Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Venessa Chai
"Penyakit jantung, terutama infark miokard, merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Mekanisme yang mendasarinya adalah ketidakseimbangan produksi ROS dengan antioksidan. Suplemen antioksidan tidak dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena harus bekerja secara kombinasi dengan komponen bioaktif lainnya, sehingga mendorong penelitian terapi dari bahan herbal. Moringa oleifera mengandung berbagai senyawa aktif dan tinggi oksidan sehingga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini ingin membuktikan efek kardioprotektif dari ekstrak air daun Moringa oleifera terhadap parameter stres oksidatif, yaitu MDA dan SOD, pada infark miokard tikus yang diinduksi isoproterenol. Penelitian ini memakai bahan biologi tersimpan berupa kelompok kontrol negatif, kelompok ISO dengan pemberian isoproterenol 85mg/kgBB, dan kelompok ISO+MO dengan pemberian ekstrak air daun Moringa oleifera 200mg/kgBB dan isoproterenol 85mg/kgBB. Kadar protein sampel dihitung dengan uji Bradford, kadar SOD dengan EZ-SOD assay kit, dan kadar MDA dengan TBARS. Pemberian ekstrak air daun Moringa oleifera tidak menunjukkan perbedaan signifikan dari kadar MDA di antara ketiga kelompok (p=0,630). Pada pemeriksaan kadar SOD, didapatkan penurunan kadar SOD yang tidak signifikan pada kelompok ISO+MO dibandingkan dengan kelompok ISO (p=0,548). Penelitian ini tidak dapat membuktikan efek kardioprotektif dari ekstrak air daun Moringa oleifera terhadap kadar MDA dan SOD pada jaringan jantung tikus yang diinduksi isoproterenol.

Heart disease, including myocardial infarction, is the leading cause of death worldwide. One of the mechanisms underlying myocardial infarction is oxidative stress. Antioxidant supplements cannot reduce the risk of cardiovascular disease because they work in combination with other bioactive components, thus encouraging the search for herbal therapy. Moringa oleifera contain various active compounds and high amounts of antioxidants so that it has high antioxidant activity. This study aims to determine the effect of aqueous extract of Moringa oleifera leaves on MDA and SOD levels in isoproterenol-induced myocardial infarction rat. This study used negative control group, ISO group that received 85mg/kgBW isoproterenol, and ISO+MO group that received 200mg/kgBW Moringa oleifera leaf water extract and isoproterenol. Protein level was determined using Bradford test, MDA level was determined using TBARS, and SOD level was determined using EZ-SOD assay kit. MDA levels did not differ significantly between the three groups after administration of Moringa oleifera leaf water extract (p=0.630). In SOD levels, there was no significant decreased in ISO+MO groups compare with ISO group (p=0.548). This study was unable to prove the cardioprotective effect of Moringa oleifera leaf water extract against MDA and SOD levels in isoproterenol-induced myocardial infarction of rat tissue."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amabella Prayogo
"Penyakit kardiovaskular masih menempati peringkat pertama penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu 31% dari seluruh kematian. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), 85% dari 17,9 juta orang yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular mengalami serangan jantung dan stroke. Moringa oleifera yang banyak ditemukan dan telah digunakan di Indonesia, memiliki bahan-bahan yang berperan sebagai antiinflamasi, seperti quercetin, kaempferol, dan flavonoid. Belum ada penelitian yang mengkaji efek ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) terhadap infark miokard tikus. Penelitian ini dilakukan menggunakan bahan biologi tersimpan jaringan jantung dari tikus yang telah menerima 3 perlakuan berbeda (kontrol negatif: tanpa perlakuan; ISO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB; serta ISO+MO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB dan ekstrak air daun kelor 200 mg/kgBB). Kadar nitrit diukur menggunakan Nitrite Assay Kit (Griess Reagent). Hasil uji kadar nitrit signifikan antara ketiga kelompok dengan nilai p=0,009. Uji Post-Hoc menunjukkan nilai signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan ISO (p=0,290) dan ISO dengan ISO+MO (p=0,013). Dengan demikian, ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) dapat menurunkan kadar nitrit (NO2-) secara signifikan (p=0,013) pada tikus yang mengalami infark miokard akibat induksi isoproterenol.

Cardiovascular diseases remain as the most common cause of death worldwide, accounted for 31% of all deaths. According to World Health Organization (WHO), 85% out of 17,9 million of people died due to cardiovascular disease, had heart attack and stroke. Moringa oleifera, which is found abundantly in Indonesia, is rich of anti-inflammation properties, such as quercetin, kaempferol, and flavonoids. Up to now, there is no research done to evaluate the effect of Moringa oleifera aqueous extract in myocardial infarction Sprague Dawley rats. This study was conducted using cardiac tissues from 3 groups of rats with different treatments: negative control group (no intervention), ISO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol), and ISO+MO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol and 200 mg/kg body weight of Moringa oleifera aqueous extract). Nitrite Assay kit (Griess Reagent) was used to evaluate nitrite concentration. Nitrite concentration was found to be significant between three groups (p- value = 0.009). Post-Hoc analysis revealed a significance difference between the negative control and ISO group (p=0.029) as well as the ISO and ISO+MO group (p=0.013). Hence, Moringa oleifera aqueous extract significantly reduced nitrite concentration in rats with myocardial infarction (p=0.013)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Maritza Pratama
"Latar Belakang: Moringa oleifera Lam. (M. oleifera) termasuk dalam famili Moringaceae dan merupakan tanaman silangan. Tanaman ini diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini adalah Staphylococcus aureus (S. aureus) yang merupakan bakteri Gram positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah M. oleifera efektif sebagai antiseptik dan dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh S. aureus dengan mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
Metode: Metode Percentage kill akan digunakan dalam penelitian ini, bersama dengan media kultur broth. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui pengaruh antiseptik berbahan ekstrak M. oleifera terhadap pertumbuhan S. aureus. Percentage kill adalah salah satu cara untuk mengetahui efek bakterisida atau fungisida suatu zat tertentu, dikatakan baik jika hasilnya >90%. Suspensi bakteri akan dimasukkan ke dalam tiga tabung terpisah, dengan tabung ketiga sebagai kontrol. Tabung akan diinkubasi selama durasi waktu kontak yang ditentukan. Dua variabel akan digunakan: kontrol dan perlakuan, yang keduanya akan diuji pada waktu yang sama, 1,2 dan 5 menit.
Hasil: Hasil M. oleifera sebagai antiseptik terhadap S. aureus dinilai efektif karena terdapat kesenjangan pertumbuhan bakteri yang sangat besar antara perlakuan dan kontrol, dan persentase hasil membunuh masing-masing pada menit 1,2 dan 5 adalah 92,36 %, 95,58% dan 96,45%, dimana terlihat hasilnya sudah mencapai >90% pada menit pertama.
Konklusi: dari eksperimen ini, hasil persentase kill pada ke-3 pengulangan, yaitu pada menit ke-1, 2, dan 5 menit, mencapai lebih dari 90% dari menit pertama, ini mengartikan bahwa ekstrak M. oleifera efektif dalam mengurangi pertumbuhan bakteri S. aureus. Pertumbuhan S. aureus saat di berikan ekstrak menglami penurunan setiap pengulangan dan jumlah paling sedikit terlihat pada menit ke 5 yaitu 3.67 koloni dimana pada kontrol jumlah pada menit tersebut 103.33 koloni dengan persentase kill 96,45%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak M. oleifera efektif untuk di jadikan antiseptik terhadap bakteri S. aureus.

Background: Moringa oleifera Lam. (M. oleifera) belongs to the family Moringaceae and is a cruciferous plant. This plant is known to have an antibacterial activity. The bacteria that is use in this experiment is Staphylococcus aureus (S. aureus), which is a Gram-positive bacteria. This study aims to learn whether M. oleifera is effective as an antiseptics and can treat infection caused by S. aureus by affecting the growth of the bacteria.
Method: The Percentage Kill method will be used in this study, along with a broth culture medium. The purpose of this method is to determine the effect of the antiseptic made from Moringa oleifera extract on the growth of S. aureus. Percentage kill is one of the methods to determine the bactericidal or fungicidal effect of certain substances, it is considered good if the result is >90%. The bacterial suspension will be contained in three separate tubs, with the third serving as a control. Tubes will be incubated for the duration of the specified contact time. Two variables will be used: control and treatment, both of which will be tested at the same time.
Results: The results of M. oleifera as antiseptics towards S. aureus is considered effective because there is a huge gap in growth of the bacteria between the treatment and control, and the percentage kill result is respectively in minute 1,2 and 5 are 92.36 %, 95.58 % dan 96.45 %, where it can be seen the result already reach >90% at the first minute.
Conclusion: From this experiment, the results of the percentage kill in the 3 repetitions, namely at 1, 2, and 5 minutes, reached more than 90% from the first minute, this indicates that M. oleifera extract is effective in reducing the growth of S. aureus bacteria. The growth of S. aureus when given the extract experience a decreasing pattern in every repetition and the least amount was seen in the 5th minute, namely 3.67 colonies where in the control the quantity at that minute was 103.33 colonies with a percentage kill of 96.45%. It can be concluded that M. oleifera extract is effective to be used as an antiseptic against S. aureus bacteria.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emni Purwoningsih
"Latar belakang: Moringa oleifera (MO) secara luas telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan dan juga obat tradisional. M. oleifera telah terbukti memiliki berbagai efek farmakologi diantaranya efek neuroprotektif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efek neuroprotektif dan mekanisme dasar dari ekstrak etanol 70% daun (MOE) dan minyak biji M. oleifera (MOO) pada mencit yang mengalami depresi, kecemasan dan fungsi kognitif akibat induksi stres kronik.
Metode: Dalam penelitian ini kami menguji analisis fitokimia MOE dengan LC-MS dan MOO dengan GC-MS. Dua puluh empat mencit jantan dengan berat badan 25-30 g, dibagi secara acak menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal (mencit normal diberi 0,5% CMC), WIRS (mencit stres dengan induksi WIRS+CMC 0,5%), kelompok WIRS+MOE400 (mencit stres+ MOE 400 mg/kg BB), WIRS+MOE800 (mencit stres + MOE 800 mg/kg BB), WIRS+MOO1 (mencit stress + MOO 1 ml/kg BB), dan WIRS+MOO2 (mencit stress + MOO 2 ml/kg BB). Pemberian MOE dan MOO diberikan secara oral selama 23 hari. Induksi WIRS dilakukan pada hari 1 sampai 15 selama 2 jam, dan hari ke 16 dilakukan selama 6 jam. Selanjutnya dilakukan uji perilaku dengan open field test untuk prilaku kecemasan, forced swim test untuk perilaku depresif, dan uji memori dengan Y-maze test dan novel objective recognition test. Pada hari ke-24 mencit dikorbankan dan diambil darah serta jaringan otak untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil: MOE mengandung 5,8% (b/b) total fenol dan 2,70% (b/b) total flavonoid, sedangkan MOO mengandung 0,04% (b/b) total fenol, tetapi flavonoid tidak terdeteksi. GC-MS menghasilkan MOO yang mengandung senyawa asam lemak, sterol, vitamin E dan senyawa aromatik, sedangkan MOE didominasi oleh senyawa flavonoid, asam lemak dan alkaloid juga ditemukan. Pemberian MOE 400 mg/kg BB dan MOO 2 mL/kg BB, kadar protein dan ekspresi BDNF meningkatkan signifikan (p<0,050) dibanding kelompok WIRS, selanjutnya MOE 800 mg/kg BB dan MOO 1 dan 2 mL/kg BB aktivitas asetilkolinesterase (AChE) menurun signifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok WIRS. MOE 400 dan 800 mg/kg BB dan MOO 1 mL/kg BB, tingkat depresi dan kecemasan menurun signifikan serta memori meningkat signifikan dibandingkan kelompok WIRS. Sedangkan MOO 2 mL/kg BB tingkat kecemasan tidak berbeda dari kelompok WIRS.
Kesimpulan: MOE dan MOO memiliki efek neuroprotektif dengan memperbaiki fungsi kognitif dan menurunkan tingkat depresi dan kecemasan melalui mekanisme penghambatan aktivitas AChE dan meningkatkan kadar protein dan ekspresi mRNA BDNF.

Background: Moringa oleifera (MO) has been widely used by Indonesian people as a functional food and as traditional medicine. M. oleifera has been shown to have various pharmacological effects including neuroprotective effects. The aim of this study was to analyze the neuroprotective effects and the basic mechanisms of 70% ethanol extract (MOE) and seed oil of M. oleifera (MOO) in mice depression-like behavior, anxiety-like behavior, and cognitive decline due to chronic stress induction.
Methods: In this study we examine the phytochemical analyze of MOE by LC-MS and MOO by GC-MS. Twenty-four male mice with a body weight of 25-30 g, were randomly divided into 6 groups. Normal group (normal mice given 0.5% CMC), WIRS (stressed mice with induced water immersion restraint stress/WIRS+CMC 0.5%) group, WIRS+MOE400 (stressed mice+ MOE 400 mg/kg BW) group, WIRS+MOE800 (stress mice + MOE 800 mg/kg BW) group, and WIRS+MOO1 (stress mice + MOO 1 ml/kg BW) group, and WIRS+MOO2 (stress mice + MOO 2 ml/kg BW) group. The MOE and MOO were orally administration for 23 days. MOE and MOO were administered orally for 23 days. WIRS induction was performed for 2 hours on days 1 to 15, and for 6 hours on day 16. The open field test for anxious behavior, the forced swim test for depressive behavior, and a memory test using the Y-maze test and the novel objective recognition test were then performed sequentially on days 17-23. On day 24th the mice were sacrificed and the blood as well as the brain tissue were collected for further analyze.
Results: MOE contained 5.8% (w/w) of total phenols and 2.70% (w/w) of total flavonoids, while MOO contained 0.04% (w/w) of total phenols, but no flavonoids were detected. GC-MS produced MOO which contained fatty acid compounds, sterols, vitamin E and aromatic compounds, while MOE which was dominated by flavonoids, fatty acids, and alkaloids, were also found. Giving MOE 400 mg/kg BW and MOO 2 mL/kg BW, protein levels and expression of BDNF increased significantly (p<0.050) compared to the WIRS group, then MOE 800 mg/kg BW and MOO 1 and 2 mL/kg BW acetylcholinesterase activity (AChE) decreased significantly (p<0.05) compared to the WIRS group. MOE 400 and 800 mg/kg BW and MOO 1 mL/kg BW, the levels of depression and anxiety decreased significantly, and memory increased significantly compared to the WIRS group. Whereas MOO 2 mL/kg BW the anxiety level was not different from the WIRS group.
Conclusion: MOE and MOO have neuroprotective effects by improving cognitive function and reducing levels of depression and anxiety through mechanisms of inhibiting acetylcholinesterase activity and increasing protein levels and BDNF mRNA expression.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariza Nabila Putri
"Moringa oleifera (M. oleifera) merupakan tumbuhan yang biasa di kenal dengan pohon Kelor. Tumbuhan ini lama dikenal memiliki sifat antimikrobial terhadap fungal, parasite, dan bakteri. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa), merupakan bakteri gram negatif yang dapat menimbulkan banyak tipe infeksi, bakteri ini tumbuh dengan baik bahkan dalam suhu sampai 42°C. P. aeruginosa juga dikenal memiliki resistensi yang kuat terhadap zat antimikrobial. Antiseptik dan disinfektan digunakan untuk menghentikan pertumbuhan mikroorganisme yang menginfeksi tubuh, pemakaiannya bervariasi dari membrane mucosal sampai dengan luka terbuka. Riset ini dilakukan untuk membuktikan kemampuan M. oleifera sebagai cara baru untuk menjadi antiseptik terhadap P. aeruginosa yang sudah resistan terhadap banyak obat obatan. Metode: Penelitian ini mengunakan metode Percentage Kill menggunakan kultur broth sebagai medium. Suspensi bakteri akan di simpan dalam 3 tabung yang berbeda dimana tabung ketiga akan menjadi kontrol. Tabung ini akan di inkubasi dengan waktu kontak yang sudah ditentukan. 2 variabel akan digunakan yaitu kontrol dan perlakuan yang masing masing harus dilaksanakan dalam waktu yang sama. Hasil dari tes akan dikalkulasi menggunakan rumus Percentage Kill dimana hasil yang dianggap baik jika diatas 90% Hasil: Hasil yang didapatkan dari uji dengan 3 waktu kontak (1, 2, 5 menit) yang diulang sebanyak kali mendapatkan rata rata sebanyak 103, 71, & 53.67 koloni yang masih bertahan, yang lalu dihitung menghasilkan 27.12%, 47.01%, & 57.7% dalam uji Percentage Kill"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Purnama Effendy
"Moringa oleifera Lam. merupakan salah satu tanaman herbal di Indonesia yang mengandung senyawa antioksidan alami. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perubahan aktivitas antioksidan pada konsentrasi substrat 5% hasil fermentasi oleh Lactobacillus plantarum InaCC B997 selama 24 jam. Ekstraksi senyawa antioksidan pada serbuk daun M. oleifera dilakukan dengan metode infusa, pada suhu 85̊C selama 30 menit. Aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH (Diphenyl Plerylhydrazyl) dan mengukur konsentrasi senyawa antioksidan yang mampu menghambat 50% sifat radikal bebas dalam DPPH (Nilai IC50). Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 infusa daun M. oleifera kontrol (nonfermentasi) ialah 137,15 μg/mL, sedangkan pada sampel infusa hasil fermentasi batch I, II, dan III berturut-turut ialah 155,10 ± 14,59 μg/mL, 165,20 ± 2,81 μg/mL, dan 189,77 ± 3,05 μg/mL. Penelitian menunjukkan bahwa fermentasi infusa daun M. oleifera Lam. pada konsentrasi 5% oleh L. plantarum InaCC B997 menurunkan aktivitas antioksidan sebesar 13,08%, 20,45%, dan 38,36% pada batch I, II, dan III.

Moringa oleifera Lam. is one of the herbal plants in Indonesia that contains natural antioxidant compounds. The aim of this research is to determine the antioxidant activity of fermented M. oleifera Lam. leaf infusion at 5% concentration using Lactobacillus plantarum InaCC B997 for 24 hours. The extraction of antioxidant compounds in M. oleifera Lam. leaf powder was carried out by infusion method at 85̊C for 30 minutes. Antioxidant activity was measured using the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) radical scavenging method and was evaluated based on the concentration of antioxidant compounds that were able to inhibit 50% of DPPH (Inhibitory Concentration 50). The result showed that unfermented leaf infusion had IC50 value of 137.15 μg/mL, while the fermented leaf infusion had IC50 value of 155.10 ± 14.59 μg/mL, 165.20 ± 2.81 μg/mL, and 189.77 ± 3.05 μg/mL in batch I, II, and III, respectively. This study showed that fermentation of M. oleifera Lam. leaf infusion at concentration of 5% using L. plantarum InaCC B997 had reduced antioxidant activity when compared to nonfermented leaf infusion at 13.08%, 20.45%, and 38.36% in batch I, II, and III, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tio Angger Pertama
"

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari mekanisme ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dan ekstrak ubi ungu (Ipomoea Batatas) sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan untuk API 5L pada lingkungan 0,2 M HCl. Karakterisasi kedua inhibitor dilakukan dengan pengujian FTIR dan menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa flavonoid. Pengujian polarisasi potensiodinamik dan EIS dengan variasi penambahan inhibitor serta campuran antara kedua inhibitor dilakukan untuk mempelajari sifat inhibisi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa masing- masing kedua inhibitor dapat digunakan sebagai inhibitor ramah lingkungan sedangkan campuran antara kedua inhibitor tersebut tidak dapat melindungi logam API 5L pada lingkungan 0,2 M HCl. Dari pengujian polarisasi potensiodinamik menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak daun kelor maka laju korosi akan semakin menurun dan nilai efisiensi inhibisi semakin naik dengan nilai tertinggi adalah 73,08%, sedangkan dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak ubi ungu laju korosi semakin turun dengan nilai efisiensi inhibisi maksimal sebesar 65,31%. Namun hasil pengujian polarisasi potensiodinamik untuk kombinasi kedua inhibitor menunjukkan nilai laju korosi yang semakin meningkat. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik serta sesuai dengan model dari Langmuir untuk inhibitor ekstrak daun kelor dan Temkin untuk ekstrak ubi ungu.


This research was conducted to study the mechanism of Moringa Oleifera leaf extract and purple sweet potato extract (Ipomoea Batatas) as green corrosion inhibitors for API 5L in the environment of 0.2 M HCl. The characterization of the two inhibitors was carried out by FTIR testing and showed that the compounds contained in the two inhibitors were flavonoids. Testing of potentiodynamic polarization and EIS with variations in inhibitor addition and mixtures between the two inhibitors was carried out to study the inhibitory properties, from this study it can be seen that each of the two inhibitors can be used as green corrosion inhibitors while the mixture between the two inhibitors cannot protect the API 5L environment of 0.2 M HCl. From the potentiodynamic polarization test showed that by increasing the concentration of Moringa leaf extract inhibitors, the corrosion rate will decrease and the inhibition efficiency value increases with the highest value is 73.08%, whereas with the addition of the purple yam extract inhibitor concentration the corrosion rate decreases with the inhibition efficiency value maximum of 65.31%. However, the results of the potentiodynamic polarization test for the combination of the two inhibitors showed an increasing corrosion rate. The EIS test results show that these two inhibitors can protect the metal by forming a layer of film that lines the metal surface. The adsorption inhibitor mechanism shows as a mechanism of physical adsorption and in accordance with the model from Langmuir for Moringa leaf extract inhibitors and Temkin for purple sweet potato extract.

"
2019
T52525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stivan Junan Navidad
"Latar Belakang. Daun kelor (M. oleifera) memiliki kandungan kimia yang berguna sebagai antibakteri pada bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Kandungan ini dapat merusak DNA dan membran sel yang nantinya senyawa pada daun kelor akan menembus dinding sel bakteri sehingga zat metabolisme bakteri terbuang hingga mengalami kematian. Bakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah Cutibacterium acnes, bakteri anaerobic aerotolerant, bersifat Gram positif. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) sebagai antiseptik terhadap C. acnes. Metode: Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Uji Percentage Kill ekstrak daun kelor dengan etanol sebagai pelarut terhadap bakteri C. acnes. Pada kontrol dimasukkan akuades steril dengan bakteri terstandar Mc Farland 0,5 sedangkan pada perlakuan mengandung ekstrak M. oleifera dengan bakteri yang sama. Kontrol dan perlakuan dilakukan dalam waktu bersamaan dengan waktu kontak selama 1, 2, dan 5 menit. Selanjutnya diinokulasi pada medium agar darah. Setelah diinkubasi secara anaerob, pertumbuhan koloni bakteri dihitung dan persentase kematian dibandingkan antara kontrol dan perlakuan. Hasil Uji Percentage Kill dikatakan memenuhi kriteria apabila hasil yang didapatkan dalam setiap waktu kontak sebesar ≥90%. Hasil: Hasil Uji Percentage Kill dalam waktu kontak 1, 2, dan 5 menit pada bakteri C. acnes masing-masing adalah 59,7%, 72%, dan 91,8%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada menit ke-5 ekstrak daun kelor mampu mengeradikasi bakteri C. acnes secara efektif. Kesimpulan: Eksperimen ini menunjukkan hasil Uji Percentage Kill belum efektif pada menit pertama dan kedua namun efektif pada menit kelima.

Introduction. Moringa leaves (M. oleifera) contain chemicals beneficial as antibacterials for Gram-positive and Gram-negative bacteria. This content can damage DNA and cell membranes so that the compounds in Moringa leaves will penetrate the bacterial cell walls, and the bacteria's metabolic substances are wasted until they die. The bacteria used in this study were Cutibacterium acnes, an aerotolerant, anaerobic, Gram-positive bacteria. This research was conducted to test the activity of Moringa oleifera leaf extract as an antiseptic against C. acnes. Method: The method employed in this research is the Percentage Kill test of moringa leaf extract with ethanol as the solvent against C. acnes bacteria. In the control group, sterile distilled water with McFarland 0.5 standardized bacteria is used, while the treatment group contains M. oleifera extract with the same bacteria. Both control and treatment are conducted simultaneously with contact times of 1, 2, and 5 minutes. Subsequently, they are inoculated on a blood agar medium. After anaerobic incubation, bacterial colony growth is counted, and the percentage of death is compared between the control and treatment. The Percentage Kill test results meet the criteria if the obtained results at each contact time are ≥90%. Results: The Percentage Kill test results at 1, 2, and 5 minutes of contact with C. acnes bacteria are 59.7%, 72%, and 91.8%, respectively. These results indicate that at the 5th minute, moringa leaf extract can eradicate C. acnes bacteria effectively. Conclusion: This experiment demonstrates that the Percentage Kill test was ineffective in the first and second minutes but became effective in the fifth minute."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafiidh Surya Putra
"Latar Belakang. Moringa oleifera merupakan tanaman yang banyak tumbuh di area tropis seperti Asia dan Afrika yang ditemukan memiliki komponen bioaktif yang memiliki aktivitas antiseptik. Penggunaan antiseptik memiliki peranan penting dalam pencegahan dan pengobatan infeksi bakteri, salah satunya adalah Klebsiella pneumoniae, bakteri batang gram negatif yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial dan resisten terhadap antibiotik. Infeksi oleh bakteri ini menjadi perhatian lebih akibat adanya resistensi dan kemampuannya membentuk biofilm pada permukaan alat medis. Metode. Bakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah Klebsiella pneumoniae. Sampel yang diuji efektivitasnya sebagai antiseptik adalah ekstrak daun Moringa oleifera 80% dengan pelarut karboksimetil selulosa. Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung pertumbuhan koloni K. pneumoniae pada sampel perlakuan dan kontrol dengan waktu kontak 1, 2, dan 5 menit. Efektivitas antiseptik sampel dinilai dengan perhitungan dari prinsip percentage kill, yaitu ≥ 90%. Hasil. Hasil perhitungan percentage kill ekstrak daun M. oleifera dalam menghambat pertumbuhan koloni K. pneumoniae dengan waktu kontak selama 1, 2, dan 5 menit masing-masing adalah 65,7%, 85,6%, dan 90,1%. Efektivitas antiseptik didapatkan pada waktu kontak 5 menit, senilai 90,1%. Kesimpulan. Ekstrak daun M. oleifera memiliki aktivitas antiseptic yang efektif terhadap K. pneumoniae.

Background. Moringa oleifera is a plant that thrives in tropical areas such as Asia and Africa, known to contain bioactive components with antiseptic properties. The use of antiseptics plays a crucial role in the prevention and treatment of bacterial infections. Klebsiella pneumoniae is a gram-negative rod-shaped bacterium that causes nosocomial infections and exhibits significant antibiotic resistance. Infections caused by this bacterium are of particular concern due to its resistance and its ability to form biofilms on medical device surfaces. Method. The bacteria used in this study are Klebsiella pneumoniae. The sample tested for its antiseptic effectiveness is an 80% extract of Moringa oleifera leaves with carboxymethyl cellulose as a solvent. This research was conducted by counting the growth of K. pneumoniae colonies in treatment and control samples with contact times of 1, 2, and 5 minutes. The antiseptic effectiveness of the sample is assessed based on the percentage kill principle, which is ≥90%. Results. The results of the percentage kill calculation for the M. oleifera leaf extract in inhibiting the growth of K. pneumoniae with contact times of 1, 2, and 5 minutes were 65.7%, 85.6%, and 90.1%, respectively. Antiseptic effectiveness was achieved at a 5-minute contact time, with a value of 90.1%. Conclusion. Moringa oleifera leaf extract has effective antiseptic activity against K. pneumoniae."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>