Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Utari Kumalaningtyas
"Peningkatan literasi kesehatan mental dapat membantu kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi tanda dan gejala dari penyakit dan kesejahteraan mental serta penanganannya, termasuk pengobatan dan metode pencegahan yang mudah dijangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi kesehatan mental mahasiswa sarjana Universitas Indonesia ditinjau dari atribut-atribut literasi kesehatan mental oleh Jorm (1997). Sebanyak 744 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Sumber data primer adalah data hasil penyebaran kuesioner online. Penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Indonesia pada bulan Oktober-Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78,6% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental yang baik, 20,8% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental sedang, dan 0,5% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental rendah. Atribut yang menunjukkan responden dengan skor yang baik adalah atribut mengenai kemampuan untuk mengenali gangguan kesehatan mental secara spesifik dengan 93,3% dari jawaban responden adalah jawaban benar. Sebagian responden masih memberikan jawaban yang kurang positif/optimis pada kesediaan untuk beraktivitas atau berkeluarga dengan pengidap gangguan mental serta pada kesediaan untuk menemui tenaga ahli kesehatan apabila mereka mengidap gangguan kesehatan mental.. Mengurangi stigma dan mengelola pandangan yang optimis dan positif pada gangguan kesehatan mental dan pengidapnya adalah salah satu kunci yang dapat membantu dan mendorong proses pencarian bantuan dan penanganan yang sesuai.

Improving mental health literacy will help advancing one’s ability to identify signs and symptoms of ailments in mental health and wellbeing, including the available treatment and affordable prevention methods. This research aims to assess the health literacy of undergraduate students in University of Indonesia based upon the attributes of mental health literacy cited from Jorm (1997). A total of 744 respondents participated in this research. Primary data is taken by distributing online questionnaires. The data is analyzed in univariate manner. Eesearch took place in University of Indonesia on October-December 2022. Result shows 78,6% of the respondents are showing good mental health literacy, 20,8% show moderate mental health literacy, and 0,5% show inadequate mental health literacy. Attribute showing most respondents with good scores is the ability to recognize specific disorders, with 93,3% of respondents answers are correct. Most respondents submitted less than positive/optimistic answers on the willingness to work and have family with person suffering from mental health disorder and willingness to seek help immediately instead of keeping the mental disorder to themselves. Reducing stigma and maintaining positive and optimistic view on mental health disorder and its patients will help and encourage the process of help seeking and appropriate treatment.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Hana Qatrunnada
"Mahasiswa Universitas Indonesia memiliki beberapa masalah berkaitan dengan kesehatan mental. Penelitian oleh Maulida 2012 menunjukkan bahwa 46,9 mahasiswa yang melakukan pencarian bantuan konseling di Badan Konseling Mahasiswa UI sudah mencapai tingkat depresi sedang. Namun jumlah pencarian bantuan oleh mahasiswa yang mempunyai masalah kejiwaan cukup rendah, dengan hanya sebanyak 22,5 ditangani dokter dan 2,4 ditangani psikolog Vidiawati, dkk., 2017.
Penelitian oleh Anita dan Hadjam 2017 menunjukkan adanya hubungan antara literasi kesehatan mental tinggi serta sikap positif terhadap kesehatan mental terhadap kecenderungan untuk mencari bantuan profesional dalam kasus gangguan mental.
Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan kuisoner yang diisi responden secara mandiri. Kuesioner yang digunakan mengadaptasi dari Mental Health Literacy Questionnaire O Connor, 2015.
Pada penelitian didapatkan sebanyak 54,7 n = 204 responden memiliki tingkat literasi baik dan sebanyak 44,2 n = 165 memiliki tingkat literasi sedang. Literasi kesehatan mental mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018 sebagian besar sudah tergolong baik, namun masih banyak yang perlu ditingkatkan lagi.

University of Indonesia students have some problems related to mental health. Research by Maulida 2012 shows that 46.9 of students seeking counseling assistance at UI Student Counseling Body have reached moderate levels of depression. However, the number of seeking assistance by students who have psychiatric problems is quite low, with only 22.5 handled by doctors and 2.4 treated by psychologists Vidiawati, et al., 2017.
Research by Anita and Hadjam 2017 suggests an association between high mental health literacy as well as a positive attitude to mental health against a tendency to seek professional help in cases of mental disorders.
The aim of this research is to get mental health literacy picture on the first grade students of Regular University of Indonesia study program in 2018. The research uses quantitative approach with cross sectional design and is descriptive. The data collected is primary data by using questionnaires filled by respondents independently. The questionnaire used adapted from the Mental Health Literacy Questionnaire O 39 Connor, 2015.
The result showed that 54,7 n 204 had good literacy level and 44,2 n 165 had moderate literacy level. The mental health literacy of first year undergraduate students of Regular University of Indonesia in 2018 is mostly good, but there is still much that needs to be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziizah Mutiara Yasti
"Dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada student-centered learning, kemampuan literasi informasi siswa berperan penting. Kemampuan literasi informasi siswa yang baik akan mendukung keberlangsungan proses belajar mengajar terutama di dalam kelas. Sekolah tingkat menengah atas SMA di Jakarta umumnya terbagi menjadi dua jurusan, yaitu jurusan Ilmu-Ilmu Sosial IIS dan siswa jurusan Matematika dan Ilmu Alam MIA . Kedua jurusan ini memiliki perbedaan dalam subjek, metode belajar dan gaya belajar. Sehingga, terdapat kemungkinan adanya perbedaan literasi informasi antara siswa dari kedua jurusan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan literasi informasi antara siswa jurusan Ilmu-Ilmu Sosial IIS dan siswa jurusan Matematika dan Ilmu Alam MIA di SMAN 103 Jakarta.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer. Kuesioner disusun menggunakan indikator-indikator dari standar kompetensi literasi informasi untuk tingkat sekolah Information Literacy Standards for Student Learning yang dikembangkan oleh American Association of School Librarians AASL dan Association for Educational Communications and Technology.
Hasil deskriptif penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi siswa dari kedua jurusan IIS dan MIA termasuk ke dalam katagori baik dengan besar skor tiap indikator dalam rentang skala 3,43-4,23. Sedangkan untuk hasil uji-t, nilai signifikan sebagian besar indikator sebesar > 0,05, atau tidak ada perbedaan signifikan pada kemampuan literasi informasi antara siswa jurusan IIS dan MIA. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan pada kemampuan literasi informasi siswa jurusan IIS dan MIA di SMAN 103 Jakarta. Hasil tersebut disebabkan karena kurikulum 2013 memungkinkan siswa dari kedua jurusan tersebut memilih mata pelajaran yang ada dalam mata pelajaran peminatan yang tidak berada dalam mata pelajaran wajib masing-masing jurusan. Hal ini mengakibatkan siswa jurusan IIS dan MIA mendapatkan pengalaman belajar yang nyaris sama sehingga kemampuan literasi informasi keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Kurikulum 2013 that emphasizes student centered learning, students 39 s information literacy skills play an important role. Good information literacy skills of students will support the continuity of teaching and learning process, especially in the classroom. High school SMA in Jakarta is generally divided into two majors, namely the Department of Social Sciences IIS and Departmen of Mathematics and Natural Sciences MIA . Both of these majors have differences in subject, learning method and learning style. Thus, there may be differences in information literacy skill between students from both departments. This study aims to find out whether there are significant differences in information literacy skills between students majoring in Social Sciences IIS and students majoring in Mathematics and Natural Sciences MIA at SMAN 103 Jakarta.
This research is a comparative research with quantitative approach using questioner to get primary data. The questionnaire was prepared using indicators of the Information Literacy Standards for Student Learning standard created by the American Association of School Librarians AASL and the Association for Educational Communications and Technology.
The descriptive results of this study indicate that students 39 information literacy skills from both IIS and MIA departments are catagorized as good within the range of 3.43 4.23, which is included in the good category. While for t test results, the p value of most indicators are 0.05, or there is no significant difference in information literacy skills between students of IIS and MIA. So it can be concluded there is no significant difference in the ability of information literacy students majoring in IIS and MIA at SMAN 103 Jakarta. The result is because the Kurikulum 2013 allows students from both majors to choose subjects that are in mata pelajaran peminatan that are not in mata pelajaran wajib. So students on each department get subjects with subjects, learning methods and learning styles typical in each department.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini membahas tentang literasi informasi jurnalis majalah yaitu jurnalis LAIQA Magazine Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi literasi informasi jurnalis LAIQA Magazine dalam produksi berita Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan dengan desain deskriptif Adapun pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling Hasil penelitian ini menunjukkan literasi informasi yang dilakukan jurnalis LAIQA Magazine sesuai dengan komponen komponen yang ada dalam konsep model literasi informasi the Seven Pillars karena sifatnya yang fleksibel sehingga dapat berlangsung secara simultan atau tidak linear Penelitian ini menyarankan kepara jurnalis LAIQA Magazine untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan baik tercetak maupun digital serta memanfaatkan bantuan pustakawan meminimalkan penggunaan Wikipedia lalu memanfaatkan penggunaan cloud storage dan perangkat penyimpanan khusus untuk data yang diperoleh.

This thesis will explore the information literacy of magazine journalist particularly the journalists of LAIQA Magazine The purpose of this study is to identify the information literacy of LAIQA Magazine journalists in news production This qualitative study using case study method and descriptive design Furthermore the technique used informant selection is the purposive sampling technique Based on the results the study shows that the information literacy done by LAIQA Magazine journalists have component that are consistent to the one of the information literacy model known as The Seven Pillars due to its flexibility The results of the study suggests that the LAIQA rsquo s journalists should use both printed and digital library facilities in addition to that this method also uses the help of librarian And also minimise the use of unreliable sources such as Wikipedia Furthermore LAIQA Magazine rsquo s journalists should also make use of a special data saving tools such as cloud storage to save the collected data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarsih
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kompetensi literasi informasi pustakawan Badan Litbang Kementerian Pertanian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui literasi informasi pustakawan dan pengelola dengan menggunakan standar Information Literacy Competency Standards for Higher Education (ACRL). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survai. Responden dalam penelitian ini adalah pustakawan dan pengelola perpustakaan yang berjumlah 88 (delapan puluh delapan) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran sebagian besar pustakawan sudah melakukan hal yang sudah sesuai dengan standar kompetensi literasi informasi kecuali untuk beberapa indikator. Sedangkan berdasarkan latar belakang pendidikan, secara umum pustakawan dengan latar belakang pendidikan D3 merupakan pustakawan dengan kuantitas yang paling banyak menjawab dengan jawaban yang baik, kemudian diikuti dengan S1 dan D2. Peneliti menyarankan perlu dirancang program literasi informasi terhadap pustakawan dan pengelola perpustakaan di Badan Litbang Kementerian Pertanian. Selain itu diperlukan pendidikan tambahan bagi beberapa pustakawan untuk meningkatkan keahliannya dan Kementerian Pertanian perlu mengganggarkan dana bagi ketersediaan sarana dan prasarana perpustakaan Unit Kerja/Unit Pelayanan Teknis untuk mendukung keberhasilan visi dan misinya.

ABSTRACT
The purpose of this research was to determine librarians and library officers information literacy in Badan Litbang Kementerian Pertanian. This study aims to describe information literacy librarians by using standard Information Literacy Competency Standards for Higher Education (ACRL). This is a quantitative survey method. Respondents in this study was the librarians amount 88 (eighty-eight). The results indicate that most of the librarians have been doing indicators in accordance with the information literacy competency standards except for some indicators. While based on educational background, librarians with a background in D3 education are the the most responded with the good answer, then followed by S1 and D2. To remedy the deficiencies, the study recommends the necessary information literacy program designed to librarians in the Badan Litbang Kementerian Pertanian. To support the vision and mission of Badan Litbang Kementerian Pertanian, it also required additional education for some librarians to improve skills and also the Kementerian Pertanian should budgeting funds for infrastructure for Unit Kerja / Unit Pelayanan Teknis Badan Litbang Kementerian Pertanian."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Aziz
"Literasi keuangan merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengetahui aspek-aspek dalam bidang keuangan termasuk dengan mengelola keuangan dan investasi yang dapat dilakukan. Kemampuan yang dimiliki individu terhadap keuangan dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam mengelola keuangan mereka dan dapat mempengaruhi mereka dari terhindarnya bias yang bisa terjadi terhadap pengambilan keputusan mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari financial literacy dan behavioral biases terhadap portfolio diversification yang dilakukan oleh investor pasar saham. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey menggunakan purposive sampling. Jumlah responden pada penelitian ini yaitu terdapat 189 orang yang didapat melalalui kuesioner online. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa behavioral biases memiliki pengaruh signifikan terhadap portfolio diversification dengan pengaruh signifikan terbesar terdapat pada familiarity biases sedangkan untuk financial literacy tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap portfolio diversification. Untuk variabel kontrol yaitu sosio demografis dan ukuran portofolio memiliki pengaruh yang signifikan lebih besar saat dimasukan dalam uji kepada portfolio diversification investor pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengumpulkan data responden secara proporsional sesuai kategori yang diuji seperti jenis kelamin

Financial literacy is the ability that a person has in knowing aspects in the financial sector including managing finances and investing that can be done. The abilities that individuals have towards finances can influence their behavior in managing their finances and can influence them from avoiding the bias that can occur in their decision making. The purpose of this study is to analyze the effect of financial literacy and behavioral biases on the portfolio diversification of stock market investors. This study uses a quantitative approach with a survey method using purposive sampling. The number of respondents in this study was 189 people who were obtained through online questionnaires. The results of this study indicate that behavioral biases have a significant influence on portfolio diversification with the greatest significant effect on familiarity biases, while financial literacy does not have a significant effect on portfolio diversification. For control variables, socio-demographics and portfolio size have a significantly greater effect when included in the test on the portfolio diversification of stock market investors on the Indonesia Stock Exchange. For further research, it's expected that can collect data respondents proportionally according to the categories tested such as gender"
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Anisa Amidha
"Banyak tenaga pendidik PAUD yang menyadari pentingnya kemampuan guru dalam meningkatkan pengetahuan tentang anak yang terlambat berbicara di kelas, khususnya pada bidang literasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Program Intervensi Fonetrik dapat meningkatkan kemampuan para guru PAUD dalam memfasilitasi literasi anak prasekolah dengan speech sound difficulties (SSD). Penelitian ini diikuti oleh 15 orang guru PAUD yang memiliki peserta didik dengan speech sound difficulties. Penelitian selama empat sesi ini mengukur dua ranah, yakni kognitif dan psikomotor. Pengambilan data kognitif dilakukan sebelum dan sesudah program intervensi (one-group pretest-posttest design) melalui instrumen LAP-SSD 1. Kemudian, data psikomotor diukur melalui instrumen LAP-SSD 2 pada sesi microteaching (one-group posttest design). Analisa statistik menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test serta asesmen pendukung berupa data deskriptif menunjukkan adanya perubahan skor secara signifikan baik pada ranah kognitif maupun psikomotor. Dengan demikian, Program Intervensi Fonetrik berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan guru dalam memfasilitasi literasi anak prasekolah dengan speech sound difficulties. Limitasi serta rekomendasi akan dituliskan dalam penelitian ini.

Many PAUD teachers are aware of the importance of teaching skills in increasing the knowledge of children with speech sound difficulties in class, especially in the area of literacy. The purpose of this study is to determine whether the Fonetrik Intervention Program can increase the ability of PAUD teachers regarding literacy of preschoolers with speech sound difficulties (SSD). There were 15 PAUD teachers who have students with speech sound difficulties that participated in this study. The two domains that were measured in this four-session study were cognitive and psychomotor. A one-group pretest-posttest research design to test the cognitive domain and a one-group posttest design to test the psychomotor domain. The LAP-SSD 1 instrument was used to gather cognitive data before and after the intervention program. Then, the LAP-SSD 2 instrument was used to collect psychomotor data throughout the microteaching session. Statistical analysis using the Wilcoxon Signed-Rank Test and supporting assessments in the form of descriptive data showed a significant change in scores both in the cognitive and psychomotor domains. As a result, the Fonetrik Intervention Program has a positive impact in enhancing teachers' ability to facilitate literacy of preschoolers with speech sound difficulties. This study will include limitations and recommendations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sopacua, PI Jaclyn
"Sejak tahun 2004, Perpustakaan UI mulai mencanangkan program information skills bagi sivitas akademika UI dan tahun 2005 Perpustakaan UI berhasil membuat modul untuk pelatihan information skills. Tujuan utama pembuatan modul information skills tersebut adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada pengguna perpustakaan untuk dapat mengidentifikasi, mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pustakawan mengenai program information skills dan kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan program tersebut di UI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif karena metode ini lebih tepat untuk menggali persepsi informan mengenai topik yang dibahas. Peneliti mewawancarai 13 pustakawan dari 13 fakultas di lingkungan UI (10 orang kepala pustakawan dan 3 orang pustakawan rujukan). Model operasional menggunakan model SCONUL. Model ini berfungsi untuk mengarahkan peneliti dalam mengajukan pertanyaan dan menganalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan sangat memahami pentingnya program information skills di perguruan tinggi untuk mendukung visi universitas menghasilkan lulusan berkualitas dan menjadi pembelajar seumur hidup.
Tanggapan informan terhadap program information skills mencakup hal-hal berikut :
1) Program information skills adalah bagian dari information literacy
2) Program information skills adalah bagian dari pendidikan pengguna yang dirancang secara sistematis dan lebih mendalam.
3) Information skills mencakup kemampuan mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara tepat dan efektif.
4) Information skills bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pengguna dalam
mengelola informasi dan mencegah pengguna melakukan tindakan plagiat.
5) IS membutuhkan pengetahuan mengenai perpustakaan (basic library skills) dan
ketrampilan teknologi (IT skills).
6) Modul information skills UI cukup lengkap dan mencakup semua materi dalam
information skills, namun belum spesifik sesuai kebutuhan semua fakultas.
7) Program information skills merupakan tanggung jawab pustakawan sebagai penyedia
informasi dan sebagai partner staf pengajar dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran di perguruan tinggi.
8) Pustakawan yang mengajarkan information skills harus memiliki kemampuan soft skills, hard skill dan memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan atau menguasai berbagai macam sumber-sumber informasi serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
9) Pustakawan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik mengenai perkembangan ilmu, khususnya subjek ilmu di fakultasnya masing-masing.
10) Pustakawan berperan sebagai fasilitator atau intermediary (perantara) bagi pengguna.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa program information skills di UI belum berjalan sebagaimana diharapkan oleh Perpustakaan UI. Para informan mengakui bahwa banyak kendala yang dihadapi di lapangan yang membutuhkan tindakan lebih serius dari lembaga. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah:
1) Keterbatasan SDM yang mampu mengajarkan IS kepada pengguna. Pustakawan di lingkungan UI tidak semuanya dapat diandalkan mengajarkan keahlian informasi
kepada pengguna.
2) Kebijakan yang tidak mendukung dari pimpinan dan staf pengajar.
3) Fasilitas yang tidak memadai (komputer, akses Internet),
Melihat kendala-kendala diatas, Perpustakaan UI perlu melibatkan dosen dan mahasiswa untuk menjalankan program information skills. Hal ini dapat ditempuh dengan memasukkan program information skill dalam kurikulum pendidikan dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi kemahasiswaan, seperti BEM atau Senat Mahasiswa. Perpustakaan UI juga harus dapat memastikan bahwa sarana dan fasilitas yang ada di tiap fakultas memadai untuk membuka kelas information skills. Supaya kegiatan dapat dilakukan, perlu pendekatan resmi kepada pimpinan fakultas karena hal ini menyangkut fasilitas kegiatan akademik.Langkah konkrit yang dapat dilakukan adalah promosi terus menerus terhadap sivitas akademika UI dan mengorganisir pelaksanaan program tersebut secara terpadu.

In 2004, the library of the University of Indonesia decided to introduce training in information skills to the academic community. In 2005, the UI Library UI prepared a module for training in information skills. This module aims especially at giving library users the knowledge and skills to identify, access, evaluate and use information effectively. This research is based on a survey of UI librarians concerning their perceptions about the training program and the constraints faced in applying it at UI. The research method is qualitative because this method is more appropriate for probing perceptions in regard to the topic. The researcher interviewed .13 Librarians from 13 faculties at UI (10 Library directors and 3 reference librarians). The SCONUL model was used to guide the researcher in raising question and conducting analysis.
Results show that all informants have a good understanding of the importance of the program on information skills in support of the vision of a high-quality university graduate who becomes a lifetime learner. Responses included the following:
1. The program of information skills is part of information literacy.
2. A program information skill is a kind of consumer education designed in a systematic and thorough way.
3. Information skills include the ability to access, evaluate and use information precisely and effectively.
4. Information skills aim to increase consumer skills in managing information and avoiding plagiarism.
5. IS requires a knowledge of basic library skills and information technology skills.
6. The UI information skills program is comprehensive enough and includes all the relevant materials in information skills, but has not yet been adapted to the needs of each faculty.
7. The program in information skills is a responsibility of librarians, who serve as resources of information and as partners of teaching staff in managing the study process in college.
8. Librarians who teach users need to have soft skills, hard skills and a background in library science, together with good communications skills.
9. Librarians need to have a good knowledge of scientific development, especially in regard to one's own faculty.
10. Librarians need to function as facilitators or intermediaries for users.
Survey results indicate that the UI program in information skills has not yet been implemented as expected by the UI Library department. As a group, the informants mentioned many constraints requiring more serious action from the [which?] institute. These include:
1. Limited skills on the part of librarians. Not all of them have the mastery needed to teach information skills to users
2. Policies that are not effectively supported by leaders and teaching staff
3. Inadequate facilities (computers, Internet access).
Considering these constraints, the UI Library department needs to involve students and teachers in the program for developing information skills. This could be accomplished by introducing an IS program in the regular curriculum, and collaborating with student organizations, including the BEM and Student Senate. The Library Department also needs to ensure that equipment and facilities are provided in every faculty to support classes in information skills. In order that this support be obtained, a formal approach to faculty leaders is needed. On this basis, the IS program can be promoted to the entire academic community and implemented in an integrated way."
2006
T17236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeinia Maulida
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas proses berbagi informasi antar pustakawan hukum pada Asosisasi Pekerja Informasi Hukum Indonesia APIHI berdasarkan motivasi yang mereka miliki, media yang digunakan, jenis informasi yang dibagikan dan alur dalam berbagi informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana berbagi informasi antar pustakawan hukum, di satu sisi mereka harus berbagi dan di sisi lain pengguna pengacara tempat bekerja mereka bersaing. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang yang terdiri dari anggota dan pengurus asosiasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berbagi informasi telah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh pustakawan guna membantu pekerjaan mereka dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Namun, proses berbagi terkadang berjalan hanya satu arah dimana informasi hanya disediakan oleh satu anggota dan informasi yang ditanyakan tidak mendapat tanggapan dari anggota lain.

ABSTRACT
This study discusses the process of information sharing among the law librarians of the Association of Indonesia rsquo s Information Law Workers, based on their motivation, media usage, type and flow of information sharing. The purpose of this research is to find out how the law librarians share information among themselves, where they have to share but at the same time their users lawyers compete to each other. This research using a qualitative approach with a case study methode. Six informants were selected using snowball sampling technique. The results showed that information sharing has become a routine activity performed by librarians to assist themselves fulfilling the users information needs. However, the process of sharing information is not always two way, there are times when someone shares information gets responses from other members but the sharing process sometimes runs only one way in which the information is only provided by one member and the information requested does not receive any response from other members."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Nafis Sjamsuddin
"Saat ini, masyarakat semakin mudah mengakses informasi melalui berbagai perangkat yang terhubung dengan teknologi internet. Namun, hal tersebut menimbulkan berbagai kekhawatiran baru, salah satunya penyebaran infromasi yang salah atau tidak akurat. Untuk mengatasinya, pendekatan literasi yang lebih spesifik dibutuhkan yaitu literasi kesehatan digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan personal terhadap literasi kesehatan digital pada mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia. Studi ini menggunakan analisis data sekunder dengan desain potong lintang. Data dikumpulkan melalui survei yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menggunakan instrumen eHEALS dengan delapan pertanyaan tentang literasi kesehatan digital pada studi ini. Analisis menggunakan regresi linear berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel dependen dan determinan sosial meliputi jenis kelamin, usia, rumpun ilmu, dan uang saku sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi kesehatan digital pada mahasiswa program sarjana dalam kategori baik (M=3,14; SD=0,501). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan variabel usia saku berhubungan secara signifikan dengan literasi kesehatan digital setelah dikontrol oleh variabel usia (β=0,926; 95% CI=0,037 – 1,785). Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam pengembangan program edukasi kesehatan yang dapat menjangkau mahasiswa dari beragam latar belakang dengan tujuan meningkatkan literasi kesehatan digital mereka.

Currently, it is easier for people to access information through various devices connected to internet technology. However, this raises various new concerns, one of which is the spread of false or inaccurate information. To overcome this, a more specific literacy approach is needed, namely digital health literacy. This study aims to determine the relationship between personal determinants of digital health literacy in undergraduate students at the University of Indonesia. This study uses secondary data analysis with a cross-sectional design. Data was collected through a survey conducted by a research team from the Faculty of Public Health, University of Indonesia, using the eHEALS instrument with eight questions about digital health literacy in this study. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and social determinants including gender, age, knowledge class, and pocket money as independent variables. The results showed that the level of digital health literacy in undergraduate students was in the good category (M=3.14; SD=0.501). The results of multiple linear regression analysis show that the pocket age variable is significantly related to digital health literacy after controlling for the age variable (β=0.926; 95% CI=0.037 – 1.785). Therefore, efforts are needed to develop health education programs that can reach students from various backgrounds with the aim of increasing their digital health literacy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>