Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Administrasi Kepegawaian Negara, 1981
R 351.15 Bad p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Recently bearocratic reformation creates a new political condition for many aspects in governmental development.Especially public services and political participation increase in the autonomy
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes
"Analisis jabatan merupakan suatu hal yang mendasar sebelum memulai proses rekrutmen, seleksi dan penempatan karena semua informasi yang diperoleh akan digunakan selama proses ketiga hal tersebut. Tanpa adanya analisis jabatan maka masalah-masalah yang berhubungan dengan kinerja dan kualifikasi karyawan akan muncul dikemudian hari.
Prosedur rekrutmen, seleksi dan penempatan tanpa melalui proses analisis jabatan akan menghasilkan ketidakcocokan antara jabatan dengan si pemegang jabatan. Di PT.NAR keluhan yang sering didapati di lapangan adalah kurangnya pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki sebagian besar karyawan dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya Beberapa upaya yang dilakukan oleh manajemen seperti melakukan pelatihan, baik tentang produk maupun motivalional training, memang telah sodikit
membantu mengurangi gap antara tuntutan pekeljaan dcngan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh karyawan, Namun demikian tidak semua karyawan dapat memenuhi tuntutaan perusahaan sehingga terpaksa dilakukan pemutusan hubungan kerja.
Selain kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh karyawan,tingkat pendidikan dan pengalaman minimum yang menjadi persyaratan jabatan seringkali dianggap tidak cocok/terpenuhi. Pada beberapa jabatan dijumpai bahwa si pemegang
jabatan lidak memiliki pegalaman yang cukup di bidang tersebut, selain itu latar belakang pendidikan yang dimiliki juga tidak Sesuai. Kondisi ini tentu sangat menyulitkan pihak manajemen dalam melakukan penempatan Untuk menjawab permasalahan terscbut maka perlu disusun suatu program analisis jabatan agar dapat menghasilkan uraian jabatan dan spesifikasi jabatan yang dapat
menjadi landasan dalam melalcukan rekrutmen, seleksi dan pencmpatan. Hal ini sangat penting mengingat sampai saat ini PT. NAR belum memiliki uraian jabatan dan spesifikasi jabatan secara formal.
Program analisis jabatan di PT. NAR secara khusus dirancang untuk keperluan rekrutmen, seleksi dan penemepatan meskipun informasi yang dihasilkannya dapat juga dipakai untuk kegiatan-kegiatan manajemen lainnya. Prosedur analisis jabatan melingkupi
beberapa tahapan kegiatan yang hams diikuti secara seksama mulai dari tahap persiapan sampai pada format penulisan laporan hasil analisis jabatan. Dalam setiap tahapan kerja diperlukan komitmen dan kerjasama antara manajemen, atasan langsung, pemegang
jabatan, rekan kerja setingkat dan analis jabatan agar dapat memperoleh data atau informasi yang akurat dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan data juga dirancang sedemikian dengan menggunakan tiga metode yaitu kuestioner, wawancara dan
pengamatan agar data yang diperoleh lebih komprehensif
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, G.H.S.
Jakarta: Erlangga, 1996
347.016 TOB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pelenkahu, Laura Saskia
"Penyusunan Garis-garis Besar Program Pengajaran Kelompok Bermain (GBPP-KB) Kristen Filadelfia untuk Anak Usia 3-4 Tahun ini dilakukan berawal dari keprihatinan penulis terhadap pendidikan anak usia dini, khususnya anak di bawah usia 4 tahun yang masih belum terjangkau oleh Depdiknas (Suara Pembaruan, 18 Oktober 2002). Padahal perkembangan mental dalam usia-usia awal berjalan dengan cepat dan metode-metode pembelajaran yang sesuai dalam tahun-tahun kelahiran sampai usia 6 tahun biasanya akan menentukan kepribadian anak setelah dewasa. Oleh karena itu, pengadaan pendidikan anak usia dini atau prasekolah merupakan hal yang penting.
Saat ini, mulai tampak perhatian Depdiknas pada pendidikan anak usia dini yang terlihat dengan adanya Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini yang mencakup anak usia lahir sampai 6 tahun. Walaupun demikian, penulis sependapat dengan Kepala Dinas Pendidikan Di Yogyakarta Suhadi (dalam Pikiran Rakyat Cyber Media, 2 September 2003) bahwa pendidikan anak usia dini perlu mendapat perhatian serius dan merupakan persoalan bersama Oleh karena itu, penulis bersama dengan Yayasan Filadelfia bermaksud untuk mendirikan Kelompok Bermain (KB) Kristen Filadelfia untuk anak usia 3-4 tahun.
Untuk dapat memberikan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka setiap sekolah perlu mempunyai sebuah rencana pendidikan yang sistematis, yang disebut kurikulum. Penyusunan kurikulum harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan visi dari KB Kristen Filadelfia. Visi dari KB Kristen Piladelfia adalah menjadi KB Kristen yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan kepribadian dan potensi anak secara optimal, serta memiliki karakter sesuai dengan karakter Allah. Sesuai dengan fungsi pendidikan anak sejak lahir sampai 3 tahun (dalam KBK, 2002) untuk mengembangkan semua keterampilan dan kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, penulis sependapat dengan Armstrong (2002) yang mengemukakan bahwa teori multiple intelligence memberikan sebuah cara untuk melihat gambaran lengkap potensi seorang anak sehingga berbagai kemampuan mereka yang terabaikan pun akan dihargai dan dikembangkan.
Penyusunan kurikulum sendiri terdiri dan 3 tahap pengembangan (Idi, 1999). Agar kurikulum KB Kristen Filadeliia dapat langsung diterapkan, kurikulum tersebut perlu disusun dalam bentuk Gaaris-garis Besar Program Pengajaran Kelompok Bermain (GBPP-KB) Kristen Fiiadelfia. Oleh karena itu, permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk GBPP Kelompok Bermain Kristen Filadelfia berdasarkan lman Kristiani dan sesuai dengan tugas perkembangan anak usia 3-4 tahun. Untuk membuat GBPP-KB Kristen Filadelfia, penulis menggunakan landasan teori mengenai pendidikan pra sekolah, yang terdiri dari tujuan pendidikan prasekolah, perkembangan anak usia prasekolah dan pendekatan pembelajaran pendidikan prasekolah berdasarkan perkembangan anak usia prasekolah. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis juga menggunakan teori multiple intelligence yang mencakup delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik jasmani, musikal, antarpribadi, intrapribadi, dan naturalis, serta mengkaitkannya dengan pengajaran pada anak prasekolah. Dengan menggunakan desain instruksional dari Kemp, penulis menyusun GBPP-KB yang terdiri dari 8 aspek.
Berdasarkan GBPP-KB Kristen Filadelfia yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa GBPP-KB ini mempakan seperangkat kegiatan belajar yang terdiri dari TIU, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, mata ajaran dan tujuan mata ajaran, sasaran belajar, metode mengajar, alat dan sarana, dan sistem evaluasi yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka persiapan untuk hidup dan penyesuaian diri siswa dengan lingkungannya. GBPP-KB ini bersifat fleksibel dan dapat langsnng digunakan dalam KB Kristen Filadelfia Namun pada pelaksanaannya, perlu diperhatikan kemampuan guru dan para pendidik ~untuk melaksanakan kurikulum tersebut. Ada baiknya apabila sebelum menjalankan GBPP-KB tersebut guru mengikuti pelatihan untuk memahami dan mendalami GBPP-KB tersebut dan cara mengembangkannya menjadi SKM dan SKH."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanuddin Harun
"Sesuai amanat Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru dalam jabatan wajib mengikuti program sertifikasi. Pola sertifikasi mengharuskan guru mengikuti penilaian portofolio untuk memperoleh sertifikat pendidik. Apabila tidak lulus, guru harus mengikuti PLPG (pendidikan dan latihan profesi guru). Anggaran portofolio dan PLPG dibebankan kepada negara. Mekanisme penganggaran dilakukan dengan mengikuti pola sertifikasi. Pada awal tahun anggaran biaya portofolio dialokasikan sebesar kuota peserta sertifikasi guru per provinsi. Sedangkan biaya PLPG dialokasikan berdasarkan estimasi jumlah peserta yang tidak lulus portofolio. Masalah muncul saat realisasi peserta yang tidak lulus portofolio atau harus mengikuti PLPG, lebih tinggi daripada perkiraan, sehingga terjadi kekurangan biaya PLPG secara nasional. Revisi anggaran dilakukan untuk menambah kekurangan biaya dengan merealokasi DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Rentang batas pagu revisi yang terlalu besar dan tiadanya standar biaya PLPG, membuat anggaran ini tidak efisien. Untuk inilah penelitian dilakukan dengan tujuan : mengevaluasi alokasi dan realisasi anggaran biaya PLPG 2009; mendapatkan revaluasi jumlah peserta dan total biaya PLPG per provinsi; dan merumuskan kebijakan anggaran penyelenggaraan sertifikasi guru berdasarkan hasil evaluasi.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dibuatlah model penelitian dengan integer programming. Fungsi tujuan adalah minimisasi koefiesien variasi (CV) biaya PLPG setiap provinsi. Fungsi kendala terdiri dari total biaya maksimum tersedia, kuota peserta sertifikasi secara nasional, dan jumlah peserta minimal setiap provinsi. Variabel keputusannya adalah penyimpangan baku relatif biaya PLPG yang merevaluasi jumlah peserta dari 30 provinsi. Model integer programming dapat meminimumkan rata-rata CV nasional yang merevaluasi jumlah peserta secara nasional. Dengan demikian total realisasi biaya PLPG secara nasional dapat dihemat.

As stipulated by the Act. 14 Year 2005 on Teachers and Lecturers, in-service teacher should attend certification program. Certification requires teachers to follow the pattern of portfolio assessment to obtain a certificate of an educator. If not passed, the teacher must follow PLPG (pendidikan dan latihan profesi guru). Portfolio and PLPG budgets are provided by the state. Budgeting mechanism is done by following the pattern of certification. In the early years of the portfolio budget is allocated based on quotas for teacher certification participants per province. While the cost of PLPG is allocated based on estimated number of participants who did not pass the portfolio. Problems arise when the realization of the participants who did not pass the portfolio or have to follow PLPG, is higher than originally estimated, resulting in a lack of funds PLPG nationally. Revised budget to finance the shortfall in costs is done by reallocating DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) in the Ministry of National Education. Revised ceiling limit are too high and the absence of standards PLPG costs, makes this budget inefficient. Therefore the objective of research are : to evaluate the allocation and budget realization of PLPG 2009; obtain revalued number of participants and the total cost of PLPG per province; and for formulation policies based on the evaluation of teacher certification.
To realize these objectives, the research used integer programming. The objective function is to minimize coefficient of variation (CV) of PLPG cost of each province. While the constraint consist of a maximum available fund, a nationally certified participant quota, and the minimum number of participants in each province. The decision variable is the relative standard deviation of PLPG cost which revalue number of participants from 30 provinces. Integer programming model can minimize the national average of CV which revalue number of participants nationally. So the total actual costs can be saved nationally."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28349
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stargardt, Janice
Oxford: B.A.R., 1983
959.3 STA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarwan Danim
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011
371.1 SUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Yosefini Rasyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>