Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldithya Fakhri
"Latar belakang: Stres oksidatif adalah kondisi akumulasi radikal bebas di dalam sel atau jaringan akibat ketidakseimbangan produksi dan eliminasi radikal bebas. Stress oksidatif berkorelasi dengan banyak proses degeneratif dan patogenesis penyakit lainnya. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralisir antioksidan di dalam tubuh. Fitokimia yang terdapat di dalam tanaman merupakan salah satu sumber antioksidan eksogen yang paling banyak diteliti dan digunakan dalam pengobatan herbal. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut adalah buah kurma merah (Ziziphus jujuba). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti komponen fitokimia yang terdapat di dalam buah kurma merah (Ziziphus jujuba) serta aktivitas antioksidannya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Sampel yang digunakan adalah buah kurma merah (Ziziphus jujuba) yang didapatkan dari daerah Tangerang. Ekstrak sampel dibuat dengan 3 jenis pelarut, yaitu n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ketiga ekstrak dilakukan analisis komponen fitokimia secara kualitatif, kromatografi lapis tipis, dan uji kadar total. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan uji spektrofotometri menggunakan reagen 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Pengujian aktivitas antioksidan tidak dilakukan pada ekstrak n-heksana karena tidak dapat larut dalam pelarut etanol sehingga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan pengukuran Hasil: Ekstrak n-heksana memiliki hasil positif pada komponen fitokimia triterpenoid dan alkaloid. Ekstrak etil asetat memiliki nilai positif pada komponen fitokimia flavonoid, triterpenoid, dan alkaloid. Ekstrak etanol memiliki hasil positif pada komponen fitokimia flavonoid, glikosida, triterpenoid, dan alkaloid. Uji kromatografi lapis tipis menunjukan bahwa ekstrak n-heksana memiliki fraksi fitokimia flavonoid dan ekstrak etil asetat memiliki fraksi fitokimia fenol. Analisis antioksidan dari ekstrak etanol dan etil asetat menunjukan IC50 sebesar 224,78 μg/mL dan 525,23 μg/mL secara berturut-turut.
Kesimpulan: Ekstrak buah kurma merah (Ziziphus jujuba) memiliki beberapa komponen fitokimia, yaitu triterpenoid, alkaloid, flavonoid, glikosida, serta fenol dan tergolong antioksidan aktif serta berpotensi untuk dikembangkan menjadi antioksidan alami kedepannya

Background: Oxidative stress is a condition of accumulation of free radicals in cells or tissues due to an imbalance in the production and elimination of free radicals. Oxidative stress is correlated with many degenerative processes and the pathogenesis of other diseases. Antioxidants are compounds that can neutralize antioxidants in the body. Phytochemicals contained in plants are one of the most widely studied and used sources of exogenous antioxidants in herbal medicine. One of the plants that have the potential to be studied further is red dates (Ziziphus jujuba). This study aims to examine the phytochemical components contained in red dates (Ziziphus jujuba) and their antioxidant activity. Methods: This research is a descriptive-analytic study. The sample used was red dates (Ziziphus jujuba) obtained from the Tangerang area. Sample extracts were made with 3 types of solvents, namely n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. The three extracts were analyzed qualitatively for phytochemical components, thin-layer chromatography, and total assay. Antioxidant activity test was carried out by spectrophotometric test using 2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) reagent. Testing of antioxidant activity was not carried out on the n-hexane extract because it cannot be dissolved in ethanol solvent so it does not meet the requirements for measurement Results: The n-hexane extract had positive results on the phytochemical components of triterpenoids and alkaloids. The ethyl acetate extract had a positive value on the phytochemical components of flavonoids, triterpenoids, and alkaloids. The ethanol extract had positive results on the phytochemical components of flavonoids, glycosides, triterpenoids, and alkaloids. Thin layer chromatography test showed that n-hexane extract had a flavonoid phytochemical fraction and ethyl acetate extract had a phenol phytochemical fraction. Antioxidant analysis of ethanol and ethyl acetate extracts showed IC50 of 224.78 g/mL and 525.23 g/mL, respectively.
Conclusion: Red date fruit extract (Ziziphus jujuba) has several phytochemical components, namely triterpenoids, alkaloids, flavonoids, glycosides, and phenols, and is classified as an active antioxidant and has the potential to be developed into natural antioxidants in the future.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryant Roosevelt Sabur
"Penyakit tidak menular, yang proses pembentukannya terpengaruh oleh stress oksidatif, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, baik secara global maupun di Indonesia. Euphorbia tirucalli, salah satu tanaman yang sering ditemukan di Indonesia sebagai tanaman hias, memiliki potensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak herbal patah tulang (Euphorbia tirucalli). Penelitian ini menggunakan tiga jenis ekstrak Euphorbia tirucalli, yaitu ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol, yang diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH, dan dianalisis jumlah komponen senyawa kimia dan kandungan metabolit sekundernya dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji fitokimia.
Hasil analisis dengan KLT menunjukkan bahwa ekstrakherbal patah tulang (Euphorbia tirucalli) mengandung enam komponen senyawa kimia, sedangkan uji fitokimia menunjukkan bahwa ketiga ekstrak mengandung metabolit sekunder flavonoid dan glikosida, dengan ekstrak etanol memiliki tanin dan steroid. Hasil uji DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol herbal patah tulang Euphorbia tirucalli memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 16,05 ppm, sedangkan ekstrak etil asetatnya memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dengan nilai IC50 sebesar 232,86 ppm. Kesimpulannya adalah bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat karena kandungan fitokimianya.

Noncommunicable diseases, in which their process is affected by oxidative stress, is a large public health matter, both on a global and national scale. Euphorbia tirucalli, one of the plants frequently found in Indonesia as a decorative, has antioxidant potential with a certain solvent. The objective of this research is to understand the phychemical composition and antioxidant activity of Euphorbia tirucalli extract. This research uses 3 extracts with three different solvents, which are ethanol, ethylacetate, and n-hexane, with the antioxidant activity measured with the DPPH method, and the amount of chemical compunds and secondary metabolites analyzed with thin layered chromatography (TLC) and phytochemical tests.
All three extracts have show similar results at the TLC with six chemical compunds in all three extracts, while the phytochemical tests shows the presence of the secondary metabolites glycosides and flavonoids in all three extracts, with the ethanol extract additionally having tannin and steroid. The DPPH test shows that the extract with ethanol solvent has a strong antioxidant activity with an IC50 value of 16,05 ppm, while that the extract with ethylacetate solvent has a weak antioxidant activity with an IC50 value of 232,86 ppm. The conclusion is that the extract with ethanol solvent has stronger antioxidant activity due to its phytochemical content.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salman Abbas
"Latar belakang: Radikal bebas merupakan molekul kecil yang memiliki elektron tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif yang dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan stress oksidatif dan nitrosatif pada tubuh manusia. Timbulnya stress oksidatif dan nitrosatif dapat menyebabkan kerusakan sel pada tubuh manusia dan menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kardiovaskular, diabetes mellitus, hingga kanker. Antioksidan berperan dalam mengimbangi radikal bebas berlebih dalam tubuh. Daun sambung nyawa diketahui mempunyai berbagai komponen senyawa fitokimia yang memiliki potensi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumbens) dari daerah Solo.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik. Proses maserasi dan ekstraksi daun sambung nyawa dilakukan dengan menggunakan tiga jenis pelarut yaitu etanol, etil asetat, dan n-heksana. Komponen fitokimia ekstrak daun sambung nyawa dilakukan analisis menggunakan uji fitokimia, analisis kadar total fenolik dan flavonoid, dan kromatografi lapis tipis (KLT). Evaluasi aktivitas antioksidan ekstrak daun sambung nyawa dilakukan menggunakan metode DPPH. Analisis data pada penelitian ini meliputi uji normalitas berupa uji Saphiro-Wilk dan uji hipotesis yang digunakan yaitu uji Kruskal Wallis. Uji Mann-Whitney juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai IC50 aktivitas antioksidan antar dua kelompok jenis ekstrak daun sambung nyawa.
Hasil: Senyawa fitokimia triterpenoid ditemukan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana. Flavonoid, glikosida, dan alkaloid ditemukan pada ekstrak etanol dan etil asetat, sedangkan tanin, saponin, dan steroid masing-masing secara berurutan hanya ditemukan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana. Uji KLT menunjukkan terdapat masing-masing tiga komponen senyawa pada ketiga ekstrak daun sambung nyawa. Aktivitas antioksidan bersifat moderat pada ekstrak etil asetat dengan rerata IC50 = 221,52 μg/ml, lemah pada ekstrak n-heksana dengan rerata IC50 = 292,857 μg/ml, dan tidak aktif pada ekstrak etanol rerata IC50 = 622,086 ¼g/ml. Terdapat perbedaan bermakna (p = 0,039) antara nilai IC50 ketiga jenis ekstrak daun sambung nyaw
Kesimpulan: Ekstrak daun sambung nyawa, terutama ekstrak etil asetat dan n-heksana memiliki aktivitas antioksidan dan dapat digunakan sebagai antioksidan alami.

Introduction: Free radicals are small molecules that have unpaired electrons and are highly reactive which in excessive amounts can cause oxidative and nitrosative stress in the human body. The emergence of oxidative and nitrosative stress can cause cell damage in the human body and cause various diseases such as cardiovascular, diabetes mellitus, and cancer. Antioxidants have an important role in protecting the body from excessive amounts of free radicals. Sambung nyawa leaves are known to have various phytochemical compounds that potentially become natural antioxidants. The aim of this study was to determine the phytochemical compounds and antioxidant activity of sambung nyawa (Gynura procumbens) leaf extracts from Solo.
Method: This study used descriptive analytical design. The maceration and extraction process of sambung nyawa leaves were done using three solvents, ethanol, ethyl acetate, and n-hexane. The phytochemical components of the leaf extract were identified using phytochemical tests, analysis of total phenolic and flavonoid contents, and thin-layer chromatography (TLC). The evaluation of the antioxidant activity of the sambung nyawa leaf extract was carried out using the DPPH method. Data analysis of this study including normality test of Saphiro-Wilk and the Kruskal Wallis for testing the hypothesis. The Mann-Whitney test was also carried out to determine the difference in the IC50 value of antioxidant activity between the two groups of sambung nyawa leaf extracts.
Result: Triterpenoid was found in ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts. Flavonoids, glycosides, and alkaloids were found in ethanol and ethyl acetate extracts, while tannins, saponins, and steroids were found only in ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts, respectively. The TLC test showed that each extracts contained three componentsof phytochemical. The antioxidant activity was found moderate in the ethyl acetate extract with IC50= 221, 52¼g/ml, weak in the n-hexane extract with IC50 = 292, 857¼g/ml, and inactive in the ethanol extract with IC50 = 622,086 ¼g/ml. The IC50 values of the three types of sambung nyawa leaf extracts are significant statistically (p = 0,039).
Conclusion: Sambung nyawa leaf extracts, especially ethyl acetate and n-hexane extracts, have antioxidant activity and can be used as natural antioxidants.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhru Adlan Ayub
"Radikal bebas pada tubuh salah satunya Reactive Oxygen Species (ROS) dapat dihasilkan dari metabolisme seluler normal dari tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan stress oksidatif yang dapat mengganggu fungsi fiologis tubuh. Stress oksidatif dapat dicegah oleh antioksidan yang dapat dihasilkan oleh tubuh ataupun dari luar tubuh seperti dari tumbuhan. Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tumbuhan herbal yang dikenal memiliki antioksidan dan digunakan sebagai pengobatan. Penelitian mengenai analisis fitokimia dan aktivitas antioksidan mengenai daun mengkudu khususnya dari Jakarta Utara masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan komponen senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun mengkudu dari daerah Jakarta Utara. Sampel daun mengkudu (Morinda citrifolia) diekstrasi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol, etil asetat, dan heksana. Kandungan fitokimia diujikan secara kualitatif melalui skrining fitokimia dari senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid, steroid, dan uji kromatografi lapis tipis (KLT) serta diujikan secara kuantitatif dengan menguji kandungan total fenol, flavonoid, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picryl hidrazil) menggunakan kontrol positif Vitamin C dan diukur dengan spektofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 515 nm dan aktivitas antioksidannya dinyatakan dalam nilai IC50. Ekstrak etanol dan etil asetat daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara mengandung flavonoid, glikosida, fenol, dan triterpenoid, sedangkan ekstrak heksana mengandung flavonoid dan fenol. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan etil asetat memiliki nilai IC50 secara berurutan 1258,02 µg/mL dan 4865,62 µg/mL. Daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara memiliki kandungan senyawa fitokimia flavonoid, fenol, glikosida, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan daun mengkudu pada penelitian ini termasuk ke kategori tidak aktif.

Free radicals in the body, one of which is Reactive Oxygen Species (ROS), can be generated from the normal cellular metabolism of the body. Free radicals can cause oxidative stress, interfering with the body's physiological functions. Oxidative stress can be prevented by antioxidants produced by the body or from outside the body, such as plants. Noni (Morinda citrifolia) is one of the herbal plants known to have antioxidants and is used as a treatment. Research on phytochemical analysis and antioxidant activity on noni leaves, especially from North Jakarta, is still limited. This study aims to determine the component content of phytochemical compounds and antioxidant activity in ethanol extract, ethyl acetate, and hexane of noni leaves from North Jakarta. Noni (Morinda citrifolia) leaf samples were extracted using the maceration method with ethanol, ethyl acetate, and hexane as solvents. Phytochemical content was tested qualitatively through phytochemical screening of alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, triterpenoids, steroids and thin layer chromatography (TLC). It was also quantitatively tested by testing the content of total phenols, flavonoids, and triterpenoids. The antioxidant activity was tested by the DPPH method (2,2-diphenyl-1-picryl hydrazil) using a positive control of Vitamin C and measured by UV-Vis spectrophotometry with a wavelength of 515 nm. The antioxidant activity was expressed in IC50 values. Ethanol and ethyl acetate extracts of noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain flavonoids, glycosides, and triterpenoids, while hexane extract contains flavonoids and phenols. The results of the antioxidant activity test of ethanol and ethyl acetate extracts had IC50 values ​​of 1258.02 g/mL and 4865.62 g/mL, respectively. Noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain phytochemical compounds, such as flavonoids, phenols, glycosides, and triterpenoids. In this study, the antioxidant activity of noni leaves is included in the inactive category."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Amanda Putri
"Radikal bebas adalah salah satu masalah penting yang dihadapi oleh dunia kesehatan dalam beberapa dekade terakhir ini. Jati cina (Senna alexandrina) merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis yang banyak dijumpai di Indonesia dan dapat dikembangkan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fitokimia, dan aktivitas antioksidan daun jati cina yang dinyatakan dengan nilai IC50 melalui metode DPPH..
Pada penelitian ini, daun jati cina diesktraksi menggunakan pelarut etanol, etil asetat, dan n-heksana. Ekstrak etanol, etilasetat dan n-heksana yang diperoleh kemudian diujikan kandungan fitokimianya, dan menunjukan hasil positif mengandung flavonoid dan tanin.
Analisis kromatografi lapis tipis menunjukan bahwa ketiga ekstrak jati cina mengandung satu hingga lima komponen senyawa kimia. Selanjutnya, ekstrak etanol dan etil asetat diujikan aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH menggunakan lima variasi konsentrasi, yaitu 3,125 µg/mL; 6,25 µg/m; 12,5 µg/mL; 25 µg/mL; 50 µg/mL. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan sebanyak dua kali pengulangan (duplo) dengan menggunakan asam askorbat sebagai kontrol positif. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan nilai IC50.
Hasil menunjukan bahwa kedua ekstrak jati cina merupakan antioksidan kuat dengan nilai IC50 < 100 ppm. Diantara kedua ekstrak daun jati cina yang diujikan, ekstrak etanol memiliki nilai IC50 yang lebih rendah dibandingkan ekstrak etil asetat. Hal ini menunjukan bahwa ektrak etanol jati cina memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan ekstrak etil asetat.

Free radicals are one of the important problems faced by the world of health in the recent decades. Alexandrian senna (Senna alexandrina) is a plant originating from the tropics that is often found in Indonesia and can be developed as an antioxidant. This research aims to determine the phytochemical composition and antioxidant activity expressed by IC50 values through the DPPH method.
In this research, Senna alexandrian leaves extracted using ethanol, ethyl acetate and n-hexane solvents. The ethanol, ethylacetate and n-hexane extracts obtained were then tested for phytochemical content, and showed positive results for flavonoids and tannins.
Thin layer chromatography analysis shows that all three alexandrian senna extracts contains one to five components of chemical compounds. Then, the ethanol and ethyl acetate extracts were tested for antioxidant activity using the DPPH method using five variations of the concentration of 3,125 µg/mL; 6,25 µg/m:; 12,5 µg/mL; 25 µg/mL; 50 µg/mL. Testing of antioxidant activity was carried out twice (duplo) by usingascorbic acid as positive control. Data obtained were then analyzed to obtain IC50 values.
The results showed that Senna alexandrian extracts were powerful antioxidants with IC50 values <100 ppm. Among two Senna alexandrian extracts, ethanol extract had lower IC50 value. This shows that the ethanol extract of Senna alexandrian has stronger antioxidant activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Falahiyyah Bahri
"Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat menangkap elektron serta menimbulkan kerusakan pada struktur senyawa Akumulasi radikal bebas pada sel dapat menimbulkan stress oksidatif yang menyebabkan gangguan terhadap struktur dan fungsi sel. Rosella atau Hibiscus sabdariffa merupakan salah satu tanaman yang dapat dikembangkan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa). Mahkota bunga Hibiscus sabdariffa ungu diekstraksi masing-masing dalam pelarut n-heksana, etilasetat dan etanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuji secara kualittatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui jumlah senyawa yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya, uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid, alkaloid dan tanin yang terdapat dalam ekstrak Hibiscus sabdariffa ungu.
Uji dengan metode DPPH terhadap ekstrak etilasetat dan ekstrak etanol Hibiscus sabdariffa ungu dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dengan parameter yang dihasilkan berupa nilai %inhibisi dan nilai IC50. Hasil uji KLT menunjukkan bahwa terdapat dua komponen senyawa yang terkandung dalam ekstrakn-heksana, etil asetat dan etanol dari Hibiscus sabdariffa ungu. Berdasarkan uji fitokimia, golongan senyawa yang terkandung dalam ketiga ekstrak adalah flavonoid dan glikosida. Sedangkan pada pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol memiliki sifat antioksidan, dengan nilai IC50 sebesar 175,42 ppm untuk ekstrak etilasetat, dan sebesar 131,35 ppm untuk ekstrak etanol.

Free radicals are compounds that are very reactive and unstable therefore they can capture electrons and cause damage to the structure of other compounds. Accumulation of free radicals in cells can cause oxidative stress which causes disruption to the structure and function of cells. Rosella or Hibiscus sabdariffa is a plant that can be developed as an antioxidant to neutralize free radicals. This study aims to determine the phytochemistry content and antioxidant activity violet rosella calycs (Hibiscus sabdariffa). he crown of Hibiscus sabdariffa purple was extracted respectively in n-hexane, ethylacetate and ethanol solvents. The extract obtained is tested qualitatively by thin layer chromatography (TLC) to determine the amount of compounds contained Furthermore, phytochemistry tests were carried out to determine the content of saponin compounds, flavonoids, triterpenoids, steroids, alkaloids and tannins contained in violet Hibiscus sabdariffa extract.
The DPPH method for ethylacetate extract and ethanol extract of violet Hibiscus sabdariffa was carried out to determine antioxidant activity with the result parameters in the form of% inhibition and IC50 values. The TLC test results showed that there were two components contained in extracts of hexane, ethyl acetate and ethanol of violet Hibiscus sabdariffa. Based on phytochemistry tests, the classes of compounds contained in the three extracts are flavonoids and glycosides. While the antioxidant activity test using the DPPH method showed that ethyl acetate extract and ethanol extract had antioxidant properties, with an IC50 value of 175.42 ppm for ethylacetate extract, and at 131.35 ppm for ethanol extract.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Auliya Firdausy
"Latar belakang: Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker dengan angka kejadian yang tinggi pada wanita di Indonesia dan dunia. Tingginya angka mortalitas kanker serviks dapat terjadi akibat tatalaksana yang tidak efektif, sehingga pengembangan terapi alternatif kanker serviks sangat diperlukan. Mirabilis jalapa merupakan plasma nutfah Indonesia. Bagian bunga Mirabilis jalapa mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat diteliti lebih lanjut potensinya sebagai tanaman herbal antikanker. Tujuan: Mengetahui komposisi fitokimia, aktivitas antioksidan, dan sitotoksisitas ekstrak bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) terhadap sel kanker serviks HeLa. Metode: Penelitian dilakukan terhadap ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, serta ekstrak heksana yang didapatkan menggunakan teknik maserasi bagian bunga tanaman Mirabilis jalapa. Pengukuran komposisi fitokimia dilakukan dengan uji kualitatif, kromatografi lapis tipis, serta uji kadar total flavonoid. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Pengukuran sitotoksisitas dilakukan dengan metode MTT assay terhadap sel kanker serviks HeLa. Uji statistik dilakukan terhadap nilai IC50 ekstrak Mirabilis jalapa terhadap sel HeLa.
Hasil: Pada bagian bunga Mirabilis jalapa ditemukan adanya golongan senyawa flavonoid, tannin, glikosida, dan triterpenoid dalam ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat, serta juga golongan senyawa triterpenoid dan steroid dalam ekstrak etil asetat dan ekstrak heksana. Kadar total flavonoid dalam ekstrak etanol sebesar 111,97 μg/mL dan ekstrak etil asetat sebesar 55,42 μg/mL. Kekuatan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol termasuk dalam kelompok sangat aktif (nilai IC50 11,541 μg/mL), sedangkan kekuatan aktivitas antioksidan dari ekstrak etil asetat termasuk dalam kelompok aktif (nilai IC50 188,365 μg/mL). Sitotoksisitas terhadap sel kanker serviks HeLa yang teramati dari ekstrak etanol memberikan efek sitotoksik kuat (nilai IC50 15,127 μg/mL), sedangkan dari ekstrak etil asetat serta ekstrak heksana memberikan efek sitotoksik moderat (IC50 ekstrak etil asetat 44,501 μg/mL, IC50 ekstrak heksana 56,425 μg/mL). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai IC50 ekstrak etanol berbeda signifikan dibandingkan dengan kedua ekstrak lainnya. Simpulan: Ekstrak Mirabilis jalapa menunjukkan aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas terhadap sel kanker serviks HeLa sehingga berpotensi sebagai tanaman.

Background: Cervical cancer is one type of cancer which has high prevalence in women in Indonesia and the world. High mortality of cervical cancer was deducted prior to ineffective treatment, thus the development of alternative therapy is needed. Mirabilis jalapa is an Indonesian biodiversity plant. The flower contains secondary metabolites which could be explored further for their potential as herbal medicinal plants. Aim: Discovering phytochemical composition, antioxidant activity and cytotoxicity of Mirabilis jalapa extract against HeLa cervical cancer cell line. Methods: Experiment was done towards ethanolic, etilacetat, and hexene extract using maceration extraction method on dried flower Mirabilis jalapa. Measurements were done to analyse phytochemical components using qualitative experiment and thin layer chromatography and also quantitative analysis. Antioxidant activity analysis was done using DPPH method and cytotoxicity against HeLa cervical cancer cell line was done using MTT assay. Statistical analysis was done to analyse IC50 score of Mirabilis jalapa extract to inhibit HeLa cell growth.
Result: The flower part of Mirabilis jalapa has various types of phytochemical compounds. The ethanolic extract and ethyl acetate extract has flavonoid, tannin, glycoside and triterpenoid, whereas steroid and triterpenoid compounds are observed in hexane and ethyl acetate extract. Total flavonoid content measured on ethanolic extract and ethyl acetate extract are 111,97 μg/mL and 55,42 μg/mL respectively. Antioxidant activity on ethanolic extract is considered highly active (IC50 11,541 μg/mL), whilst ethyl acetate extract shows active antioxidant activity (IC50 188,365 μg/mL). Cytotoxic activity against HeLa cervical cancer cell line observed on ethanolic extract displays strong effect (IC50 15,127 μg/mL), whereas ethyl acetate extract and hexane extract shows moderate cytotoxic effect (IC50 ethyl acetate extract 44,501 μg/mL, IC50 hexane extract 56,425 μg/mL). Statistical analysis showed that ethanol extract of Mirabilis jalapa exhibit higher IC50 value which significantly different than other two type of extract Conclusion: Mirabilis jalapa extract obtained from the flower shows antioxidant activity and cytotoxicity against HeLa cervical cancer cell line, thus potential as an anticancer herbal medicinal plant
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Erlangga Bagas Pratama
"Kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker tertinggi di Indonesia. Keterbatasan tatalaksana kanker payudara yang tersedia saat ini mendorong potensi tanaman herbal sebagai pengobatan alternatif, salah satunya daun suruhan (Peperomia pellucida) yang studinya masih terbatas di Indonesia. Serbuk daun suruhan dimaserasi menggunakan tiga jenis pelarut sehingga diperoleh ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana. Uji fitokimia dan KLT dilakukan untuk mengetahui jenis dan jumlah komponen fitokimia. Aktivitas antioksidan diketahui melalui uji DPPH, sedangkan sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7 diketahui melalui uji MTT. Adapun korelasi antara aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas ekstrak daun suruhan ditentukan melalui uji korelasi Pearson. Komponen fitokimia yang terkandung dalam ekstrak daun suruhan mencakup alkaloid, flavonoid, tannin, steroid, dan triterpenoid. Uji KLT menunjukkan bahwa ekstrak daun suruhan mengandung 20 komponen fitokimia. Ekstrak etanol dan etil asetat daun suruhan menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat (IC50 = 14,45 µg/ml dan 22,12 µg/ml), sedangkan ekstrak n-heksana memiliki aktivitas antioksidan yang sedang (IC50 = 102,71 μg/mL). Ketiga jenis ekstrak memiliki efek sitotoksisitas yang kuat terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan kisaran nilai IC50 = 10,68 - 62,73 µg/ml. Adapun aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas ekstrak daun suruhan menunjukkan korelasi yang sangat tinggi dan bernilai positif (r = 0,99). Ekstrak daun suruhan memiliki kandungan senyawa fitokimia, aktivitas antioksidan, dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7. Semakin kuat aktivitas antioksidan ekstrak daun suruhan, semakin kuat juga efek sitotoksisitasnya. Oleh karena itu, ekstrak daun suruhan berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen terapeutik dalam tatalaksana kanker payudara.

Breast cancer is the second most common cancer to cause mortality in Indonesia. Suruhan leaf (Peperomia pellucida), whose research is still limited in Indonesia, has the potential to be used as an alternative treatment for breast cancer due to the limitations of currently existing therapies for the disease. Suruhan leaf powder was macerated in three solvents to produce ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extract. The type and amount of phytochemical were determined using phytochemical and TLC assays. Antioxidant activity was assessed using the DPPH method, and cytotoxicity effect on MCF-7 cells was determined with the MTT method. The correlation between antioxidant activity and cytotoxicity was determined using the Pearson correlation test. The suruhan leaf extract comprises alkaloids, flavonoids, tannins, steroids, and triterpenoids. TLC assay identified 20 phytochemical components within the suruhan leaf extract. The ethanol and ethyl acetate extracts displayed very strong antioxidant properties (IC50 = 14.45 µg/ml and 22.12 µg/ml), while the n-hexane extract exhibited moderate antioxidant activity (IC50 = 102.71 µg/ml). All three extract types demonstrated strong cytotoxicity effect against MCF-7 breast cancer cells, with IC50 values ranging from 10.68 - 62.73 µg/ml. The antioxidant activity and cytotoxicity effect showed a very high correlation and had a positive value (r = 0.99). Suruhan leaf extract possesses phytochemicals, antioxidant activity, and cytotoxicity against MCF-7 breast cancer cells. The stronger the antioxidant activity of suruhan leaf extract, the stronger the cytotoxic effect. Therefore, suruhan leaf extract has the potential to be developed as a breast cancer therapeutic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Owen Senlia
"

Latar belakang: Diabetes merupakan salah satu masalah yang semakin banyak di dunia modern. Pencegahan dan pengobatan diabetes beragam mulai dari cara modern dan juga tradisional. Pengobatan herbal merupakan salah satu metode untuk menangani diabetes. Salah satu tanaman herbal yang digunakan adalah jati cina atau Senna alexandrina. Manfaat dari pengobatan herbal diperngaruhi oleh pelarut yang digunakan. Pada proses pembuatan minuman baik pada skala industri atau rumahan, pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol dan pelarut air.

Tujuan: Menentukan pelarut terbaik untuk memberikan efek antidiabetes dan antioksidan

Metode: Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan enzim α-glukosidase dan DPPH. Sampel daun jati cina dimaserasi dan direndam menggunakan pelarut etanol, campuran etanol : air (1:1), dan air. Ekstrak lalu diskrining untuk kandungan fitokimianya dan diprediksi kandungan senyawanya menggunakan LC-MS/MS. Jumlah kandungan fenolik dan flavonoid dihitung dengan membandingkan menggunakan asam galat dan quercetin. Ekstrak dengan kemampuan antioksidan dan antidiabetes terbaik lalu diuji untuk menghitung nilai IC50.

Hasil: Tanaman jati cina menunjukkan kemampuan sebagai antioksidan dan antidiabetes. Pelarut campuran etanol-air menunjukkan kemampuan terbaik sebagai antioksidan dan antidiabetes. Ekstrak etanol murni memiliki kemampuan antioksidan kedua terbaik namun memiliki kemampuan antidiabetes terburuk dan ekstrak air memiliki kemampuan antioksidan terburuk namun memiliki kemampuan antidiabetes kedua terbaik. Nilai IC50 ekstrak etanol-air sebagai antidiabetes terhadap enzim α-glukosidase adalah 33,151 µg/ml dan sebagai antioksidan terhadap radikal bebas DPPH adalah 160,502 µg/ml. Prediksi kandungan senyawa dari ekstrak etanol-air daun jati cina menggunakan LC-MS/MS adalah torachrysone-8-O-β-D-glucopyranoside, Oroxin B, 3-O-[β-D-Glucopyranosyl-(12)]-β-D-glucopyranosyl-kaempferol, 7-Hydroxy-1-methoxy-2-methoxyxanthone, rhamnetin dan rubilakton.

Simpulan: Ekstrak etanol-air (1:1) daun jati cina menunjukkan kemampuan  aktivitas antioksidan dan aktivitas antioksidan dan antidiabetes terbaik.


Background: Diabetes is a growing problem in this modern time. Preventing and treating diabetes can be done using various ways from traditional to modern methods. Herbal medicine is one of the traditional forms of medication. One of the herbs used to treat diabetes is Senna Alexandrina or Jati Cina. The effects of herbal medicine is linked with the solvent used. In the process of making a herbal drink in industrial and private scale, the solvent used is ethanol and water.

Objective: Determining the best solvent to produce antioxidant and antidiabetic effect.

Methods:.This study was conducted in vitro using I±-glucosidase enzyme and DPPH. Senna Alexandrina leaves was maserated and soaked using ethanol, water, and ethanol-water mix (1:1). Extract was then screened for phytochemical contents and had its compounds predicted using LC-MS/MS. Total phenolic and flavonoid count were measured using gallic acid and quercetin. Extract with the best antioxidant and antidiabetic properties was further tested to measured its IC50.

Results: Senna Alexandrina leaves showed antioxidant and antidiabetic properties. Ethanol-water mixed solvent produced the best antioxidant and antidiabetic properties. Ethanol extract had the second best antioxidant properties but had the worst antidiabetic properties and water extract produced the worst extract with antioxidant properties but had the second best antidiabetic properties. The antidiabetic IC50 value of ethanol-water mix extract  by I±-glucosidase testing was 33,151 ug/ml and the IC50 value as antioxidant by DPPH testing was 160,502 ug/ml. The compounds predicted in ethanol-water extract using LC-MS/MS method was torachrysone-8-O-I²-D-glucopyranoside, Oroxin B, 3-O-[I²-D-Glucopyranosyl-(12)]-I²-D-glucopyranosyl-kaempferol, 7-Hydroxy-1-methoxy-2-methoxyxanthone, rhamnetin dan rubilactone.

Conclusion: Ethanol-water mix (1:1) extract showed the best antioxidant and antidiabetic properties. 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrayhansyah Muhammad Faqih
"Background: Colon cancer is being the third most-prevalent type of cancer worldwide. Options for treatment and therapy are available including surgery, chemotherapy, radiotherapy, and many other therapies. Even though, the treatment of cancer nowadays is quite challenging due to numerous factors, such as socio-economic, geographic, and side effects. Chery tomatoes potentially can come up to be the alternative treatment of cancer due to its active components and cytotoxicity. This alternative treatment might also prevent the resistance of the main treatment of cancer. From several studies, it is found that the tomatoes have a decent antioxidant activity and cytotoxic capability towards various cancer cells. This study aims to determine the phytochemicals components, antioxidant activity and cytotoxic effect of the cherry tomatoes (Solanum lycopersicum Var. cerasiforme) towards HT-29 colon cancer cells.
Method: Solanum lycopersicum Var. cerasiforme was grinded until it becomes juice. Maceration is done with solvent of petroleum ether, ethyl acetate, and methanol, which results petroleum ether, ethyl acetate, and methanol extract of Solanum lycopersicum Var. cerasiforme, respectively. The three extracts undergo phytochemical screening and thin layer chromatography (TLC) to determine the amount and secondary metabolite of the phytochemical components, followed by measuring antioxidant activity by DPPH assay, and evaluating the cytotoxic activity towards HT-29 colon cancer cells by MTT assay.
Results: Solanum lycopersicum Var. cerasiforme extract contained secondary metabolites of flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and triterpenoids and there was a total of 8 phytochemical components. Among the three extracts, ethyl acetate extract showed a the highest (active) antioxidant activity towards DPPH free radical with IC50 of 47.655 μg/mL and an active cytotoxic evaluation with IC50 of 63.224 μg/mL. Petroleum ether extract has shown the highest cytotoxic value with IC50 of 32.676 μg/mL (active). Meanwhile, methanol is categorized as moderate cytotoxic evaluation with 108.992 μg/mL.
Conclusion: Solanum lycopersicum Var. cerasiforme extract contained phytochemical components that had biological activity of antioxidant toward DPPH free radical and cytotoxic effect towards HT-29 colon cancer cell.

Latar Belakang: Kanker kolorektal merupakan kanker yang paling umum ketiga di seluruh dunia. Pilihan untuk pengobatan yang tersedia termasuk operasi, kemoterapi, radioterapi. Namun, pengobatan kanker saat ini cukup menantang karena beberapa faktor, seperti sosio-ekonomi, geografi, dan efek samping. Tomat ceri berpotensi menjadi alternatif pengobatan kanker karena kandungan komponen aktif dan sitotoksisitas-nya. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa tomat memiliki aktivitas antioksidan dan kemampuan sitotoksik yang cukup baik terhadap berbagai sel kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen fitokimia, aktivitas antioksidan dan efek sitotoksik tomat ceri (Solanum lycopersicum Var. cerasiforme) terhadap sel kanker kolorektal HT-29.
Metode: Solanum lycopersicum Var. cerasiforme digiling hingga menjadi jus. Maserasi dilakukan ke dengan petroleum eter, etil asetat, dan metanol, yang menghasilkan ekstrak masing-masing pelarut untuk Solanum lycopersicum Var. cerasiforme masing-masing. Tiga ekstrak menjalani penapisan fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui jumlah dan metabolit sekunder komponen fitokimia, dilanjutkan dengan pengukuran aktivitas antioksidan dengan uji DPPH, dan evaluasi aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker usus besar HT-29 dengan uji MTT.
Hasil: Ekstrak Solanum lycopersicum Var. cerasiforme mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, tannin, saponin dan triterpenoid dengan total 8 komponen fitokimia. Diantara ketiga ekstrak tersebut, ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi terhadap radikal bebas DPPH dengan IC50 sebesar 47,655 g/mL dan evaluasi sitotoksik aktif dengan IC50 sebesar 63.224 g/mL. Ekstrak petroleum eter menunjukkan nilai sitotoksik tertinggi dengan IC50 sebesar 32,676 g/mL (aktif). Sedangkan metanol sebesar 108,992 g/mL.
Kesimpulan: Ekstrak Solanum lycopersicum Var. cerasiforme mengandung komponen fitokimia yang memiliki aktivitas biologis antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan aktivitas sitotoksik terhadap sel HT-29 kanker usus besar.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>