Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12095 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thorbun, Craig
California: The Appropriate Technology Project of Volunteers in Asia , 1982
631.3 THO t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sudradjat
Jakarta: Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2011
639.31 ACH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Yanti
"Memasuki abad 21, gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi trend baru masyarakat dunia. Orang semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia non-alami, seperti pupuk dan pestisida kimia dalam produksi pertanian ternyata menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Gaya hidup yang demikian ini telah mengalami pelembagaan secara Internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan global yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus mempunyai atribut aman dikonsumsi, mempunyai kandungan nutrisi tinggi, dan ramah lingkungan.
Dewasa ini, konsep pertanian tidak lagi hanya menitikberatkan pada produksi yang tinggi dalam waktu yang singkat, tetapi lebih berorientasi pada peningkatan produksi secara berkesinambungan dengan tetap mempertahankan kualitas lahan dan kelestarian lingkungan (sedapat mungkin meningkatkan kualitas lahan dan kualitas lingkungan) yang dikenal dengan istilah pertanian organik.
Pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang mengusahakan keseimbangan lingkungan, yakni dengan memelihara kesuburan tanah dengan prinsip daur-ulang Kara secara hayati, mengurangi atau meniadakan pupuk buatan dan pestisida kimia, serta melakukan pengendalian hama penyakit melalui perbaikan alam sekitar sehingga memberikan hasil yang optimal dan adalah praktik bertani alternatif secara alami. Dalam konsep ini, upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan Iebih menitikberatkan pemanfaatan teknologi pupuk organik (kompos, pupuk kandang, pendaurulangan Iimbah pertanian), serta pengendalian hama penyakit terpadu (PHT) dan hayati.
Luas panen padi Kabupaten Sragen tahun 2001 adalah 91. 220 ha dengan total produksi beras 301.119,3 ton. Diperhitungkan dengan konsumsi 124.270,3 ton maka terjadi surplus beras pada tahun 2001 yaitu 176.929 ton (Pemda Sragen 2002). Terjadinya surplus beras pada kenyataannya belum mampu meningkatkan pendapatan petani, hal ini disebabkan harga sarana produksi terutama pupuk anorganik dan pestisida kimia semakin mahal di tingkat petani mengikuti pola pasar bebas. Dalam rangka pelestarian lahan pertanian sebagai faktor produksi, mengurangi ketergantungan pupuk dan pestisida pabrik, menekan biaya usahatani dan menjaga kesehatan akibat residu bahan kimia pupuk/pestisida, Kabupaten Sragen secara jangka panjang diusahakan menjadi pusat penghasil tanaman padi organik.
Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen adalah desa yang telah menerapkan usahatani padi organik di Kabupaten Sragen, karena desa ini mempunyai produksi komoditi padi yang besar yaitu ± 3.759 ton/th dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian sebanyak 90,55% dari total penduduknya. Sesuai dengan Renstra 2002-2007 pengembangan pertanian padi organik akan diperluas menjadi 10.000 ha sehingga misi Kabupaten Sragen yaitu menuju manusia sehat tahun 2010 akan tercapai.
Dari uraian di atas, masalah pokok yang akan diteliti adalah sejauh mana petani padi di Desa Sukorejo menerapkan teknologi pertanian organik, sehingga diketahui; (a) Faktor-faktor yang berperan dalam aplikasi teknologi padi organik; (b) Menganalisa penerapan teknologi tersebut terhadap pendapatan melalui hasil produksi yang dicapai; dan (c) Menganalisa kualitas teknologi pupuk organik yang diterapkan petani.
Tujuan Penelitian yaitu: (a) Mengetahui budidaya padi organik dan faktorfaktor yang berperan dalam aplikasi teknologi padi organik; (b) Menganalisa pengaruh penerapan teknologi pertanian organik terhadap produksi padi dan pendapatan petani; dan (c) Menganalisa kualitas pupuk organik dari kotoran sapi dan jerami dengan penambahan aktivator.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (a) Penerapan teknologi pertanian organik yang meliputi penggunaan pupuk, pengendalian hama penyakit secara hayati, pengolahan tanah, dan pemanfaatan varietas lokal berpengaruh baik pada produktivitas padi dan pendapatan petani; dan (b) Pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan jerami dengan penambahan aktivator berpengaruh baik pada kualitas kompos.
Penelitian dilaksanakan di Desa Sukorejo pada Bulan April sampai Bulan Juli 2004 dengan dua metode peneltian yaitu:
a) Metode survei: menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 53 petani responden untuk memperoleh informasi tentang budidaya padi organik dan faktor-faktor yang mempengaruhi aplikasi teknologi padi organik. Variabel yang diukur adalah jumlah produksi/pendapatan sebagai variabel tak bebas. Sedangkan variabel bebas terdiri dari pemupukan, pengolahan tanah, pengendalian hama penyakit secara hayati, dan pemanfaatan varietas lokal. Analisis data dengan analisis deskriptif kualitatif dan perhitungan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer, Microsoft Excel dan Minitab 13.0 for Windows.
b) Metode percobaan: pengomposan kotoran ternak sapi dan jerami padi mengunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari tiga perlakuan dan tiga ulangan sehingga terdapat sembilan unit percobaan. Ketiga perlakuan tersebut adalah : pengomposan tanpa penambahan aktivator, perlakuan kedua dengan penambahan aktivator EM4 dan perlakuan ketiga dengan penambahan aktivator Primadec. Variabel yang diukur dalam percobaan ini adalah sifat kimia kompos: pH 1120, karbon organik, nitrogen total, posphor, basa-basa dapat pertukarkan (kalsium, magnesium, natrium, dan kalium), hara mikro (besi, tembaga, seng, mangan), rasio C/N dan KTK. Hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam pada taraf nyata 1% dan 5%. Jika terdapat perbedaan, pengujian dilanjutkan dengan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Budidaya padi organik di Desa Sukorejo menerapkan teknologi padi organik meliputi pengolahan tanah ringan (90% menggunakan alat cangkul & traktor, 6% cangkul, dan 4% tenaga sapi), penggunaan pupuk (3-4 ton/ha pupuk organik dan 50-100 kg/ha pupuk anorganik), penggunaan varietas lokal (87% varietas lokal dan 13% varietas introduksi), dan pengendalian hama/penyakit secara terpadu (PHT) dan hayati (100% bahan-bahan alami). Penerapan teknologi sesuai dengan tujuan, prinsip, dan karakteristik dari pertanian organik.
Faktor-faktor yang berperan dalam penerapan teknologi padi organik oleh petani adalah: a) Motivasi dan persepsi petani tentang keuntungan, kemudahan dalam aplikasi, kesesuaian budaya lokal, b) Keberpihakan pemda dan tembaga pemasaran yaitu PD PAL Sragen, hasil panen padi organik yang lebih baik dari hasil panen padi non-organik, biaya produksi usahatani padi organik yang lebih murah dari pertanian non-organik, bahan-bahan alami untuk pengendalian hama penyakit secara hayati dan pupuk organik yang mudah diperoleh di lingkungan sekitar, dan semakin mahalnya harga pupuk dan pestisida kimia.
2) Penerapan teknologi berpengaruh nyata terhadap pendapatan melalui hasil produksi yang dicapai. Uji statistik menunjukkan bahwa faktor-faktor teknologi yang berpengaruh terdiri dari penggunaan pupuk organik (XI), pengendalian hama penyakit secara hayati (X2), pengolahan tanah (X3) dan pemanfaatan varietas Iokal (X4). Persamaan regresi:
Y= 2514133 + 2,48 X1 - 19 X2 + 3,10 X3 + 0,16 X4
Proporsi sumbangan total variabel babas (X) terhadap naik turunnya variabel terikat (Y) sebesar 27% (R2), sedangkan faktor lain yaitu 72% diduga adalah dukungan dari kondisi ekologi seperti iklim, curah hujan, suhu, kelembaban, topografi, dan kesuburan tanah serta peranan harga.
3) Penambahan aktivator sangat mempengaruhi kualitas kompos. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kadar air kompos, serat kompos dan kandungan hara P, K, dan Ca tidak ada perbedaan yang nyata. Kandungan hara Fe, Mn, pH, C/N ratio, dan KTK kompos menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Begitu pula kandungan hara C organik, N, Mg, Cu, dan Zn juga berbeda nyata (P<0,05). Kompos dengan penambahan aktivator EM4 menghasilkan kompos dengan kualitas yang terbaik. Kualitas kedua yaitu kompos dengan penambahan aktivator Primadec. Kompos dengan penambahan aktivator EM4 menghasilkan kompos dengan kualitas yang terbaik dengan niiai kandungan unsur hara tertinggi untuk Mn (555,2 ppm), Mg (0,63 % BK), Cu (4,93 ppm), , menurunkan pH (7,97) dan kandungan Fe(1481,47 ppm), Zn (23,3 ppm) dibandingkan aktivator lainnya. Kualitas kedua yaitu kompos dengan penambahan aktivator Primadec dengan C/N (25,981) terbaik, nilai N (0,89 % BK) dan KTK (35,33 meq/100 g) tertinggi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; I) Budidaya padi organik di Desa Sukorejo menerapkan teknologi padi organik meliputi penggunaan pupuk, pengolahan tanah ringan, pengendalian hama penyakit terpadu (PITT) dan hayati, serta penggunaan varietas lokal. Penerapan teknologi sesuai dengan tujuan, prinsip, dan karakteristik dari pertanian organik. Faktor-faktor yang berperan dalam penerapan teknologi padi organik oleh petani adalah: a) Motivasi dan persepsi petani tentang keuntungan, kemudahan dalam aplikasi, kesesuaian budaya lokal; b) Keberpihakan pemda dan lembaga pemasaran; 2) Penerapan pertanian organik berpengaruh nyata terhadap produksi dan pendapatan petani; dan 3)Penambahan aktivator sangat mempengartihi kualitas kompos.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: a) Perlu adanya penyuluhan pertanian mengenal aplikasi teknologi pertanian organik dalam usahatani padi yang lebih intensif khususnya pembuatan pupuk organik yang lebih berkualitas dan pengembangannya, penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah, pengendalian hama penyakit secara hayati, pemanfaatan varietas lokal yang memperhatikan aspek Iingkungan; dan b) Perlu adanya kebijakan pemerintah pusat dalam upaya penerapan pertanian organik yang memotivasi petani untuk melaksanakannya sehingga pembangunan pertanian yang berkelanjutan dapat terwujud. Kebijakan teknis yang dapat disarankan antara lain subsidi bahan baku (pupuk organik) dan akses pemasaran; c) Perlu adanya kebijakan dari pemda setempat untuk mewujudkan kemandirian petani padi organik seperti tesedianya pabrik penggiling padi dan proses pengemasannya oleh petani sehingga merupakan nilai tambah tersendiri bagi petani dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Daftar Kepustakaan : 31 ( 1986 - 2004 )

Entering the 21st century, the world has adopted a new trend of healthy lifestyle and Back to Nature slogan. People are more aware that the usage of unnatural chemical substances, such as, chemical fertilizer and pesticide in agriculture products can cause negative effects to human health and the environment. This kind of lifestyle has been recognized internationally through global trade regulations, requiring that agricultural products have attributes that are safe to consume, have high nutritional contents, and are environmentally friendly.
Today the agricultural concept does not only focus on large output of production in a short period, but is more oriented in a sustained increase of production while maintaining - if possible, improving - the quality of land soil and the environment that is known as organic farming.
Organic farming is a farming system that attempts to make an environmental balance, that is, by maintaining soil fertility using the biological nutrient recycle principle, reducing or not using artificial fertilizer and chemical pesticide, and controlling pests and diseases by improving the surrounding environment to give optimum result which is a natural alternative farming practice. In this concept, efforts to increase and maintain land productivity focus on using organic fertilizer technology (compost, manure, agriculture waste recycling), and integrated pest and disease control and biological methods.
The rice harvesting area in the Sragen regency in 2001 was 91,220 hectares with a total rice production of 301,119.3 tons. Rice consumption was 124,270.3 tons; therefore, rice surplus in 2001 was 176,929 tons (Regional Government of Sragen 2002). The rice surplus production has not increased the income of farmers because the production cost, especially of inorganic fertilizer and chemical pesticide, increased in line with the free market system. The Sragen regency is making efforts as its long term program to be the center of organic rice production with the aim to conserve the farm land as part of the production factor, reduce the dependency on artificial fertilizer and pesticide, reduce farming costs and protect health from the exposure of fertilizer/ pesticide chemical residue.
The Sukorejo village of the Sambirejo district in the Sragen regency is a village that has applied the organic rice farming because this village has a large rice production, that is, 3,759 tons/ year and the majority, 90.55%, of the population's occupation is in farming. According to Renstra 2002 - 2007 the extension of organic rice farming will cover 10,000 hectares so that the Sragen regency mission of health for everyone in the year 2010 will be achieved.
Therefore, the main issues that will be studied are: (a) To identify how far the rice farmers in the Sukorejo village have applied the organic farming technology in order to identify the factors that play in application of organic rice technology; (b) To analyze the application of the technology in increasing income from rice production; and (c) To analyze the quality of organic fertilizer technology applied by the farmers.
The objectives of the study are: (a) To identify organic rice cultivation and the factors that play in the application of organic rice technology; (b) To analyze the effects of the application of organic farming technology on rice production and farmer income; and (c) To analyze the quality of fertilizer from cow manure and hay that use activator additive.
The hypotheses of this study are: (a) Application of organic farming technology that comprises of using fertilizer, land cultivation, biological pest and disease control, and using local seed will affect rice production and farmer income; and (b) Organic fertilizer from cow manure and hay that use activator additive affects the quality of compost.
The study was conducted in the Sukorejo village from April to July 2004 using two research methods:
a) Survey method: this method uses questionnaires distributed to 53 farmers as subjects to obtain information on organic rice cultivation and on the factors affecting the application of organic rice technology. The independent variable measured was the amount of production/ income as the fixed variable. The dependent variables consisted of fertilizing, land cultivation, biological pest and disease control, and using local seeds. Data analysis was done using qualitative descriptive analysis and data processing was done using Microsoft Excel and Minitab 13.0 for Windows computer software.
b) Trial method: composting of cow manure and rice hay using Complete Random Design that comprises of three treatments and three repetitions so that there were nine trial units. The three treatments were: first, composting without activator additive; second, composting with EM4 additive; and third, composting with Primadec additive. The variable measured in this experiment were the compost chemical properties: pH 1-120, organic carbon, total nitrogen, phosphor, interchangeable base (calcium, magnesium, sodium, and potassium) , micro nutrient (iron, copper, zinc, manganese), C/N ratio and KTK. The results of measurement of the variables being studied were further analyzed with various analysis in the actual range of 1% and 5%. If there are differences, the test will be followed by the Duncan test.
The result of the study showed:
1) organic rice cultivation in the Sukorejo village has applied organic rice technology consisting of mild land cultivation (90°Io used mattocks and tractors, 6% mattocks, and 4010 cows), used fertilizer (3-4 tons of organic fertilizer /hectare and 50-100 kg inorganic fertilizer/ hectare), used local seeds (87% local seeds and 13% hybrid seeds) and integratedly and biologically (100% natural substance) controlled pest and disease. The application of the technology is in line with the objective, principle, and characteristic of organic farming.
The factors that play in the application of organic rice technology by farmers are: a) The motivation of farmers; b) Perception of farmers on profit, cultivation method, adaptation to local culture, facility in application, and observability of organic rice farming; c) The interest and concern of the regional government and marketing institution (PD PAL Sragen), a better rice production of organic rice than that of the non organic rice, cheaper production of organic rice farming than that of non organic farming, better availability of materials from the local environment for producing biological control substance and organic fertilizer, and the increasing cost of chemical fertilizer and pesticide; and the positive impact as the result of organic rice cultivation for the sustainability of the environment.
2) Application of technology affects income through the amount of production achieved. Statistical tests show that the technological factors that had. the effect are: the application of organic fertilizer (X1), biological pest and disease control (X2), land cultivation (X3) and local seeds (X4). The regression equation is as follows:
Y=2514133+2.48X]--19X2+3.10 X3 + 0.16 X4
The percentage of contribution of the value of the free variabel (x) to the increase or decrease of the value of the fixed variable (y) is 27% (R2).
3) Giving an activator additive affects greatly the compost quality. The result of variability investigation showed that compost water level, compost fiber, and the nutrient levels of P, K, and Ca were not significantly different. The nutrient levels of Fe and Mn, pH, C/N ratio, and KTK of the compost showed a significant difference (P< 0.01). The nutrient levels of the organic carbon, N, Mg, Cu, and Zn also were significantly different (P <0.05). Compost with EM4 activator additive produces compost with the best quality. The second best quality was with Primadec activator additive. Compost with EM4 activator additive produces the best quality with the nutrient levels of Mn 555.2 ppm (being the highest level of nutrient), Mg 0.63 %, Cu 4.93 ppm; decreases pH (7.97) and the levels of Fe 1481.47 ppm, Zn 23.3 ppm when compared to using other activators. The second best quality, compost with Primadec activator additive, has the best C/N ratio 25.981, N 0.89% , and highest KTK 35.33 meq/ 100 g.
From the study, it can be concluded that:
1) Organic rice cultivation in the Sukorejo village of the Sragen regency applies organic rice technology that consisted of mild soil cultivation, fertilizing, using local seeds, and biological integrated pest/ disease control. The application of the technology is in tine with the objective, principle, and characteristic of organic farming. The factors that play in the application of organic rice technology by the farmers are: a) Motivation of farmers; b) Farmer perception of profit, cultivation method, adaptation to local culture, facility of application c) Interest and concern of the regional government
2) Application of organic farming obviously affects production and farmer income; and
3) Activator additive greatly affects the quality of compost.
As a result of this study, it is recommended that; a) Farm education on application of organic farming technology should be done to intensify farming especially for production of organic fertilizer (compost) that is of better quality and development, usage of organic fertilizer, usage of local seeds, and land cultivation that pays attention to the environment; and b) There must be a policy from the central government that motivates the farmers to apply organic farming so that sustainable farming development will be achieved. Technical policies that can be recommended are, among others, basic material (organic fertilizer) subsidy and market access. c) The regional government must provide capital to the farmers so that they are able to mill and pack rice independently on their own and thus raise their welfare.
References: 31 (1986 -2004)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldegonda Evangeline Pelealu
"perubahan, yaitu semua sarana produksi disediakan oleh tinoyoan, dan pada
waktu panen pembagian hasil menjadi 25 % untuk tumoyo sedangkan 75 %
adalah bagian dari tinoyoan_ Dengan adanya perubahan sistem bagi hasil
tersebut, perubahan teknologi pertanian baik itu kimiawi, biologi dan mekanis
dapat diterapkan sepenuhnya oleh tinoyoan.
Pemilikan Iahan sawah petani yang ada dt Tondano umumnya adalah
warisan dari keluarga dan ada juga sebagian yang dibeli sendiri_ Rata-rata
pemilikan Iahan sawah petani adalah 0,25 - 0,5 hektar dan hanya 4 orang yang
memiliki Iahan sawah luas, pada umumnya petani tersebut sudah menggunakan
teknotogi pertanian. Dengan demikian perubahan teknologi sudah dinikmati secara
merata oleh petani di Tondano dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga.
Adanya peningkatan pendapatan menyebabkan perubahan dalam pola konsumsi,
disamping itu juga dorongan untuk menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi
semakin besar_
Perubahan teknologi menyebabkan ada kesenjangan dalam pendapatan
antara petani yang memiliki Iahan sawah Iuas dan petani yang memiliki Iahan
sawah sempit Kesenjangan tersebut tidak terlalu nampak, hal ini terlihat pada
pemilikan rumah tinggal dari para petani di Kecamatan Tondano yang relatif sama.
Disisi yang lain peningkatan pendapatan ini digunakan oleh para petani yang ada
di kelurahan Makalonsouw, Marawas dan Masarang untuk pembangunan rumah.
Kalau sebelumnya banyak rumah yang beratapkan daun katu (enau), selanjutnya
mengalami perubahan dengan menggunakan sang. Begitu juga menabung sudah
diusahakan oleh petani agar tidak mengalami kesulitan biaya pengolahan Iahan
dan menyekolahkan anak.
iii"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T5825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victory, Alexander
"Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel pada jaringan tubuh yang menyerang sel normal di sekitarnya. Penggunaan tanaman herbal Indonesia meningkat setiap tahunnya dalam upaya pengobatan. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa defisiensi P53 disebabkan oleh ekspresi berlebih MDM2 sehingga peran P53 sebagai pengendali sel abnormal tidak berjalan. Pada penelitian dilakukan penapisan virtual dari basis data tanaman herbal Indonesia sebagai inhibitor MDM2 menggunakan Autodock dan Autodock Vina yang divalidasi dengan Directory of Useful Decoys-Enhanced. Validasi dilakukan dengan parameter Enrichment Factor, Receiver Operating Characteristics, dan Area Under Curve. Kesimpulan dari validasi adalah ukuran grid 70x70x70 pada Autodock yang memiliki nilai AUC 0,72, sedangkan pada Autodock Vina 0,43. Autodock Vina tidak memenuhi parameter tetapi dilakukan penapisan untuk perbandingan dengan Autodock. Diperoleh 10 senyawa peringkat teratas dengan Autodock yaitu Nimolicinol, Jacoumaric acid, Isoarborinol, Lantic acid, Diosgenin, Theasaponin E1, Taraxasterol, Leucadenone C, Simiarenol, Alpha-Amyrin. ?G -8,83 - 9,65 kkal/mol . Diperoleh 10 senyawa peringkat teratas dengan Autodock Vina yaitu Yuehchukene, Morusin, Cyanidin, Leucadenone C, Roxburghine-B, Ocidentoside, Beta-sitosterol, Curine, Withangulatin, Jacoumaric acid. ?G -8,7 -9,4 kkal/mol . Jacoumaric acid dan Leucadenone C memberikan hasil penapisan virtual pada kedua piranti lunak dan berinteraksi pada daerah aktif MDM2 yaitu residu Leu54, Ile61, Met62, dan Ile99.

Cancer is a disease caused by abnormal cells growth that can attack normal cells around it. The use of Indonesian herbal increases for treatment. Past researches declare that P53 deficiency is caused by MDM2 overexpression so the role P53 as a cell regulator does not work. In this research, virtual screening of Indonesian herbal database as MDM2 inhibitor using Autodock and Autodock Vina and validated with Directory of Useful Decoy Enhanced. Validation parameter done with Enrichment Factor, Receiver Operating Characteristics, and Area Under Curve. The conclusion of validation is grid box 70x70x70 on Autodock with AUC value 0,72, while in Autodock Vina 0,43. Autodock Vina is not fulfill the parameter standar but still screned for comparasion. Based on the virtual screening result, top ten compounds from Autodock are Nimolicinol, Jacoumaric acid, Isoarborinol, Lantic acid, Diosgenin, Theasaponin E1, Taraxasterol, Leucadenone C, Simiarenol, Alpha Amyrin. G 8,83 9,65 kkal mol . Virtual screening result from Autodock Vina are Yuehchukene, Morusin, Cyanidin, Leucadenone C, Roxburghine B, Ocidentoside, Beta sitosterol, Curine, Withangulatin, Jacoumaric acid. G 8,7 9,4 kkal mol . Jacoumaric acid and Leucadenone C give a result in both software ans interacts with the active site in MDM2 at residue Leu54, Ile61, Met62, and Ile99.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Swamp buffalo (Bubalus carabanensis ) is commanly raised traditionally in swamp areas with a water dept of more than 3.50 ...."
JUPEPEP
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The new paradigm of agricultural development placed Agricultural -demand-led-industrialization (ADLI) strategy as an industraliaziation strategy emphasizing agriculture development program and setting the agriculture sector as a prime mover of industry and other sectors...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
PANGAN 18:55 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hermawan
"Peran lahan kering sebagai pemasok produk pertanian akan makin meningkat pada masa mendatang seiring meningkatnya permintaan produk pangan dan alih fungsi lahan sawah. Keperluan tambahan lahan baru seluas 7,3 juta ha pada 2025 dan 14,8 juta ha pada 2045 dapat dipenuhi oleh lahan kering potensial cadangan seluas 25,8 juta ha. Lahan kering yang umumnya rapuh, baik karena faktor internal (bahan induk, sifat fisik, kimia, biologi tanah) maupun faktor eksternal (curah hujan, suhu ekstrem) perlu dikelola secara hati-hati dengan menerapkan teknologi. Pembelajaran dari penelitian dan pelaksanaan ber-bagai proyek di lahan kering masam, lahan kering iklim kering, dan lahan kering berlereng di daerah aliran sungai (DAS) menunjukkan pentingnya integrasi usaha tani dan konservasi tanah yang didukung kelembagaan yang memadai. Ternak dapat menjadi pintu masuk bagi pengembangan usaha tani konservasi karena dapat menggabungkan orientasi jangka pendek petani dan orientasi jangka panjang konservasi. Integrasi ternak-tanaman dapat menjadi cikal bakal pengembangan biosiklus terpadu sebagai bagian dari pertanian bioindustri berkelanjutan. Ke depan, diperlukan kebijakan dan komitmen pemerintah dalam alokasi sumber daya dan anggaran untuk pemutakhiran teknologi usaha tani konservasi dan diseminasinya, kebijakan tata ruang, perizinan, dan ekstensifikasi pertanian di lahan kering potensial, serta kebijakan transfer insentif dari masyarakat hilir DAS yang mendapat manfaat dari penerapan usaha tani konservasi di hulu DAS. Insentif dapat digunakan untuk membiayai rehabilitasi dan konservasi lahan serta meningkatkan infrastruktur di hulu yang masih lemah. "
Kementerian Kementerian RI, 2014
630 PIP 7:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusdar Hilman
"Sayuran umumnya diusahakan secara intensif di lahan kering dataran tinggi tanpa menerapkan teknologi konservasi lahan untuk mengendalikan erosi dan penurunan kesuburan tanah. Untuk mengatasi masalah ini, petani sayuran umumnya meng-gunakan pupuk kimia pada dosis tinggi. Namun upaya ini tidak dapat meningkatkan hasil, bahkan hasil sayuran cenderung menurun akibat lahan terdegradasi. Penggunaan pupuk kimia dosis tinggi mengakibatkan terjadinya akumulasi nitrat dalam tanah dan air, mengganggu siklus hara tanah, menghambat rege-nerasi humus, mematikan cacing tanah, menurunkan kandungan mikroorganisme tanah, dan menguras bahan organik tanah. Pengelolaan hara terpadu merupakan pendekatan inovatif untuk menjaga kesuburan tanah dan pasokan hara tanaman pada taraf optimum untuk keberlanjutan produktivitas sayuran. Ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan manfaat dari berbagai sumber hara tanaman seperti pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati secara terpadu. Upaya peningkatan produksi sayuran di lahan kering menghendaki penerapan teknologi inovatif yang ramah lingkungan yang bernuansa ekonomi biru. Pola ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing, produktivitas, dan nilai tambah produk yang dihasilkan"
Kementerian Kementerian RI, 2013
630 PIP 6:4 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>