Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yustita Izabel Fierlany
"Bruxism merupakan aktivitas pergerakan otot rahang yang dapat menyebabkan berbagai dampak negatif baik bagi kondisi intraoral maupun ektstraoral. Aktivitas ini memiliki beberapa kemungkinan etiologi, salah satunya adalah gangguan tidur. Penelitian sebelumnya menunjukkan tingginya prevalensi kualitas tidur buruk pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sleep bruxism dengan kualitas tidur, sleep bruxism dengan jenis kelamin, dan kualitas tidur dengan jenis kelamin pada mahasiswa program sarjana Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Metode: Sebanyak 152 mahasiswa program sarjana Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Responden mengisi kuesioner secara onlinemelalui google form mengenai Sleep Bruxism Questionnaire dan Pittsburgh Sleep Quality Index. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (Chi-Square) menggunakan perangkat lunak Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Hasil Penelitian: Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara sleep bruxism dengan kualitas tidur (p=1,00), sleep bruxism dengan jenis kelamin (p=0.525), dan kualitas tidur dengan jenis kelamin(p=0.201). Kesimpulan:Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara sleep bruxism dengan kualitas tidur, sleep bruxism dengan jenis kelamin, dan kualitas tidur dengan jenis kelamin pada mahasiswa program sarjana rumpun ilmu kesehatan Universitas Indonesia TA 2022/2023

Bruxism is a jaw muscle activity that can cause various negative impacts on intraoral and extraoral conditions. This activity has several possible etiologies, one of which is sleep disturbance. Previous study has found a high prevalence of poor sleep quality in students of health sciences cluster Universitas Indonesia. Objectives: The aim of this study was to determine the relationship between sleep bruxism and sleep quality, sleep bruxism and gender, and sleep quality and gender among students of the health sciences cluster Universitas Indonesia. Method: A total of 152 students from the health sciences cluster Universitas Indonesia met the inclusion and exclusion criteria. Respondents then filled out online questionnaires via the Google form regarding the Sleep Bruxism Questionnaire and the Pittsburgh Sleep Quality Index. The data were analyzed univariately and bivariately (Chi-Square) using the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) software. Results: The results of the Chi-Square test showed that there is no relationship between sleep bruxism and sleep quality (p=1.00), sleep bruxism and gender (p=0.525), and sleep quality and gender (p=0.201). Conclusion: This study shows that there is no relationship between sleep bruxism and sleep quality, sleep bruxism and gender, and sleep quality and gender among undergraduate students of the Health Sciences Cluster Program Universitas Indonesia during 2022/2023 academic year. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Maylani
"Tesis ini disusun untuk menilai pengaruh latihan penguatan otot-otot ekspirasi dalam mengurangi gejala sleep apnea pada pasien Obstructive Sleep Apnea dengan obesitas menggunakan metode penelitian Evidence-Based Case Report (EBCR). Pencarian literatur dilakukan pada Pubmed, ProQuest, EBSCOHost, Scopus dan Cochrane sesuai dengan pertanyaan klinis. Penelitian ini menggunakan Randomized Controlled Trial pada satu jurnal yang didapat untuk menilai kualitasnya berdasarkan validitas, kepentingan dan aplikabilitasnya. Dari hasil Randomized Controlled Trial didapatkan bahwa subjek penelitian adalah pasien Obstructive Sleep Apnea dengan obesitas. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan penguatan otot-otot ekspirasi dapat mengurangi gejala sleep apnea dengan menurunkan nilai Apnea-Hypopnea Index pada pasien Obstructive Sleep Apnea

This thesis was designed to assess the effect of expiratory muscle strengthening exercises in reducing sleep apnea symptoms in Obstructive Sleep Apnea patients with obesity using an evidence-based case report (EBCR) research method. A literature search was performed on Pubmed, ProQuest, EBSCOHost, Scopus and Cochrane according to clinical questions. This study uses a Randomized Controlled Trial in one journal obtained to assess its quality based on its validity, importance and applicability. From the results of the Randomized Controlled Trial, it was found that the research subjects were Obstructive Sleep Apnea patients with obesity. The conclusion of this study is that expiratory muscle strengthening exercises can reduce sleep apnea symptoms by reducing the Apnea-Hypopnea Index value in Obstructive Sleep Apnea patients"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimawati Tedjasukmana
"Latar belakang: Obstructive Sleep Apnea OSA berkorelasi dengan hipertensi. Pada OSA dengan hipertensi resisten ditemukan hiperaldosteronisme primer. Disfungsi gen Cryptochrome-1 Cry1 dan Cry2 menyebabkan peningkatan aldosteron dan hipertensi pada mencit. Neuroglobin Ngb diketahui mempengaruhi gen Per. Peneliti menduga penurunan kadar Cry pada OSA menyebabkan peningkatan aldosteron dan hipertensi, dan kadar neuroglobin serum mempengaruhi Cry.Metodologi: Subyek dikumpulkan secara konsekutif dari survei populasi Jakarta berusia 30-65 tahun yang menderita OSA sedang-berat dan hipertensi. OSA didiagnosis menggunakan portable monitor tipe 2 Alice Pdx unattended. Subyek didiagnosis hipertensi bila tekanan darah pagi hari lebih dari 140/90 mmHg atau minum obat anti hipertensi. Konsentrasi aldosteron, renin, neuroglobin, Cry1 dan Cry2 serum ditentukan dengan metode ELISA. Hiperaldosteronisme ditentukan dengan Aldosterone Renin Ratio ARR >20.Hasil Penelitian: Terdapat 40 subyek yang memenuhi kriteria, 26 laki-laki dan 14 perempuan dengan median usia 52,5 tahun, BMI 27,46 kg/m2, AHI 34.8 kali/jam. Ditemukan 16 subyek dengan hiperaldosteronisme primer HP dan 24 subyek nonHP. Tidak ditemukan perbedaan bermakna Cry1, Cry2 dan Ngb pada kedua kelompok. Walaupun secara statistik tidak bermakna terdapat kecenderungan penurunan kadar Cry1 dan Cry2 pada ARR tinggi pada HP, terutama Cry1. Ditemukan korelasi positif antara kadar Ngb dengan Cry1 pada HP Spearman rsquo;s rho= 0.455, p= 0.038 . Selain itu ditemukan hubungan bermakna antara Cry1 dan O2 nadir p= 0.026 . Cry1 menurun pada hipoksia berat. Pada HP terdapat kecenderungan penurunan Ngb pada kadar O2 nadir rendah, walaupun secara statistik tidak bermakna.Kesimpulan: Penurunan kadar Cry1 mungkin berhubungan dengan terjadinya kelebihan aldosteron pada OSA. Ngb tampak berperan pada penurunan Cry1.

Background Obstructive Sleep Apnea OSA patients with resistant hypertension also had primary hyperaldosteronism. Cryptochrome 1 Cry1 and Cry2 dysfunction were associated with increased aldosterone and hypertension. Neuroglobin Ngb is known to influence Per gene. In this study we want to investigate whether Cry decrease in moderate to severe OSA causes aldosterone increase and hypertension, also the possible role of Ngb on Cry expression.Methods Subjects were recruited consecutively from a population study of OSA in Jakarta, subjects aged 30 65 years with moderate to severe OSA and hypertension. OSA was diagnosed using unattended type 2 portable monitor Alice Pdx , hypertension was established when morning blood pressure exceed 140 90 mmHg or on anti hypertensive drugs. Serum aldosterone, renin, neuroglobin, Cry1 and Cry2 were determined using ELISA method. Primary hyperaldosteronism was determined by Aldosterone Renin Ratio ARR 20.Results Of the 40 subjects recruited, there were 26 males and 14 females, with median age 52.5 years, BMI 27.46 kg m2, and AHI 34.8 times hour. We found 16 subjects with primary hyperaldosteronism PH and 24 nonPH. No difference in Cry1, Cry2 and Ngb levels was found in these groups. Although statistically not significant Cry1 and Cry2 concentration decrease with higher ARR in PH, especially Cry1. There was a positive correlation between Ngb and Cry1 in PH Spearman rsquo s rho 0.455, p 0.038 . There was relationship between Cry1 and nadir O2 p 0.026 . Cry1 was decreased in severe hypoxia. Although statistically not significant, serum Ngb decreased in severe hypoxia.Conclusions Cry1 decrease might be the cause of increased aldosterone in OSA. Ngb decrease is associated with Cry1 decrease.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
"Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Slepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6 %) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8 %) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p = 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor ? faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buru.

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) is a symptom that arises from the tendency to feel excessive sleepiness during the awake period. This study aimed to identify the relationship between excessive daytime sleepiness and sleep quality among first year students at faculty of health sciences. This study used cross sectional design, involving 107 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by proportional stratified random sampling. EDS was measured by using Epworth Sleepiness Scale (ESS) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
The results shows that the prevalence of EDS and poor sleep quality is high enough among college students. A total of 52 people (48.6%) experienced EDS and as many as 80 people (74.8%) had poor sleep quality. The result showed that there was no significant relationship (p = 0,617 : x2= 0,249) between excessive daytime sleepiness and sleep quality. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce the number of EDS and to increase students sleep quality. In addition, further studies are required to identify factors affecting sleep quality or contributing to the incidence of EDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Wijayanti
"Kualitas tidur buruk dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa. Perilaku Sleep hygiene yang tidak tepat, akan berdampak pada kualitas tidur buruk. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan sleep hygiene dengan kualitas tidur pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016 dan 2017. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebanyak 302 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Sleep Hygiene Index SHI, Pittsburg Sleep Quality Index PSQI dan Insomnia Severy Index ISI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,8 mahasiswa memiliki kualitas tidur buruk dan hanya 35,1 mahasiswa mengalami insomnia. Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata sleep hygiene dengan kualitas tidur uji t-independen.

Poor sleep quality can affect a students daily activities. Improper sleep hygiene behaviors, has an impact on poor sleep quality. This study aimed to identify the relationship of sleep hygiene with sleep quality among health sciences students in University of Indonesia class of 2016 and 2017. This study used cross sectional design with 302 samples of students. Sample were selected by purposive sampling. The instruments that were used are the Sleep Hygiene Index SHI, Pittsburg Sleep Quality Index PSQI and Insomnia Severity Index ISI. The results showed that 77.8 of students had poor sleep quality and only 35,1 of students had insomnia. There is a significant differences between mean of sleep hygiene and sleep quality T independen test.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Atalya
"Salah satu upaya untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit tidak menular adalah dengan menerapkan perilaku gaya hidup sehat. Gaya hidup dapat menjadi faktor risiko kemungkinan terjadinya penyakit kronis dan memengaruhi kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kualitas tidur pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016 dan 2017.
Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional ini melibatkan 302 mahasiswa yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Gaya hidup diukur dengan kuesioner Lifestyle Risk Scale dan kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Rata-rata skor gaya hidup yaitu 5,8947 dan rata-rata skor kualitas tidur yaitu 7,58. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara gaya hidup dengan kualitas tidur.

Adopting healthy lifestyle behaviour is an effort to reduce the mortality and case number of non communicable disease. Lifestyle can be a risk factor of chronic disease also affect sleep quality. This study aimed to determine the correlation between lifestyle and quality of sleep among Health Science Students of Universitas Indonesia Class of 2016 and 2017.
This descriptive correlation study with cross sectional approach involved 302 students were selected by purposive sampling technique. The data was collected using a Lifestyle Risk Scale questionnaire and the Pittsburgh Sleep Quality Index for sleep quality. Mean score of the lifestyle was 5,8947 and mean score of sleep quality was 7,58. Pearson rsquo s correlation coefficient showed the significant positive relationship between lifestyle and quality of sleep.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Febsayana Khoirunnisa
"Dismenorea merupakan salah satu keluhan umum yang dialami perempuan usia 17-24 tahun ketika menstruasi yang berdampak pada penurunan produktivitas dan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dismenorea dengan kualitas tidur. Penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional dengan pengambilan sampel sejumlah 194 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan UI angkatan 2016 dan 2017. Instrumen penelitian menggunakan Numeric Rating Scale NRS, the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, dan Insomnia Severity Index ISI.
Hasil penelitian menunjukkan 168 mahasiswa 86,6 mengalami dismenorea dengan 112 mahasiswa 66,7 mengalami nyeri berat. Hasil pengelompokkan skor PSQI dan ISI menunjukkan 130 responden 77,4 memiliki kualitas tidur buruk dan 47 responden 28 mengalami insomnia. Hasil analisis uji t-independen menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas dismenorea dengan kualitas tidur p=0,078, =0,05 dan kejadian insomnia p=0,104, =0,05. Edukasi mengenai penanganan dismenorea dan pentingnya pemenuhan kebutuhan tidur perlu diberikan sebagai upaya preventif dan promotif untuk mencegah masalah lebih lanjut.

Dysmenorrhea is one of the most common complaints experienced by women aged 17 24 years old when menstruating which affects the decrease in productivity and quality of sleep. This study aimed to identify the correlation between dysmenorrhea and sleep quality. This study used cross sectional approach with sampling of 194 students of Health Sciences in Universitas Indonesia class of 2016 and 2017. The research instrument used the Numeric Rating Scale NRS, the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, and Insomnia Severity Index ISI.
The results showed that 168 students 86,6 experienced dysmenorrhea with 112 students 66,7 experienced severe pain. The result of t independent test showed that there was no significant correlation between intensity of dysmenorrhea with sleep quality p 0,078, 0,05 and insomnia occurrence p 0,104, 0,05. Education on the treatment of dysmenorrhea and the importance of meeting the needs of sleep should be given as a preventive and promotive effort to prevent further problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Mardiana
"Kualitas tidur yang buruk umumnya sering terjadi pada mahasiswa. Kurang tidur dapat mengganggu kinerja kognitif termasuk konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016 2017. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional ini melibatkan jumlah sampel sebanyak 302 mahasiswa yang dipilih menggunakan Purposive Sampling.
Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI dan Insomnia Severity Index ISI, sedangkan konsentrasi belajar menggunakan Concentration Scale CS. Rata-rata total skor kualitas tidur yaitu 7,68, rata-rata total skor tingkat insomnia yaitu 8,11, dan rata-rata total skor konsentrasi belajar yaitu 248,32. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar.

Poor sleep quality generally occurs in college students. Lack of sleep may interfere with cognitive performance including concentration. The study aimed to determine the correlation between sleep quality and learning concentration among Health Science students of Universitas Indonesia class of 2016 and 2017. This descriptive correlation study with Cross Sectional approach involved 302 students wer selected by Purposive Sampling technique.
Sleep Quality is measured by Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI and Insomnia Severity Index ISI, while learning concentration by Concentration Scale CS. Mean score of Sleep Quality was 7,68, mean score of level of Insomnia was 8,11, and mean score of learning concentration was 248,32. Pearsons correlation coefficient showed the significant negative relationship between sleep quality and learning concentration p 0,0001 r - 0,220, also with Level of Insomnia p 0,0001 r - 0,314. It is necessary to increase knowledge related to the quality of sleep to the students, as well as seminars related to sleep quality to improve the quality of sleep is good for students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiya Ulya Fawnia
"Mahasiswa memiliki aktivitas akademis dan beban tugas tinggi dan cenderung mengadopsi perilaku gaya hidup yang kurang baik, seperti diet tidak sehat, penurunan aktivitas fisik rutin, dan peningkatan aktivitas sedentari sehingga menyebabkan kualitas tidur buruk disertai gangguan tidur ringan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran diet, aktivitas fisik, dan kualitas tidur pada mahasiswa beserta hubungannya terhadap kualitas tidur menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, dan Pittsburgh Sleep Quality Index dengan desain penelitian cross-sectional. Terdapat hubungan antara frekuensi diet mahasiswa dengan kualitas tidurnya (p < 0,05), sedangkan pada aktivitas fisik dan kualitas tidur tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan (p > 0,05). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk, diet rendah serat, serta aktivitas fisik yang tidak rutin. Strategi diperlukan untuk meningkatkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi diet tinggi serat dan aktivitas fisik rutin setiap harinya serta meningkatkan kesadaran mengenai kualitas tidur untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa.

University students, burdened with high academic activities, often adopt unhealthy lifestyles, including poor diets and reduced physical activity, leading to compromised sleep quality. This cross-sectional study investigated the dietary habits, physical activity, and sleep quality of 378 students from 14 faculties at the University of Indonesia. Data were collected using the Food Frequency Questionnaire, Global Physical Activity Questionnaire, and Pittsburgh Sleep Quality Index. A significant correlation was found between dietary frequency and sleep quality (p < 0.05), while no significant link was observed between physical activity and sleep quality (p > 0.05). This study concluded that students have poor sleep quality, a low-fiber diet, and irregular performed physical activity. Strategies are needed to improve a healthy lifestyle by consuming a high-fiber diet, engaging in regular physical activity every day, and increasing awareness of the quality of sleep to meet the basic needs of students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Putri Siswidiani
"Obstructive sleep apnea atau OSA adalah salah satu bentuk gangguan tidur yang disebabkan oleh gangguan pernapasan, dimana terjadi obstruksi saluran napas atas berulang selama seseorang tidur. OSA dapat menyebabkan fragmentasi tidur dan akhirnya menyebabkan rasa mengantuk di siang hari. Ketika seseorang mengantuk, terjadi penurunan kemampuan persepsi dan perubahan emosi, yang mengarah pada penurunan produktivitas kerja. Pegawai administrasi yang dirasa memiliki tingkat rasa mengantuk yang tinggi saat jam kerja merupakan subjek dari penelitian ini. Subjek yang diteliti yaitu pegawai administrasi di Pusat Administrasi Universitas Indonesia yang dirasa menggambarkan karakteristik pegawai administrasi Indonesia. Subjek diminta untuk mengisi kuesioner Epworth Sleepiness Scale untuk mengukur tingkat rasa mengantuknya di siang hari dan kuesioner STOPBANG untuk mengetahui risiko OSA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun pegawai Pusat Administrasi Universitas Indonesia yang berisiko tinggi OSA mengalami mengantuk di siang hari, namun jumlahnya hanya sedikit. Sebagian besar pegawai tidak mengantuk di siang hari. Karenanya, tidak terdapat hubungan antara risiko OSA dengan tingkat rasa mengantuk pada pegawai Pusat Administrasi Universitas Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingginya nilai kuesioner Epworth tidak dapat menentukan risiko OSA, melainkan hanya menunjukkan bahwa seseorang memiliki kualitas tidur di malam hari yang buruk.

Obstructive sleep apnea, also known as OSA, is one of sleep-related breathing disorders in which there are repeated obstructions in the upper airway during nighttime sleep. OSA can cause fragmentation of sleep that leads to excessive daytime sleepiness. When someone is sleepy, there is a slight reduction of perception and change of emotion, which leads to a decrease in work productivity. Our research subjects are administration staff of Universitas Indonesia whom we feel possess the characteristics of administration staff. They were asked to fill in the Epworth Sleepiness Scale questionnaire to grade daytime sleepiness and the STOPBANG questionnaire to predict the risk of OSA.
The results showed that although the staffs those are at high risk of OSA suffer excessive daytime sleepiness, but the proportions were insufficient. Hence, there was no correlation between the values of daytime sleepiness and the risk of OSA in administration staff of Universitas Indonesia. This might be because a high score of Epworth questionnaire could not determine the risk of OSA, but only show a lack of night-time sleep.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>