Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79741 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Altje
"Laju konversi lahan yang tinggi, intensitas hujan yang tinggi, serta proporsi wilayah lahan di bawah permukaan laut yang tinggi dengan kontur datar di DKI Jakarta telah menyebabkan seringnya terjadi banjir di wilayah tersebut. Salah satu upaya pengendalian banjir di DKI Jakarta adalah dengan menggunakan sistem polder, yaitu sistem penanggulangan banjir menggunakan fasilitas fisik yang lengkap sebagai bagian dari manejemen air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas sistem polder yang terletak di wilayah Petukangan Sunter Timur sebagai upaya mengendalian banjir. Model hidrologi dan hidrolik yang akan digunakan dalam analisis ini adalah EPA Storm Water Management Model (SWMM), yang dapat melakukan kedua analisis menggunakan alat yang sama. Dengan menganalisis efektivitas sistem polder, penelitian ini dapat digunakan untuk perumusan perbaikan sistem polder wilayah Petukangan Sunter Timur.

DKI Jakarta’s high rate of land conversion, high rainfall intensity and high proportion of land area located below sea level with flat contours has led to frequent flooding in the area. One of the measures taken to control flooding in DKI Jakarta is by using a polder system, a flood mitigation system using complete physical facilities as part of water management. This research aims to analyze the effectiveness of the polder system located in the Petukangan East Sunter area as a measure of flood control. The hydrological and hydraulic model to be used in this analysis is the EPA Storm Water Management Model (SWMM), which can do both analyses using the same tool. By analyzing the effectiveness of the polder system, this research can be used for the formulation of improvements in the existing polder system in the Petukangan Sunter Timur area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adesha Novrima
"DKI Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang dikenal sebagai kota dengan perkembangan dan pertumbuhan paling pesat di tanah air. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk Jakarta, kebutuhan akan perubahan tata guna lahan yang cukup besar tidak dapat dipungkiri. Masalah lingkungan akan semakin parah dari waktu ke waktu dan mengakibatkan banjir di Jakarta yang telah menjadi perhatian pemerintah daerah setiap tahun. Sistem polder dikatakan efektif dalam mengatasi masalah banjir terutama di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk memberikan rekomendasi berdasarkan peta genangan eksisting sistem polder Sunter II Petukangan Timur menggunakan HEC-RAS-Ras Mapper dengan menambahkan sistem pompa dan tempat penyimpanan (waduk) serta menganalisis polder Sunter II Petukangan Timur. efektivitas rekomendasi sistem terhadap pengendalian banjir menggunakan HEC-RAS.

DKI Jakarta is the capital city of Indonesia well known as a city with the most rapid development and growth in the country . This indicate that with the increase in the population of Jakarta, the need for a considerable change of landuse cannot be denied. Environmental problems will get worse over time and have resulted in flooding in Jakarta which has been the concern of the local government every year. A polder system is stated to be effective in resolving flood problems especially in Jakarta that cannot drain water by gravity. The goal of this thesis is to give out recommendation that is based on the existing inundation map of East Sunter II Petukangan polder system using HEC-RAS-Ras Mapper by adding pump system and storage area as well as to analyze the East Sunter II Petukangan polder system’s recommendation effectiveness to the flood control management using HEC-RAS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Hidayat
"Urbanisasi merupakan salah satu masalah yang terjadi di Jakarta sebagai ibukota Indonesia. Implikasinya adalah perubahan tutupan lahan menjadi impervous cover sehingga berdampak pada peningkatan limpasan hujan. Lokasi penelitian berada pada Daerah Tangkapan Air Waduk Pluit dengan luas 1.863,60 Ha dan tergolong sangat impervious (diperkirakan 93,56% pada tahun 2011 dan 93,42% pada tahun 2030). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan infrastruktur stormwater yakni bioretention, permeable pavement, green roof dan rain barrel terhadap perubahan limpasan tahunan, infiltrasi, storage, total volume limpasan dan debit puncak. Infrastruktur stormwater tersebut diterapkan pada kondisi awal tahun 2011 (skenario-1) dan kondisi akhir berdasarkan RDTR pada tahun 2030 (skenario-2).
Simulasi menunjukkan bahwa pada skenario-1 dan skenario-2 pengurangan limpasan tahunan masing-masing sebesar 78,06% dan 78,24%, sedangkan volume storage masing-masing sebesar 15.930,13 m3 dan 17.013,39 m3. Peningkatan infiltrasi untuk skenario-1 dari 121,99 mm/tahun menjadi 2.577,67 mm/tahun (bertambah sebesar 2.455,68 mm/tahun) sedangkan untuk skenario-2 dari 98,11 mm/tahun menjadi 2.584,57 mm/tahun (bertambah sebesar 2.486,46 mm/tahun). Pengurangan total volume limpasan untuk skenario-1 sebesar 4,60% untuk kala ulang 2 tahun dan 3,43% untuk kala ulang 10 tahun sedangkan pada skenario-2 sebesar 6,57% untuk kala ulang 2 tahun dan 5,05% untuk kala ulang 10 tahun. Pengurangan debit puncak untuk masing-masing kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun adalah berurutan 10,10%, 8,59%, 7,93%, 7,32%, 7,00% dan 6,82% untuk skenario-1 dan berurutan 12,73%, 10,91%, 10,16%, 9,42%, 8,96% dan 8,73% untuk skenario-2. Secara umum infrastruktur stormwater yang direncanakan efektif hanya untuk hujan ringan, pengaruhnya tidak signifikan terhadap hujan ekstrim.

The high rate of urbanization is one of the problems that has occurred in Jakarta as capital of Indonesia. The implication is the change in land use to impervious cover which have an impact on increasing stormwater runoff. Study area is in the Waduk Pluit Catchment Area with an area of 1,863.60 Ha and classified as highly impervious (estimated at 93.56% in 2011 and 93.42% in 2030). The purpose of this study is to determine the effect of the stormwater infrastructure, such as bioretention, permeable pavement, green roof and rain barrel on annual runoff, infiltration, storage, total runoff volume and peak flow. The stormwater infrastructure is applied to the initial conditions in 2011 (skenario-1) and the final conditions based on the RDTR in 2030 (skenario-2).
The simulation shows that in skenario-1 and skenario-2 the annual runoff reduced by aproximately 78.06% and 78.24%, respectively, while the storage volume was 15,930.13 m3 and 17,013.39 m3, respectively. The increase in infiltration for skenario-1 from 121.99 mm/year to 2,577.67 mm/year (increased by 2,455.68 mm/year) while for skenario-2 from 98.11 mm/year to 2,584.57mm/year ( increased by 2,486.46 mm /year). The reduction in total runoff volume for skenario-1 was 4.60% for the 2-year return period and 3.43% for the 10-year return period while in skenario-2 it is 6.57% for the 2-year return period and 5.05% for the 10-year return period. Reduction of peak discharge for each 2-, 5-, 10-, 25-, 50-, 100-years return period is 10.10%, 8.59%, 7.93%, 7.32%, 7.00% and 6.82%, respectively for skenario-1 and 12.73%, 10.91%, 10.16%, 9.42%, 8.96% and 8.73%, respectively for skenario-2. In general, stormwater infrastructure is effective only for light rainfall, and the effect is not significant to extreme rainfall.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santo Ignatius
"ABSTRAK
Ada sekitar 40% dataran di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi menurut studi dari Jakarta Coastal Defense Strategy. Hal ini mengakibatkan beberapa daerah di Jakarta terjadi genangan banjir. Untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah suatu sistem drainase untuk kawasan yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi, yaitu sistem polder. Ide awal dari sistem polder di Jakarta sebenarnya sudah tercetus sejak zaman penjajahan Belanda, tetapi ide tersebut baru terealisasikan dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh NEDECO tahun 1973 berupa masterplan dari sistem drainase di Jakarta. Pada masterplan tersebut diketahui bahwa Jakarta dibuat menjadi suatu sistem polder dengan Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur sebagai pembatasnya. Beberapa kawasan di Jakarta juga dibuat menjadi sistem polder. Salah satunya adalah Sistem Polder Waduk Sunter Utara. Pada kenyataannya walaupun kawasan Sunter Utara sudah dalam bentuk sistem polder, masih terdapat genangan banjir di kawasan tersebut. Untuk mengetahu penyebab genangan banjir di kawasan tersebut dilakukan dengan simulasi menggunakan aplikasi HEC-HMS dan HEC-RAS. Berdasarkan hasil simulasi tersebut diketahui bahwa penyebab genangan banjir di Sistem Polder Waduk Sunter Utara akibat dari kurangnya kapasitas saluran utama dan operasi pompa di sistem polder yang kurang optimum. Sehingga untuk mengatasi genangan banjir tersebut dapat dilakukan dengan memperbesar dimensi saluran utama dan menambah kapasitas serta mengubah elevasi operasi pompa.

ABSTRACT
There are around 40% of the plains in Jakarta that cannot drain water by gravity according to a study from the Jakarta Coastal Defense Strategy. This resulted in several flood areas in Jakarta. To overcome this problem, a drainage system is created for areas that cannot drain water by gravity, which was named polder system. The initial idea of ​​a polder system in Jakarta had actually emerged since the Dutch colonial era, but the idea was actualized in a study conducted by NEDECO in 1973 in the form of a master plan of a drainage system in Jakarta. In the master plan, it is known that Jakarta is made into a polder system with the West Flood Canal and the East Flood Canal as a barrier. Some areas in Jakarta are also made into polder systems. One of them is the North Sunter Polder System. In fact, even though the North Sunter area is already in the form of a polder system, there is still flood in this area. To find out the cause of flood inundation in the area, it can be known by simulation using the HEC-HMS and HEC-RAS applications. Based on the simulation results it is known that the cause of flood inundation in the North Sunter Polder System is due to the lack of main channel capacity and less optimum pump operation in the polder system. So that to overcome the flood inundation can be done by enlarging the dimensions of the main channel and increasing capacity and changing the pump operating elevation."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Hafizh
"Dari 13 sungai yang melalui Jakarta, Sungai Ciliwung adalah sungai yang paling berpengaruh dengan memberikan kontribusi sebesar 24% terhadap banjir yang terjadi di Jakarta (FORDA-MOF, 2016). Prediksi banjir yang akurat sangat penting dalam pengelolaan sumber daya air dan mitigasi bencana (Sättele et al., 2015). Dalam memprediksi banjir, diperlukan suatu model hidrologi, salah satunya adalah CINECAR. Model hidrologi CINECAR ini dikembangkan untuk memodelkan banjir bandang (Gaume et al., 2004)dan membutuhkan data yang detail dengan skala cakupan lebih spasial. Di sisi lain, DAS Ciliwung memiliki data spasial yang terbatas. Penelitian ini berfokus kepada implementasi model hidrologi CINECAR dalam simulasi debit banjir dengan hujan rencana dan mengetahui performa kesesuaian debit hasil model dengan debit aktual di Pintu Air Manggarai. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa curah hujan di beberapa stasiun hujan dan data tinggi muka air. Debit aktual ini didapatkan dari tinggi muka air dengan rating curve di Pintu Air Manggarai dan di Bendung Katulampa. Penentuan keakuratan simulasi dilakukan dengan menggunakan Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE). Nilai NSE model yang didapat setelah dilakukan penyesuaian CN adalah 0,36 di titik Pintu Air Manggarai dan 0,78 di titik Bendung Katulampa. Namun setelah eliminasi tanggal-tanggal dengan curah hujan yang tidak lebat, didapatkan nilai NSE-nya menjadi 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa performa model hidrologi CINECAR baik untuk memprediksi debit yang besar.

Of the 13 rivers that pass through Jakarta, the Ciliwung River is the most influential, contributing 24% to the flooding that occurs in Jakarta (FORDA-MOF, 2016). Accurate flood prediction is essential in water resources management and disaster mitigation (Sättele et al., 2015). In predicting floods, a hydrological model is needed, one of which is CINECAR. The CINECAR hydrological model was developed to model flash floods (Gaume et al., 2004)and requires detailed data with a more spatial scale of coverage. On the other hand, the Ciliwung watershed has limited spatial data. This research focuses on the implementation of the CINECAR hydrological model in simulating flood discharge with planned rainfall and knowing the performance of the modeled discharge with the actual discharge at the Manggarai Water Gate. The data used are rainfall intensity at several rain gauges and water level data. The actual discharge is obtained from the water level with the rating curve at the Manggarai Water Gate and Katulampa Weir. Determination of simulation accuracy is done using Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE). The NSE value of the model obtained after CN adjustment was 0,36 for Manggarai Water Gate and 0,78 for Katulampa Weir. However, after the elimination of dates with less heavy rainfall, the NSE value was found to be 0,83. This shows that the performance of the CINECAR hydrological model is good for predicting large discharge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Yumna Adwitiya
"DKI Jakarta merupakan Provinsi dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang cepat. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya permintaan lahan. Dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya, terdapat beberapa titik di DKI Jakarta yang menjadi Kawasan padat penduduk. Hal ini tentunya berdampak pada perubahan luas penggunaan lahan termasuk luas ruang terbuka hijau (RTH). Akibatnya, Jakarta setiap tahunnya saat musim hujan berpotensi terdampak banjir. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah di daerah tersebut, dibuatlah sistem polder.
Sistem polder dinyatakan efektif dalam menyelesaikan masalah banjir terutama di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Lokasi yang akan diteliti pada skripsi ini adalah Polder Johar Baru yang terletak di Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kecamatan Johar Baru adalah salah satu daerah yang berpotensi terdampak banjir setiap tahunnya karena merupakan salah satu kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan lokasinya yang diapit oleh Sungai Ciliwung dan Kali Baru Timur.
Lokasi penelitian adalah area sistem polder Johar Baru bagian Timur. Area polder Johar Baru yang diteliti dibagi menjadi 7 Sub-DTA berdasarkan letak saluran dan jalan Dalam penelitian ini dilakukan simulasi hidrologi dan hidrolika. Simulasi Hidrologi dilakukan menggunakan software HEC-HMS dengan dua skenario berbeda untuk membandingkan debit yang dihasilkan sebelum dan sesudah pompa dipasang. Analisis pada penelitian ini akan menunjukkan perbandingan debit serta waktu yang dibutuhkan untuk air keluar dari area penelitian. Kemudian dilakukan simulasi hidrolika menggunakan software HEC-RAS untuk melakukan pemetaan luas dan kedalaman genangan banjir dengan tiga skenario berbeda yaitu kondisi sebelum dan sesudah terpasang pompa berdasarkan Masterplan DSDA DKI Jakarta serta rekomendasi penempatan dan kapasitas pompa oleh penulis. Analisis yang dilakukan berupa perbandingan hasil luasan genangan serta kedalamannya dari ketiga skenario. Sehingga dapat diketahui skenario mana yang paling signifikan untuk mengurangi luas serta kedalaman genangan.

DKI Jakarta is a province experiencing rapid population growth and development, leading to increased land demand. To meet residential needs, certain areas in DKI Jakarta have become densely populated . This has certainly affected changes in land use, including the area of green open spaces (RTH). As a result, Jakarta is prone to flooding during the rainy season every year. Therefore, a polder system has been implemented to address this issue.
The polder system has been deemed effective in solving flood problems, especially in Jakarta where gravitational water flow is insufficient. The focus of this thesis is on Polder Johar Baru, located in Central Jakarta, the result of the subdivision from Cempaka Putih District, Central Jakarta. Johar Baru is one of the areas susceptible to annual flooding due to its high population density and its location surrounded by the Ciliwung River and East New River.
The research location is in the eastern part of the Polder Johar Baru system. The studied area of Polder Johar Baru is divided into 7 Sub-DTA based on canal and road locations. This study involves hydrological and hydraulic simulations. Hydrological simulations are performed using HEC-HMS with two different scenarios to compare the discharge generated before and after pump installation. The analysis in this study will show the comparison of discharge rates and the time required for water to exit the research area. Subsequently, hydraulic simulations using HEC-RAS are conducted to map the extent and depth of flood inundation under three different scenarios: conditions before and after pump installation based on the Masterplan DSDA DKI Jakarta, and recommendations for pump placement and capacity by the author. The analysis compares the extent and depth of inundation from the three scenarios. This will determine which scenario is most significant in reducing the extent and depth of inundation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri
"[Perkembangan kota yang pesat menyebabkan terjadinya perubahan tata guna lahan yang berdampak pada berkurangnya lahan resapan air di perkotaan dan penumpukkan sampah di badan sungai. Fenomena tersebut terjadi juga di Ibukota Jakarta, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas sungai dalam melalukan beban limpasan dari kawasan hulu sungai yang bersangkutan. Salah satu upaya pengendalian banjir yang menjadi program pemerintah pusat saat ini yaitu normalisasi 13 sungai besar di wilayah DKI Jakarta yang salah satunya adalah normalisasi Kali Sunter bagian hulu.
Rencana Pekerjaan Normalisasi Kali Sunter dilakukan sepanjang 18,7 km dimulai dari pertemuan sungai dengan Kanal Banjir Timur ke arah hulu. Normalisasi ini dibagi menjadi dua paket pekerjaan yang masing-masing panjang pekerjaannya adalah 12,4 km dan 6,3 km berakhir di jembatan Delta. Debit banjir rencana periode ulang 25 tahunan untuk DAS Sunter sebesar 162,8 m3/det, sedangkan kapasitas sungai eksisting hanya mampu melalukan debit sebesar 75,82 m3/det. Dengan upaya normalisasi, alur sungai mampu melalukan debit lebih besar dari yang diperlukan yaitu sebesar 287,2 m3/det. Dengan direncanakan penambahan waduk retensi, desain normalisasi penampang sungai dapat dimodifikasi menjadi lebih kecil tetapi tetap mampu melalukan debit rencana. Pada kondisi ini diperoleh debit di pertemuan Kanal Banjir Timur yang mendekati debit rencana, yaitu sebesar 173,5 m3/det. Ditinjau dari aspek teknis, desain normalisasi yang dimodifikasi disertai penamabahan waduk retensi lebih efektif karena memiliki kapasitas alur sungai mendekati debit banjir rencana.
Ditinjau dari volume pekerjaan galiannya, rencana normalisasi merupakan langkah yang lebih efektif dibandingkan dengan pekerjaan normalisasi modifikasi yang disertai dengan penambahan waduk retensi. Total volume galian rencana normalisasi sebesar 1.052.213 m3., The rapid development of the city caused land use change which led to a reduction of impervious cover in the catchment area, the accumulation of solid waste in the river, and eventually cause a major flooding in urban areas, especially in Jakarta. It can reduce capacity of the river for accommodating a surface runoff. One of government program for controlling flood is normalizing 13 rivers in Jakarta. For example is normalization in Sunter river.
The normalization plan in Sunter River will be conducted 18,7 km started from confluence at Eastern Flood Canal to the upstream. This project is divided into two packages which is 12,4 km and 6.3 km respectively. The project ended at Delta’s bridge. Design flood for 25 years return period is 162,82 cms. However, the river’s existing capacitiy only 75,82 m3/s. The capacity of normalization plan is about 287,2 m3/s. After the addition of retention reservoirs, the cross section of normalization plan could be designed smaller but still able to convey the flow rate of 173.5 m3/s. at meeting point of the Eastern Flood Canal. Based on financial aspect, modified normalization plan with the retention pond development is more effective because the capacity to convey the flow rate is nearer than just normalization plan.
Based on the volume of excavation work, normalization plan is more effective than modified normalization plan with the retention pond development. The volume of excavation of normalization plan is 1.052.213 m3.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vega Fitria Mutiara Sari
"ABSTRAK
Sistem polder merupakan solusi terhadap banjir di daerah perkotaan dimana elevasi muka tanah lebih rendah dari pada elevasi muka air di badan air penerima. Efektifitas dari elemen berupa tanggul penahan limpasan air; sungai/ kanal; waduk; saluran internal; dan pompa sangat mempengaruhi kinerja suatu sistem polder dalam mengendalikan elevasi muka air di dalam sistem. Permasalahan banjir yang selalu terjadi di Jakarta setiap tahun sehingga menimbulkan kerusakan dan kerugian menjadi latar belakang dilakukan kajian dalam penulisan ini. Wilayah utara Jakarta dibagi menjadi 43 sistem polder salah satunya adalah Polder Muara Angke. Studi ini secara khusus membahas mengenai evaluasi sistem polder Muara Angke yang terletak di pesisir Jakarta. Untuk menuntaskan masalah banjir di Polder Muara Angke perlu dievaluasi kinerja sistem polder sebagai satu kesatuan dari elemen-elemen pengendali banjir. Tujuan penulisan ini adalah mengkaji sistem Polder Muara Angke eksisting; menganalisis banjir rencana; mengevaluasi kinerja sistem dalam mengendalikan banjir rencana akibat hujan lokak; serta membuat dan memetakan usulan perbaikan sistem. Luas catchment area Polder Muara Angke adalah 1,46 km2 . Data hujan harian dari stasiun hujan Kemayoran digunakan untuk menghitung hujan rencana dan debit banjir rencana. Pemodelan banjir rencana menggunakan Model Win TR 55. Evaluasi sistem polder dilakukan dengan membandingkan kapasitas saluran, kapasitas pompa, dan kapasitas kolam detensi dengan debit banjir rencana. Hasil analisis menunjukkan bahwa efektivitas saluran drianase untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun masing-masing sebesar 100%, 98.47%, 90.04%, 83.18%, dan 70.54%. Sedangkan efektivitas pompa dan kolam detensi  untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun masing-masing adalah sebesar 84.13%, 56.14%, 46.14%, 37.84%, dan 33.43%. Oleh karena itu, banjir akibat hujan lokal di wilayah Muara Angke disebabkan oleh rendahnya efektivitas pompa dan kolam detensi. Analisis hidroekonomi menunjukkan bahwa usulan yang paling optimum untuk perbaikan/ peningkatan efektivitas pompa yaitu dengan menambah kapasitas pompa yang ada di Polder Muara Angke total sebesar 15.55 m3/det yang dapat mengakomodir debit banjir rencana periode ulang 10 tahun.

ABSTRACT
Polder system is a solution for flooding in urban areas where the ground level is lower than the water level of the receiving water body. The effectiveness of the elements such as dike, river channel, pond, drainage canal, and pump station greatly affect the performance of a polder system in controlling water level inside the system.  The flood problems that always occur in Jakarta caused damages and losses are the background to conduct an evaluation presented in this paper. Jakarta is the capital city of Indonesia, where the northern part of Jakarta is divided into 43 polder systems and one of them is Muara Angke Polder. This study specifically addresses the Muara Angke Polder system performance. Solving the problem of flood in Muara Angke area should be based on the performance of the existing polder system as one of the flood control elements. This study emphasizes on evaluating the existing Muara Angke Polder system in controlling the flooding. Muara Angke polder catchment area is around 1.46 km2. Daily rainfall data from Kemayoran Station is used to estimate the design flood. Using WinTR-55 model, the performance of polder system is evaluated by comparing the capacity of existing drainage canal, pump and pond to the design flood. The result shows that drainage canal effectiveness for each  return periode of  2, 5, 10, 25, and 50 year is 100%, 98.47%, 90.04%, 83.18%, dan 70.54%. While pump and pond effectiveness for each  return period of  2, 5, 10, 25, and 50 year is 84.13%, 56.14%, 46.14%, 37.84%, dan 33.43%. Therefore, flooding from rainfall runoff in Muara Angke is caused by low pump and pond effectiveness. Hydroeconomy analysis shows that the most optimum proposed improvement in the effectiveness of the polder system is by adding a total pump capacity of 15.55 m3 /s which can accommodate the design flood for 10 year return period.
"
2019
T52732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, David
"Hasil pemantauan mutu air oleh BPLHD DKI Jakarta sejak tahun 2010-2018 menunjukkan konsentrasi Fosfat Total rata-rata di Waduk Sunter Utara adalah sebesar ±1,24 mg/L atau sekitar ±6,22 kali batas maksmimal yang diizinkan. Sumber utama Fosfat Total tersebut diperkirakan adalah limbah domestik seperti air deterjen sisa cucian
dan air sabun. Penelitian ini difokuskan pada simulasi efektivitas Eceng Gondok untuk menurunkan konsentrasi Fosfat Total, ini dianggap sebagai parameter paling dominan yang terkandung dalam air waduk ditinjau dari potensi sumber pencemarnya. Waduk dibagi menjadi dua reaktor, yaitu R1 dan R2 dan simulasi dilaksanakan dalam waktu 11 hari. Metode Runge-Kutta orde 4 digunakan untuk menganalisis laju peluruhan Fosfat Total pada kondisi skenario 0 (eksisting), kerapatan tanam awal Eceng Gondok 10% (skenario 1) dan 20% (skenario 2) dari luas permukaan air reaktor. Berdasarkan hasil simulasi di R1 didapatkan bahwa kondisi paling efektif adalah skenario 2 hari ke 11 yaitu penurunan sebesar 6,046%. Hasil simulasi di R2 didapatkan bahwa kondisi paling efektif adalah skenario 2 hari ke 11 sebesar 1,231%. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Eceng Gondok cukup efektif untuk menurunkan konsentrasi Fosfat Total dalam air waduk Sunter Utara. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum membudidayakan Eceng Gondok secara nyata di Waduk Sunter Utara.

The results of water quality by BPLHD DKI Jakarta since 2010-2018 show that the average total phosphate concentration in North Sunter Reservoir is ± 1.24 mg / L or about ± 6.22 times the maximum limit. The main source of Total Phosphate is estimated to be domestic waste such as laundry detergent water and soap water. This research is focused on simulating the effectiveness of water hyacinth to reduce the concentration of total phosphate, this is considered to be the most dominant parameter contained in reservoir water in terms of potential sources of pollution. The reservoir is divided into two reactors, namely R1 and R2 and the simulation is carried out within 11 days. The 4th order Runge- Kutta method was used to analyze the decay rate of Total Phosphate in the existing conditions (scenario 0), the initial planting density of water hyacinth 10% (scenario 1) and 20% (scenario 2) of the surface area of the reactor. Based on the simulation results in R1, it was found that the most effective condition was the 11th day 2 scenario, namely a decrease of 6,046%. The simulation results in R2 show that the most effective condition is the scenario 2 11th day at 1,231%. The results of this study indicate that water hyacinth is quite effective in reducing the total phosphate concentration in the North Sunter reservoir water. This research is expected to be taken into consideration before actually
cultivating water hyacinth in North Sunter Reservoir.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Sri Astuty
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh efektivitas sistem pengendalian internal terhadap manajemen laba. Efektivitas sistem pengendalian internal diukur melalui penilaian atas elemen pengendalian internal menurut COSO, sedangkan manajemen laba diukur melalui akrual diskresioner dengan metode yang dikembangkan oleh Kothari et al. (2005). Pengujian hipotesis dilakukan melalui model regresi data panel dengan menggunakan metode efek tetap terhadap 228 perusahaan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 hingga tahun 2012. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki efektivitas sistem pengendalian internal yang tinggi cenderung memiliki tingkat manajemen laba yang rendah. Selain itu, hasil penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa perusahaan yang memiliki penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan yang baik dalam sistem pengendalian internal cenderung memiliki tingkat manajemen laba yang rendah.

This research aims to provide empirical evidence regarding the effect of internal control system effectiveness on earnings management in companies. Internal control system effectiveness is measured by effectiveness score based on the COSO?s internal control elements, while the earnings management is measured by discretionary accruals which was developed by Kothari et al. (2005). The hypothesis is examined using panel data regression with fixed effect method to sample of 228 companies which listed in Indonesian Stock Exchange during 2010 to 2012. The result of this research concludes that companies with higherinternal control system effectiveness could gain lower earnings management practice. Furthermore, the result of this research concludes that companies with better risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring in their internal control system could gain lower earnings management practice.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>