Ditemukan 164942 dokumen yang sesuai dengan query
Ethanael Hanusa
"Patah tulang merupakan salah satu cidera yang dapat diakibatkan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah kecelakaan saat berkendara menggunakan sepeda motor. Patah tulang sendiri dapat mengganggu jalannya aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia. Namun patah tulang sendiri dapat disembuhkan dengan melakukan operasi maupun melakukan Tindakan medis lainnya. Setelah melakukan operasi tentunya diperlukan masa rehabilitasi, dimana pasien tidak boleh terbentur benda dari luar maupun melakukan pergerakkan-pergerakkan yang berlebihan. Oleh karena itu selama masa rehabilitasi, pasien dapat menggunakan salah satu alat bantu yaitu exoskeleton, dimana exoskeleton ini dapat membantu pasien agar tidak terkena benturan dari luar secara langsung, dapat membatasi pergerakkan pasien, selain itu membuat tangan pasien menjadi lebih stabil. Exoskeleton sendiri merupakan alat yang terdiri atas beberapa bagian, yaitu: backboard, shoulder joint, upper arm, elbow joint, fore arm, wrist joint, dan juga palm. Exoskeleton sendiri terdapat 2 jenis, yaitu: exoskeleton pasif dan juga exoskeleton aktif. Dimana exoskeleton aktif terdapat sensor EMG (electromyography) sebagai input, kemudian microcontroller, motor dan juga system transmisi sebagai penggerak setiap joint, dan juga power supply sebagai sumber daya untuk penggerak motor dan juga microcontroller.
Hand fracture is one of the injury caused by a lot of things, such as accident that happened while riding motorcycle. Fracture can disturb human daily activities. However, we can treat fracture with surgery or other medication process. After the surgery, patient will enter rehabilitation process. In rehabilitation process, the patient cannot make a lot of movement, and can’t be hit by other things on their hand. The patient could use one of the device such as exoskeleton. Exoskeleton can help the patient make their hand more sTabel and protect their hands from impact from outside. Exoskeleton consists of some parts, they are backboard, shoulder joint, upper arm, elbow joint, forearm, wrist joint, and palm. There are two types of exoskeleton, the first one is passive exoskeleton, and the second one is active exoskeleton. Active exoskeleton has EMG sensor that act as input for the microcontroller, microcontroller, motor, and power supply to supply power for the motors, and microcontroller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Axl Khan
"Exoskeletons adalah perangkat yang dapat dipakai yang menambah dan mendukung pengguna untuk melakukan aktivitas. Eksoskeleton memiliki berbagai aplikasi dalam medis, militer, industri, dan penelitian. Seiring berkembangnya teknologi, exoskeleton menjadi lebih beragam fungsi dan tujuannya. Oleh karena itu, perancang menghadapi tantangan untuk membedakan perbedaan persyaratan setiap jenis kerangka luar.
Karena tidak ada metodologi untuk membedakan perbedaan tersebut, tujuan dari tesis ini adalah untuk menunjukkan perbedaan kebutuhan exoskeleton, khususnya exoskeleton pasif dan aktif, melalui metode yang ada untuk mengkategorikan kebutuhan awal ke dalam daftar. Analisis persyaratan yang dikategorikan dalam daftar akan memperjelas perbedaan antara eksoskeleton pasif dan aktif.
Exoskeletons are wearable devices that augment and support the user to perform activities. The exoskeletons have various applications in medical, military, industrial, and research. As the growth of technology, the exoskeleton becomes more diverse in function and purpose. Therefore, designer face a challenge to distinguish the difference of the requirements of each type of exoskeletons.As there is no methodology to distinguish the difference, the aim of this thesis is to show the difference of exoskeleton requirements, specifically the passive and active exoskeleton, through existing methods of categorization initial requirements into a list. The analysis of the categorized requirement in the list will enlightened the difference between the passive and active exoskeletons."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Depok: Faculty of Engineering, University of Indonesia, 1995
621.381 548 SEN (1);621.381.548 SEN (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Depok: FTUI, 1996
621.381 SEN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Depok : Faculty of Engineering-UI , 1996
621.381 SEM p (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Muhammad Prima Madika Putra
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok pada perusahaan alat kesehatan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot masing-masing indikator kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja rantai pasokan perusahaan pada tahun 2021 dan mendapatkan strategi perbaikan untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan perusahaan secara keseluruhan. 29 indikator kinerja diukur dan dibagi ke dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran menunjukkan kinerja rantai pasok pada tahun 2021 sebesar 63,35% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori average. Kemudian, setiap KPI akan dipetakan ke kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator mana yang perlu ditingkatkan. Strategi yang diusulkan dianalisis dengan melakukan focus group discussion dengan perwakilan perusahaan. Terdapat enam usulan strategi yang dipilih untuk meningkatkan lima KPI berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) yang diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan kinerja rantai pasok perusahaan secara keseluruhan.
This research was conducted to measure supply chain performance in medical device companies in Indonesia. The method used in this research is Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework and Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weight of each performance indicator. The objective of this research is to measure the supply chain performance of the company in 2021 and obtain improvement strategies to improve the overall supply chain performance of the company. 29 performance indicators are measured and divided into the SCOR model’s perspectives for each level. The result of the measurement indicates that the performance of the supply chain in 2021 is 63,35% which shows the company's performance is in an average category. Then, each KPI will be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators that need to be improved. The proposed strategy is analyzed by conducting focus group discussion with the company's representative. There are six proposed action plan strategies chosen to improve five KPIs based on the Importance Performance Analysis (IPA) which is expected to give a good impact on the company’s overall supply chain performance improvement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maharetta Cipta Umbara
"Saat ini banyak dikembangkan dengan teknologi pencangkokan material non polar Poletilene (PE) dengan material polar seperti poliamid (PA), maleic anhydride (MA) untuk mendapatkan pelembut yang mempunyai karakteristik yang stabil. Pada pencangkokan PA pada PE masih terbentuk gumpal gumpalan dan butir-butiran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan pencangkokan MA dalam bentuk MA 25% solution pada PE 25% solution dengan menggunakan katalis ammonium persulfate (APS) dan penetral amino-metil-propanol (AMP) dalam kemurnian 95%, sehingga menghasilkan pelembut yang stabil tanpa terjadi penggumpalan dan butiran. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi perubahan ikatan karbon dengan menggunakan Fourier Transform Infra-Red (FTIR). Dengan instrumen FTIR terlihat adanya perubahan ikatan PE dari C-O menjadi C-N yang ditandai dengan puncak intensitas gelombang 1090 cm-1 pada MA 7% dan 9%, serta terbentuknya ikatan baru pada PE setelah dicangkok dengan MA yaitu N-H yang ditandai dengan puncak intensitas gelombang 2000 cm-1. Selain analisis perubahan ikatan PE-g-MA, juga dilakukan pengukuran derajat keasaman, ukuran partikel, kekentalan larutan, kadar padat, dan kelembutan bahan. Dari karakterisasi tersebut terlihat PE-g-MA 9% pada suhu 95_C adalah PE-g-MA yang paling stabil. Hal ini ditandai dengan terbentuknya perubahan ikatan dari ikatan C-O menjadi ikatan C-N, C=O, C O dan ikatan baru yaitu N-H serta tidak terjadinya penggumpalan dan pemisahan larutan pada saat pendinginan.
Recent development in the technology of fabric softener involves grafting of non polar poyethylene ( PE) with polar substances like polyamide ( PA) and maleic anhydride (MA). One of the problems associated with this grafting process is the formation of lumps and granules. To overcome this problem, ammonium persulphate ( APS) as catalyst together with amino- metil- propanol (AMP) having 95% purity as neutralizing agent will be used in grafting 25% MA solution with 25% PE solution. Characterization of the synthesized product includes chemical, bonds identification using Fourier Transform Infra-Red ( FTIR) spectroscopy, viscosity, solid content and softness. The information obtained from FTIR spectroscopy shows that C-O bonds have been replaced by C-N, C=O, C O bonds and that previously absent N-H bonds are formed. As a whole , this study also shows that PE-g-MA 9% synthesized at 95_C is the most stable solution without the formation of lumps nor separation upon cooling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52312
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
I Gde Dharma Nugraha
"W3C telah mengeluarkan standarisasi WAP 2.0 yang meningkatkan kemampuan browsing perangkat bergerak mendekati kemampuan komputer PC. Markup Language yang digunakan pada WAP 2.0 adalah XHTML-MP yang merupakan pengembangan dari XHTML Basic yang sudah cukup dikenal di kalangan pengembang aplikasi Web. Penggunaan dari markup language ini juga akhirnya memungkinkan proses adaptasi agar tampilan aplikasi Web pada monitor komputer PC juga dapat ditampilkan dengan baik pada monitor perangkat bergerak. Salah satu teknik adaptasi adalah teknik adaptasi single pipeline. Sehingga dalam penulisan ini, akan dirancang sebuah aplikasi mobile Web yang bersifat dinamis untuk keperluan pembelajaran jarak jauh yang disebut dynamic mobile learning. Aplikasi ini dirancang menggunakan spesifikasi WAP 2.0 dan mengadopsi teknik adaptasi single pipeline.
Dalam thesis ini, penulis membangun aplikasi mLearning sebagai implementasi dari rancangan yang sudah dibuat. Pengujian adaptasi yang dilakukan pada prototipe menunjukkan bahwa proses adaptasi sudah berjalan dengan baik. Dari pengujian usability didapatkan hasil dari quisioner bahwa 96% responden menyatakan aplikasi mLearning mudah digunakan. Dari Pengujian unjuk kerja, didapatkan waktu eksekusi aplikasi mLearning pada saat beban kerja normal adalah 0,0439 detik dan waktu eksekusi aplikasi mLearning pada saat beban kerja tinggi adalah 0,0731 detik.
W3C has issued a new standard of WAP 2.0 that enhances the browsing capability of mobile device to a desktop. Markup language used in WAP 2.0 is XHTML-MP which is based on XHTML Basic. XHTML Basic has already well known among Web application developers. The use of this markup language also enables the process of adaptation in order to display a Web application in both of desktop and mobile device monitors. One of the adaptation technique is single pipeline. In this paper, a dynamic mobile learning application is designed for the need of distance learning. This application is designed using WAP 2.0 standard and single pipeline adaptation technique. Adaptation evaluation indicates that the process of adaptation has been running well. Usability evaluation shows 96% of respondents stated mLearning application was easy to use. Performance evaluation outlines that execution time for normal load is 0,0439 second and execution time for high load is 0,0731 second."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26219
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Aaron Tanjaya
"Kereta listrik merupakan salah satu mode transportasi umum yang banyak digunakan di Indonesia karena ramah lingkungan, mampu mengangkut banyak orang, dan berbiaya relatif terjangkau. Faktor-faktor tersebut membuat peningkatan efisiensi energi kereta menjadi hal yang penting untuk menurunkan biaya dan emisi di tengah isu perubahan iklim dan urbanisasi. Oleh karena itu, penggunaan Energy Storage Device (ESD) dan pemilihan profil kecepatan operasional kereta yang optimal diperlukan agar konsumsi energi kereta menjadi sekecil mungkin. Problem penentuan profil kecepatan kereta ini dapat dimodelkan menjadi problem multi stage yang dapat diselesaikan dengan algoritma dynamic programming (DP). Dynamic programming banyak digunakan karena DP memperhitungkan semua kemungkinan state space yang ada sehingga menghasilkan hasil yang paling optimal. Pada penelitian ini, penentuan profil kecepatan yang optimum dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan penumpang, karakteristik Energy Storage Device seperti energi awal dan daya maksimum, elevasi dan batas kecepatan pada jalur, serta batasan waktu. Model yang digunakan adalah model berbasis gaya dengan massa berupa titik dan on-board ESD. Model konsumsi energi dari kereta hanya mempertimbangkan energi yang dikonsumsi sistem traksi (tidak termasuk sistem pendingin, penerangan ataupun akomodasi kereta). Pemodelan perjalanan dilakukan dengan membagi mode berkendara kereta menjadi accelerating, cruising, coasting, dan braking. Kombinasi mode berkendara ini kemudian disimulasikan pada model jalur dengan membagi jalur menjadi beberapa bagian setiap interval jarak tertentu dan menyelesaikannya dengan algoritma DP berbasis forward induction. Hasilnya didapatkan profil kecepatan kereta terhadap posisi kereta yang optimal berdasarkan kriteria konsumsi energi dengan penurunan konsumsi energi akibat penggunaan ESD hingga 13.58% untuk daya ESD 500kJ dan batas waktu 110s.
Electric train is one of the most commonly used mode of transportation in Indonesia owing to its environmental friendliness, high capacity, and relatively low cost. These factors make increasing train energy efficiency an important issue to reduce cost and emission amid climate change and urbanization issues. Hence, the use of Energy Storage Device (ESD) and selection of optimum speed profile are needed to ensure train energy consumption to be as low as possible. The problem of determining the train speed profile could be modelled as a multi-stage problem which could be solved by the dynamic programming algorithm (DP). Dynamic programming is commonly used because DP calculates all possible state-space combinations, outputting the most optimum result. In this research, the determination of the optimum speed profile is done by considering passenger comfort, characteristics of ESD such as initial energy content and maximum power, elevation and speed limits of the train track, and time limit. The model used in this research is a force-based model with point-mass and on-board ESD. The energy consumption model only considers the energy consumed by the traction system (doesn’t include energy consumed by air conditioning, lighting, or accommodation systems of the train). Modelling of the train journey is done by dividing the driving mode of the train into accelerating, cruising, coasting, and braking. This combination of driving modes is then simulated on the train track model by dividing the track into several segments every fixed distance and then solving it by using a forward- induction based DP. The result is an optimum train speed profile measured against train position based on energy consumption criterion with energy consumption reduction of up to 13.58% for ESD with a power of 500kJ and 110s journey time limit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39371
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library