Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18893 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jovi Handono Hutama
"Masyarakat membutuhkan teknologi digital untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari. Salah satu dampak dari teknologi digital adalah pengurusan dokumen fisik yang berubah menjadi dokumen digital. Pada ranah logistik tidak terlepas dari dokumen yang memuat informasi atas kepemilikan barang. Angkutan peti kemas memiliki banyak sekali dokumen fisik dalam proses pengirimannya. Dokumen fisik ini dapat menjadi target kejahatan seperti contohnya dipalsukan, disalin, atau dirusak. Biaya pengurusan administrasinya juga dapat dikatakan mahal karena banyak pihak terlibat. Dokumen penting yang dapat menjadi target kejahatan yaitu Bill of Lading. Oleh karena itu, penulis ingin membuat sebuah sistem yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Pada tugas akhir ini penulis mencoba untuk membuat sebuah sistem berbasis blockchain untuk pengurusan administrasi, khususnya pada dokumen Bill of Lading. Rancangan sistem terdiri dari front-end, back-end, dan blockchain. Blockchain dibuat menggunakan Ethereum dengan framework Geth dan bertipe permissioned blockchain. Penyimpanan data dan proses bisnis dilakukan pada smart contract yang ditanam ke dalam blockchain. Setiap node akan tersinkronisasi dengan node lain melalui mekanisme konsensus proof-of-authority, sehingga data yang dimiliki akan selalu sama. Sistem dievaluasi dengan menguji sifat dasar blockchain, yaitu decentralized, immutable, dan verifiable. Walaupun sistem masih terdapat beberapa kekurangan, hasil pengujian tugas akhir ini menunjukkan bahwa sistem berbasis Ethereum ini dapat menjadi alternatif untuk sistem yang masih tradisional.

People need digital technology to make their daily work easier. One of the impacts of digital technology is the processing of physical documents that turn into digital documents. In the realm of logistics, it cannot be separated from documents containing information on ownership of goods. Container transportation has a lot of physical documents in the shipping process. These physical documents can be the target of crimes such as being forged, copied, or tampered with. Administration costs can also be said to be expensive because many parties are involved. Bill of Lading is an important document that can be a target for crime. Therefore, the author wants to create a system that can overcome these problems. In this research, the author tries to create an blockchain-based system for administrative management, especially in the Bill of Lading document. The system design consists of front-end, back-end, and blockchain. The blockchain is created using Ethereum network with the Geth framework and is a permissioned blockchain. Data storage and business processes are carried out on smart contracts embedded into the blockchain. Each node will be synchronized with other nodes through a proof-of-authority consensus mechanism, so the data held will always be the same. The system is evaluated by testing the basic properties of the blockchain, namely decentralized, immutable, and verifiable. Although the system still has some shortcomings, the results of this final project show that this Ethereum-based system can be an alternative to traditional systems."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Chandra Wiguna
"Perkembangan dunia digital telah membuat beberapa aspek kehidupan secara teknis berubah, dari beberapa metode konvensional menjadi modern. Modernisasi pada era digital ini tentu memudahkan pekerjaan yang dahulunya membutuhkan sumberdaya manusia yang terbilang masif menjadi tereduksi karena adanya teknologi. Hadirnya teknologi blockchain dapat menjadi solusi ditengah minimnya keamanan data akan peretesan dan manipulasi data. Ethereum sebagai platform yang berbasis blockchain dan tingginya keamanan data melalui algoritma hasing mencoba menyelesaikan hal-hal yang menjadi perhatian belakangan ini. Kemudian algoritma hashing ini diterapkan ke beberapa pemodelan seperti website bebbasis data yang bertujuan untuk meningkatan integeritas database agar tidak mudah disusupi dan dimanipulasi. Algoritma Ethereum Keccak-256 akan diuji dengan mencoba beberapa jenis parameter agar mendapatkan variabel yang optimal untuk diimplementasikan dalam proyek voting elektronik agar lebih baik dalam kredibilitas dan integritas.
Hasil dari variasi percobaan kedua bahwa difficulty yang ideal ialah 10.000.000 dibandingkan dengan dua variasi lainnya. Namun, difficulty ini belum lah sepenuhnya dikatakan ideal jika menggunakan nilai difficulty lainnya. Dengan menggunakan variasi difficulty, maka blok dapat diverifikasi selama 440,872ms untuk difficulty 100.000, 20,188ms untuk difficulty 1.000.000, dan 0,222ms untuk difficulty. 10.000.000.Pada difficulty 100.000, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan algoritma hash merupakan variasi yang paling lama dengan rata-rata waktu hash per blok 80,291ms untuk 1 satu thread process, 240,457ms untuk 2 dua thread process, dan 440,872ms untuk 4 empat thread process.

The development of the digital world has made some aspects of life technically change, from some conventional methods to being modern. Modernization in this digital era would facilitate the work that formerly require human resources that are somewhat massive to be reduced due to the technology. The presence of blockchain technology can be a solution amid the lack of data securities will hacking and data manipulation. Ethereum as a blockchain based platform and high security securities through a hasing algorithm trying to solve things of concern lately. Then the hashing algorithm is applied to some modeling such as website based data that aims to increase the integrity of the database so as not to be easily infiltrated and manipulated. The Ethereum Algorithm Keckak 256 will be tested by attempting several types of parameters to obtain the optimal variable to be implemented in electronic voting projects to make better credibility and integrity.
The result of experimental variation that the ideal difficulty is 10,000,000 compared to the other two variations. However, this difficulty is not yet fully said to be ideal if using other difficulty values. By using variations of difficulty, the blocks can be verified for 440.872ms for 100,000 difficulty, 20.188ms for 1,000,000 difficulty, and 0.222ms for difficulty. 10.000.000. On difficulty 100,000, the time required to complete the hash algorithm is the longest variation with the average hash time per block 80,291ms for 1 one thread process, 240,457ms for 2 two thread process, and 440,872 ms for 4 four thread process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Wiryadinata Halim
"Setiap kendaraan bermotor yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia wajib mempunyai surat-surat kendaraan yaitu Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) dan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Setiap pemilik kendaraan bermotor juga wajib untuk mengikuti proses administrasi agar surat kendaraan tetap sah seperti proses perubahan kepemilikan kendaraan jika kepemilikan kendaraan berubah. Hingga kini, surat kendaraan masih berbentuk fisik dan proses administrasi surat kendaraan masih berjalan secara manual, pemilik kendaraan wajib datang ke kantor SAMSAT dan membawa dokumen yang diperlukan. Pada masa ini, perkembangan teknologi maju dengan sangat pesat, perkembangan teknologi telah terbukti membantu manusia dalam mengotomasi pekerjaan administratif. Salah satu teknologi yang sedang berkembang sekarang adalah blockchain. Blockchain adalah salah satu tempat penyimpanan data immutable yang aman dan terdistribusi di berbagai tempat yang disebut ledger. Dengan bantuan blockchain, surat kendaraan dan riwayat surat kendaraan dapat disimpan secara digital dengan aman dan jelas. Penelitian ini menggunakan permissioned blockchain yaitu Hyperledger Fabric dalam mengimplementasikan prototipe yang dibangun. Hyperledger Fabric merupakan framework open source dibawah naungan Linux Foundation. Hyperledger Fabric bersifat privat dan menyediakan sistem untuk melakukan autentikasi dan otorisasi pengguna di dalam jaringan, sangat berbeda dengan public blockchain umumnya dimana pengguna bersifat anonim. Setiap data disimpan di dalam blockchain dan DBMS CouchDB yang terdapat pada setiap peer. Penelitian ini menggunakan smart contract yang dinamakan chaincode pada Hyperledger Fabric untuk mengimplementasikan bisnis proses surat kendaraan khususnya perubahan kepemilikan kendaraan. Chaincode ini di-install pada peer di dalam jaringan Fabric dan mempunyai daur hidup yang terhubung dengan sistem otorisasi sehingga setiap perubahan bisnis proses memerlukan proses otorisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surat kendaraan dan administrasi surat kendaraan dapat digitalisasi menjadi sebuah sistem dengan menggunakan blockchain. Dengan Hyperledger Fabric, setiap pemangku kepentingan dapat berinteraksi dan berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya untuk melayani proses administrasi dalam jaringan yang aman, terdistribusi, dan immutable dimana setiap interaksi perubahan surat kendaraan disimpan sebagai riwayat yang tidak dapat berubah.

Every motor vehicle operated in Republic of Indonesia required to have registration document such as Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) and buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Every owner of a motor vehicle is required to follow an enforced administration process to ensure their vehicle’s document still valid such as when the owner of the motor vehicle change. Right now, vehicle document is still based on paper and administration process still run manually, the owner must come to SAMSAT office and bring required documents. In the present, technology is advancing rapidly, technology advancement has proven to help humans automate administrative work. One of the technologies that are currently developing fast is blockchain. Blockchain is one of immutable data storage that safe and distributed in many places that called ledger. With help from blockchain, vehicle documents and the history of the document can be stored digitally safely and clearly. This research use permissioned blockchain that is Hyperledger Fabric as a tool to implement this research’s prototype. Hyperledger Fabric is an open-source blockchain founded by Linux Foundation. Hyperledger Fabric blockchain is private and permissioned, serves an authentication and authorization feature, very different from a public blockchain where the user is anonymous. Every data stored in blockchain and DBMS CouchDB available on every peer. This research use smart contract named chaincode in Hyperledger Fabric for implementing business process vehicle document administration especially change on vehicle ownership. Chaincode installed in peer on Fabric network and has lifecycle that connect with authorization system thus every change on business process need authorization. The result of this research shows that vehicle documents and the administration of vehicle documents can be digitalized with blockchain. With Hyperledger Fabric, every stakeholder can interact and communicate with one another to serve the vehicle document administration process in a secured network, distributed and immutable where every interaction is recorded as a history that cannot be changed."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizky Duto Pamungkas
"Pada penelitian ini dilakukan penerapan tingkat keamanan lebih dengan penggunaan sistem penyimpanan data peer-to-peer berbasis Inter-Planetary File System (IPFS) pada blockchain ethereum. IPFS digunakan sebagai media penyimpanan data gambar yang kemudian akan menghasilkan IPFS hash atau content identifier (CID). CID akan digunakan untuk mengakses data gambar pada IPFS yang dapat dilakukan dengan bantuan gateway IPFS. CID ini akan dikirimkan pada blockchain menggunakan smart contract. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa penggunaan IPFS sebagai keamanan tambahan pada sistem blockchain dapat dilakukan. Ukuran file yang dikirimkan menggunakan IPFS akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan IPFS untuk mengirimkan file tersebut. Semakin besar ukuran file yang dikirimkan, maka akan semakin banyak waktu yang dibutuhkan. Untuk selisih ukuran file sebesar 1MB terjadi kenaikan waktu akses sekitar 5%. Jarak gateway IPFS yang digunakan juga akan mempengaruhi waktu akses terhadap file. Semakin jauh jarak gateway IPFS dengan pengakses, maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan. Untuk selisih jarak gateway IPFS sebesar 1.000 km terjadi penurunan waktu akses sekitar 5%. Jarak gateway IPFS dengan pengakses juga mempengaruhi keberhasilan dalam mengakses data. Pada gateway dengan jarak terjauh, yaitu Amerika Serikat terjadi kegagalan akses sebesar 24%.

In this study, a higher level of security was implemented by using an Inter-Planetary File System (IPFS) based peer-to-peer data storage system on the ethereum blockchain. IPFS is used as an image data storage medium which will then generate an IPFS hash or content identifier (CID). CID will be used to access image data on IPFS which can be done with the help of IPFS gateway. This CID will be sent on the blockchain using a smart contract. The results of the study prove that the use of IPFS as additional security on the blockchain system can be done. The size of a file sent using IPFS will affect the time it takes IPFS to send the file. The larger the file size that is sent, the more time it will take. For the difference in file size of 1MB there is an increase in access time of about 5%. The distance of the IPFS gateway used will also affect the access time to files. The farther the IPFS gateway is from the accessor, the more time it will take. For the difference in IPFS gateway distance of 1,000 km, there is a decrease in access time of about 5%. The distance between the IPFS gateway and the accessor also affects the success in accessing data. At the gateway with the farthest distance, namely the United States, there was an access failure of 24%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafran Hibatullah Tsany
"Perkembangan teknologi yang begitu cepat menyebabkan berbagai perubahan pada setiap aspek dalam kehidupan. Salah satu aspek yang berubah adalah aktivitas jual beli yang awalnya dilakukan secara langsung, kini dapat dilakukan dengan meng- gunakan media elektronik dan digital. Aktivitas jual beli secara online ini biasa disebut dengan istilah e-commerce . Untuk itulah dibutuhkan sebuah sistem e- commerce yang mengedepankan aspek keamanan dan kenyamanan. Teknologi yang dapat menangani permasalahan tersebut adalah blockchain. Adanya teknologi smart contract yang bersifat self-executed dan terdistribusi menjadi jaminan bagi semua pihak yang terlibat untuk memenuhi kewajibannya. Dalam penelitian ini dibahas mengenai implementasi smart contract pada teknologi blockchain menggunakan Ethereum pada sistem penjualan produk digital. Proses penelitian ini terdiri dari perancangan sistem blockchain serta pengujian performa pada jaringan tes Goerli yang merupakan salah satu jaringan tes pada blockchain. Implementasi dilakukan pada sebuah halaman web, agar pengguna dapat memilih dan membeli produk digi- tal. Dari implementasi sistem dan evaluasinya ditemukan bahwa penambahan jum- lah iterasi yang dilakukan pada satu periode, mempengaruhi kenaikan waktu di se- tiap proses transaksi pada jaringan blockchain. Waktu rata-rata pengujian pada 1, 10, dan 100 iterasi yaitu 23850ms, 20515.8ms, dan 31943.3ms. Selain itu, gas priority fee yang dibayarkan pada transaksi di jaringan blockchain berpengaruh ter- hadap lama waktu transaksi diproses. Transaksi dengan biaya gas yang paling tinggi akan diprioritaskan terlebih dahulu pada jaringan blockchain. Waktu rata-rata pen- gujian pada gas priority fee 2.5 Gwei, 3.5 Gwei, dan 4.5 Gwei yaitu 29240.69ms, 28800.77ms, dan 28258.68ms.

The rapid development of technology has caused various changes in every aspect of life. One aspect that has changed is buying and selling activities, which were originally done directly, can now be done using electronic and digital media. This online buying and selling activity is commonly referred to as e-commerce. There- fore, a secure and convenient e-commerce system is needed. Technology that can address these issues is blockchain. The existence of smart contract technology, which is self-executed and distributed, is a guarantee for all parties involved to fulfill their obligations. This research discusses the implementation of smart con- tracts on blockchain technology using Ethereum in a digital product sales system. The research process consists of designing the blockchain system and testing its performance on the Goerli test network, which is one of the test networks on the blockchain. The implementation is carried out on a web page, so users can choose and buy digital products. From the implementation and evaluation of the system, it was found that the increase in the number of iterations performed in one period affects the increase in time in each transaction process on the blockchain network. The average testing time for 1, 10, and 100 iterations was 23850ms, 20515.8ms, and 31943.3ms. In addition, the gas priority fee paid for transactions on the blockchain network affects the processing time of the transaction. Transactions with the high- est gas fees will be prioritized first on the blockchain network. The average testing time for gas priority fees of 2.5 Gwei, 3.5 Gwei, and 4.5 Gwei was 29240.69ms, 28800.77ms, and 28258.68ms."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Davva Nouvalio
"Penggunaan internet serta teknologi mengalami penetrasi yang masif yang menghasilkan teknologi finansial sebagai disrupsi dari industri finansial. Salah satu model bisnis teknologi finansial yang dihasilkan adalah Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI). Metode penelitian yuridis normatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah mengenai pelanggaran hukum terhadap perlindungan Data Pribadi Penerima Pinjaman pada penyelenggaraan LPMUBTI dan perlindungan hukum terhadap Data Pribadi Penerima Pinjaman melalui aplikasi teknologi blockchain. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum terhadap perlindungan Data Pribadi mencakup penyebarluasan tanpa izin dari pemilik Data Pribadi, penggunaan selain penggunaan yang dimaksud dalam Kebijakan Privasi ( privacy policy ) Penyelenggara LPMUBTI, penagihan utang terhadap Penerima Pinjaman yang melanggar kepatutan dan kesusilaan, eskalasi jumlah pengaduan Nasabah terkait pelanggaran hukum terhadap perlindungan Data Pribadi yang dilakukan oleh Penyelenggara LPMUBTI, eskalasi jumlah Penyelenggara LPMUBTI ilegal, dan belum dipenuhinya persyaratan hukum standar SNI ISO/IEC 27001 Sistem Elektronik oleh Penyelenggara LPMUBTI. Hal tersebut berimplikasi terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan, asas dan prinsip, dan Kebijakan Privasi Penyelenggara LPMUBTI yang mengatur mengenai perlindungan Data Pribadi. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penggunaan blockchain yang diterapkan pada penyelenggaraan LPMUBTI dalam rangka melindungi Data Pribadi dari Penerima Pinjaman dari pencurian, peretasan ( hacking ), dan penyalahgunaan yang dilakukan oleh, baik Penyelenggara LPMUBTI maupun pihak ketiga. Saran Penulis adalah Penyelenggara LPMUBTI menggunakan blockchain untuk melindungi Data Pribadi Penerima Pinjaman, pemerintah harus mengakselerasi pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi, dan Otoritas Jasa Keuangan segera membentuk Pusat Data Fintech Lending.

The utilization of both the internet and technology has been experiencing massive penetration resulting in the emergence of Financial Technology as disruption of the financial industry. One of the business models of Financial Technology is Peer-toPeer (P2P) Lending. This legal-normative research method will be utilized to answer the research questions regarding the violations of the borrower's personal data protection on the execution of P2P Lending and legal protection of the d borrower's personal data protection through the application of blockchain. The patterns of data breaches on P2P Lending execution are the dissemination of borrower personal data without authorization, utilization of borrower personal data aside from the utilization regulated on Privacy Policy of P2P Lending company, indecency on debt collection to the borrower, escalation of the number of customers' reports regarding data breaches conducted by P2P Lending company, escalation of the number of illegal P2P Lending company, and the unfulfillment of legal requirement regarding standardization of ISO/IEC 27001 for the Electronic System of P2P Lending company. Those violations are resulting in the violation of Laws, basic principles, and Privacy Policy of P2P Lending concerning the right of borrower's personal data protection. Hence, the application of blockchain on the execution of P2P Lending is indispensable in order to protect the confidentiality of borrower's personal data from theft, hacking, and misuse conducted by P2P Lending Company and/or the third party. The author's recommendation elaborates on the importance of the performance of blockchain-based P2P Lending in order to protect the borrower's personal data, government obligation to accelerate the legalization of Personal Data Protection Draft Bill, and the urgency of the establishment of Fintech Data Center by Financial Services Authority."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Yossi Priyambodo
"Proyek EPC (Engineering, Procurement and Construction) merupakan jenis
proyek konstruksi yang kompleks dan memiliki perbedaan karakter dengan proyek
konstruksi biasa, sehingga keterlambatan proyek merupakan fenomena yang kerap
terjadi pada proyek EPC. Proyek EPC cenderung padat karya dan padat
pengetahuan. Input dan output dalam manajemen proyek EPC melibatkan berbagai
pengetahuan dan aktivitas kreatif intelektual. Dengan demikian, proses manajemen
proyek EPC adalah proses knowledge management. Knowledge Management
System (KMS) bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam suatu organisasi
dengan memperbaiki komunikasi antara seluruh bagian organisasi dan
meningkatkan penguasaan pengetahuan dengan melakukan transfer pengetahuan.
Penerapan Knowledge Management System berbasis blockchain diharapkan dapat
menjadi solusi dari kebutuhan transfer knowledge dengan terdistribusi, akses cepat
ke pengetahuan dan keamanan informasi yang tinggi. Penelitian ini menggunakan
kerangka kerja model Tiwana, dan untuk pemetaan knowledge organisasi
menggunakan siklus KM model Zack, sedangkan untuk pembentukan knowledge
menggunakan model SECI. Framework Knowledge Management System berbasis
blockchain yang dihasilkan dilakukan validasi pakar untuk proses pengujian yang
kemudian dilakukan analisa kualitatif menggunakan software Nvivo. Hasil dari
penelitian ini adalah 44,19% moderately positive dan 55,81% very positive
menyatakan framework Knowledge Management System berbasis blockchain dapat
diterapkan pada proyek EPC dan dapat meningkatkan kinerja waktu pada proyek
EPC-X sebesar 36 hari atau memiliki optimasi 15% dari durasi proyek secara
keseluruhan.

An EPC project (Engineering, Procurement, and Construction) is a
complex type of construction project, having differing characteristics from ordinary
construction projects, in which project delay phenomenons often occur. EPC
projects tend to be labor intensive and knowledge intensive. Inputs and outputs in
EPC project management involve a wide range of knowledge and intellectual
creative activities. Thus, the EPC project management process is a knowledge
management process. Knowledge Management System (KMS) aims to improve the
quality of human resources in an organization by improving communication
between all parts of the organization and increasing mastery of knowledge by
transferring knowledge. The implementation of a blockchain-based Knowledge
Management System is expected to be a solution to the need for distributed
knowledge transfer, fast access to knowledge and high information security. To
develop the knowledge management system, The Tiwana Model Framework is
employed in this study. Whereas Zack KM model is used for mapping
organizational knowledge. In addition, SECI model is used for knowledge
information. The resulting blockchain-based Knowledge Management System
framework is validated by experts for the testing process. As a follow up process,
Qualitative analysis is performed to the validated framework using Nvivo software.
The results of this study are 44.19% moderately positive and 55.81% very positive
stating that the blockchain-based Knowledge Management System framework can
be applied to EPC projects and can improve time performance on EPC-X projects
by 36 days or has an optimization of 15% of the duration. the project as a whole.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hazbiy Shaffan
"ABSTRAK
Blockchain merupakan ledger terdistribusi, dan data dalam blockchain tidak dapat diubah dan bersifat transparan yang menyebabkan siapa pun tidak dapat meragukan kebenarannya. Seiring perkembangannya, blockchain mulai banyak diterapkan dalam berbagai bidang aplikasi seperti Supply Chain Management. Hal ini dikarenakan teknologi blockchain dapat menjamin kebenaran dan integritas data tanpa memerlukan pihak ketiga, terutama pada catatan transaksi (transaction log) sehingga penggunaan teknologi blockchain dapat menyelesaikan permasalahan kurangnya trust pada Supply Chain Management. Terlebih lagi, blockchain seperti Hyperledger Fabric sangat cocok untuk diterapkan dalam Supply Chain Management dikarenakan sifatnya yang private dan permissioned. Hyperledger Fabric juga dapat menjaga sistem tetap bekerja meskipun terdapat kegagalan pada sistem. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi mengenai penerapan teknologi blockchain pada warehouse Supply Chain Management berbasis Hyperledger Fabric. Selain itu akan dilakukan evaluasi mengenai consensus yang digunakan, bagaimana throughput dari sistem warehouse Supply Chain Management yang telah diusulkan serta apa saja yang mempengaruhi throughput terebut. Berdasarkan hasil penelitian, consensus pada sistem ini merupakan crash fault tolerance (CFT) dikarenakan transaction dapat dilakukan apabila kuorum terpenuhi dan ordering service memiliki leader. Penggunaan Raft sebagai ordering service memiliki throughput yang lebih cepat dibandingkan dengan Kafka ordering service dengan nilai throughput sebesar 24.3 TPS pada Raft dan 22.7 TPS pada Kafka. Throughput dari transaction single node dan multi node memiliki nilai yang sama pada send-rate 100 dan 128 TPS. Jumlah core CPU mempengaruhi throughput Fabric, sedangkan kapasitas memori berpengaruh pada banyaknya peer yang dapat berjalan pada node tersebut.

ABSTRACT
Blockchain is a distributed ledger; data in a blockchain cannot be changed and is transparent, which makes anyone unable to doubt its truth. Through its development, blockchain began to be widely applied in various fields of application, such as Supply Chain Management. This is because blockchain technology can guarantee the correctness and integrity of data without the need for third parties, especially on transaction logs so that the use of blockchain can solve the problem of lack of trust in Supply Chain Management. In addition, a blockchain like Hyperledger Fabric is very suitable for Supply Chain Management because blockchain is private and permitted. Hyperledger Fabric can also keep the system working despite system failures. In this study, an evaluation will be conducted on the application of blockchain technology in the warehouse Supply Chain Management based on Hyperledger Fabric. Besides, an evaluation will be conducted on the consensus used and how the inputs from the proposed warehouse Supply Chain Management system and what influences the throughput. Based on the results of the study, the consensus on this system is crash fault tolerance (CFT) because the transaction can be done if the quorum is fulfilled and ordering services has a leader. The use of Raft as an ordering service has better performance than the Kafka ordering service with a throughput of 24.3 TPS on the Raft and 22.7 TPS on the Kafka. The throughput of the single-node and multi-node transactions have the same value at send-rates of 100 and 128 TPS. The number of CPU cores affects Fabric throughput, whereas memory depends on the number of peers running on that node."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neil Endrigo Cardoso De Miranda
"Proposal tesis ini mempelajari referensi yang digunakan oleh Satoshi Nakamoto untuk memahami prinsip-prinsip yang dia gunakan untuk memecahkan masalah pembelanjaan ganda. Masalah pengeluaran ganda adalah risiko bahwa mata uang digital dapat dibelanjakan dua kali. Ini adalah masalah potensial yang unik untuk mata uang digital karena informasi digital dapat direproduksi dengan relatif mudah oleh individu yang memahami jaringan blockchain dan memiliki kekuatan komputer yang diperlukan untuk memanipulasinya.
Untuk memahami motifnya, semua kutipan yang disebutkan dalam whitepaper Satoshi Nakamoto dianalisis secara mendalam, di mana kami sampai pada kesimpulan bahwa server stempel waktu yang juga dapat digunakan untuk mengesahkan keaslian serta tanggal penerbitan dokumen digunakan untuk menyelesaikan masalah ganda. masalah pembelanjaan.
Stempel waktu adalah alat yang sangat penting, masalah pengeluaran ganda dianalisis dalam tesis kami juga mengapa setiap transaksi memiliki stempel waktu yang unik dan hadiah yang diterima oleh blok hanya dapat digunakan setelah 120 blok ditambang. Mengapa transaksi membutuhkan 120 blok agar token dapat diterima, mengapa prinsip stempel waktu yang digunakan dalam dokumen digital diterapkan dalam mata uang kripto untuk stempel waktu yang dihasilkan blok dan mengapa dokumen digital juga dapat menjadi transaksi moneter.
Tindakan balasan penolakan layanan, bukti kerja yang disarankan oleh Adam Back dalam bentuk tunai Hash, karena merupakan inspirasi untuk membuat protokol juga dipelajari secara mendalam untuk menghindari kekurangan dalam kode dan menolak serangan node.
Protokol pohon Merkle dianalisis untuk memahami cara kerja protokol untuk sistem distribusi kunci publik.
Teori probabilitas dan aplikasinya dianalisis untuk menghitung kemungkinan penyerang membuat rantai lebih cepat daripada node yang jujur, sebagaimana dipahami satu-satunya cara agar rantai Blok berhasil adalah memastikan bahwa node yang jujur ​​lebih kuat daripada node yang tidak jujur, penyerang.
Kami juga akan merancang dan membuat blockchain sederhana untuk memahami prinsip-prinsip utama yang disebutkan di atas yang mencirikan protokol blockchain menggunakan bukti kerja; mengimplementasikan aplikasi blockchain sederhana dalam Javscript menggunakan crypto-js dan mendiskusikan alasan di balik kegagalan kami dalam hasil dan kesimpulan kami dalam upaya membuat aplikasi pesan instan menggunakan blockchain sederhana kami.

The thesis proposal is to study the references used by Satoshi Nakamoto to understand the principles he used to solve the double-spending problem. The double-spending problem is the risk that a digital currency can be spent twice. It is a potential problem unique to digital currencies because the digital information can be reproduced relatively easily by individuals that understand the blockchain network and have the computer power necessary to manipulate it.
To understand his motives all citations mentioned in Satoshi Nakamoto whitepaper were deeply analyzed, where we came to the conclusion that a time stamping server that could also be used to certify the authenticity as well the date of issuing of a document was used to solve the double spending problem.
Timestamps was a very important tool, the double spending problem is analyzed in our thesis as well why every transaction has a unique timestamp and the rewards received by blocks can be spent only after 120 blocks mined. Why a transaction requires 120 blocks for the token to be received, why timestamping principles used in a digital document were applied in cryptocurrencies to timestamp generated blocks and why a digital document can also be a monetary transaction.
A denial of service counter-measure, a proof-of-work suggested by Adam Back in Hash cash, as it was an inspiration to create the protocol was also deep studied to avoid flaws in the code and deny the attack of a node.
Merkle tree protocol analyzed to understand how the protocols for public key distribution systems works.
Probability theory and its applications is analyzed to calculate the probability of an attacker creating a chain faster than the honest node, as understood the only way for the Block chain to succeed was to make sure that the honest nodes were more powerful than dishonest nodes, attackers.
We will also design and create a simple blockchain to understand the main principles mentioned above that characterizes a blockchain protocol using proof-of-work; implement a simple blockchain application in Javscript using crypto-js and discuss the reasoning behind our failure in our results and conclusion on attempting to create an instant messaging application using our simple blockchain.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aligar Syahan Putra
"Penyelenggaraan pendaftaran fidusia secara elektronik, atau yang disebut dengan Fidusia Online, menawarkan banyak kemudahan dalam memberikan kepastian hukum pada masyarakat. Selain membantu Ditjen AHU dalam memenuhi prinsip one day service, Fidusia Online juga memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan pendaftaran fidusia karena prosesnya yang sangat cepat, dengan sertifikat yang tersedia secara elektronik serta bertanda tangan elektronik. Namun disamping kemudahannya, terdapat beberapa potensi timbulnya permasalahan pada keautentikan sertifikat itu sendiri. Dengan sistem yg digunakan, terdapat risiko terjadinya kegagalan sistem yang menyebabkan keautentikan sertifikat jaminan fidusia menjadi terganggu, sehingga keautentikannya pun menjadi tidak terjamin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi terjadinya risiko kegagalan sistem tersebut dan meganalisis kemungkinan penyelenggaraan pendaftaran fidusia dengan sistem yang lebih baik agar risiko tersebut dapat diminimalisir. Penelitian ini merupakan penilitian yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap hukum positif tertulis, termasuk meneliti bahan pustaka atau data sekunder dengan tujuan untuk menemukan fakta-fakta terkait sistem yang digunakan Fidusia Online.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang ini memiliki kerentanan kegagalan sistem yang dapat mengganggu keauntentikan sertifikat jaminan fidusia itu sendiri. Dengan hadirnya teknologi Blockchain, permasalahan keautentikan tersebut dapat diminimalisir. Teknologi Blockchain akan membuat sertifikat jaminan fidusia yang tersimpan dalam sistem menjadi kekal (immutable), tidak mudah dirusak (tamper-proof), serta tidak mudah untuk diubah (unalterable), dibantu dengan Smart Contract untuk melakukan automatisasi pembayaran pendaftaran fidusia.

Electronic registration system of fiducia, or it called Fidusia Online, offers a lot of convenience in providing legal certainty to the community. In addition to helping Ditjen AHU as the organizer of fiduciary registration in fulfilling the one day service principle, Fidusia Online also provides convenience to the community in conducting fiduciary registration because the process is very fast, with the certificates that are available electronically as well as electronically signed. But besides its convinience, there are several potential problems in its authenticity of the certificate itself. With the system being used, there is a risk of system failure which causes the authenticity of the fiduciary certificate to be disrupted, hence the authenticity of certificate is not guaranteed.
This paper aims to determine the potential risk of system failure and analyze the possibility of implementing fiduciary registration with a better system so that these risks can be minimized. This paper used juridical normative method which uses written applicable laws and literatures, including researching library materials or secondary data which the aim to finding facts related to the system used by Fidusia Online.
The results of this research indicate that this system has a system failure vulnerability that can disrupt the authenticity of fiduciary certificate itself. With the presence of Blockchain technology, these issue can be minimized. Blockchain technology will make fiduciary certificates stored in the system immutable, tamper-proof, and unalterable, assisted by Smart Contract to automate payment of fiduciary registration.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>