Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176925 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Fakhrazi
"Anterior knee pain (AKP) sering disamakan dengan nyeri patellofemoral, merupakan keluhan yang sering dirasakan dari individu yang aktif secara fisik. Pada militer kejadian AKP sering tidak terlaporkan sehingga diperlukan instrumen evaluasi luaran klinis khususnya pada populasi militer. Anterior knee pain scale (AKPS) atau Skor Kujala, dalam Bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sudah terbukti sahih dan andal mengevaluasi keterbatasan fungsional pada pasien umum dengan diagnosis patellofemoral pain syndrome. Tesis ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan kuesioner AKPS versi Bahasa Indonesia pada prajurit militer khususnya Kostrad dengan nyeri lutut anterior. Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan jumlah subjek 34 orang yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek kemudian dilakukan inform consent, pemeriksaan fisik, pengisian kuesioner, dan dilakukan test-retest kuesioner pada hari ke tiga sejak pengisian pertama. Hasil penelitian didapatkan koefisien korelasi antara 0,423-0,779, dan Cronbach’s alpha keseluruhan adalah 0,806. Nilai ICC 0,993 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi dan konsistensi internal diatas nilai minimal yang berarti sahih dan andal dengan tingkat signifikansi p<0.05. Kesimpulannya, AKPS versi Bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal digunakan sebagai alat ukur keterbatasan fungsional penderita nyeri lutut anterior pada prajurit militer.

Anterior knee pain (AKP) is often referred to as patellofemoral pain and is often felt in physically active individuals. The incidence of AKP often goes unreported in the military, so clinical outcome evaluation instruments are needed, especially in the military population. Anterior knee pain scale (AKPS) or Kujala Score in the Indonesian version, is an instrument that has been proven valid and reliable to evaluate functional limitations in patients with a diagnosis of patellofemoral pain syndrome. This study aims to test the validity and reliability of the Indonesian version of the AKPS questionnaire on military soldiers, especially Kostrad with anterior knee pain. Study design is cross sectional with the total of subject are 34 that met the inclusion and exclusion criteria. Subjects were then given informed consent, physical examination, filling out the questionnaire, and a test-retest was conducted for filling out the questionnaire on the third day after the first filling. The results showed that the correlation coefficient was between 0.423-0.779, and the overall Cronbach's alpha was 0.806. The ICC value is 0.993 with a 95% confidence level. The results of the analysis show that the correlation and internal consistency values are above the minimum value, which means they are valid and reliable with a significance level of p<0.05. In conclusion, the Indonesian version of the AKPS proved valid and reliable to measure functional limitations in patients with anterior knee pain in military soldiers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rimnauli Deasy Putryanti
"Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang ditandai oleh degenerasi kartilago artikular, perubahan struktur tulang subkondral, pembentukan osteofit, kelemahan ligamen, kelemahan otot quadrisep dan peradangan sendi. Manifestasi gejala OA lutut berkontribusi besar terhadap limitasi aktivitas sehari-hari dan menimbulkan disabilitas fungsional yang akan membatasi partisipasi dan menurunkan kualitas hidup pasien OA lutut. Evaluasi luaran klinis dari sudut pandang pasien dirasakan perlu terkait kualitas dan keberhasilan tatalaksana OA lutut. Knee Outcome Survey Activity Daily Living Scale (KOS ADLS) merupakan instrumen untuk menilai status fungsional pasien OA lutut yang mengevaluasi gejala-gejala dan keterbatasan fungsional spesifik selama aktivitas hidup sehari- hari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan instrumen KOS ADLS yang diadaptasi dan diterjemahkan ke budaya dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik divisi Muskuloskeletal RSCM dari 1 Oktober 2020 sampai 31 Agustus 2021. Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan jumlah sampel 65 orang. Data diolah dengan uji uji kesahihan menggunakan korelasi Bivariate Pearson dimana tingkat signifikansi p < 0.05 dengan koefisiensi korelasi r > 0.3 dan uji keandalan dengan uji konsistensi internal dengan nilai ð›¼-cronbach dan Intraclass Correlation Coefficient (ICC) ≥ 0.7. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi KOS ADLS untuk keseluruhan item ialah 0.461 – 0.792. Nilai ð›¼ -cronbach Nilai Cronbach’s Alpha KOS ADLS secara keseluruhan adalah 0.911 dan nilai ICC yaitu 0.969 dengan interval kepercayaan 95% 0,950 – 0,981. Berdasarkan hasil analisis statistik, instrumen KOS ADLS-Ina memiliki nilai korelasi dan konsistensi internal diatas nilai minimal yang berarti sahih dan andal dengan tingkat signifikansi p < 0.05. Kesimpulannya, KOS ADLS memiliki kesahihan dan keandalan yang baik untuk digunakan sebagai alat ukur keterbatasan fungsional pada OA lutut di Indonesia.

Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease characterized by articular cartilage degeneration, changes in subchondral bone structure, osteophyte formation, ligament weakness, quadriceps muscle weakness and joint inflammation. Manifestations of knee OA symptoms contribute greatly to the limitation of daily activities and cause functional disability which will limit participation and reduce the quality of life of knee OA patients. Evaluation of clinical outcomes from the patient's point of view is deemed necessary regarding the quality and success of knee OA management. The Knee Outcome Survey Activity Daily Living Scale (KOS ADLS) is an instrument to assess the functional status of knee OA patients that evaluates symptoms and specific functional limitations during activities of daily living. Material and Methods. The study conducted in Medical Rehabilitation Department, Musculoskeletal division of Cipto Mangunkusumo Hospital from October 1st to August 31st, 2021. Cross sectional was the study’s design with a sample of 65 subjects. Data was collected and analyze for validity with bivariate Pearson correlation with p < 0.05 and correlation coefficient r > 0.3. Reliability was tested with internal consistency in which Î±-cronbach and Intraclass Correlation Coefficient (ICC) ≥ 0.7. 
Result. The result of the study showed that the correlation value for total item was 0.461 – 0.792. As for the internal consistency the Î±-cronbach set at 0.911 and ICC was 0.969 CI 95% 0,950 – 0,981. Based on the statistical analysis, Indonesian version of KOS ADLS (KOS ADLS-Ina) proved that both Pearson’s correlation and internal consistency values have value above the minimal intended value with significancy p < 0.05. 
Conclusions. As a conclusion, the findings show KOS ADLS-Ina as a valid and reliable functional capacity instrument to be used in Indonesian population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dosmaria
"Tesis ini membahas tentang  kesahihan dan keandalan dari kuesioner Shoulder Pain and Disability Index versi  bahasa Indonesia pada subjek dengan nyeri bahu. Penelitian ini didahului dengan menerjemahkan dan mengadaptasi transkultural menggunakan metode ISPOR dengan persetujuan dari penyusun kuesioner asli. SPADI bahasa Indonesia diaplikasikan pada 127 subjek yang berusia lebih dari 18 tahun dengan nyeri bahu dengan diagnosis bervariasi. Subjek mengisi SPADI bahasa Indonesia pada kunjungan pertama dan melakukan pengisian SPADI ulang dalam rentang waktu 2-7 hari setelah kunjungan pertama untuk reliabilitas test-retest. Penelitian ini menghasilkan adaptasi transkultural untuk SPADI Indonesia dengan beberapa adaptasi yang telah disetujui oleh penyusun asli. Shoulder Pain and Disability Index versi Indonesia dengan konsitensi internal yang baik (Chronbach α = 0,947), uji keandalan test-retest ( Intraclass Coefficient Correlation = 0,975) dan uji kesahihan konstruksi ( r = 0,93). Dari hasil penelitian ini disimpulkan Shoulder Pain and Disability Index versi bahasa Indonesia merupakan pengukuran yang sahih dan andal untuk subjek dengan nyeri bahu.

This study aim to evaluate the reliability and validity of Indonesian Shoulder Pain And Disability Index questionairre among  subjects with shoulder pain. The first step was translation and transcultural adaptation using ISPOR method with permission from author of SPADI. The Indonesian version was applied to 127 patients with shoulder pain with variety of diagnosis, aged over 18 years old. Subjects completed Indonesian SPADI in the first visit and reevaluated within  2- 7 days after first visit for test-retest reliability. The result of this study is some adaptations in several items of questionnaire that has been approved by original author. The result showed that the Indonesian Shoulder Pain and Disability Index has good internal consistency ( Chronbach α = 0,947), test-retest reliability (ICC = 0,975) and construct validity (r = 0,93).  This study concluded that the Indonesian version of the Shoulder Pain and Disability Index is a reliable and valid measure when adiministered to patients with shoulder pain.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aminah Ahmad Alaydrus
"Nyeri kronik seringkali menyebabkan penderitaan dan gangguan fungsi pada penderitanya dan menjadi faktor biopsikososial yang memengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri yang dialaminya. Keyakinan dan persepsi seseorang terhadap nyeri seringkali ditemukan dalam bentuk yang tidak adaptif seperti pemikiran katastrofik (pain catastrophizing). Pengalaman nyeri yang dialami oleh pasien dengan Artritis Reumatoid dihubungkan dengan adanya pemikiran katastrofik. Pain Catastrophizing Scale (PCS) adalah instrumen baku emas dalam mengidentifikasi pemikiran katastrofik pada pasien dengan nyeri hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan menguji kesahihan dan keandalan instrumen PCS versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang di Poli Reumatologi RSCM pada bulan Juni hingga Agustus 2022 dengan metode consecutive sampling (N=286). Proses penerjemahan instrumen melewati tahapan forward translation, penyesuaian dengan pemahaman masyarakat Indonesia dan back translation kemudian dilakukan uji kesahihan isi, kesahihan konstruk dan keandalan internal pada instrumen PCS versi Bahasa Indonesia. Uji kesahihan isi dari PCS didapatkan hasil rata-rata I-CVI=1, S-CVI=0.93 dan CVR=1. Hasil dari Confirmatory Factor Analysis pada model akhir didapatkan CMIN/df 3.011, CFI 0.962, GFI 0.932, RMSEA 0.084 dan AIC 204.517 yaitu hasil yang baik. Nilai keandalan interna sebesar 0.94. PCS dapat digunakan sebagai alat yang baik untuk mendeteksi adanya pemikiran katastrofik terhadap nyeri pada pasien yang berpotensi meningkatkan kejadian nyeri kronik.

Chronic pain has caused suffering and disability and known as a biopychosocial factor affecting one’s pain perception. One’s beliefs and perception about pain mainly found in non-adaptive form such as pain catastrophizing and associated with Pain experience in arthritis Rheumatoid patients. Pain Catastrophizing Scale (PCS) is a gold standard to identify catastrophizing in patient experiencing pain. This study aims to test validity and reliability of PCS Indonesian Version. This is a cross-sectional study conducted in Rheumatology Clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital from June to August 2022 through consecutive sampling (N= 286). The instrumen was translated, adapted to Indonesian’s culture and back translated. The content validity, construct validity and reliabity test were done. Content validity of PCS shows I-CVI score 1, S-CVI score 0.93 and CVR score 1. CFA initial model was not fit and needed few modificiation. The final result shows CMIN/df, CFI, GFO, RMSEA and AIC score as follows, respectively, 3.011, 0.962, 0.932, 0.084 dan AIC 204.517 which concludes as great result. Internal reliability score is 0.94. Pain Catastrophizing Scale (PCS) instrument can be used as a valid and reliable intrument to detect catastrophizing in patient with pain which potentially increasing the risk of chronic pain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Halim
"ABSTRAK
Latar Belakang: Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang
berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi, paling sering mengenai sendi lutut.
Gejala yang dominan adalah nyeri dan kelemahan otot yang menyebabkan
penurunan kapasitas fungsional. Kemampuan berjalan merupakan salah satu
kapasitas fungsional pada OA lutut yang dapat diukur dengan uji jalan. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai kesahihan dan keandalan uji jalan 15 meter untuk
mengukur kapasitas fungsional pasien OA lutut.
Metode: Desain studi potong lintang. Penelitian dilakukan terhadap 42 pasien OA
lutut yang didapat secara konsekutif. Kapasitas fungsional subjektif dinilai dengan
kuesioner Indeks Lequesne. Kapasitas fungsional objektif dinilai mengunakan uji
jalan 15 meter dengan mengukur kecepatan jalan. Penilaian uji kesahihan
menggunakan korelasi Pearson antara kecepatan jalan 15 meter dengan Indeks
Lequesne. Penilaian uji keandalan intrarater dan inter-rater menggunakan
Intraclass Correlation Coefficient (ICC).
Hasil: Didapatkan korelasi negatif kuat bermakna antara kecepatan jalan 15 meter
dengan Indeks Lequesne (r= -0,62, p=0,000). Nilai keandalan intrarater ICC 0,990
(Rentang kepercayaan 95% 0,981-0,995, p= 0,000). Nilai keandalan inter-rater
ICC 0,999 (Rentang kepercayaan 95% 0,998-0,999, p= 0,000).
Simpulan: Uji jalan 15 meter terbukti sahih dan andal untuk mengukur kapasitas fungsional pasien OA lutut.

ABSTRACT
Background: Osteoarthritis (OA), a degenerative joint disease, is associated with
a breakdown of cartilage in the joints, with the knee being the most commonly
affected joint. Symptoms include pain and muscle weakness which cause
declining functional capacity. Walking ability, one of the functional capacities of
patients with knee OA, is measurable using walk test. The aim of the study was to
look at the validity and reliability of 15-meter walk test to measure the functional
capacity of patients with OA of the knee.
Methods: The study was a cross sectional study which looked at 42 consecutive
knee OA patients. Functional capacity of these patients were evaluated
subjectively using Lequesne Index questionnaire. In addition, functional capacity
was measured objectively using 15-meter walk test by measuring their walking
speed. Validity was evaluated using Pearson correlation coefficient between the
15-meter walk test and Lequesne Index questionnaire. Intrarater and inter-rater
reliability was assessed using Intraclass Correlation Coefficient (ICC).
Results: There was a significant negative correlation between 15-meter walk test
and Lequesne Index questionnaire (r= -0,62, p=0,000). Intrarater ICC reliability
score 0,990 (95% confidence interval 0,981-0,995, p=0,000). Inter-rater ICC
reliability score 0,999 (95% confidence interval 0,998-0,999, p=0,000).
Conclusions: 15-meter walk test was proven to be valid and reliable to assess the functional capacity of patients with OA of the knee. "
2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sammy Saleh Alhuraiby
"Latar belakang: Anterior knee pain (AKP) merupakan penyebab utama terjadinya
permasalahan yang persisten paska dilakukannya TKR. Saat ini di Indonesia belum
terdapat data mengenai luaran ini untuk mengevaluasi paska dilakukannya operasi
TKR, oleh karenanya kami merasa perlu untuk dilakukannya penelitian ini.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Subjek adalah
pasien yang menjalani operasi TKR di RS Cipto Mangunkusomo sejak Januari 2011
sampai Januari 2019. Pada penelitian ini, didapatkan total 69 lutut dimana 39 lutut
dilakukan tindakan non-resurfacing sementara 30 lutut dilakukan resurfacing.
Pasien dengan revisi TKR, riwayat infeksi sendi lutut atau tumor, implant
loosening, riwayat operasi pada sendi lutut sebelumnya di eksklusi dari penelitian
ini.
Hasil: Pada kelompok non-resurfacing terdapat 32 lutut perempuan (82,1%) dan 7
lutut laki-laki (17,9%), sementara kelompok resurfacing terdapat 22 lutut
perempuan (73,3%) dan 8 lutut laki-laki (26,7%). Baik pada kelompok nonresurfacing
dan resurfacing, terdapat peningkatan skor paska operatif joint motion
(p<0,001) dan expectation (p=0,046) dengan pengukuran KSS, namun nilai
satisfaction dibandingkan preoperative dan paska operatif pada kedua kelompok
menunjukan perbedaan yang tidak bermakna (p=0,314) dibandingkan dengan
sebelum dilakukannya operasi. Pada penilaian dengan kuesioner Kujala, ditemukan
perbedaan bermakna skor total (47 [42-58] vs 55 [45-63]; p < 0,001), limp (3 [3-5]
vs 5 [2-5]; p < 0,001), support (3 [3-5] vs 5 [3-5]; p < 0,001), walking (2 [2-3] vs 2
[2-5]; p < 0,035), running (0 [0-6] vs 3 [0-8]; p < 0,001), jumping (0 [0-0] vs 3 [0-
8]; p = 0,010), dan flexion deficiency (3 [0-3] vs 3 [0-5]; p = 0,021).
Kesimpulan: Kami menemukan bahwa TKR non-resurfasing berhubungan dengan
kejadian AKP. Namun tidak terdapat perbedaan skala nyeri diantara kelompok
resurfacing dan non-resurfacing patella. Selain itu, terdapat perbedaan signifikan
skor Kujala dan KSS pada kedua kelompok.

Background: Anterior knee pain (AKP) is a main problem that commonly occurs
after total knee replacement (TKR). In Indonesia, there are no data regarding this
outcome.
Methods: This study aims to evaluate AKP after TKR. This was a retrospective
study. Subjects were patients who underwent TKR from January 2011 to January
2019.
Results: There were 69 knees in this study, in which 39 subjects were nonresurfaced.
Those with revision TKR, history of infected knee joint or tumor,
implant loosening, history of infected knee joint, were excluded from this study. In
the non-resurfaced group, there were 32 (82.1%) women’s knees and 7 (17.9%)
men’s knees. Whereas, in the resurfaced group, there were 22 (73.3%) women’s
knees, and 8 (26.7%) men’s knees. In both the non-resurfaced and resurfacing
groups, there was an increase in joint motion scores (p<0.001) and expectation
(p=0.046) by measuring KSS but satisfaction scores compared to preoperative and
postoperative in both groups showed no significant differences (p=0.314)
compared to before surgery. In the assessment using the Kujala questionnaire,
differences in total score (47 [42-58] vs 55 [45-63]; p <0.001), limping (3 [3-5] vs
5 [2-5]; p <0.001 ), support (3 [3-5] vs 5 [3-5]; p <0.001), walking (2 [2-3] vs 2
[2-5]; p <0.035), running (0 [0- ] 6] vs 3 [0-8]; p <0.001), jump (0 [0-0] vs 3 [0-
8]; p = 0.010), and flexion deficiency (3 [0-3] vs 3 [ 0 -5]; p = 0.021).
Conclusion: We found that non-resurfacing patellar TKR was associated with
AKP. But there was no difference in pain scale between the resurfacing and nonresurfacing
patella groups Moreover, there were significant differences of both
Kujala Score and Knee Society Score in both groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratna Ekawati
"Gangguan komunikasi pada anak dengan palsi serebral dapat meliputi gangguan pada proses berbicara dan berbahasa baik ekspresif maupun reseptif. Gangguan fungsi komunikasi berpengaruh secara bermakna terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral terutama dalam domain aktivitas sehari-hari dan partisipasi dalam hubungan sosial. Sistem penilaian fungsi komunikasi pada anak dengan palsi serebral sangat diperlukan untuk mendapatkan data dasar fungsi komunikasi anak. Communication Function Classification System (CFCS) merupakan instrumen yang dipakai untuk mengelompokkan fungsi komunikasi anak dengan palsi serebral. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan instrumen CFCS yang diadaptasi dan diterjemahkan dalam budaya dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik divisi Pediatri RSCM dari 1 Oktober 2021 hingga 28 Februari 2022. Metode yang digunakan adalah desain potong lintang dengan sampel berjumlah 42 orang. Uji kesahian menggunakan validitas isi. Data diolah dengan uji keandalan inter-rater menggunakan koefisien Kappa dan test-retest menggunakan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien Kappa antara rater dokter dengan terapi wicara adalah 0,643 (baik), nilai antara rater dokter dengan pelaku rawat adalah 0,385 (lemah) dan nilai antara rater terapi wicara dengan pelaku rawat adalah 0,333 (lemah). Nilai ICC pada rater dokter adalah 1,000, rater terapis wicara adalah 0.973 dan pada rater pelaku rawat adalah 0,937. Berdasarkan hasil dari proses translasi, adaptasi bahasa, uji keandalan inter rater dan test retest maka dapat disimpulkan CFCS versi bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sahih dan memiliki keandalan yang baik antara rater dokter dan terapi wicara untuk digunakan sebagai alat klasifikasi fungsi komunikasi penderita palsi serebral di Indonesia.

Communication disorders in children with cerebral palsy can include disturbances in speech and language processes, both expressive and receptive. Impaired communication function significantly affects quality of life of children with cerebral palsy, especially in the domain of daily activities and participation in social relationships. The communication function classification system in children with cerebral palsy is needed to obtain basic data on children's communication functions. The Communication Function Classification System (CFCS) is an instrument used to classify the communication functions of children with cerebral palsy. This study aims to test the validity and reliability of the CFCS instrument adapted and translated into Indonesian culture and language. This research was conducted at the Polyclinic of Department of Medical Rehabilitation in Pediatrics Division of RSCM from October 1, 2021 to February 28, 2022. The method used was a cross-sectional design with a sample of 42 subjects. Validity test using content validity. The data was processed by inter-rater reliability test using Kappa coefficient and test-retest using Intraclass Correlation Coefficient (ICC). The results showed that the Kappa coefficient between raters of doctors and speech therapy was 0.643 (good), the value between raters of doctors and caregivers was 0.385 (weak) and the value between raters of speech therapy and caregivers was 0.333 (weak). The ICC value for the doctor rater is 1,000, the speech therapist rater is 0.973 and the caregivers rater is 0.937. Based on the translation process, language adaptation, inter rater reliability test and test retest, it can be concluded that the Indonesian version of the CFCS is a valid instrument and has good reliability between rater doctors and speech therapy to be used as a means of classifying the communication function of patients with cerebral palsy in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feizya Hilyata Musadiq
"Stunting (kerdil) merupakan permasalahan kekurangan gizi kronis yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Masalah stunting umumnya diakibatkan karena faktor ekonomi dan/atau rendahnya pengetahuan calon ibu dalam menghadapi masa kehamilan. Di Indonesia. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting menjadi perhatian karena angka stunting yang diharapkan pada tahun 2024 adalah 14%. Untuk membantu permasalahan stunting di Indonesia, BISTUPABA yang merupakan akronim dari Biskuit Berbahan Dasar Tulang Ikan Patin dan Aquafaba hadir sebagai produk alternatif dalam upaya preventif. Selain itu, kemasan produk dirancang untuk bersifat terapeutik dengan menyisipkan leaflet. Terapeutik tersebut dituangkan dalam bentuk komunikasi media massa untuk memberikan pengetahuan kepada calon ibu mengenai informasi nilai gizi dan stunting. Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi literatur melalui jurnal dan survei model kano. Hasil yang diharapkan, yaitu produk ini menjadi produk alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi dengan harga terjangkau. Selain itu, ibu hamil dapat mendapatkan informasi mengenai stunting dan pemenuhan nutrisi selama masa kehamilan. Angka kasus stunting di Indonesia masih menjadi perhatian khusus. Oleh karena itu, diperlukan adanya tindakan preventif berupa produk cemilan sehat dan sarana informasi untuk Indonesia bebas stunting"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>