasan wacana pemberdayaan perempuan.

Women’s empowerment is a process by which women gain power and control over their lives and acquire the ability to make strategic choices. Although a great deal of progress in women’s empowerment is gradually seen, women continue to face discrimination in every part of the world. Up to this day, women still fight for their rights by voicing out women’s empowerment through various media, including music. This study analyzed Five Women’s Empowerment Components (European Institute for Gender Equality, 2016) in Beyoncé’s Run the World (Girls) by doing a Critical Discourse Analysis, specifically by analyzing it with Halliday’s Metafunctions of Language (1994) that are present in the lyrics. After looking at women’s experiences, the singer’s attitude, and the overall theme and lyrics of the song analyzed by the metafunctions of language, this study concludes that through the song Run the World (Girls), Beyoncé is covering all five aspects of women’s empowerment, which are: (1) women’s gain of self-worth; (2) women’s right to have and to determine choices; (3) women’s right to have access to opportunities and resources; (4) women’s right to have power and control over their domestic and public lives; and (5) women’s gain of ability to make social change, both nationally and internationally. This study contributes to the discussion of women’s empowerment discourses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Khairani
"Penelitian ini menggunakan Muted Group Theory untuk membahas mengenai praktik wacana pembungkaman perempuan yang terjadi di media. Pemberitaan mengenai pelanggaran Syariat Islam yang melibatkan perempuan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh kelompok dominan (laki-laki) untuk membisukan perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough. Dalam menganalisis dimensi mikro (teks), kerangka analisis Theo Van Leeuwen dipinjam untuk membantu mendeteksi representasi perempuan ditampilkan pada teks. Sedangkan dimensi meso (discourse practice) dan makro (sosiocultural practice) dilakukan melalui teknik wawancara dan kajian literatur.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pembungkaman perempuan dilakukan dengan meniadakan suara dan pendapat perempuan, dengan tidak menjadikannya sebagai narasumber. Perempuan hanya diposisikan sebagai objek pemberitaan dan suaranya diwakilkan dan direpresentasikan dengan bahasa dan perspektif laki-laki.

This research was done by used of Muted Group Theory to assessed the practice of muteness on women in the media. The reported shari?a violation that involved women were one of the tool used by the dominant group (men) to muted the women.
This research is a qualitative study with Norman Fairclough's critical discourse analysis (cda). We used Theo Van Leeuwen's analysis framework to analized the micro dimensional aspects (texts), and to further assisted in detecting women representation that occured in those texts. Meanwhile, the meso (discourse practice) and macro (sociocultural practice) dimensions were assessed by interview and literature review.
According to the results, were found that the muteness of women were done by silencing the voice and the opinion of women, thus hindered women to act as a informant. Women were positioned as object of report only and their voice were represented through the language and perspective of men."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T42930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Eko Pranoto
"ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud untuk menyingkapkan sikap negarawan terhadap isu terorisme. Data yang dikaji adalah surat diplomasi yang ditulis oleh Dr. Mahathir Mohamad kepada para pemimpin dunia. Teks mengenai terorisme dianalisis untuk menemukan proposisi makro dari teks surat diplomasi. Proposisi makro yang ditemukan digunakan untuk menejelaskan sikap Dr. Mahathir Mohamad terkait terorisme. Teori yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut adalah analisis wacana kritis Fairclough yang dijadikan sebagai teori utama. Selain itu, teori lain yang digunakan adalah teori proposisi Van Dijk dan tata bahasa fungsional sistemik Halliday. Pengolahan data dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan peranti lunak pengolah kata SketchEngine untuk menemukan kata kunci yang dijadikan bukti empiris sikap politik Dr. Mahathir Mohamad. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap perlawanan yang ditunjukkan oleh Dr. Mahathir Mohamad terhadap terorisme. Kata terorisme cukup sering berkolokasi dengan kata fight dan against, kemudian kata Muslim selalu diasosiasikan sebagai kelompok yang tertindas, dan teraniaya oleh pihak Barat. Kedua hal tersebut menunjukkan usaha Dr. Mahathir Mohamad melawan wacana yang selalu mengaitkan terorisme dengan Islam.

ABSTRACT
This research aims to reveal the attitude of statesman toward terrorism issues. The data of this research are diplomatic letters written by Dr. Mahathir Mohamad to world leaders. The texts are being analyzed to discover the macro proposition to explain Dr. Mahathir Mohamad rsquo s attitude in regard to terrorism issues. To achieve the objectives, this research employs Fairclough rsquo s CDA as the main theory. Besides, macro rules of Van Dijk, and Halliday rsquo s functional grammar are also used to support the main theory. The data of this research is processed through SketchEngine to find the keywords of the text. The keywords are the empiric data to explain the attitude of Dr. Mahathir Mohamad toward terrorism. The result shows the struggle of Dr. Mahathir Mohamad in fighting terrorism. The word terrorism is frequently collocates with fight and against. Moreover, the word Muslim is always associated as a group which being oppressed, and tortured by the West. Those findings show Dr. Mahathir Mohamad rsquo s struggle in fighting terrorism which always being associated with Islam."
2016
T48217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andifa Chaerunnisa
"Berbagai jenis latar belakang sosial atau budaya, dikombinasikan dengan status wilayah atau sosial, masuk dalam produksi wacana lisan tertulis. Salah satu wacana lisan yang menarik untuk dibahas adalah wawancara politik. Sering terungkap di dalamnya alasan mengapa para pemimpin politik berbicara dengan cara tertentu. Meskipun ada beberapa yang bersikap halus dalam tutur kata mereka, ada juga beberapa yang tidak, salah satunya adalah presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte. Dikenal dengan kepribadiannya yang blak-blakan, ia sering menyatakan hal-hal kontroversial yang memengaruhi negaranya dan menuai kritik dari berbagai tempat. Menggunakan analisis wacana kritis model van Dijk (2004) tentang strategi makro penggambaran positif terhadap diri sendiri dan penggambaran negatif terhadap pihak lain 25 strategi mikro lainnya, penelitian ini menganalisis bagaimana Duterte memandang hubungan negara-negara lain dengan Filipina dalam wawancara bersama Russia Today. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Duterte menentang hubungan Filipina dengan Amerika Serikat yang terlihat dari representasi negatif yang diterimanya dibandingkan dengan Rusia dan Cina. Strategi diskursif yang paling banyak digunakan adalah implikasi, leksikalisasi, dan contoh/ilustrasi. Selain itu, strategi-strategi ini juga digunakan Duterte untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya.

Different types of social or cultural background, combined with a region or social status, go into the making of spoken or written discourse. One of the interesting spoken discourses to discuss is political interview. It often reveals the intention of political leaders way of speaking. While there are those who are subtle in their way of talking, there are also a few who do not, one of whom is the Philippines president, Rodrigo Roa Duterte. Known for his outspoken personality, he often states controversial things that influence his country and derive critics from various places. Using van Dijks (2004) framework on the macro strategies of positive self-presentation and negative other-presentation plus the other 25 micro strategies, this research analyzes how Duterte views other countries relations with the Philippines based on his most-watched English interview with Russia Today. The findings revealed that Duterte is against the Philippines relations with the USA as the latter is being presented negatively compared to Russia and China. The discursive strategies that are mostly used are implication, lexicalization, and example/illustration. Moreover, these strategies are also used to reach his own goals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Dwihany Childazita
"Penelitian ini bertujuan memberikan pandangan bagaimana salah satu media daring Korea Selatan, Hankyoreh 21, mengkritisi pemerintah dalam salah satu artikel beritanya tentang tragedi Itaewon pada 29 Oktober 2022. Tragedi yang merenggut banyak nyawa ini terjadi sehari sebelum perayaan Halloween. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang menganalisis artikel berjudul “‘죽게 만든’ 권력에 통치의 정당성은 없다”.  Metode analisis wacana kritis Norman Fairclough dipilih dan analisisnya dilakukan dengan kerangka dua dimensi: analisis teks dan praktik diskursif. Analisis wacana kritis pada berita memungkinkan terlihatnya ideologi yang ada pada suatu media. Hasil penelitian menunjukkan ideologi dan cara Hankyoreh merepresentasikan tragedi Itaewon. Nampak jelas keberpihakan Hankyoreh pada masyarakat yang sedang mengkritisi pemerintah soal lambannya penanganan situasi darurat hingga menyebabkan tragedi yang tidak diinginkan. Hal ini mencerminkan peran media sebagai penyeimbang kekuasaan dengan memberikan suara kepada masyarakat yang menginginkan akuntabilitas dan mendukung nilai-nilai etika dalam tata kelola politik.

This research aims to provide an insight into how one of the South Korean online media, Hankyoreh 21, criticized the government in one of its news articles about the Itaewon tragedy on October 29, 2022. This tragedy, which claimed many lives, occurred the day before Halloween celebrations. This research uses a descriptive qualitative method that analyzes the article entitled "'죽게 만든' 권력에 통치의 정당성은 없다". Norman Fairclough's critical discourse analysis method was chosen, and the analysis was carried out using a two-dimensional framework: text analysis and discursive practice. Critical discourse analysis in the news makes it possible to see the ideology that exists in the media. The research results show the ideology and way Hankyoreh represents the Itaewon tragedy. It is clear that Hankyoreh is siding with the people who are criticizing the government for its slow handling of emergency situations, which has led to unwanted tragedies. This reflects the role of the media as a balance of power by giving voice to the public, desiring accountability, and supporting ethical values in political governance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fachruddin Syarif
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji wacana berita putusan persidangan Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama tanggal 9 Mei 2017 dalam surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung dan S ddeutsche Zeitung dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis AWK Fairclough. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbentuk studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analisis kontrastif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung dan S ddeutsche Zeitung cenderung berpihak pada Basuki Tjahaja Purnama Ahok dan membahas konflik agama, tetapi menggunakan strategi wacana yang berbeda. Surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung lebih berani mengungkapkan putusan persidangan yang dimenangkan oleh pihak Islamis, sedangkan surat kabar S ddeutsche Zeitung mendeskripsikan perlahan-lahan imaji radikal dan proses persidangan Basuki Tjahaja Purnama.

ABSTRACT
This research examines the news discourse of Basuki Tjahaja Purnama rsquo s court verdict for alleged blasphemy on May 9th, 2017 in the Frankfurter Allgemeine Zeitung and S ddeutsche Zeitung newspapers using the Critical Discourse Analysis approach CDA Fairclough. This research is a qualitative research that is based on literature review. The method that used in this research is descriptive contrastive analysis. The result indicates that the Frankfurter Allgemeine Zeitung and S ddeutsche Zeitung newspapers tend to side with Basuki Tjahaja Purnama Ahok and discuss religious conflict, but using different discourse strategies. The Frankfurter Allgemeine Zeitung newspaper bolder revealing court verdict won by an Islamist side, while the S ddeutsche Zeitung newspaper describes slowly the radical images and Basuki Tjahaja Purnama rsquo s court process."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>