Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gridanty Della Kaisha
"ABSTRAK
Skripsi ini berisi analisis iklan berbahasa Jerman operator telefon seluler Congstar di Instagram yang ditinjau dari segi semantik dan semiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis makna semantik dan tanda semiotik yang terkandung dalam iklan operator telefon seluler Congstar di Instagram. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa makna semantik yang paling sering muncul dalam iklan-iklan ini adalah makna referensial dengan objek rujukan yang berkaitan dengan konteks iklan. Selain itu, pemasang iklan juga menggunakan adjektiva yang mengandung makna afektif positif agar dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk atau informasi yang diiklankan. Makna semantik lainnya yang muncul dalam iklan-iklan ini adalah makna asosiatif, situatif, dan stilistik. Kemudian, dari segi semiotik, tanda yang paling sering muncul dalam iklan adalah ikon. Tanda ikon yang digunakan oleh pemasang iklan adalah gambar-gambar yang berhubungan dengan konteks iklan untuk membantu konsumen memahami isi iklan. Tanda lainnya yang muncul dalam iklan-iklan ini adalah simbol. Simbol yang digunakan oleh pemasang iklan memiliki makna yang berhubungan dengan konteks iklan sehingga konsumen dapat dengan mudah mengerti kaitan antara simbol dengan konteks iklan tersebut.

ABSTRACT
This thesis discusses semantic and semiotic analysis on German rsquo s mobilephone operator ndash Congstar ndash ads in Instagram. The aim of this thesis is to describe which semantic meaning and semiotic sign appear on Congstar Ads in Instagram. Based on the analysis that has been done, the most frequent semantic meaning that appear on these ads is referential meaning. This kind of meaning has a reference object that is related to its context. Furthermore, there is also positive affective meaning that appear on adjectives. These adjectives can help advertisers to increase customer rsquo s trust on the products or information that has been published. The other semantic meanings in these ads are assosiative, situative, and stylistic meaning. Beside semantic meaning, there are also semiotic signs that appear on these ads, such as icon and symbol. lsquo Icon rsquo is the most frequent sign that appear on these ads. The function of this sign lsquo icon rsquo is to catch consumer rsquo s attention and to help the consumers understand more easily about the content of the ads. Another sign that appear on these ads is lsquo symbol rsquo . Advertisers mostly use a sign lsquo symbol rsquo that is related with the context of the ads so the customers can understand the relation between symbol and the context."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-Butar, Charles
Medan: Perdana Publishing, 2020
412 BUT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Rizka Fahrina
"Setiap makhluk hidup memiliki hubungan dengan bagian keanggotaan lainnya yang memunculkan teori hierarki guna memberikan mekanisme yang efisien dalam memilah dan menggambarkan informasi semantik. Penelitian ini merupakan penelitian ranah semantik leksikal mengenai hierarki hubungan bagian-keseluruhan leksem plant dengan menggunakan linguistik korpus dalam memudahkan penyaringan data dan secara statistik melihat frekuensi kemunculan leksem plant bersanding dengan kolokasinya. Analisis dilakukan dengan menggunakan konsep konfigurasi leksikal Cruse (1986) dan konsep Pribbenow (2002) dalam membangun level hierarki. Untuk melihat hubungan meronimi setiap leksem yang merupakan bagian dari plant digunakan analisis konkordansi. Pemanfaatan Wikipedia Corpus guna menemukan frekuensi data dan kolokasi setiap bagian plant. Pada Wikipedia Corpus ditemukan ketiga unsur dominan pada bagian plant, yaitu root, stem, dan leaf. Ketiga unsur dominan tersebut dianalisis setiap bagiannya dengan berdasarkan penjelasan para ahli anatomi tumbuhan, yaitu Beck (2010), Bell (1991), Cutler et al. (2007), Dickison (2000), Maiti et al. (2012), Roberts (2002), dan Steeves & Sawhney (2017) hingga bagian yang terkecil dan menghasilkan temuan struktur hierarki hubungan bagian-keseluruhan leksem plant secara akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Luaran penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian linguistik pada bidang semantik leksikal khususnya pada relasi paradigmatik dalam pembentukan hierarki dengan menggunakan linguistik korpus serta dibantu dengan penjelasan para ahli yang pada akhirnya menentukan pembentukan hierarki secara konkret dan terstruktur.

Every living thing has a relationship with other members of the membership that brings out the hierarchical theory to provide an efficient mechanism for sorting and describing semantic information. This research studies in lexical semantics field of hierarchical part-whole relation of plant lexeme by using the linguistic corpus in facilitating the screening of data and find out statistically the occurrence frequency of the plant lexeme together with its collocations. The analysis was carried out by using the concept of lexical configuration Cruse (1986) and the concept of Pribbenow (2002) in building hierarchical levels. To find out the meaning of meronymy relationship of each lexeme that is part of the plant used concordance analysis. By utilization of Wikipedia Corpus to find frequencies data and collocation of each part of the plant. In Wikipedia Corpus, there are three dominant elements found in the plant, they are root, stem, and leaf. The three dominant elements are analyzed in each part by also based on the explanation of plant anatomists, namely Beck (2010), Bell (1991), Cutler et al. (2007), Dickison (2000), Maiti et al. (2012), Roberts (2002), and Steeves & Sawhney (2017) from the common parts to the smallest parts and produce the findings of the hierarchical structure of the relationship between the entire plant lexeme accurately and accountably. The output of this study is expected to develop linguistic research in lexical semantics field, especially in paradigmatic relationships of the hierarchical formation using corpus linguistics and assisted by expert explanations which ultimately determine the formation of hierarchies in a concrete and structured manner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Permata Sari
"Objektifikasi perempuan di dalam iklan masih menjadi suatu perdebatan seiiring banyaknya iklan yang menjadikan perempuan sebagai objek. Skripsi ini membahas iklan-iklan Nike yang hadir pada kisaran tahun 2002 sampai dengan tahun 2009. Terdapat dua hal yang digarisbawahi di dalam skripsi ini. Melalui analisis 8 iklan Nike, penelitian kualitatif dilakukan untuk melihat wacana apa yang ditawarkan oleh pengiklan melalui teks dan konteks iklan. Penelitian ini juga akan melihat bagaimana iklan-iklan ini mendobrak mitos perempuan yang hadir di masyarakat melalui konotasi-konotasi teks dan konteks iklan dan teori feminisme. Dengan menggunakan konsep Cook mengenai wacana periklanan dan teori Barthes mengenai konotasi dan mitos, penelitian ini melihat bahwa pengiklan menampilkan karakter-karakter perempuan yang berbeda dari mitos perempuan yang ada di dalam masyarakat.

The objectification of women advertisements instill becomes a debate since there are many advertisements display women as the object. This thesis looks at Nike advertisements that released in around 2002 until 2009. There are two major points that this thesis attempts to highlights. First, throughout 8 Nike advertisements, the goal of this qualitative research is to depict the discourse that offered by advertiser through the advertisements' text and context. Second, this research also is to show how the advertisements fail to comply with women's myth in social through text and context's connotations and feminism theory. Using Cook's concept of discourse of advertising and Barthes' theory of connotation and mythologies, this paper shows that advertiser represents women's characters that differ from women's myths in the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmawati Sarang
"Penelitian ini bermaksud membahas ciri-ciri Verba Resiprokal (VR) dalam Bahasa Indonesia (BI). Hasil pembahasan mengenai VR dalam BI selama ini menunjukkan bahwa pola pembentukan VR bervariasi. Pola pembentukan yang bervariasi itu umumnya dianggap sama saja, yaitu mengungkapkan makna resiprokal atau berbalasan. Di lain pihak, pola pembentukan yang sama ternyata dapat juga mengungkapkan makna yang bukan resiprokal. Dalam penelitian ini, VR dalam BI ditinjau dari segi sintaksis dan semantik. Dari segi sintaksis, pembahasan dititikberatkan pada fungsi sintaksis, yaitu hubungan antara VR yang berfungsi sebagai Predikat (P) dan fungsi-fungsi sintaksis lainnya dalam kalimat, seperti fungsi Subjek (S), Objek (0), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket). Dari segi semantik, penelitian ini membahas tipe-tipe VR berdasarkan ciri semantis kewaktuan yang dikandung verba.
Data penelitian diambil dari kumpulan cerpen dan artikel. Penggunaan cerpen dan artikel sebagai sumber data didasari oleh pemikiran bahwa cerpen dan artikel umumnya merupakan narasi, dan dalam narasi terdapat cukup banyak verba yang di dalamnya terkandung peristiwa berbalasan atau timbal balik. Selain itu, pemilihan cerpen dan artikel dimaksudkan agar dapat mewakili berbagai ragam bahasa tubuh, yaitu ragam bahasa sastra dan media massa. Dengan penulis yang berbeda-beda, diharapkan akan didapatkan gaya penulisan yang berbeda-beda, dan dengan demikian kemungkinan untuk mendapatkan berbagai bentuk VR Pill lebih besar.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa VR mempunyai ciri-ciri yang bersifat umum dan khusus. Ciri umum, artinya ciri itu dimiliki oleh setiap VR yang dibentuk dengan pola apa pun. Ciri umum itu adalah makna berbalasan dalam melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verbanya. Sebaliknya, ciri khusus adalah ciri yang hanya dimiliki oleh VR tertentu. VR umumnya berbentuk intransitif atau semitransitif. Dalam VR berbentuk intransitif, tidak diperlukan hadirnya Nomina (N) di belakang verba, baik yang berfungsi sebagai O maupun Pel. Dalam VR berbentuk semitransitif, dituntut hadirnya N di belakang verba, dan N itu berstatus sebagai Pel. VR dapat ditandai secara gramatikal, atau VR tanpa penanda leksikal, dan secara leksikal, atau VR dengan penanda leksikal. VR tanpa penanda leksikal dapat diturunkan melalui proses afiksasi dan reduplikasi, sedangkan VR dengan penanda leksikal dapat berupa verba dasar dan verba berafiks yang disertai penanda leksikal seperti saling, Baku, satu sama lain, dan batik.
Umumnya VR tanpa penanda leksikal dan VR dengan penanda leksikal adalah verba aktivitas yang memiliki ciri semantis kewaktuan [+din,+dur,-tel, -lip]. Namun, tipe aktivitas pada VR tanpa penanda leksikal itu dapat berubah menjadi verba penyelesaian yang berciri [+ din, +dur, +tel,-lip] jika kegiatan yang dinyatakan oleh verba tersebut telah selesai atau tuntas. Selesainya kegiatan itu ditunjukkan oleh pewatas telah, Adv setelah, atau adanya titik akhir dalam kegiatan tersebut. Tipe aktivitas itu juga dapat berubah menjadi verba pencapaian yang berciri [+dn, -dur ,+tel,-lip] jika selesainya kegiatan yang dinyatakan oleh verbanya berlangsung sesaat.
Demikian pula VR dengan penanda leksikal. Tipe aktivitas itu dapat berubah menjadi verba penyelesaian, yang ditunjukkan oleh sasaran yang menjadi titik akhir kegiatan itu dan keterangan waktu yang menyatakan bahwa kegiatan yang disebut dalam verba itu telah selesai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shantie Srie Widowatie
"Penelitian ini bertolak dari temuan hasil penelitian terhadap pola penerjemahan idiom dari bahasa Mandarin atau 1 chengyu ke bahasa Indonesia pada kasus penerjemahan cerita pendek zhengchuan karya Lu Xun yang diterjemahkan menjadi 'Kisah si A Q' . Temuan tersebut adalah adanya idiom dalam bahasa Mandarin yang konstituennya dapat disisipi atau diganti dengan unsur lain, serta adanya makna idiom dalam Bahasa Mandarin yang dapat diduga atau diketahui dari makna konstituennya. Temuan ini berbeda dengan konsep idiom secara umum yang menyatakan bahwa idiom memiliki bentuk yang cenderung beku sehingga tidak dapat disisipi serta maknanya nonkomposisional. Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang idiom dalam bahasa Mandarin dari perspektif sintaktis dan semantis.
Data dalam penelitian ini berjumlah 164 buah. Data ini dianggap cukup mewakili karena penelitian ini bersifat kualitatif. Hasil analisis data dari perspektif sintaktis memperlihatkan bahwa mayoritas idiom bahasa Mandarin memiliki pola empat karakter. Idiom dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai rase tetap, tetapi dalam penelitian ditemukan idiom yang dapat menjadi kalimat Selain itu, ditemukan idiom dalam bahasa Mandarin yang di antara konstituennya dapat disisipi oleh adverbia atau konstituennya dapat diganti dengan unsur lain yang bersinonim, berhomofon, berhomograf atau berkategori sama. Idiom dalam bahasa Mandarin dapat dikategorisasikan menjadi idiom yang bersifat nominatif atau substantif dan yang bersifat predikatif. Idiom bahasa Mandarin selain dapat menjadi kalimat juga dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, keterangan atau pelengkap di dalam kalimat.
Dari perspektif semantis, idiom bahasa Mandarin dapat diklasifikasikan menjadi idiom yang bermakna nonidiomatis, semi-idiomatis dan idiomatis, Makna nonidiomatis idiom mencakupi idiom yang setiap konstituennya masih mempertahankan makna leksikalnya sehingga makna idiom dapat diduga dari maims konstituennya tersebut atau makna idiom merupakan makna konstituennya. Makna semi-idiomatis idiom adalah makna idiom yang beberapa konstituennya masih mempertahankan makna leksikalnya. Sedangkan, makna idiomatic pada idiom bahasa Mandarin mencakupi makna figuratif dan makna yang berdasarkan konvensi sehingga makna idiom nonkomposisional."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Mellyna
"Skripsi ini membahas penggunaan kata serapan dan kata non-serapan sebagai padanan nomina dalam bahasa Prancis. Data yang digunakan dalam skripsi ini diambil dari dua karya terjemahan, Orang Asing dan Sang Pemberontak, serta karya aslinya, L?Étranger. Untuk melihat kedekatan makna denotatif akan digunakan analisis komponen makna, sedangkan untuk menganalis makna konotatif dari suatu kata akan digunakan angket yang diisi oleh penutur asli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata serapan tidak selalu dapat menjadi padanan yang tepat dari kata asing, sekalipun memiliki kemiripan grafis.

This study discusses the application of the loanword and the non-loanword as the equivalent of French noun. The data are taken from two translated books, Orang Asing and Sang Pemberontak, as well as their original book, L?Étranger. In order to examine the denotative meaning, this research employs the semantic components analysis. On the other hand, the analysis of connotative meaning is based on a form filled by the native speaker. This qualitative research uses the library research method. The result of this research shows that loanword is not always a good equivalent of French word, despite the fact that their graph is similar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S42391
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Rahmawati
"ABSTRAK
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai persepsi ibu-ibu
rumah tangga dalam membedakan antara ranah buah dan sayur. Tujuannya adalah
untuk menemukan klasifikasi dan menetapkan keanggotaan, mengetahui contoh
terbaik, serta menentukan komponen pembeda antara ranah buah dan sayur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis secara
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan kuesioner yang
diadaptasi dari teknik Goodness of Exemplar (GOE). Selain itu, untuk mencapai
tujuan tersebut digunakan pula teori semantis mengenai analisis komponen
makna. Hasil penelitian menunjukkan dari 67 kata terdapat 31 kata ranah buah, 24
kata ranah sayur, 3 kata ranah buah-sayur, dan 10 kata masuk ke dalam kategori
membingungkan. Selain itu, didapatkan pula 26 kata sebagai contoh terbaik ranah
buah dan 8 kata sebagai contoh terbaik ranah sayur. Komponen pembeda antara
ranah buah dan sayur berasal dari dimensi makna cara mengonsumsi, rasa, ciriciri,
fungsi, kandungan, dan keadaan.

ABSTRACT
The problem raised in this thesis is the perception of housewifes to distinguish
between fruit and vegetable domain. The purposes are to find classification and
establish membership of fruit and vegetable domain, find out the best examples,
and determine diagnostic component between them. The methods that are used in
this research consist of qualitative and descriptive analysis. The data is collected
by using literature studies and questionnaire based on technique of Goodness of
Exemplar (GOE). Moreover, this research also uses semantic theory of
componential analysis of meaning. The result of 67 words shows that there are 31
words of fruit domain, 23 words of vegetable domain, 3 words of fruit-vegetable
domain, and 10 words that classified into confusing categories. Besides, the best
examples of each domain are found: 26 words of fruit domain and 8 words of
vegetable domain. Diagnostic component between fruit and vegetable domain are
found from dimension of the way to eat, taste, characteristics, function, and
contents."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Putri, auhtor
"Skripsi ini membahas komponen makna kembang dan bunga dalam bahasa Indonesia. Kamus BesarBahasa Indonesia digunakan sebagai korpus utama, sedangkan Majalah Ayah Bunda, Majalah Sindo, dan Majalah Trubus digunakan sebagai korpus tambahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen makna kembang dan bunga, menguraikan bentuk turunan bunga dan kembang dari penggunaannya dalam konteks, dan menemukan etimologi kata bunga dan kembang. Teori makna yang berdekatan dari satuan leksikal yang berbeda, teori komponen makna, dan teori relasi makna digunakan untuk tercapainya tujuan tersebut. Hasil dari penelitian ditentukan bahwa bunga memiliki lima komponen makna, sedangkan kembang memiliki dua komponen makna. Dari komponen makna ini diperoleh hubungan taksonomi, bunga sebagai superordinat dan kembang sebagai subordinat. Bentuk turunan yang muncul dalam konteks dipengaruhi oleh etimologi kembang dan bunga.

This thesis discusses component meaning of kembang and bunga in Indonesian literature. The writer used Kamus Besar Bahasa Indonesia as the main reference, and Majalah Ayah Bunda, Majalah Sindo, and Majalah Trubus as the additional references. The objectives of this study are to determine component meaning of kembang and bunga, outline the derivative forms of kembang and bunga from their usages in context, and find the etymology of kembang and bunga. Theory of simillar meaning from different lexical units, theory of component meaning, and theory of relative meaning were used to fulfill the objectives. The result of this study shows that ?bunga? has five component meanings while ?kembang? has two. Taxonomic relation is obtained from the component meaning, bunga as the superordinate and kembang as the subordinate. The derivative forms in context are affected by the etymology of kembang and bunga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Edi Subroto
Surakarta: Cakrawala Media, 2011
401.4 EDI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>