Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Loebis, Joesron
Jakarta: Puri Fadjar Mandiri , 1999
551.48 LOE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Sitor, 1923-2014
Jakarta: Pustaka Jaya, 1981
808.831 SIT d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chay Asdak
Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press, 2002
551.48 CHA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chay Asdak
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press, 2007
551.48 CHA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chay Asdak
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2014
551.48 CHA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Aziz
"ABSTRAK
Danau Toba memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia, diantaranya tempat wisata, areal tambak, pertanian, transportasi, sumber air bersih, pembangkit listrik dan fungsi lainnya.  Namun, beberapa tahun terakhir, masyarakat diresahkan dengan adanya penurunan tinggi muka air Danau Toba. Masalah tersebut menjelaskan perlu adanya pemantauan terhadap tinggi dan luas muka air Danau Toba. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi perubahan luas muka air, curah hujan, tutupan lahan dan nilai jasa ekosistem terhadap perubahan tinggi muka air Danau Toba tahun 1990-2017. Metode MNDWI digunakan untuk mendelineasi luas muka air danau melalui citra Landsat series. Peta tutupan lahan diklasifikasi menjadi 6 (enam) kelas menggunakan metode CART Classification and Regression Trees, selanjutnya perhitungan nilai jasa ekosistem menggunakan model inVEST Water Yield. Hasil penelitian menunjukkan korelasi luas muka air danau terhadap tinggi muka air danau sebesar 0,5. Curah hujan memiliki pengaruh sebesar 76% terhadap TMA danau, sedangkan faktor ENSO dan IOD memiliki korelasi sebesar -0,70 dan -0,20 terhadap curah hujan. Selain curah hujan dan ET, tutupan lahan terbangun (0,54), hutan (-0,60), dan sawah (-0,80) memiliki korelasi yang tinggi terhadap limpasan air. Sub-DAS Aek Bolon dan Aek Mandosi memiliki perubahan tutupan lahan yang signifikan serta memiliki nilai limpasan air yang tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu, daerah ini menjadi prioritas konservasi sumberdaya air untuk menjaga limpasan air yang masuk ke danau, sehingga masalah penurunan tinggi muka air Danau Toba dapat diatasi.

ABSTRACT
Lake Toba fill the various function in meeting human needs such as tourist attractions, fisheries, agriculture, transportation, freshwater sources electricity and more.  In the last few years, people disturbed by the reduced water level of Lake Toba, the issue illustrates the need for extensive monitoring water level and surface area of Lake Toba. The purpose of this study is to look at estimates of changes in water surface area, rainfall, and the value of ecosystem services to changes in Lake Toba's water level in 1990-2017. Landsat series images is processed by using the MNDWI (Modified Normalized Difference Water Index) method to delineate water bodies. Land cover map is classified into 6 (six) classes using the CART (Classification and Regression Trees) method. furthermore, calculating the value of ecosystem services using INVEST Water Yield model. The results of this study showed that the water surface area has a 0,50 correlation to the water level. Rainfall has an effect of 76% on the lake water level, while ENSO and IOD factors have a correlation of -0,70 and -0,20 to rainfall. In addition to rainfall and ET, built-up (0,54), forest (-0,60), and cropland (-0,80) have a high correlation with runoff. Aek Bolon and Aek Mandosi sub-watersheds have extreme land cover changes and have high runoff values compared to other regions. Therefore, this area is a priority for conserving water resources to maintain runoff entering the lake, so that the problem of the decline in the water level of Lake Toba can be solved."
2020
T54833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Chintya Ruth Arini
"Penetapan Kawasan Pariwisata Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional telah mengakibatkan pengelolaa kawasan pariwisata Danau Toba tersebut tidak lagi hanya dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat melainkan juga terdapat intervensi dari Pemerintah Pusat melalui pembentukan Otorita Danau Toba. Terdapatnya dua pengelola pada kawasan pariwisata Danau Toba tersebut justru menimbulkan permasalahan terkait pembagian kewenangan antara Otorita Danau Toba dengan Pemerintah Daerah setempat yang pada realitanya tidak ditemukan dengan jelas dan tegas mengenai pembagian kewenangan. Padahal pembagian kewenangan sangatlah diperlukan mengingat kawasan otorita berada di tengan daerah otonom. Penelitian ini dilakukan penulis dengan menggunakan metode yuridis-normatif dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen yang terdiri atas bahan hukum primer dan sekunder, serta melakukan wawancara dengan informan yang terkait. Dalam penelitian ini, permasalahan yang terjadi adalah mengenai pembagian kewenangan antara Otorita Danau Toba dengan Pemerintah Daerah setempat yang tidak dibagi dengan jelas dan hanya berdasarkan koordinasi secara lisan saja sehingga untuk beberapa hal, perencanaan yang dilakukan kedua pihak terkadang mengalami kendala sinkronisasi karena perbedaan kebutuhan dan kemampuan antara instansi dari Otorita Danau Toba dan Pemerintah Daerah setempat. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya pembagian kewenangan yang jelas dan tegas membagi kewenangan Pemerintah Daerah dan Otorita Danau Toba dan tertuang dalam bentuk peraturan atau setidak-tidaknya dalam bentuk perjanjian kerjasama yang dapat diperbaharui setiap tahun sebagai pedoman bagi Pusat (melalui Otorita Danau Toba) dan Pemerintah Daerah dalam melakukan sinkronisasi dan koordinasi atas perencanaan pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba.

The determination of the Lake Toba Tourism Area to be a National Tourism Strategic Area has resulted in the management of the Lake Toba tourism area no longer only managed by the local government but also intervention from the Central Government through the establishment of the Lake Toba Authority. The existence of two managers in the Lake Toba tourism area actually raises problems related to the division of authority between the Lake Toba Authority and the local government which in reality is not found clearly and firmly regarding the division of authority. Even though the division of authority is very necessary considering that the authority area is in the middle of the autonomous region. This research was conducted by the author using juridical-normative methods with data collection tools in the form of document studies consisting of primary and secondary legal materials, and conducting interviews with related informants. In this study, the problem that occurred was about the division of authority between the Lake Toba Authority and the local government which was not clearly divided and only based on oral coordination so that for some things, the planning carried out by both parties sometimes experienced synchronization problems due to differences in needs and capabilities between agencies from the Lake Toba Authority and the local government. Therefore, the author hopes that there will be a clear and firm division of authority dividing the authority of the Regional Government and the Lake Toba Authority and contained in the form of regulations or at least in the form of a cooperation agreement that can be renewed every year as a guideline for the Center (through the Lake Toba Authority) and Regional Governments in synchronizing and coordinating the management planning of the Lake Toba Tourism Area."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Suprijadi
"ABSTRAK
Danau Toba adalah salah satu objek pariwisata yang sangat potensial bagi pemasukan devisa negara. Melalui serangkaian program peningkatan eksploitasi dan pengembangan sektor industri jasa pariwisata di kawasan ini, dicanangkan tidak kurang data. 500.000 wisatawan pertahun diharapkan datang ke Danau Toba pada Repelita VI. Dengan demikian diharapkan juga dapat mendorong ke arah pengembangan jasa-jasa di sektor lain, balk sebagai pendukung peningkatan program kepariwisataan tersebut ataupun sebagai produk-produk ikutan lainnya.
Usaha-usaha gencar yang telah dilakukan Pemda Sumatera Utara pada akhirnya menghasilkan pengembangan fisik kawasan dari segi akomodasi, yang untuk selanjutnya disusul pula oleh pengembangan kegiatan lain-lainnya untuk memperluas pangsa pasar yang mampu membangkitkan demand di samping atraksi objek-objek pariwisata alamiah yang dimiliki Danau Toba yang memang sangat unik. Sayang sekali dalam perjalanannya, pengembangan kawasan ini tidak atau kurang diikuti kebijaksanaan penataan wilayah yang baik, sehingga pada akhirnya menghasilkan akumulasi pertumbuhan yang sangat terpusat dan bertumpuk-tumpuk di sepanjang tepian danau yang membenikan dampak negatif terhadap fisik lingkungan danau serta pada keasrian pemandangan yang ada.
Seperti dimaklumi, di samping faktor atraktif dari suatu objek daerah tujuan wisata, ada faktor esensial lainnya yang perlu diperhatikan, yaitu masalah pengolahan sistem lingkungan khususnya masalah sanitasi lingkungan di kawasan tersebut.. Kelengahan perhatian pada masalah ini pada akhirnya melahirkan juga faktor penghambat wisatawan berkunjung, di samping faktor kerusakan alam lingkungan sebagai akibat bahan-bahan buangan cair dan padat yang berasal dari aktivitas domestik, restoran, hotel, pasar, bengkel dan sebagainya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melakukan introduksi langkah-langkah penanggulangan secara komprihensif sesuai dengan kondisi yang ada saat ini di Danau Toba sehingga dapat menjaga kawasan ini agar tetap asri dan tetap potensial bagi pemasukan devisa negara. Secara khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data tentang kualitas air Danau Toba dan melihat bagaimana kecenderungan deviasi yang terjadi pada kondisi fisik badan air Danau Toba dengan membandingkannya pada nilai-nilai baku yang ada saat ini.
Hasil yang diperoleh menunjukkan kualitas air Danau Toba ditinjau.dari segi fisis sudah menunjukkan adanya pencemaran yang cukup besar dengan diperolehnya kandungan minyak dan lemak berkisar antara 7.535 mg l. Hal ini akan memberikan gangguan bagi pemanfaatan air Danau Toba bagi rekreasi air disamping penurunan nilai estetika dari badan air.
Secara biologis air Danau Toba juga sudah menunjukkan adanya pencemaran dengan terukurnya kehadiran bakteri patogen sebagai faecal coliforni dan total coliform masing-masing sudah melebihi 1000 mpn 100 ml dan 20000 mpn 100 ml.
Hasil pengukuran secara kimiawi secara umum menunjukkan kondisi air Danau Toba masih dibawah ambang batas yang diijinkan.
Hasil penelitian juga mendapati bahwa pengelolaan lingkungan kawasan pariwisata Danau Toba masih bersifat sektoral. Untuk itu perlu dibentuk suatu badan pengelola kawasan Danau Toba dimana badan pengelola tersebut bertindak sebagai institusi koordinator pengelola seluruh lingkungan kawasan Danau Toba, yang akan mempunyai ruang lingkup internal, yaitu yang berhubungan dengan unit pelaksana operasional lapangan, serta eksternal yaitu unit penugasan yang berhubungan berkoordinasi dengan instansi-instansi lain.
Untuk itu disini diperlukan adanya peraturan pengelolaan lingkungan sebagai landasan hukum yang akan mencakup kewenangan organisasi pengelola, aturan mengenai manajemen organisasi serta aturan main yang menyatakan tanggung jawab, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, termasuk masalah pendanaan didalamnya
Penelitian ini juga memandang perlunya dilakukan perencanaan pengembangan kawasan alternatif sebagai kawasan pengalih yang bertujuan untuk mencegah aglomerasi kegiatan yang ada saat ini di kota Parapat, yang untuk itu terpilih disini daerah Ajibata yang letaknya bersebelahan dengan kota Parapat.
Strategi pengembangan yang ditempuh adalah :
1. Pengembangan pusat-pusat atraksi baru dan budaya setempat, atau disebut dengan amenity core.
2. Pengembangan pelayanan transport yang memenuhi demand dari beberapa segmen wisatawan.
3. Pengembangan sarana akomodasi yang baik.
4. Pengendalian gugus bangunan untuk menjaga keseimbangan antara lingkungan buatan dan alam.
Dengan demikian akan menjawab sekaligus permasalahan pokok perencanaan tapak yang dihadapi kota Parapat saat ini yang berupa :
a. Garis sempadan tepian pantai Danau Toba.
b. Garis sempadan bangunan.
c. Kepadatan bangunan.
d. Segi-segi arsitektural budaya bangunan-bangunan setempat.
Sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah bahwa Danau Toba sudah mulai tercemar. Pengembangan industri pariwisata di Danau Toba memang perlu dilanjutkan, dikembangkan dan ditingkatkan, tetapi pelestarian lingkungan Danau Toba dan upaya untuk menjaga keseimbangan ekologinya juga perlu dilakukan demi keberlanjutan sumberdaya alamnya dan pembangunan pariwisata itu sendiri.

ABSTRACT
Toba Lake is one of tourism objects highly potential for receipt of foreign exchange. Through a series of programs intended to develop the tourism industry in this area, it is expected that no less than 500,000 tourists every year will visit Toba Lake during the National Development VI (Repelita VI). It will in turn encourage the development of services in other sectors both as a support to enhancement of the existing tourism programs and other resulting products.
Intense efforts having been made by North Sumatera Regional Administration will eventually develop the area physically in terms of accommodation. It is then followed by other activities for expansion of the market share able to stimulate demand, in addition to unique natural tourist attractions peculiar to Toba Lake.
Unfortunately, the development is lacking appropriate policies on the arrangement of the area. This situation results in a rapid growth of buildings centered on and crowded along the lake causing an adverse impact on the physical environment of the lake and the splendor of the landscape.
As we all know, in addition to the factors of attraction peculiar to a tourist destination, greater attention should be paid to some other essential factors. One is the issue of preparation of an environmental system, especially that of environmental sanitation. Negligence will in the end result in some other factors like tourists being distracted from visiting the lake, not to mention the factor of damage to the environment as a result of waste liquid and solid generated by activities of houses, restaurants, hotels, (super)markets, workshops and the like.
Thus, it is essential to apply control in order to keep -the area conserved and potential for receipt of foreign exchange.
General objectives of this study is to introduce preventive steps in comprehensive manner based on the present situation in Toba Lake and thereby allowing it to keep the beautiful and potential object as a. source of foreign exchange.
In particular, this study is intended to gather data of the lakes water quality on to observe a deviation tendency occurs in the physical condition of the lake water compare with the present standard values.
The results shows that the quality of the lake water, viewed from the physical aspect, has been relatively high polluted by finding oil and fatty contents range 7.535 mg l. It will result in threats of the using the lake water for water recreation in addition to reduction of water body aesthetic values. Biologically, the water of Toba Lake, however, shows pollution by the presence of pathogen bacteria such as Faecal Coliform and Total Coliform of 1000 mpn/100 ml and 20,000 mpn ml respectively. By means of chemical .measurement, it shows that the general condition of the lake water remains below the allowed threshold.
Furtheremore, result the study also show that the environmental management of Toba Lake tourism area remains sectoral. Therefore, there must be a separate board for managing its area, that serves a Coordinating Institution for the entire Toba Lake Area Management, internally and externally, concerning field operation managing unit and assigning unit related to a coordination with other public authorities.
Accordingly, there should be an Environmental Management Regulation as an order for managing organizational authority, organizational management rules and rules of responsibility, objectives and target including funds.
This study considers an importance of Alternative Area Development planning as an alternative area for pre-venting the present agglomerated activities at Parapat town where we select Ajibata near it.
Development strategies are belows :
a. New attraction centers and local cultures development as so-called amenity core.
b. Transportation services development to satisfy demands of tourism segments.
c. Appropiate accomodation facilities development.
d. Building integrated control to keep man-made environment and nature in balance.
And therefore, it will solve at once the following main problems of site planning facing Parapat town todate :
a. Line of demarcation by Toba Lake.
b. Line of building demarcation.
c. Building density.
d. Cultural-architectural aspect of local buildings.
As a conclusion of this study is that the Toba lake is polluted. Tourism industry by it needs carrying on, developing and improving in addition to its environmental conservation and ecological equilibrium for persistent natural recourses and tourism development.
E. Total of References : 20 (1983-1992)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Toba adalah perairan yang memiliki peran multisektoral, diantaranya adalah pusat kepariwisataan di Sumatera Utara, selain memiliki fungsi lain untuk kegiatan perikanan dan untuk pembangkitan listrik tenaga air (PLTA) yaitu di bagian outletnya, Sungai Asahan. Telah dilakukan penelitian morfometri Danau Toba dan beberapa ciri stratifikasinya, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sifat perairan Danau Toba dan sebagai dasar bagi pengelolaan danau dan penelitian limnologis lebih lanjut. Penelitian dilakukan pada bulan April 2009, Oktober 2009 dan April 2010. Luas perairan Danau Toba yaitu 1.124 Km2, kedalaman maksimum 508 m, volume 256,2 x 109 m3, dan waktu tinggal air 81 tahun. Berdasarkan tingkat kedalaman relatifnya (Zr = 1,34 persen), mencirikan perairan tidak stabil, meskipun diperkirakan hanya pada lapisan permukaan sedangkan pada kedalaman >100 m menunjukkan kestabilan. Diperkirakan lapisan epilimnion berada pada kedalaman 0 30 m, lapisan metalimnion pada kedalaman 30 100 meter, dan lapisan hipolimnion berada pada kedalaman > 100 m. Berdasarkan pengukuran kecerahan maka perkiraan wilayah eufotik hingga 27 meter, mencapai 13,5 persen dari seluruh kolom air. Sementara itu luasan wilayah littoral, tepian dengan kedalaman hingga 30 meter diperkirakan mencapai 10,64 km2 atau 0,95 persen dari seluruh luasan perairan danau. Kadar oksigen terlarut yang terukur di permukaan relatif tinggi ( 6 7 mg/l), namun menurun drastis pada kedalaman 100 m dan umumnya menunjukkan kondisi sangat minim (< 2 mg/l) pada kedalaman 200 m dan seterusnya."
2010
551 LIMNO 17:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau toba merupakan danau terluas di Indonesia dan terletak di Sumatera Utara, yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata, kegiatan perikanan yaitu perikanan tangkap dan budi daya ikan di karamba jaring apung, juga sebagai sumber air untuk pembangkitan listrik tenaga air (PLTA). Telah dilakukan pengamatan mengenai struktur komunitas fitoplankton di perairan ini untuk mengetahui komposisi dan kelimpahannya serta penyebarannya sebagai informasi dasar dalam pengelolaan Danau Toba. Penelitian dilakukan pada bulan April 2009 di 12 stasiun pengamatan yang tersebar di seluruh wilayah danau, yang dianggap mewakili perairan danau. Pada beberapa stasiun contoh fitoplankton diambil dari empat strata kedalaman (0, 10, 20, 30 dan 40 m) danau. Komposisi fitoplankton terdiri dari Chlorophyta 11 jenis, Chrysophyta 9 jenis, Cyanophyta 4 jenis, dan Phyrrophyta 1 jenis. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 20 � 400 individu/l, jumlah jenis rendah dan tidak ada jenis dominan, yang menunjukkan kondisi perairan tidak subur. Chlorophyta dan Chrysophyta menyebar di seluruh perairan, sedangkan Cyanophyta banyak ditemukan di wilayah selatan. Secara vertikal, produktivitas maksimum fitoplankton terjadi pada strata di bawah permukaan perairan."
551 LIMNO 18:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>