Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tauhid Ahmad
"Sejak diterapkannya sistem nilai tukar floating pada Agustus 1997, gejolak nilai tukar rupiah semakin sulit diprediksi. Oleh karena itu, otoritas moneter perlu mengestimasi nilai tukar keseimbangan yang mencakup faktor-faktor fundamental perekonomian maupun non fundamental perekonomian. Nilai tukar keseimbangan diperlukan dalam rangka mengetahui misalignment nilai tukar sehingga ekspektasi nilai tukar di pasar juga dapat diketahui lebih dini. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk rnengetahui nilai tukar keseimbangan yaitu pendekatan Behavioral Equilibrium Exchange Rate (BEER) dimana variabelnya yaitu resiko (indeks country risk), perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri rill, asset luar negeri bersih, terms of trade, produktifitas dan harga minyak rill.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar n it berdasarkan pendekatan BEER tersebut, keseimbangan nilai tukar rill jangka pendek dan panjang serta misalignment selama periode penelitian. Metode yang digunakan yaitu aplikasi time series yang terdiri dari uji unit root untuk mengetahui suatu variabel stationer atau tidak, uji kointegrasi untuk mengetahui apakah pendekatan tersebut mempunyai hubungan jangka panjang atau tidak, serta metode koreksi kesalahan (ECM) untuk mengetahui apakah pendekatan tersebut mempunyai hubungan jangka pendek atau tidak. Selanjutnya, untuk mengetahui misalignment nilai tukar maka digunakan selisih antara nilai tukar rill efektif aktual dengan nilai tukar keseimbangan. Periode penelitian dilakukan pada observasi September 1992 hingga Desember 2002, observasi September 1992 - Juli 1997 maupun observasi Agustus 1997 hingga Desember 2002.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa pada periode observasi September 1992 hingga Desember 2002, variabel indeks country risk, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri rill, terms of trade, produktifitas, asset luar negeri bersih dan harga minyak nil merupakan faktor fundamental BEER yang signifikan mempengaruhi nilai tukar riil efektif pads jangka panjang, termasuk dummy krisis. Namun pads jangka pendek, hanya variabel terms of trade yang tidak signifikan mempengaruhi nilai tukar rill efektif. Hasil analisis ini sejalan dengan pemecahan periode analisis pada bagian selanjutnya sehingga membuktikan adanya structural break pada periode krisis.
Pada periode September 1992-.luli 1997, variabel indeks country risk, produktifitas, asset Iuar negeri bersih dan harga minyak iii! merupakan faktor fundamental dalam pendekatan BEER. Hanya dua variabel yang tidak signifikan yaitu perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri rill dan terms of trade. Sedangkan pada jangka pendek hampir semua variabel siginifikan mempengaruhi nilai tukar rill rupiah, kecuali variabel terms of trade. Pada periode Agustus 1997-Desember 2002, indeks country risk, produktifitas, asset luar negeri bersih dan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri signifikan mempengaruhi nilai tukar efektif pada jangka panjang, kecuali terms of trade serta perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri Pada jangka pendek, hampir semua variabel yang digunakan dalam pendekatan BEER mempengaruhi nilai tukar nil efektif, kecuali variabel terms of trade.
Dari grafik misalignment juga membuktikan bahwa secara keseluruhan, variabel-variabel fundamental dalam model BEER dapat menjelaskan keseimbangan nilai tukar riil. Kemudian, sejak dimulainya era floating, misalignment semakin mengecil yang artinya nilai tukar rill aktual semakin mendekati nilai tukar keseimbangannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Darwis
"Penelitian ini bertujuan: (a) Untuk mengetahui apakah ada hubungan volatilitas antara Dinar Emas dengan Dolar AS. (b). Untuk mengetahui apakah Dinar Emas lebih stabil dari nilai tukar Dolar. (c) Untuk mengetahui apakah Dinar Emas bisa menjadi alternatif nilai tukar untuk menggantikan Dolar AS.
Adapun data yang dikumpulkan adalah data indeks harga rata-rata Emas 24 karat, indeks nilai tukar rata-rata Dolar AS dan Indeks Harga Konsumen (IIr1K) pada periode Januari 200-Juli 2006 yang diperoleh dart perkembangan harga rata-rata valuta asing dan Emas di pasaran Jakarta. Data yang diperoleh adalah perkembangan rata-rata bulanan selama tujuh tahun, mulai Januari 2001 sampai dengan tahun Juli 2006. Data time series tersebut berjumlah 67 bulan selama tujuh tahun.
Hasil perhitungan laju pertumbuhan Dolar AS secara bualanan selarna periode penelitian Januari 200-Juli 2006 menunjukan bahwa laju pertumbuhan Dinar emas per bulan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan Dolar AS. Hasil Uji kausalitas Granger pads periode penelitian Januari 1999 sampai dengan Juli 2006 menunjukkan bahwa terjadi hubungan kausalitas searah antara harga Emas dan Dolar AS. Dart hasil uji analysis of variance (ANOVA) periode penelitian Januari 2001-Juli 2006 dapat diambil kesimpulan bahwa Dinar emas lebih stabil daft pada Dolar AS. Kesimpulannya, Dinar Emas bisa dijadikan alternatif pengganti Dolar AS karena nilainya yang stabil terhadap Rupiah."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T 17710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sulistiyo Wibowo
"Value-at-Risk (VaR) adalah perangkat pengukuran risiko yang sangat populer di dunia perbankan dan keuangan saat ini. Iorion (2003) menerjemahkan VaR sebagai suatu tilik hatasan (cut q) yang menetapkan suatu kerugian Lidak dapat lerjadi dengan probabilitas yang Iebih besar dari tingkat kepercayaannya. Karya akhir ini memfokuskan penaksiran volatilitas untuk pengukuran risiko pasar dalam rangka meughitung diversified VaR.
Engle (1982) mengembangkan model yang sangat lerkenai untuk meramalkan volatilitas yang disebut sebagai uutoregressive conditional hereroskedasticity (ARCH). Salah seorang muridnya, Bollerslev (1986) memperbaiki model Engle, yang kemudian dikenal sebagai generalized ARCH (GARCH). Model-model ini merupakan model univariate yang dapat digunakan untuk menaksira VaR tunggal untuk seliap posisi. Sedangkan untuk posisi portofolio, perhitungan diversified VaR harus inemperhitungkan korelasi antara instrumen yang dipergunakan. Mctode matriks varian-kovarian adalah salah salah sate metode yang sering digunakan untuk meiakukan aggregasi penaksiran VaR untuk posisi portofolio.
Sebuah alternatif metode yang dapat digunakan untuk menghilung penaksiran diversified VAR adalah menggunakan model-model GARCH multivariat. Engle dan Kroner (1993) menunjukan basil teoritis dalam formulasi dan penaksiran GARCH multivariat dalam sistem persainaan simultan yang dikenal sebagai BEKK (M-GARCH BEKK) model. Model ini didasarkan pada model Engle (1982) dan model Bollerslev (1986).
Dengan menggunakan metode M-GARCH BEKK dan metode matriks variankovarian, karya akhir ini membandingkan peramalan volatilitas yang dihasilkan oleh kcduanya untuk menghitung diversified VaR, khususnya untuk risiko pasar. Data yang digunakan menggunakan tiga nilai lukar: GBP'IUSD, USD!!I'Y, dan USDISGI] dari tahun 2000 hingga 2005. Dalam rangka melakukan bucktesting, uji Kupicc diterapkan untuk melakukan validasi model pada bentuk univariat.
Hasil empirik menunjukkan bahwa model M-GARCH BEKK memberikan kinerja penaksiran yang lebi baik dibandingkan metode matriks varian-kovarian, walaupun spesilikasi model ini lebih rumit. Taksiran VaR yang dihasilkan M-GARCH BEKK adalah 0,1388%, yang memberikan beban modal sebesar 5,2063%, sedangkan taksiran VaR yang dihasilkan metode matriks varian-kovarian adalah 0,1982%, yang memberikan beban modal sebesar 7,433%. Hasil lain yang ditemukan adalah perubahan volatilitas berubah secara signifikan setiap 125 tilik observasi atau selidaknya tiga bulan. Hal ini menyimpulkan bahwa peramalan volatilitas harus dievaluasi setiap tiga bulan.

Value-at-Risk (VaR) is the most popular tool for risk measurement in banking and finance industry today. Jorion (2003) be interpreted as the cutoff point such that a loss will not happen with probability greater than its confidence level. VaR estimation requires net asset positions and its distribution, time horizon, confidence level, and volatility forecast. This paper focus on volatility estimation for market risk measurement in order to calculate diversified VaR.
Engle (1982) developed a famous model to forecast volatility, known as autoregressive conditional heleroskedasticity (ARCH). His student, Bollerslev (1986), improved Engle's model, which later known as generalized ARCH (GARCH). These models are univariate model that can be used to estimate single VaR for each position. For portfolio position. one must calculate correlation among the assets in order to incorporate diversified VaR estimation. Variance-covariance matrix method is one of the common methods to aggregate VaR estimation for portfolio position.
An alternative method to calculate diversified VaR estimation is to use multivariate GARCH models. Engle and Kroner (1993) shows theoretical results in the formulation and estimation of multivariate GARCH models within simultaneous equations systems and known as BEKK (M-GARCH BEKK) model. This model is based on Engle's model 1982) and Bollersley?s model (1986).
Using M-GARCH BEKK and variance-covariance matrix methods, this paper compares volatility forecast generated by both methods in order to estimate diversified VaR for market risk only. The data used in this paper consists of three exchange rates: GBP/USD, USD/JPY, and USDISGD, from the period of 2000 to 2005. In order to do backtesting. Kupiec test is applied to validate the models in the invariable form.
The empirical result shows that M-GARCI I 13EKK model performs better, though has more sophisticated specification, than variance-covariance matrix method in estimating the volatility. The estimation results are as follows: VaR estimation generated by MGARCH BEKK is 0.1388% which leads to capital charge of 5.2063%; while estimation generated by variance-covariance matrix is 0.1982% which leads to capital charge of 7.433%. The results also show that the volatility changes significantly every 125 observations or at least once in three months. This concludes that volatility forecast should he evaluated at least every three months."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi M. Phillian
"Tesis ini membahas dampak kebijakan mata uang tunggal Euro terhadap integrasi poiitik Uni Eropa. Kebijakan negara-negara Masyarakat Eropa untuk menciptakan mata uang tunggal merupakan bagian dari penyatuan ekonomi dan moneter Eropa. Gagasan itu bermula dari kesadaran reflektif para pemimpin Masyarakat Eropa yang tertuang secara formal dalam Akta Tunggal Eropa sebagai respon terhadap krisis ekonomi.
Negara-negara Masyarakat Eropa akhirnya menyepakati kebijakan bersama untuk penyatuan ekonomi dan moneter. Kebijakan untuk menyamakan mata uang tunggal tersebut akhirnya menemukan bentuk kongkrit dengan beroperasinya Bank Sentral Eropa dan berlakunya mata uang tunggal Euro tanggal 1 Januari 1999. Euro di samping sebagai alat ekonomi, juga merupakan simbol identitas masyarakat dari negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Euro memiliki peran penting baik dalam konteks ekonomi dan perdagangan maupun dalam konteks regim finansial dunia.
Kebijakan mata uang menimbulkan pertanyaan, apakah kebijakan itu hanya berdampak terhadap penguatan integrasi ekonomi, atau juga berdampak terhadap integrasi politik. Oleh karenya pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah dampak kebijakan mata uang tunggal terhadap integrasi politik Uni Eropa?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis mengajukan hipotesa bahwa integrasi Uni Eropa selalu memiliki keterkaitan antara ekonomi dan politik. Kebijakan mata uang tunggal Euro akan berdampak terhadap integrasi politik Uni Eropa. Dan sejak adanya kebijakan mata uang tunggal integrasi politik mengalami proses pereepatan. Di samping kesadaran internal, integrasi Uni Eropa juga memiliki keterkaitan dengan dinamika eksternal dan perkembangan konstalasi internasional.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan integrasi politik yang ditimbulkan oleh kebijakan mata uang tunggal tersebut. Pada akhirnya berdasarkan hasil analisa dari pembahasan ini, penulis dapat mengarnbil kesimpulan bahwa sebagai stimulus kebijakan mata uang tunggal Euro berdampak terhadap integrasi politik dalam hal: kewenangan negara; timbulnya kesadaran kawasan; pembaruan Traktat; menguatnya peran institusi Uni Eropa: kerjasama politik luar negeri dan keamanan; dan menguatnya kebutuhan terhadap konstitusi Eropa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Gunawan
"Peranan pengeluaran konsumsi dalam pertumbuhan PDB mengisyaratkan pentingnya pemahaman dari perilaku konsumsi bagi pemerintah dalam penerapan suatu kebijakan. Model teoretis tentang perilaku konsumsi dengan pendekatan mikroekonomi rumah tangga, mengimplikasikan bahwa perubahan dalam konsumsi seharusnya tidak dapat diprediksikan. Namun demikian, studi empiris menunjukkan adanya ekses sensitivitas dari konsumsi terhadap pendapatan sekarang yang sering diinterpretasikan sebagai adanya kendala likuiditas dari rumah tangga.
Tesis ini menelaah perilaku konsumsi rumah tangga di Indonesia dan juga mengkaji implikasinya dengan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui pengaruh dari external financing premium (EFP). Model konsumsi yang dikembangkan mencakup adanya kelompok rumah tangga yang terkendala likuiditas dengan konsumsi yang bukan hanya tergantung dari pendapatan sekarang tapi juga tergantung pada pendanaan eksternal, yang ketersediaannya tergantung dari EFP. Pengaruh dari EFP juga bervariasi sesuai dengan siklus bisnis yang terjadi.
Hasil studi menunjukkan bahwa ekses sensitivitas dari konsumsi terhadap pendapatan sekarang juga terjadi di Indonesia. Ekses sensitivitas yang cukup tinggi ini mencerminkan eksistensi dari kendala likuiditas pada perilaku konsumsi sebagian kelompok rumah tangga di Indonesia. Hal ini didukung dengan rendahnya rasio konsumsi yang disalurkan dan bukti empiris yang menunjukkan adanya pengaruh dari EFP dan variasinya sesuai dengan siklus bisnis pada perilaku konsumsi. Namun demikian, dengan rnemperhatikan pengaruh dari !crisis moneter, hasil studi menunjukkan adanya penurunan ekses sensitivitas dari konsumsi terhadap pendapatan sekarang dan pengaruh dari EFP dan variasinya sesuai dengan siklus bisnis yang tidak sesuai dengan teori."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Downey, Scott Patrick
"ABSTRAK
Studi ini menggunakan pendekatan behavioural (BEER) untuk mengestimasi nilai tukar ekuilibrium rupiah secara triwulanan selama periode 2000-2014. Ditemukan bahwa terms of trade, aktiva luar negeri bersih, tingkat bunga riil internasional serta keterbukaan perdagangan merupakan determinan signifikan terhadap nilai tukar ekuilibrium jangka menengah-panjang. Berdasarkan estimasi currency misalignment, disimpulkan bahwa rupiah cenderung mendekati nilai tukar ekuilibirum selama periode penelitian, dengan perkeculian pada tahun 2000 (moderate overvaluation), 2001 (moderate undervaluation) dan setelah terjadinya krisis finansial global pada tahun 2008 (significant undervaluation). Penemuan studi ini menunjukkan bahwa rupiah masih rentan terhadap undervaluation shocks. Studi ini ditutup dengan pembahasan singkat mengenai implikasi kebijakan.

ABSTRACT
This study uses the behavioural (BEER) framework to estimate the quarterly equilibrium exchange rate of the rupiah over the 2000-2014 period. Terms of trade, net foreign assets, the real international interest rate and trade openness are found to be significant determinants of the medium-long run equilibrium exchange rate. Based on the estimated currency misalignment, the rupiah is found to be broadly in equilibrium across most of the period, with notable exceptions in 2000 (moderate overvaluation), 2001 (moderate undervaluation) and in the wake of the 2008 global financial crisis (significant undervaluation). Results imply that the rupiah remains vulnerable to undervaluation shocks. The study concludes with a brief discussion of policy implications.
"
2016
S63833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alif Maggalatta
"ABSTRAK
The focus of this study is the regular and international Accounting students of Faculty of Economy and Business at University of Indonesia‟s Level of Money, and Machiavellian and their degree of Ethical Perception. The purpose of this study is to understand the effect that Love of Money and Machiavellian have on ethics. The knowledge attained from this study will allow lecturers and academicians to better form the methods in teaching ethics in accounting, through the evaluation of Love of Money and Machiavellian. This research is quantitative research. The data were collected with online questionnaires. The result of the study is that love of money and Machiavellian are both negatively affecting the ethical perception.

ABSTRACT
Fokus penelitian ini adalah level of money, Machiavellian, dan persepsi etis dari mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia kelas regular dan internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari love of money dan Machiavellian terhadap persepsi etis. Pengetahuan yang di dapat dari penelitian ini bisa di manfaatkan pengajar dan akademisi untuk membentuk metode pembelajaran yang lebih baik lagi dalam pengajaran
etika di akuntansi, melalui evaluasi love of money, & Machiavellian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data di dapat menggunakan kuesioner online. Hasil dari penelitian ini adalah love of money & Machiavellian berpengaruh negatif terhadap persepsi etis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Martha Elisabeth
"ABSTRAK
Tesis ini menjabarkan mengenai bagaimana China dengan mata uangnya yaitu yuan berkembang dari masa ke masa dan dapat mempengaruhi perekonomian terutama perdangan seluruh dunia terutama Amerika sebagai hegemon dalam world production. Terjadi Dalam penelitian ini, peneliti ingin menjabarkan mengenai bagaimana terjadi diversifikasi dalam Global Fortune 500 yang menjabarkan mengenai perusahaan-perusahaan yang merupakan perusahaan besar dengan sales tertinggi pada tahun 2005-2015. Bagaimana China berhasil meningkatkan perdagangannya ketika banyak negara mengalami defisit perdagangan terhadap China terutama Amerika. Cara yang digunakan oleh China adalah dengan devaluasi yuan yang mengakibatkan defisit perdangan Amerika semakin besar tiap tahunnya, dan bagaimana Amerika juga mengalami defisit perdagangan dengan negara-negara yang melakukan kerjasama perdagangan dengan Amerika serta bagaimana hal-hal itu mempengaruhi hegemoni Amerika dalam world production.

ABSTRACT
The purpose of the thesis is to elaborate on how China and its currency evolve from time to time and may influence the economy, especially trade throughout the world and United States as world hegemon in production. In this study, researchers wanted to elaborate about how the diversification is applied on the Global Fortune 500 and elucidating companies which are large companies with the highest sales in the year 2005-2015. This study examines how China managed to increase its trade when many countries are experiencing trade deficit against China, especially United States. To achieve that, what China has executed is to devaluate its currency, resulting trade deficit of United States which has been growing every year, and how United State is running a trade deficit with countries that has trade cooperation with the United States and how those factors affect the American hegemony in world production;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Trihadmini
"Inflasi merupakan suatu indikator yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya. Pemilihan kestabilan harga sebagai sasaran akhir kebijakan moneter dilatarbelakangi oleh realita bahwa inflasi yang tinggi menimbulkan dampak negatif dan ketidakstabilan bagi perekonomian. Tinjauan teoritis dan empiris menunjukkan bahwa inflasi dipengaruhi oleh variabel-variabel dalam permintaan aggregat, penawaran aggregat, faktor luar negeri, faktor ekspektasi serta jumlah uang beredar.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor apa raja yang mempengaruhi inflasi di Indonesia, selama periode tahun 1988 - 2002, dengan menggunakan model ekonomi makro struktural skala kecil. Berdasarkan determinan pokok pembentuk inflasi, maka faktor ekspektasi inflasi dan inflasi impor mempunyai pengaruh besar terhadap inflasi di Indonesia, sementara pengaruh faktor output gap relatif kecil. Faktor ekspektasi inflasi lebih ditentukan oleh inflasi inersia daripada target inflasi, serta inflasi impor lebih dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar yang menunjukkan besarnya pengaruh langsung (direct pass-through effect) dan nilai tukar ke inflasi. Secara keseluruhan signifikansi variabel-variabel moneter, seperti suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, dan uang beredar, dalam persamaan simultan ekonomi makro menunjukkan cukup berpengaruhnya fenomena moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia.
Sehubungan dengan dominannya faktor ekspektasi inflasi dan faktor inflasi impor, maka kebijakan moneter perlu diarahkan pula pada upaya stabilisasi nilai tukar rupiah untuk meminimalkan dampak fluktuasinya, serta perluasan komunikasi target inflasi dan pencapaian target inflasi yang telah ditetapkan. Dari sisi kebijakan fiskal, perlu peningkatan alokasi pengeluaran Pemerintah untuk sektor produktif, agar dampaknya pada permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi, nyata.

Inflation is a very important indicator in economic development. Attainment of low inflation is a prerequisite to reaching other macroeconomic targets, i.e. economic growth and employment. The choice of price stability as final target of monetary policy is based on by the reality that high inflation may generate negative impact and instability toward the economy. Empirical and theoretical evidences indicate that inflation is influenced by variable of aggregate demand, aggregate supply, foreign factor, expectation and money supply.
This research aims are to identity any factors that influencing inflation in Indonesia, during the period 1988 - 2002, by using small scale structural macro model. Based on fundamental determinant of inflation, we obtain that expected inflation factor and import inflation factor contribute the most to the inflation in Indonesia, whereas output gap has a small impact. Expected inflation is more determined by the inertia inflation rather than inflation target, and imported inflation is more influenced by the exchange rate depreciation, that showing direct influence or direct pass-through effect from exchange rate to inflation. In whole, monetary variables i.e. SBI, exchange rate, and money supply are significant in macro economic stimulant equation, this shows that monetary phenomenon has enough effect in influencing economic growth and inflation in Indonesia.
Since the expected inflation and imported inflation are the dominant factors, monetary policy is important to be directed to maintain the exchange rate stabilization, for the minimize of fluctuation effect, and because the inflation target is not significant to influence inflation, extensive communications of inflation target is indeed mandatory. From fiscal policy point of view, needs to it increase the government expenditure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Herutami Arum Sekarlathi
"Perlindungan hukum, seyogyanya tidak hanya fokus menyasar pada masyarakat selaku konsumen perbankan, namun juga melindungi perusahaan perbankan selaku konsumen dari layanan jasa pengolahan uang rupiah. Penelitian ini akan mengkaji kesesuaian implementasi perlindungan hukum bagi perusahaan perbankan berdasarkan hukum positif di Indonesia, khususnya pada saat terjadi penggelapan uang milik perusahaan perbankan yang dilakukan oleh direktur Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian doktrinal, sehingga metodologi penelitian ini ialah penelitian hukum yang bersifat normatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlindungan hukum secara preventif dan represif bagi perusahaan perbankan sehubungan dengan penggunaan layanan pengelolaan uang rupiah dari PJPUR sudah ada. Perlindungan secara preventif sudah tercermin dalam perangkat hukum yang ada dan perlindungan secara represif juga tercermin dari hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku. Meskipun demikian, pada saat aktual terjadi insiden penggelapan uang tunai milik perusahaan perbankan, perusahaan perbankan memerlukan waktu yang panjang untuk dapat memperoleh ganti rugi yang setimpal atas hilangnya uang tunai tersebut.

Legal protection should ideally not only focus on the society as consumers of banking services but also on protecting banking companies as consumers of cash processing services. This research will examine the adequacy of legal protection implementation for banking companies based on positive law in Indonesia, particularly when embezzlement of the banking company's money occurs, committed by the director of the Cash Processing Service Provider. The research method used in this study is the doctrinal research method, making the methodology normative legal research.This study concludes that both preventive and repressive legal protection for banking companies regarding the use of cash management services from the Cash Processing Service Provider already exists. Preventive protection is reflected in the existing legal framework, and repressive protection is also evident in the penalties that can be imposed on offenders. However, in actual incidents of embezzlement of cash belonging to banking companies, it takes a long time for the banking companies to obtain fair compensation for the loss of cash."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>