Ditemukan 3194 dokumen yang sesuai dengan query
Aritonang, Baharuddin
Jakarta : : Kepustakaan Populer Gramedia, 2003
297.352 ARI o
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019
297.352 CHA n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2013
297.352 CHA n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2013
297.352 CHA n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2013
297.352 CHA n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019
297.352 CHA n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019
297.352 CHA n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Moh. Sjafaat Mintaredja
Jakarta: Tunas Jaya, , 1976
297 MIN k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dian Nafi
"[, ]"
Bandung: Imania, 2013
297.57 DIA m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Luky Hermawan
"Makalah ini mengkaji hubungan antara tesis Adorno dan Horkheimer (1972) tentang Industri Budaya dengan fenomena “sinetron islami” di pertelevisian Indonesia. Analisa pada makalah ini berfokus pada kasus sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji The Series'. Tayangan sinetron yang diangkat dari sebuah Film Televisi (FTV) dengan judul yang sama, yang pernah sukses pada tahun 2006 ini, ialah satu dari banyak sinetron yang mengusung unsur religi (Islam) dan cukup tenar di kalangan audiens pertelevisian Indonesia. Kepopulerannya ditunjukkan dari angka share dan rating 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' yang kerap tinggi setiap minggunya. Akan tetapi, di balik ketenarannya, 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' dikritik mempertontonkan realita yang keliru, misalnya tokoh agama yang berprilaku buruk. Selain itu, ada anggapan bahwa nilai-nilai religi yang diangkat sinetron islami digunakan industri sebagai kedok untuk mengeruk keuntungan. Pada dasarnya, makalah ini berargumen bahwa fenomena “sinetron islami” merupakan salah satu bentuk manifestasi industri budaya dalam pertelevisian Indonesia, ditunjukkan dengan berlangsungnya proses komodifikasi, standardisasi, serta masifikasi.
This paper examines the relationship between Adorno and Horkheimer’s (1972) thesis on Cultural Industries and the phenomenon of “islamic sinetron (Indonesian soap opera)” happening within Indonesian TV scene. The paper's analysis focuses on the case of 'Tukang Bubur Naik Haji The Series'. The sinetron, which is adapted from a Film Televisi (lit. Television-Movie, a specific genre of Indonesian TV program) of the same title which was famous in 2006, is one of many sinetrons that carry religious elements (which in this case is Islam) and is popular among the audience of the Indonesian TV scene. Its popularity is shown by the high rating and share that 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' receives constantly every week. However, behind its fame, 'Tukang Bubur Naik Haji The Series' is criticised to show false reality. A religious leader with bad attitude, for instance. Moreover, some also think that the religious values carried by islamic sinetron are used by the industry as ways to gain profits. Essentially, this paper argues that the phenomenon of “islamic sinetron” is a manifestation of cultural industry within the Indonesian TV scene, specifically proved by the existence of commodification, standardization, and massification processes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library