Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfadima Amisy
"Tesis dengan judul Jazz dan The Roaring Twenties ini diajukan oleh ALFADIMA AMISY untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Magister Sains dalam program pascasarjana bidang studi Kajian Wilayah Amerika yang telah ditempuh sejak tahun 2001. Tesis ini dikerjakan dalam tujuh puluh tiga halaman dan terbagi menjadi lima bab yang disusun sebagai rangkaian yang berhubungan satu sama lain, dengan ketertarikan pads musik (dalam hal ini irama, melodi, harmonisasi, improvisasi, dan bentuk) sebagai medium untuk self recognition bagi orang kulit hitam yang pernah mengalami perbudakan selama ratusan tahun, yang kemudian mendorong untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut terhadap kaftan antara musik jazz dengan orang kulit hitam pada tahun 1920-an. Musik jazz dilihat sebagai medium bagi orang kulit hitam untuk pengakuan diri atau self recognition dalam masyarakat yang pada masa itu didominasi oleh kebudayaan kulit puts. Self recognition yang dimaksud adalah kesadaran orang kulit hitam akan akar budaya Afrika yang diwarisi secara turun-temurun melalui ungkapan-ungkapan budaya, yang salah satunya muncul ke permukaan pads tahun 1920-an dan mendapat respon yang balk Bari orang kulit putih, yaitu jazz. Peneletian ini dilakukan dengan menggunakan berbagai teori tentang kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan yang dipelajari, dibagikan dalam kolektivitas, dan disesuaikan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup yang membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Upaya-upaya tersebut bisa tampak dari ungkapan-ungkapan budaya yang ditunjukkan oleh pelaku kebudayaan bersangkutan, dalam hal ini orang kulit hitam yang memakai jazz sebagai medium untuk pengakuan diri sebagai kelompok etnik yang memiliki warisan budaya Afrika. Dengan demikian jazz dianggap sebagai simbol yang dapat dipakai untuk menjelaskan keberadaan orang kulit hitam di Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yang menekankan pada pemahaman sebagai basil interpretasi atas gejala-gejala yang muncul sebagai ungkapan-ungkapan budaya, dalam hal ini yang dimaksud adalah jazz, dan memakai metode kepustakaan untuk mencari baban-bahan yang akan digunakan sebagai sumber penelitian. Kesimpulan dibuat setelah dilakukan pengkajian dan pemahaman terhadap musik jazz sebagai medium yang dipakai oleh orang kulit hitam pada tahun 20-an di Amerika. Orang kulit hitam yang seolah-olah hidup dalarn kenyataan dan pada waktu yang berbeda di Amerika tersebut, memerlukan sarana untuk self recognition sebagai mahluk yang juga perlu memenuhi kebutuhannya akan keyakinan diri dan keberadaannya. Jazz menjadi medium yang paling tepat karena hakekatnya sebagai musik improvisasi membawa setiap pemusik pada tahap untuk menunjukkan kebebasannya, menjadi dan melakukan yang diinginkan.

This thesis entitled Jazz and The Roaring Twenties was proposed by ALFADIMA AMISY in order to complete the master degree in American Studies Program which I entered in 2001. This thesis consists of seventy three pages, derided into five chapters which was compiled as an integrated part with my first interest in music (in related meanings consist of melody, harmony, rhythm, improvisation, and form) as a medium of "self recognition" for black Americans who suffered from slavery for about hundreds of years during the colonial time and westward expansion of American history. This led me into a further research on the connection between jazz and black Americans in the twenties. Jazz as a medium would be treated as a way for black Americans to express their "self recognition" in the meaning related to the concept of self consciousness and self pride from black Americans whose cultural expressions inherited the African traits such as music. In their search of collective identity, black Americans found jazz as the most appropriate medium for self recognition in the twenties which was also recognized by the whites through their reception of jazz. This research was using cultural theories to explain how culture as a blueprint for human beings to face the world is not something to be taken as granted, for culture is learned, shared, and adapted according to the needs of the people who use it Through culture we can identify the people we want to know concerning who and what they are. Related to this understanding then I wanted to procede my research on how jazz as a symbolic action can tell qs about who and what are black Americans in the twenties. This research was based on qualitative methodology with its main approach Verstehen, which means to comprehend through interpretation on cultural expressions as the mirror of the people in related culture. Therefore I'd see jam as the cultural expression of which black Americans in the twenties proclaimed themselves. In order to get into deep understanding, I'd use resources from the library. Final conclusion was made after I'd finished with the research on how jazz and black Americans connected to each other during the twenties. Jazz indeed became the precise vehicle for black Americans to express their "self recognition" in the meaning of being aware of their African cultural heritage and the receptive for the whites, because jazz primarily was and still is an improvised music in which the musicians are given enough space to explore their skills in numerous ways; and jazz was used mostly to describe the roaring twenties."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deelder, J.A.
Amsterdam: De Bezige Bij, 1993
BLD 839.36 DEE j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Spearritt, Peter
Sydney: Hale and Iremanger, 1978
994.4 SPE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stiglitz, Joseph E.
"Runtuhnya komunisme di awal dekade 90-an membuat kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang sahih. Program-program pasar bebas dan deregulasi pun digencarkan oleh AS di dalam dan luar negeri. Pertumbuhan ekonomi memang melonjak, tapi tak lama. Hanya dalam beberapa tahun krisis keuangan global merebak dan membuat banyak negara jatuh miskin, termasuk Indonesia. Ketimpangan global melebar dan terkuaklah skandal-skandal korporasi paling memalukan sepanjang sejarah. Tata perekonomian dunia rekayasa Amerika ini gagal memenuhi janji-janjinya.
Joseph Stiglitz menguraikan dengan jelas apa yang salah dalam kebijakan kapitalis ala Amerika ini. Stiglitz menunjukkan bahwa dengan tidak mencontoh apa yang sudah terjadi di Amerika, negara-negara lain bisa mencapai perekonomian yang lebih sehat serta tata masyarakat yang lebih adil dan berdaulat, masyarakat yang tidak menjadi bulan-bulanan belaka dalam persekongkolan antara dunia bisnis dan politik. "
Serpong: Marjin Kiri, 2006
330.9 STI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Muhammad Mulyadi
"Musik Pop, jazz, dan rock berkembang di Indonesia setelah kebijakan antikebudayaan Barat tidak lagi diterapkan di Indonesia. Sebagai musik yang berakar dari Barat, ketiga jenis musik itu tidak hanya tumbuh sebagai suatu ekspresi kesenian, musik telah tumbuh pula sebagai suatu industri. Ada beberapa kelompok yang terlibat dalam proses penciptaan musik sebagai industri, antara lain pencipta lagu, musisi, penyanyi, produser, dan promotor pementasan.
Kelompok yang terlibat dalam penciptaan suatu karya musik saling berinteraksi satu dengan lainnya sehingga terwujud suatu karya musik. Selain itu mereka juga berinteraksi dengan situasi politik, ekonomi, dan teknologi. Interaksi itu membentuk poly industri musik yang ditentukan oleh suatu kekuatan tertentu."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T4858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elve Oktafiyani
"Novel Jazz karya Toni Morrison merupakan gambaran generasi musik "Jazz" di Harlem, New York pada 1920an. Sebagai novel yang menampilkan kehidupan kaurn urban, Jazz berusaha mengangkat permasalahan-permasalahan yang tcrdapat pada masa itu yang salah satunya adalah masalah kekerasan yang ditampilkan oleh sepasang suami isteri. Sang suami menembak dan sang isteri menikam seorang gadis muda yang merupakan kekasih gelap sang suami itu.
Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa penyajian novel Jazz merupakan penyajian yang tidak sederhana yang memperlihatkan hubungan yang kuat dengan masalah kejiwaan tokoh pelaku dan korban tindak kekerasan. Untuk menjelaskan penceritaan yang tidak sederhana digunakan pendekatan strukturalisme sedangkan teori psikoanalisis Sigmund Freud diterapkan untuk membahas masalah kejiwaan tokoh pelaku dan korban tindak kekerasan.
Pendekatan strukturalismc mengungkapkan bahwa cara penyajian novel Jazz yang tidak sederhana terletak pada struktur alur yang menggenang dan berputar pada masalah kekerasan. Uraian mengenai tokoh dilakukan secara menyebar oleh banyak penutur. Latar merupakan dua ruing simbolis yang berbeda yang dibangun atas dikotomi utara dan selatan serta riiasa kini dan masa lalu. Dan kehadiran berbagai penutur dengan sudut tandang yang berbeda membeikan keragaman interprestasi atas peristiwa kekerasan yang terjadi.
Penelusuran masalah kejiwaan melalui teori psikoanalisis Sigmund Freud terhadap tokoh pelaku tindak kekerasan dan korbannya mengungkapkan bahwa tokoh ternyata mempunyai pengalaman-pengalaman traumatik yang tidak pernah hilang dari jiwanya. Akhirnya disimpulkan bahwa struktur yang berputar-putar dan makin lama makin menukik merupakan wadah yang tepat untuk menyajikan masalah kejiwaan yang laten."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T37406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Heryatni
"ABSTRAK
Musik menipakan suatu karya seni yang dapat dinikmati oleh siapa saja, kapan saja
dan dimana saja. Musik menimbulkan respons pada pendengamya. Respons terhadap
musik berdasarkan domain afektif dan estetis terdiri dari tiga tahap, yaitu respons
emosional, respons berdasarkan preferensi, dan respons berdasarkan selera musik.
Ketiga respons ini tidak dapat saling dipisahkan, melainkan merupakan suatu proses
yang berkelanjutan, yang sejalan dengan proses intemalisasi dari Krathwohl, Bloom,
dan Masia (dalam Abeles dan Chung, 1996). Beberapa peneliti mengatakan bahwa
pendengar memilih untuk mendengar musik tertentu karena memiliki karakteristik
kepribadian tertentu. Hal ini menimbulkan ketertarikan untuk dilakukannya penelitian
yang menggambarkan kepribadian dari penikmat musik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ciri khas kepribadian pada individu yang menyukai musik klasik,
jazz, dan dangdut.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, dengan membuat daftar
pertanyaan berdasarkan teori respons terhadap musik dari Abeles dan Chung (1996)
dan kepribadian dari Allport (1961). Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap 2
orang penikmat musik klasik, 2 orang penikmat musik Jazz, dan 2 orang penikmat
musik dangdut. Dari hasil wawancara didapat gambaran mengenai respons terhadap
musik dan gambaran kepribadian dari setiap subyek. Kemudian dilakukan
perbandingan dari keenam subyek untuk dibuat kesimpulan.
Saran yang diberikan adalah untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut pada
subyek dengan seleia musik selain musik klasik. Jazz, dan dangdut. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kepribadian dari penikmat jenis musik
selain yang dipaparkan dalam penelitian ini."
2004
S2812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Olivia
"Perkembangan dunia ekonomi dan bisnis sekarang mengalami pergeseran paradigma, mulai dari ekonomi berbasis sumber daya hingga ekonomi berbasis pengetahuan. Akibatnya, salah satu dari sekian banyak industri yang berpotensi untuk dapat dikembangkan dan dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia adalah sektor industri kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka konseptual ekuitas merek berbasis pengunjung dalam konteks festival.
Secara khusus, penelitian ini menguji praktik perilaku pengunjung festival berdasarkan hubungan antara dimensi ekuitas merek brand awareness, brand image, brand quality, perceived value dan brand loyalty dengan objek penelitian festival musik jazz tertua di Indonesia Jazz Goes to Campus dan Festival musik jazz terbesar di Indonesia Java Jazz Festival.
Hasilnya diuji dengan menggunakan structural equation model SEM dengan bantuan software LISREL 8.51. Temuan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara dimensi ekuitas merek kecuali interaksi antara brand awareness terhadap perceived value, brand image terhadap brand quality dan brand quality terhadap perceived value.

The world's development of economic and business is now experiencing a paradigm shift, from resource based economy into a knowledge based economy. As a result, one of numerous industries that have the potential to be able to develop and can contribute to the Indonesia's economy is the creative industry sector. This research aims to develop a conceptual framework of visitor based brand equity in the festival context.
Specifically, this study examines festival visitors behavioral practices based on the relationships among the brand equity dimensions brand awareness, brand image, brand quality, perceived value and brand loyalty with the research object of Indonesia's oldest jazz music festival Jazz Goes to Campus and Indonesia's biggest jazz music festival Java Jazz Festival.
The results are tested using structural equation modelling with the help of LISREL 8.51 software. Findings from the result showed that there is interactions among brand equity dimensions except for interaction between brand awareness to perceived value, brand image to brand quality and brand quality to perceived value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feather, Leonard
New York: Horizon Press, 1960
R 781.6503 FEA e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>