Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127695 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paulus King Mulia Lumban Gaol
"Sekam padi menjadi salah satu sumber potensial untuk memperoleh silika dengan proses yang lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu konsen untuk melakukan pengolahan limbah menjadi material yang berguna menjadi salah satu alasan pemanfaatan sekam padi. Silika sendiri sebagai partikel berukuran nano saat ini banyak digunakan dalam berbagai bidang industri karena karakteristiknya yang unik. Partikel nano silika dapat diperoleh dengan memproses sekam padi sebagai prekursor melalui metode sol-gel. Larutan HCl sebagai larutan yang digunakan untuk memurnikan silika menjadi parameter utama dalam penelitian. Konsentrasi HCl divariasikan untuk memperoleh perbandingan. Hasil yang diperoleh dijadikan rujukan untuk menentukan konsentrasi optimum HCl yang dapat digunakan untuk melakukan sintesis partikel nano silika. Kemurnian silika dalam partikel dan ukuran partikel yang diperoleh menjadi data utama yang ingin diperoleh dari penelitian kali ini. Kemurnian silika akan diukur melalui pengujian SEM dan ICP-EOS. Sementara itu ukuran partikel akan diukur melalui pengujian SEM dan XRD. Data yang diperoleh dari pengujian-pengujian tersebut akan dijadikan acuan untuk menentukan keberhasilan metode sol-gel pada ekstraksi silika dari sekam padi untuk sintesis partikel nano silika.

Rice husk become one of potential resource to obtain silika with eco-friendly process. Furthermore, consent to recyling wastes into valuable materials is another reason to utilise rice husk. Silica as nanoparticles is used in many field of industries because its unique properties. Silica nanoparticles can be obtained by processing rice husk as precursor with sol-gel method. HCl as solution that used to purify silica content become the main parameter in this research. HCl concentration were varied to obtain comparison. Obtained results are used as reference to determine optimum concentration of HCl used to synthesize silica nanoparticles. Silica purity in particles and particle size are main data that wanted in this research. Silica purity were measured by SEM and ICP-OES. Meanwhile particle size were measured by SEM and XRD. Results then are used to determine whether sol-gel method that used to synthesize silica nanoparticles by extract silica from rice husk is success or not."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiratama Dharmawan
"Banyak penelitian ekstraksi silika dari sekam padi telah berhasil. Salah satu metode dengan metode sol-gel menggunakan reaktan NaOH dan asam kuat HCl. Larutan NaOH yang digunakan dengan konsentrasi 5 % dan 10 % serta larutan HCl yang digunakan sebanyak 1,5 M. Abu sekam padi yang digunakan adalah hasil pembakaran sekam padi sampai pada suhu 500oC. Proses Ekstraksi dilakukan dengan metode sol-gel menggunakan larutan NaOH selama 3 jam pada suhu ruang. Selanjutnya diendapkan dengan pengasaman menggunakan asam kuat hingga pH mencapai titik netral. Bahan yang dihasilkan adalah asam silikat yang berbentuk gel dan kemudian dikeringkan. Silika yang telah dikeringkan kemudian dianalisis menggunakan SEM, XRD dan ICP.Hasil penelitian SEM dan XRD akan menilai ukuran partikel silika dan struktur fasa. Sedangkan ICP akan mengetahui jumlah pengotor yang ada dalam partikel silika. Penelitian ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas dari proses esktraksi silika dari sekam padi khususnya metode sol-gel.

Many studies of silica extraction from rice husks have been successful. One method is the sol-gel method using NaOH and strong acid HCl as reactants. NaOH solution used with
a concentration of 5% and 10% and HCl solution used as much as 1.5 M. Rice husk ash
used is the result of burning rice husks to a temperature of 500oC. The extraction process
was carried out by the sol-gel method using NaOH solution for 3 hours at room
temperature. Then it is precipitated by acidification using a strong acid until the pH
reaches a neutral point. The resulting material is silicic acid in the form of a gel and then
dried. The dried silica was then analyzed using SEM, XRD and ICP. The results show
that the weight percentage is silica (SiO2). This research is useful in increasing the
effectiveness of the silica extraction process from rice husks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggih Dwi Raharjo
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara agraris yang merupakan produsen padi ketiga di dunia setelah Cina dan India. Hal ini menyebabkan banyaknya sekam padi yang terbuang menjadi limbah. Di dalam sekam padi ini terdapat ~20% silika yang dapat diberdayakan. Silika dalam sekam padi ini dapat diekstraksi dengan melakukan proses pelindian menggunakan larutan asam klorida 1 M, dengan variasi waktu pelindian 30, 75, dan 120 menit, yang kemudian dilanjutkan dengan pembakaran hingga suhu 650°C dengan kecepatan peningkatan suhu 5°C/menit. Hasil akhir kemudian dikarakterisasi kadar dan morfologinya. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar akhir silika yang didapatkan dengan pelindian selama 30, 75 dan 120 menit masing-masing sebesar 98,282%, 99,323%, dan 99,429%, Sekam padi hasil ekstraksi mengalami perubahan morfologi menjadi lebih halus dengan penambahan waktu pelindian.
ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country that produces rice number three in the world, after China and India. It makes there are bulk of rice husks that goes to waste. Rice husks contain approximately 20% of silica that can be empowered. Silica from rice husks can be extracted through leaching method using chloric acid 1 M, with time variate from 30, 75, and 120 minutes, and then continued with combustions until temperature 650°C with rate of 5°C/minutes. The results from this study then characterized and achieved the final concentration of silica for leaching time 30, 75 and 120 minutes is 98.282%, 99.323%, and 99.429%. The final sample encountered a morphology change to become smoother as the leaching time increase."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kusuma Wardana
"Sekam Padi merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi dan menjadi limbah di banyak negara produsen beras, termasuk di Indonesia karena memiliki nilai gizi yang kurang baik. Secara khusus, kandungan silika amorf dalam sekam padi berada pada kisaran 20-25% wt%. Pembakaran sekam padi menghasilkan abu yang mengandung silika. Pada penelitian ini silika pada sekam padi akan diekstrak menggunakan metode alkali dengan proses refluks. Sebelum sekam padi dibakar, dilakukan pelindian terhadap sekam padi menggunakan larutan HCl dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, dan 8%. Pembakaran dilakukan pada temperatur 250°C, 450°C, dan 700°C selama 6 jam. Setelah itu, dilakukan refluks pada abu sekam menggunakan NaOH 10% untuk mengisolasi silika didalamnya. Kemudian dilakukan penambahkan HCl 1M untuk mengambil silika menjadi silika xerogel. Silika kemudian dioptimalisasi menggunakan 3-chloropropyltrimethoxysilane (CPTMS).
Hasil yang didapat menunjukan bahwa penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi saat pelindian dapat meningkatkan kemurnian dan yield dari silika yang didapatkan.terlihat dengan konsentrasi 8% didapat yield dan kemurnian tertinggi yaitu 68,1% dan 93,95%. Selain itu penambahan CPTMS dianggap tidak efektif karena hasil menunjukan bahwa persentase penghilangan logam oleh silika tanpa optimalisasi yaitu sebesar 26,42% & 14,44% lebih besar dari silika +CPTMS yaitu sebesar 0,053% & 6,15%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Frans Wensten
"Sekam padi merupakan limbah pertanian yang sangat banyak jumlahnya di negara penghasil beras. Pada tahun 2015, Indonesia sebagai negara penghasil beras memproduksi padi sebanyak 75 juta ton dan sekitar 20-25 dari berat total padi adalah sekam padi. Akumulasi dari limbah sekam padi yang sangat banyak ini dapat menjadi ancaman bagi lingkungan. Salah satu cara untuk mengurangi akumulasi dari limbah tersebut ialah dengan memanfaatkan limbah tersebut. Sekam padi mengandung silika dengan nilai sekitar 20-25 dari berat total sekam padi. Silika memiliki banyak aplikasi dalam industri gelas, keramik, dan semen.
Pada penelitian ini silika diesktraksi dari abu sekam padi menggunakan metode alkali yang disertai dengan proses refluks. Abu sekam padi direfluks menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 5, dan 10 selama 1 jam pada temperatur 80 C. Proses ini menghasilkan larutan Sodium Silikat Na2SiO3. Selanjutnya, asam HCl atau CH3COOH ditambahkan secara perlahan ke dalam larutan sodium silikat disertai dengan pengadukan dengan kecepatan konstan. Proses ini akan menghasilkan silika gel. Silika gel yang terbentuk diisolasi pada temperatur 30 C selama 18 jam. Selanjutnya, silika gel dipanaskan selama 12 jam dengan temperatur 120 C. Proses ini akan menghasilkan xerogel. Xerogel kemudian dikarakterisasi. Metode karakterisasi material yang digunakan ialah X-ray Diffraction XRD, Fourier transform infrared FTIR, Braun Emmet Teller BET, dan Energy Dispersive X-Ray EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silika yang diekstraksi dari sekam padi banyak mengandung unsur Si dan O.
Berdasarkan hasil analisis XRD, silika yang dihasilkan dari sekam padi merupakan silika amorf, dan berdasarkan hasil analisis FT-IR, terdapat vibrasi tekuk dan ulur Si-O dalam serbuk silika. Silika dengan pengasaman menggunakan asam HCl memiliki luas permukaan sebesar 236,2 m2/g. Sementara silika dengan pengasaman menggunakan asam CH3COOH memiliki luas permukaan sebesar 204,8 m2/g. Silika yang diasamkan dengan HCl memiliki yield tertinggi yaitu sebesar 74,9 yang didapatkan dari rasio antara 3,745 gr massa xerogel dengan 5 gr massa abu sekam padi. Silika yang diasamkan dengan CH3COOH memiliki yield terendah yaitu sebesar 60,06 yang didapatkan dari rasio antara 3,003 gr massa xerogel dengan 5 gr massa abu sekam padi.

Rice Husk RH is an enormous agricultural waste in rice producing country. In 2015, Indonesia, a rice producing country, produced paddy about 75 million tons, and about 20 22 of total weight of paddy is rice husk. The accumulations of these huge amount of rice husk waste can be environmental threat. One of the solution to reduce these accumulations is to utilize these wastes. Rice husk contains silica in the range of 20 ndash 25 wt. Silica has many applications in the glass, ceramics, and cement industries.
In this study, silica was extracted from rice husk using alkaline extraction method with reflux process and it was followed by acidification. In this study, rice husks ash RHA was refluxed by aqueous NaOH with concentration 5 and 10, for 1 hour at 80 C. This process produced Sodium Silicate solution Na2SiO3. Next, HCl or CH3COOH acid was added dropwise into the sodium silicate solution under constant stirring condition until pH 7. This process produced wet gel silica. The silica gel obtained was isolated at 30 C for 18 hours. Then, it was heated to 120 C for 12 hours to produce xerogel. Next, xerogel was characterized. The Characterization methods which were used in this study are X ray Diffraction XRD, Fourier transform infrared FTIR , Braun Emmet Teller BET, and Energy Dispersive X Ray EDX. The results showed that silica which was extracted from rice husks contains many Si and O elements.
Based on XRD analysis, silica produced from rice husk ash is an amorphous silica and based on FT IR analysis, it has bending and stretching vibration of Si O. Silica with HCl acidification has a surface area 236.2 m2 g. In the other hand, silica with CH3COOH acidification has a surface area 204.8 m2 g. Silica which acidified by HCl has the highest yield, that is about 74.9 which was obtained from ratio between 3.745 gr mass of xerogel and 5 gr mass of RHA. Silica which acidified by CH3COOH has the lowest yield, that is about 60.06 which was obtained from ratio between 3.003 gr mass of xerogel and 5 gr mass of RHA. Keywords Rice husk ash Silica Alkaline extraction Reflux process Xerogel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Adi Prasetya
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kampas rem cakram kendaraan bermotor dengan sifat fisis dan sifat kimia yang baik, menggunakan silika dari sekam padi sebagai bahan pengganti asbes. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial, setiap perlakuan diulang 3 (tiga) kali. Faktor tunggal ukuran partikel silika (50 mesh, 100 mesh, dan 200 mesh). Parameter yang diamati meliputi ketahanan aus, kekerasan, ketahanan rekat, dan ketahanan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel silika untuk kampas rem cakram kendaraan bermotor yang dihasilkan memenuhi spesifikasi kampas rem cakram kendaraan bermotor dipasaran. Kampas rem cakram kendaraan bermotor terbaik yang memenuhi spesifikasi di pasaran adalah ukuran partikel silika 100 mesh (U2) dengan ketahanan aus 0,286 cm³/Nm, kekerasan 24 kg/mm², ketahanan rekat 80 kg/cm ² dan ketahanan air 2,69%"
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hilmy Alfaruqi
"Material mesopori silika SBA-15 adalah material yang memiliki pori berukuran nanometer dalam jumlah yang besar sehingga dapat dicirikan dengan luas permukaannya yang tinggi. Material SBA-15 yang diharapkan adalah memiliki karakteristik pori yang baik (tingginya luas pemukaan pori, diameter pori, dan volume permukaan pori) dan juga sifat mekanik serta stabilitas kimia, tekanan, dan termal yang baik. Sifat mekanik, stabilitas kimia, tekanan, dan termal yang baik dipengaruhi oleh tingkat kristalinitas pada material mesopori tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari pengaruh perbedaan konsentrasi katalis asam HCl dan pengaruh temperatur hidrotermal terhadap tingkat kristalinitas material mesopori silika SBA-15.
Pada penelitian ini dilakukan sintesis material mesopori SBA-15 dengan proses sol?gel yang menggunakan HCl sebagai katalis asam dengan konsentrasi 0.5, 1, 2, dan 4 M yang kemudian diikuti dengan perlakuan hidrotermal pada temperature 100°C, 125°C, 150°C dalam waktu 6 jam. Untuk mengkarakterisasi sampel penelitian dilakukan pengujian BET, XRD, dan spektroskopi FTIR. Pengujian BET bertujuan untuk mengidentifikasi material mesopori silika SBA-15. Pengujian XRD bertujuan untuk menentukan tingkat kristalinitas material tersebut sedangkan pengujian FTIR digunakan untuk melihat tingkat intensitas ikatan Si?OH dan Si?O?Si yang mempengaruhi tingkat kristalinitas material mesopori tersebut.
Meningkatnya kristalinitas SBA-15 disebabkan oleh peningkatan ikatan Si?O?Si pada SBA-15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi HCl 2 M memberikan nilai optimum terhadap pertumbuhan kristal sebesar 10.60 nm. Untuk konsentrasi 1 dan 4 M terjadi penurunan ukuran kristal menjadi 9.13 nm dan 9.68 nm. Kondisi tersebut terjadi pada setiap temperatur hidrotermal 100, 125, dan 150°C. Peningkatan temperatur hidrotermal dari 100°C menjadi 125°C terjadi peningkatan ukuran kristal dari 9.40 nm menjadi 10.60 nm. Akan tetapi pada saat peningkatan temperatur dari 125°C menjadi 150°C ternyata kristalinitas material tersebut menurun menjadi 10.02 nm. Hal ini disebabkan waktu proses (6 jam) yang belum cukup efektif untuk konversi Si?OH menjadi Si?O?Si sebagai ikatan pembentuk kristal. Semua kondisi tersebut terjadi pada setiap konsentrasi HCl yang digunakan, yaitu 0.5, 1, 2 dan 4 M.

Mesoporous silica material SBA-15 is a material which has pore in nanometer size and high surface area number. An expected SBA-15 is the one which has a good pore characteristics such as high surface area number, high pore diameter size, and high pore volume number. In addition, it should posses good mechanical properties, chemical, pressure, and thermal stabilities. The mechanical properties, chemical, pressure, and thermal stabilities of SBA-15 are affected by its crystallinity level. Therefore, the purpose of this research project was aimed at studying the effects of hydrogen chloride (HCl) concentration as acid catalyst and hydrothermal treatment temperature on crystallinity of mesoporous silica material SBA-15.
In this research project, SBA-15 has been successfully synthesized using sol?gel process. The hydrogen chloride (HCl) was varied into different concentrations, i.e. : 0.5, 1, 2, and 4 M followed by hydrothermal treatment within different temperatures, i.e. : 100, 125, and 150°C for 6 hours. The samples were characterized by BET, XRD, and FTIR spectroscopy. BET was used to measure the surface area and average pore diameter size of the synthesized SBA-15, while XRD was used to determine the level of crystallinity. In addition, FTIR spectroscopy was perform to analyze the intensity of Si?OH and Si?O?Si bond which are responsible for the level of SBA-15 crystallinity.
Based on the investigation, it is known that SBA-15 crystallinity depends on the increase of Si?O?Si bond in the material. The experiment result shows that using 2 M HCl as acid catalyst gave the optimum number for crystal growth, i.e. : 10.60 nm, while in contrast crystallite size was decreased to 9.13 nm and 9.68 nm when the HCl concentration of 1 and 4 M were used, respectively. These apply to all hydrothermal condition with temperature variation from 100?150°C. The increased of hydrothermal temperature from 100°C to 125°C increased the
crystallite size from 9.40 nm to 10.60 nm. However, further increasing hydrothermal temperature to 150°C the crystallite size decreased back to 10.02 nm. This is due to hydrothermal duration of 6 hours which was not sufficiently effective to convert Si?OH bond into Si?O?Si as the crystallite former. The same trend occurred for every condition with HCl concentration variation from 0.5 to 4 M."
2008
S41726
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kaban, Agus Paul Setiawan
"Penelitian berbasis pengembangan green corrosion inhibitor mengalami banyak kemajuan terutama menggunakan bahan organik. Namun penggunaan inhibitor yang diperoleh dengan teknik pirolisis dan kondensasi untuk memperoleh uap cair dari sekam padi belum tereksplorasi. Dalam penelitian ini, unjuk kerja inhibitor sekam padi akan diujicoba di beberapa lingkungan yang relevan dengan kebutuhan industry minyak dan gas yaitu di lingkungan asam dalam hal ini HCl 1M dan potensi penggunaan di industri kilang NH4Cl 7,5 % (0,14 M). Validasi hasil eksperimen unjuk kerja inhibitor dengan menggunakan kecerdasan buatan dilakukan sedangkan potensi penggunaan inhibitor secara ekonomi akan disimulasikan. Pengujian menggunakan Potentiodynamic dan Electrochemical Impedance Spectroscopy dilakukan sebagai hasil identifikasi senyawa yang berkontribusi pada proses inhibisi menggunakan FTIR. Sedangkan perubahan permukaan menggunakan SEM, AFM, dan Contact Angle dilakukan. Efisiensi inhibisi sekam padi di lingkungan asam, dan NH4Cl mencapai 99,82%, dan 96,41%. Hasil pengujian gugus fungsi senyawa furan, fenol, silika, benzena, dan heteroatom menjadi senyawa yang dominan berperan dalam proses adsorpsi secara kimia. Sekam padi berperan sebagai inhibitor anodik baik disemua lingkungan dan menjadi barrier untuk memutuskan hubungan antara lingkungan dengan logam. Pemodelan dengan Deep Learning menunjukkan bahwa lapisan film berevolusi di berbagai arah logam dengan bentuk lingkaran dengan ukuran partikel 100-200 μm dimana akurasi prediksi evolusi film untuk kupon tanpa inhibitor adalah 66,67% lebih kecil dari nilai dengan inhibitor yaitu 81,08%. Hasil pemodelan mengkonfirmasi hasil eksperimen dan dapat digunakan untuk memprediksi unjuk kerja inhibitor dengan menggunakan AI. Penelitian ini dapat digunakan sebagai model penggunaan limbah sekam padi sebagai inhibitor dan berkontribusi mengembangkan kecerdasan buatan untuk membantu memvalidasi hasil eksperimen secara cepat dengan keakuratan yang tinggi.

This work models the development of green corrosion inhibitors using organic compounds which have been rapidly rocketed. Despite the massive growth, the uniqueness of the research dwells in the pyrolysis and condensation technique that remains in siloes. The research paves the way to showcase the inhibition performance of rice husk ash as a green corrosion inhibitor and is tested in several environments, such as HCl 1M and refinery process of NH4Cl 7,5 % (0,14 M). The implementation of artificial intelligence validates the experimental outcomes, while economic utilization is evaluated when industrial scaling up is made available. Potentiodynamic and electrochemical impedance spectroscopy are implemented to test the corrosion resistance of the inhibitor. The FTIR and UV-Vis were conducted to unveil the ultimate content of the inhibitor during the inhibition process. Surface modification evaluation was carried out through SEM and AFM and validated by Contact Angle measurement. Inhibition efficiency shows a remarkable result to reach 99.82% and 96.41% when immersed with 80 ppm and 7,5 ppm inhibitor solution. Furan, Phenolic, Silika, Aromatic Benzena and their heteroatoms are among the dominant functional groups involved in chemical adsorption. Rice husk ash inhibitor shows a mix-type inhibitor that is anodic pre-dominant in dismissing the substrate from the environment. The deep learning model shows the evolution of passive film occurs in numerous sites on the surface of the metal with a spherical shape and 100-200 μm particle size. The accuracy of prediction stands at 66.67% for the uninhibited system, which is less than that of the inhibited system, which is at 81.08%. The modelling result paves the way for the showcase of the evolution of passive film using artificial intelligence and the validation of experimental results with high accuracy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azka Fariky
"Komoditas utama di sektor pertanian Indonesia adalah padi, yang juga merupakan tanaman pokok di negeri ini sehingga limbah yang dihasilkan juga akan sangat banyak. Untuk mengatasi hal seperti ini, maka pengolahan limbah sekam padi kerap dilakukan. Sekam padi mengandung 50% selulosa, 25 ?30 % lignin, dan 15 ?20 % silika. Kandungan silika ini yang nantinya akan berharga setelah diolah lebih lanjut, setelah dilakukan pemanggangan sempurna sekam padi mengandung sekitar 90%-98% silika.
Pada penelitian ini pengolahan sekam padi dilakukan dengan metode pelindian pada larutan HCl 1 M selama 3 jam, kemudian di recovery dan dilanjutkan pemanggangan dengan variasi laju temperaturnya 3C/min., 5C/min., dan 7C/min. hingga 650C dan ditahan selama 4 jam. Hasil penelitian didapatkan dengan variasi laju temperaturnya 3C/min., 5C/min., dan 7C/min silika dengan kadar 99,170%, 99,038%, dan 98,966%. Proses pelindian dan pemanggangan akan menghilangkan komponen-komponen organik dan logam pengotor-pengotor di dalamnya, dan apabila diamati morfologinya, sekam padi yang telah diberi perlakuan strukturnya akan lebih halus dan berporos.

The main commodities in the agricultural sector of Indonesia is rice, which is also a staple crop in this country so that the waste generated will also be very much. To cope with this kind of thing, then the rice husk waste treatment is often done. Rice husks contain 50% cellulose, 25% lignin -30 and 15 -20% silica. The silica content of which will be valuable when processed further, after perfect roasting rice husk contains about 90% -98% silica.
In this study, rice husk processing is done by the method of leaching in 1 M HCl solution for 3 hours, then recovered and continued roasting by the temperature rate variation of 30C/min., 50C/min., and 70C/min until reaching 6500C and held for 4 h. Research results obtained by varying the temperature rate of 30C/min., 50C/min., and 70C/min with silica content of 99.170%, 99.038% and 98.966%. Leaching and roasting process will eliminate the components of organic and metallic impurities in it, and if the morphology was observed, rice husk which has been treated to be more delicate and highly porous structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yossy Anggraini
"Selulosa yang digunakan untuk sintesis nanokomposit berasal dari hasil isolasi sekam padi. Nanokomposit selulosa-Fe3O4 memiliki sifat unggul yang berasal dari gabungan sifat selulosa dan juga Fe3O4. Hasil sintesis yang diperoleh didukung dengan karakterisasi menggunakan instrumentasi FTIR, SEM, TEM, XRD dan GC-MS. Persen yield selulosa hasil isolasi diperoleh sebesar 54.066 . Hasil sintesis nanokomposit berbasis selulosa-Fe3O4 untuk selanjutnya diaplikasikan sebagai katalis untuk sintesis metil oleat yang menjadi alternatif penting dalam pembuatan biodiesel, karakterisasi menggunakan GC-MS dan penentuan angka asam. Kondisi optimum pembentukan metil oleat dari asam oleat, yaitu pada suhu 60oC selama 300 menit dengan komposisi katalis 12 mg nanokomposit selulosa-Fe3O4. Diperoleh persen konversi sebesar 89,57 . Reaksi pembentukan metil oleat dari asam oleat mengikuti kinetika orde satu dan diperoleh energi aktivasi sebesar 14.03 kJ/mol.

Cellulose can be isolated from rice husk that will be used in the synthesis of cellulose Fe3O4 nanocomposite, which will have advantages that come from both materials behaviors. The synthesis product is supported by characterization using FTIR, SEM, TEM, XRD and GC MS. The yield percentage obtained from the isolation is 54.066 . the product of nanocomposite synthesis based on cellulose Fe3O4 can be applied as a catalyst for methyl oleate synthesis which is an important alternative in the making of biodiesel, with characterization using GC MS and acid value calculation. The optimal condition of methyl oleate synthesis from oleoc acid is under the temperatureof 600C for 300 minutes with catalyst composition of 12 mg. Conversion percentage is obtained at 89.21 . the reaction of methyl oleate synthesis from oleic acid follows the first order of kinetic and the activation energyis obtained at 14.03 kJ mol.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>