Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Utami
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019
899.221 AYU b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Nuraini Syahara
"Skripsi ini membahas motif cerita Oedipus dalam novel Bilangan Fu serta kaitannya dengan struktur novel tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan interteks untuk melihat hubungan antara novel Bilangan Fu dengan cerita-cerita bermotif Oedipus serta pendekatan struktural untuk melihat unsur-unsur dalam novel tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif cerita Oedipus dalam novel Bilangan Fu mempunyai kaitan dengan struktur novel. Kaitan tersebut terlihat pada tokoh, alur, dan tema novel Bilangan Fu.

This thesis discussed about Oedipus motives in Bilangan Fu and its relation to the structure of the novel. This research uses intertextual approach to look at the relationship between the Bilangan Fu with the Oedipus stories and structural approach to see the elements in the novel. This research used descriptive analytical method. The result showed that the Oedipus motives in Bilangan Fu is related to the novel structure. The relationship is shown in the character, plot, and theme of the novel Bilangan Fu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yane Andini
"Dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami, dogmatisme menjadi tema utama yang digambarkan melalui tokoh Sandi Yuda atau Yuda dan Parang Jati atau Jati. Kedua tokoh tersebut dihadapkan pada dilema dan konflik batin, yaitu mempertanyakan norma-norma yang ada, mempertimbangkan nilai-nilai pribadi mereka, dan menghadapi konsekuensi dari keputusan yang mereka ambil. Dalam konteks itu, mereka harus berhadapan dengan dogmatisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dogmatisme yang ada pada novel Bilangan Fu. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik dan sosiologi sastra. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa tokoh Yuda memiliki karakteristik rasionalis, skeptis, dan memiliki idealisme terhadap maskulinitas. Tokoh ini bersahabat dengan tokoh utama lain, yaitu Jati, yang digambarkan sebagai seorang spiritualis yang karismatik. Penelitian ini juga menyoroti dogmatisme terhadap beberapa idealisme dalam novel tersebut, termasuk dogmatisme pada rasionalisme, idealisme maskulinitas tokoh Jati, dan spiritualisme tokoh Jati. Dalam menghadapi dogmatisme, tokoh-tokoh ini menunjukkan keterbukaan, toleransi, dan spiritualisme kritis. Jati memiliki peran penting dalam menghadapi dogmatisme, yaitu mengajak untuk berdialog, saling menghormati, dan memandang keberagaman sebagai hal yang alami. Tokoh ini juga memperjuangkan keadilan sosial dan membebaskan diri dari belenggu tradisi dan norma yang menyempitkan. Melalui karakter Jati, Ayu Utami mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya memahami dan menghormati perbedaan serta berjuang menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil.

In Ayu Utami's novel Bilangan Fu, dogmatism is the main theme depicted through the characters of Sandi Yuda or Yuda and Parang Jati or Jati. These two characters are faced with dilemmas and inner conflicts, questioning existing norms, considering their personal values, and facing the consequences of their decisions. In this context, they have to confront dogmatism. This research aims to examine the presence of dogmatism in the novel Bilangan Fu. The approach used is an intrinsic and sociological approach to literature. In this study, it was found that the character Yuda exhibits characteristics of being rational, skeptical, and having idealism towards masculinity. This character befriends another main character, Jati, who is portrayed as a charismatic spiritualist. This research also highlights dogmatism towards various idealisms in the novel, including dogmatism towards rationalism, the idealism of Jati's masculinity, and Jati's spiritualism. In facing dogmatism, these characters show openness, tolerance, and critical spiritualism. Jati plays an important role in confronting dogmatism by advocating for dialogue, mutual respect, and viewing diversity as natural. This character also fights for social justice and frees oneself from the shackles of limiting traditions and norms. Through the character of Jati, Ayu Utami invites readers to reflect on the importance of understanding and respecting differences and to strive for an inclusive and fair society. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Changsha: Hunan People Publishing House, 2009
SIN 895.11 SEl
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mi, Fu
Peking: Henri Vetch, 1938
895.18 MI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
JMIPA3-4(1-2)1998/1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wen, Xiaoping
Taiabei Shi: Pei Gen Wen Hua, 1997
SIN 305.443 WEN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadjeng Pulungsari Hadi
"Du Fu adalah seorang penyair yang hidup pada masa dinasti Tang. Ia seorang realis dan menganut ajaran Konfusianis. Pada periode kehidupannya, dinasti Tang tengah mengalami kegoncangan politik, akibat tibanya serangan suku barbar. Selain itu, pemerintah juga tengah menjalankan Sistim Ujian Negara untuk menyaring kader-kader pejabat. Karena sistim ini mengutamakan penguasaan bidang sastra, maka tak dapat diingkari, bahwa masa ini melahirkan banyak sastrawan yang secara luas dapat menyalurkan ilhamnya. Du Fu termasuk diantara penyair-penyair kenaman di jaman keemasan tersebut. Karyanya menggambarkan keadaan negara dan banyak bersinggungan dengan masalah sosial. Berdasarkan pengamatan karya-karyanya, maka penulis memilih untuk rnengambil topik 'aspek sosial' dari sajak-sajak Du Fu. Kehidupannya yang tak dapat dikatakan bahagia, telah menuntunnya untuk menciptakan karya-karya yang realis, sehingga dapat memberi gambaran pada pembaca akan situasi saat itu dan dapat membiarkan pembaca untuk lebih jauh lagi menelusuri tapak-tapak sejarahnya. Du Fu, juga mencipta didampingi ajaran Konfusianis yang dianutnya. Hal ini dapat dilihat dari karya-karyanya yang membawa nafas Konfusianis. Berdasarkan hal ini Pula, penulis membahas masalah Konfusianisme dalam sajak-sajak Du Fu. Sehubungan dengan banyaknya penyair kenamaan yang hadir pada masa itu, maka tidak adil rasanya bila tidak menyinggung karya-karya mereka, disamping karya Du Fu. Sajak-sajak Li Bai, Wang Wei dan Bai Juyi, turut penulis hadirkan pada skripsi ini, agar dapat diperbandingkan kekhasan masing-masing. Du Fu, begitu nyata memperlihatkan aspek sosial pada hampir setiap karyanya. Negara, tanah air, rakyat, dan kehidupan masyarakat membaur dalam satu kesatuan kalimatnya dan tersusun dalam baris sajaknya yang indah."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wibowo
"Dalam kajian Filsafat, Manusia merupakan suatu kajian yang sangat menarik dan tidak pernah ada habisnya untuk terus dibahas.Menurut Loius Leahy ada dua pokok yang merupakan pembahasan dalam filsafat manusia, pertama ingin mencari hakekat manusia itu sendiri dan kedua adalah mencari tahu keberadaan manusia di dunianya. Banyak sudah para ahli terutama dari Barat yang berusaha mengungkapkan hakekat manusia, mulai dari para filusuf alam, Socrates, sampai di era modern masih bennunculan para filusuf yang tertarik membahas tentang hakekat dan keberadaan manusia di dunia. Seperti salah satu aliran yang memfokuskan diri mereka pada pembahasan keberadaan manusia, yaitu aliran Eksistensialisme, beberapa tokohnya berusaha memperkenalkan konsep manusia ideal yang harus dicapai oleh semua manusia, jika hidup mereka ingin berarti. Dalam penelitian Pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia, ingin diungkapkan tentang bagaimana sesungguhnya Kung Fu Tze memandang keberadaan manusia. Seperti diketahui, khasanah pemikiran Timur lebih mengarah pada hal praktis, maka tidak ada salahnya apabila kita menengok sejenak pemikiran dari Timur tentang manusia khususnya pemikiran Kung Fu Tze. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang konsep manusia dari khasanah pemikiran timur,yaitu konsep manusia ideal (Chun Tzu) menurut Kung Fu Tze. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi titik awal untuk memahami ajaran-ajaran filsafat timur yang banyak menekankan pada keharmonisan hidup baik dalam bermasyarakat dan dengan lingkungan sekitarnya. Dari beberapa literatur mengenai pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia ini ditemukan ada tiga tingkatan manusia yaitu Shang Jen, tipe manusia yang paling ideal, menurut Kung Fu Tze suatu tipe menusia yang susah untuk dicapai. Tipe ini bisa diterjemahkan sebagai manusia suci atau manusia bijak. Tipe yang mullah dan mungkin untuk dicapai menurut Kung Fu Tze adalah tipe kedua yaitu Chun Tzu, beberapa kali disebut dengan istilah Shih, tipe manusia ini sangat mungkin dicapai karena untuk menjadi manusia yang Chun Tzu dibutuhkan beberapa persyaratan dari segi moral, intelektual dan juga dari segi fisik dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang yang berada disekitamya. Tipe manusia ketiga adalah Hsiao Jen yaitu tipe manusia biasa, dan di dalam buku Lun Yu (Analect) Kung Fu Tze sexing kali membandingkan dengan Chun Tzu. Semua pemikirannya tentang manusia banyak tertuang dalam kita ujaran yang dikumpulkan dan ditulis oleh murid-muridnya dalam Analect (Lun Yu) yang sekaligus merupakan sumber pokok dari penelitian ini. Menurut Kung Fu Tze untuk menjadi Chun Tzu harus memiliki 3 hal yaitu manusia harus mempunyai Jen (Cinta) tanpa pamrih, memiliki Kebijaksanaan tanpa Kecurigaan, dan keberanian tanpa rasa takut. Bagi Kung Fu Tze untuk menjadimanusia ideal (Chun Tzu) harus memiliki keunggulan baik di bidang moral, fisik maupun intelektual. Ia mengatakan bahwa ada beberapa buku yang dianggapnya penting dan berguna sebagai pedoman, yaitu 6 buku klasik. Keenam buku ini bukan karya asli dari Kung Fu Tze, Ia bertindak sebagai perangkum dari banyak karya-karya yang Ia anggap dapat mendukung tercapainya Chun Tzu. Kebijakan dari orang yang telah merealisasikan dirinya ialah mengerti akan jalan hati, rahasia transformasi benda-benda, sebab dari yang misterius dan kudus, lalu menyesuaikannya dengan sumber dan prinsip peredaran (prinsip yang mengatur hidup dan mati ). Hanya oleh ini manusia direalisasikan. Jadi seorang mengetahui jalan langit dan dalam hidupnya melaksanakan kebijakan kemanusiaan yang sempurna (jen) dan keadilan dalam hubungan antarpribadi (yi), ia menghiasi dirinya dengan ritus dan musik. Kemanusiaan, keadilan, ritus dan musik: inilah kebajikan dari orang yang telah mewujudkan dirinya; pengetahuan akan prinsip spiritual tentang transformasi: inilah yang menunjukkan keberhasilan kuasanya Sangat menarik membahas konsep manusia menurut Kung Fu Tze karena pada masa itu la telah berfikiran untuk membongkar sistem kelas sosial yang ada pada masyarakat jaman itu, Ia mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi Chun Tzu asalkan mereka dapat memperoleh kesempatan pendidikan. Maka Ia mulai mengajarkan banyak pengetahuan pada siapa saja yang berkeinginan merubah status sosialnya dan beberapa muridnya yang berasal dari kelas bawah berhasil menduduki posisi yang penting dipemerintahan. Dan ternyata ajaran Kung Fu Tze ini masih sangat relevan dengan keadaan saat ini bahkan saat ini kita sangat membutuhkan manusia-manusia superior (Chun Tzu) seperti yang dikemukakan oleh Kung Fu Tze."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S16001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhara Aisya
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui makna simbol fu (?) bagi masyarakat Cina, serta hubungan dan kaitan antara sebuah simbol fu (?) dengan perayaan Tahun Baru Cina. Makna simbol fu (?) bagi masyarakat Cina serta kaitan simbol fu (?) dengan perayaan Tahun Baru Cina dapat diketahui melalui analisa terhadap makna dari aksara fu (?), latar belakang seperti mitos dan mitologi simbol fu (?) digunakan pada saat perayaan Tahun Baru Cina, elemen warna simbol fu (?) dan peletakan simbol fu (?) pada saat perayaan Tahun Baru Cina. Simbol fu (?) dengan perayaan Tahun Baru Cina memiliki kaitan antara suatu perayaan yang besar dengan simbol yang mendukung perayaan tersebut"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12833
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>