Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184218 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Diana Intansari
"There was a declining of pacto Convex's performance during crisis was caused by payable debt and involving prolong economic growth. All this points was the main obstacle to implement marketing strategies.
As the biggest MICE player in Indonesia, Pacto Convex must have high alertness towards the coming International MICE players which might cause to Facto Convex MICE market segment.
The purpose of this research is to acquire effectiveness of Facto Convex's marketing strategies to anticipate International MICE competition. Research Methodology used was descriptive and explanative by company strategic marketing done by Pacto and using competition strategy (by the means of generic strategy with five competition strength) and Mixed Marketing.
The research result indicates that to produce Facto Convex's MICE industry competitiveness towards International MICE industry with the coming AFTA, marketing strategy has to be implemented consistency with support of competitive strategy and marketing mix for Pacto Convex.
It has to be noted that efforts needed to handle MICE in Indonesia professionally, so that number of events handled will increase year by year especially for Pacto Convex as an ale marketer in Indonesian culture industry."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aslam
"Terjadi penurunan kinerja terhadap PT. Astra Intenasional, dikarenakan adanya beban hutang yang masih harus dibayar dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia serta krisis ekonomi yang berkepanjangan. Semua hal ini merupakan kendala yang utama untuk penerapan strategi pemasaran.
PT. Astra Intemasional sebagai produsen otomotif terbesar di Indonesia hares memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap kedatangan mobil impor yang dapat berpengaruh terhadap pangsa pasar mobil toyota kijang. Dan Strategi Pemasaran yang dilakukan sebagai pemimpin pasar industri otomotif di Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas dari strategi pemasaran yang dilakukan PT. Astra Internasional untuk mengantisipasi daya saing mobil toyota kijang terhadap mobil impor. Dan Metode Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dan eksplanatif dengan cara membandingkan strategi pemasaran yang dilakukan Astra Internasional dengan menggunakan Strategi Bersaing (melalui strateg generik dan lima kekuatan persaingan) dan Bauran Pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan daya saing produk perusahaan yaitu mobil toyota kijang terhadap mobil impor yang didatangkan oleh para importir sebagai akibat dikeluarkannya kebijakan Pemerintah mengenai kebebasan impor mobil. Strategi pemasaran harus dilakukan secara konsisten dengan di dukung Strategi Bersaing dan Bauran Pemasaran. terhadap mobil toyota kijang.
Harus diperhatikan upaya transfer teknologi yang lebih baik lagi dari pihak prinsipal dan juga kandungan lokal yang lebih banyak dan kandungan impor. Sehingga nilai jual dapat ditekan serendah mungkin untuk meningkatkan penjualan mobil toyota kijang. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Rusminaldi
"Industri internet merupakan industri yang berkembang pesat, dimana peran internet dapat ditemui di hampir seluruh kegiatan masyarakat dunia, baik untuk kebutuhan kerja, kampus, informasi maupun hiburan. Perkembangan yang pesat ini tidak terlepas dari cepatnya pertumbuhan teknologi Internet Protocol (IP) dan industri pendukung seperti Perangkat keras (hardware) dan Perangkat lunak (software) komputer.
Di Indonesia, perkembangan internet yang pesat dan potensi pertumbuhan pangsa pasar yang besar menjadi suatu tantangan tersendiri khususnya bagi para penyelenggara jasa akses internet yang ada. Bagi Indosat yang memiliki ISP IndosatNet, perkembangan industri internet yang cepat merupakan tantangan tersendiri dalam usahanya mengembangkan pasar dalam industri ini. Adanya perubahan dalam regulasi pemerintah dalam bidang Telekomunikasi membuat Indosat barns melakukan reposisi strategi perusahaan dari perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi intemasional menjadi perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi secara full dan terintegrasi (Full Network and Service Provider) dengan berbasis kepada Backbone, Fixed, Mobile and Selular serta Internet dan Multimedia, dimana untuk lebih mengoptimalkan bisnis internet, maka Indosat mengalihkan jasa Internet ke anak perusahaannya yaitu PT. Indosat Mega Media (IM2) yang memang bergerak dan memiliki core bisnis dalam bidang Internet dan Multimedia.
Dengan adanya pengalihan Jasa IndosatNet dari Indosat ke IM2, dibutuhkan suatu analisa yang mampu menunjukkan posisi perusahaan, dalam hal ini IM2 sebagai perusahaan yang kini menangani jasa tersebut perlu menyusun posisi produk dalam lingkungan industri untuk keniudian dapat diterapkan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan ditengah semakin ketatnya persaingan yang teijadi.
Berdasarkan analisa dari faktor lingkungan ekstemal diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya tarik perusahaan (IM2) dalam berasaha antara lain yaitu potensi dan pertumbuhan pasar yang besar, perkembangan teknologi akses internet yang berkembang sangat cepat dan bervariasi, pergeseran nilai social budaya dalam sebagian masyarakat dimana internet sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang memudahkan dalam aktivitas sehari-hari serta intensitas persaingan yang semakin ketat dengan banyaknya pemain baru yang masuk ke dalam industri.
Berdasarkan analisa dari faktor lingkungan internal diperoleh.faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan perusahaan (IM2) antara lain yaitu kemampuan untuk menggunakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada, adanya dukungan backbone Indosat, baik intemasional maupun domestik, sumber daya manusia yang berkualitas, baik di bidangnya dan memiliki kemauan untuk mengembangkan perusahaan dan didukung oleh system pelatihan yang berkesinambungan.
Dari hasil analisa SWOT yang dilakukan, strategi yang disarankan bagi perusahaan adalah strategi agresif dengan memanfaatkan sebaik mungkin kekuatan yang ada untuk meraih peluang-peluang yang ada. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan lebih mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan menerapkan strategi yang mendukung kearah pengembangan kekuatan yang sesuai untuk dapat meraih peluang yang tersedia sekaligus mampu mengatasi kekurangan dan ancaman yang ada.
Dari hasil analisa BCG yang dilakukan terhadap produk jasa akses IndosatNet, diperoleh posisi produk yaitu Jasa IndosatNet Dial Up berada pada posisi Question Mark yang pada umumnya memerlukan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dapat meningkatkan posisi terutama terkait dengan usaha peningkatan kondisi market share produk dan Jasa IndosatNet Dedicated berada pada posisi Star yang dapat dikatakan bahwa posisi produk ini memegang peranan penting dalam group produk akses internet perusahaan dan dibutuhkan kegiatan pemasaran yang tepat untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan terus posisi produk ini.
Untuk strategi pemasaran terdapat beberapa alternative pendekatan strategi yang dapat diambil oleh perusahaan, diantaranya yaitu untuk jasa Dial up adalah dengan melakukan serangan rusuk dengan langsung menyerang hal-hal yang menjadi kelemahan pemimpin pasar dan serangan menghindar dengan menargetkan pasar yang belum begitu banyak tersentuh baik secara segmen pasar maupun secara geografis serta dengan menerapkan dengan tepat teknologi yang sesuai. Sementara untuk jasa Dedicated, adalah dengan melakukan melakukan perluasan keseluruhan pasar dan melindungi pangsa pasar eksisting.
Perusahaan perlu menerapkan program bauran pemasaran (marketing mix) yang mampu untuk mendukung alternative strategi pemasaran yang ada, baik untuk Produk. Price, Promotion Place, People, Proccess maupun Physical Evidence dan diperlukan konsistensi dalam pelaksanaanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hapsari Suryani
"ABSTRAK
Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pada akhir tahun 1997, banyak terjadi perubahan-perubahan pada industri khususnya industri telekomunikasi. Salah satunya adalah penjualan saham INDOSAT sebagai operator telekomunikasi Indonesia yang mendapatkan minat yang cukup besar pada proses penjualannya. Terjadinya peningkatan pertumbuhan industri telekomunikasi menjadi 7,4 persen menunjukkan adanya penggunaan sektor telekornunikasi sebagai sarana penunjang dunia usaha di Indonesia dimana seiring juga dengan pertumbuhan perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional yang membutuhkan sarana telekomunikasi dalam berhubungan dengan pihak luar maupun antar cabang-cabangnya Melihat potensi pasar industri telekomunikasi khususnya komunikasi data ini ditunjang juga dengan adanya deregulasi dari industri telekomunikasi mebuat semakin terbukanya peluang bagi investor luar maupun investor lokal untuk ikut terjun ke industri ini.
Dengan terbukanya peluang di industri telekomunikasi ini menyebabkan semakin tingginya persaingan di industri ini. Salah satu tolak ukur bagi pelanggan untuk memilih penyelenggara komunikasi data diukur berdasarkan tingkat kepuasan dari pelanggan yang rata-rata adalah perusahaan small-medium enterprise sampai dengan perusahaan enterprise itu sendiri. Guna untuk memperoleh faktor kepuasan pelanggan tersebut diperlukan strategi pemasaran yang tepat sasaran dimana orientasinya adalah pada pelanggan (customer oriented). Sebagai perusahaan jasa, PT. XYZ memiliki strategi pemasaran yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods. Dalam melakukan penelitian ini, penulis mencoba untuk mengidentifikasi penemuan masalah-masalah yang akan menjadi penghambat perusahaan dalam melakukan penetrasi pasar khususnya dalam bersaing di industri komunikasi data ini.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pengambilan data sekunder yang diperoleh dari data-data internal perusahaan ditambah dengan data literatur yang diperoleh dari internet maupun data laporan keuangan perusahaan persaing. Terkait dengan analisis yang dilakukan penulis yaitu dengan menggunakan analisis 3C yaitu competitor, customer dan corporate, maka perlu untuk mengetahui besar potensi pasar industri komunikasi data ini dimana potensi pertumbuhan pasar sebesar 35 persen dan perkiraan pendapatan sebesar 5 persen menunjukkan bahwa pasar tersebut memiliki potensi besar untuk dapat digarap. Dengan mengacu pada tiga produk utama dari PT. XYZ yaitu Frame relay, VSAT dan VPN IP diperoleh data mengenai posisi produk-produk tersebut relatif terhadap kompetitornya dengan menggunakan analisis portofolio produk (Boston Consulting Group). Hasil analisis ini menunjukkan .posisi Frame relay pada star dimana kedua produk lainnya pada posisi question mark Mengingat pada produk Frame relay yang merupakan produk sejak tahun 1996 perlu dipertimbangkan kedua produk lainnya sebagai produk pengganti yang akan berada di posisi star. Analisis Product Life Cycle dari ketiga produk tersebut menunjukkan bahwa ketiganya masih menempati posisi produk growth dimana pada posisi ini perusahaan perlu menfokuskan pada strategi Segmenting Targeting Positioning (STP) serta strategi bauran pemasaran dari setiap produk tesebut. Dengan melihat PT. XYZ sebagai perusahaan jasa, maka digunakan analisis bauran pemasaran 8 P dimana 4 P lainnya adalah faktor People, Productivity and Quality, Process dan Physical evidence. Saat ini perusahaan tidak membedakan secara signifikan untuk strategi bauran pemasaran ketiga produk tersebut. Perbedaan yang terjadi adalah pada fitur- fitur yang diberikan pada setiap produk.
Setelah dilakukan analisis strategi pemasaran pada ketiga produk tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa PT. XYZ melakukan perbedaan di pasar komunikasi data dengan memberikan total solusi end-to-end bagi pelanggannya yang merupakan perwujudan dari positioning produknya. namun terkait dengan segmeming yang dilakukan perusahaan yaitu pada segmen industri perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap SIP ini dengan memperhatikan juga pada faktor pendekatan terkait produk (product-related approaches). Sedangkan jika melihat pada ketiga produk yang dijalankan perusahaan selama ini, produk VPN IP dengan tingkat life cycle yang sangat tinggi memerlukan pendekatan yang lebih spesifik khususnya pada faktor proinosi dan edub.si dimana produk ini masih merupakan produk yang baru bagi pasar. Secara keseluruhan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah pada proses delive1y produk yang masih rendah tingkat kepuasannya jika dilihat dari hasil survey terhadap pelanggan-pelanggan PT. XYZ. Peningkatan pada proses delive1y serta peninjauan ulang terhadap program pemasarannya diharapkan dapat menjadikan PT. XYZ sebagai perusahaan komunikasi data yang terbesar di Indonesia.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Agustina
"ASEAN didirikan pada tahun 1967 bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara. Untuk itu Asean Free Trade Area (AFTA) secara efektif diberiakukan oleh negara-negara anggota ASEAN mulai 1 Januari 2003. Dengan demikian di kawasan negara-negara anggota ASEAN dberlakukan tarif antara 0% - 5% untuk barang dagangan dari negara anggota ASEAN dan tidak boleh lagi ada hambatan non-tariff. Siap atau tidak siap ketentuan tersebut tetap harus dilaksanakan oleh setiap anggota ASEAN, karena mekanisme pelaksanaan zona perdagangan babas AFTA telah secara bertahap diberlakukan dari tahun 1993 melalui skema CEPT (Common Effective Preferential Tariff).
AFTA bertujuan liberalisasi perdagangan regional ASEAN sejalan dengan tujuan GATT/WTO yang berorientasi pasar bebas outward looking oriented dan akan menunjang percepatan liberalisasi perdagangan dunia. AFTA merupakan kesepakatan bersama untuk tujuan bersama, karena adanya kebutuhan bersama. Namun, dalam kondisi Indonesia saat ini sangat patut dipertanyakan siapkah Indonesia mewujudkan kawasan perdagangan bebas, terutama dengan persaingan dagang dengan anggota ASEAN seperti antara lain Singapore, Malaysia, Philippines dan Thailand. Untuk itu pelaku usaha di Indonesia perlu memahami kendala yang mesti dihadapi dan usaha yang perlu dilakukan dengan menimbang usaha bersama pelaku usaha dan pemerintah sebagai antisipasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Purnaniati
"Industri perusahaan penerbangan domestik di Indonesia tumbuh dengan pesat, dengan jumlah perusahaan penerbangan yang semakin banyak, pertumbuhan ini diikuti dengan persaingan tajam yang ditandai dengan adanya perang tarif seperti menetapkan tarif yang sangat murah, diskon harga yang tinggi, dan kemudahan untuk mendapatkan tiket. Oleh karena itu, setiap produk diharapkan mempunyai nilai yang Iebih tinggi dan berada pada posisi yang unggul di mata konsumen sebagai upaya dalam memenangkan pangsa ingatan.
Dalam rangka mengantisipasi persaingan dan agar perusahaan tetap eksis, maka diperlukan penerapan dan strategi pemasaran yang tepat. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah analitik deskriptif, yaitu rancangan penelitian studi kasus yang menggambarkan strategi PT. Garuda pada suatu periode waktu, rnelalui telaah data dan telaah kasus. Teori yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan strategic action diawali dengan melakukan analisis eksternal (analisis makro dan analisis industri) yang kemudian diperoleh peluang dan ancaman. Dan diambil kesimpulan apa yang menjadi KSF dari PT. Garuda. Kemudian dilakukan analisis internal untuk memperoleh kekuatan dan kelemahan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap PT. Garuda Indonesia melalui berbagai model analisis yaitu analisis TOWS, IE, BCG, GSM, dan setelah dilakukan pencocokan strategi, maka diperoleh dua (2) alternatif strategi yaitu penetrasi pasar (market penetration) yang kemudian diikuti oleh perkembangan pasar (market devefopment). Dari analisis tersebut, dengan menggunakan QSPM dipilih strategi yang paling utama yaitu strategi penetrasi pasar dan diikuti oleh strategi pengembangan pasar apabila diperlukan. Agar perusahaan memiliki kemampulabaan, maka strategi pemasaran dituangkan dalam rantai nilai.
Saran yang diajukan untuk melakukan penetrasi pasar, adalah dengan meningkatkan pemasaran secara intensif / continue (marketing effort).

Industrial of domestic airline in Indonesia grow at full speed, with amount of airline which more and more, this growth is followed by keen emulation which marked with existence of tariff war like specifying very cheap tariff, discounted by high price, and amenity to get ticket. Therefore, every product expected to have higher level value and reside in preeminent on course in consumer eye as effort in winning memory compartment.
ln order to anticipating competition and company remain to exist, hence needed correct marketing strategy and applying. In this research is used research type is descriptive analytic, that is device research of case study depicting strategy of Garuda. Garuda at one particular time period, passing data study and case study. The theory is based on determining strategic action early by extemal analysis (macro analysis and industrial analysis) which is later obtained threat and opportunity. Taken conclusion what becoming KSF from PT. Garuda. Then internal analysis to get weakness and strength.
Pursuant to result of analysis and research to PT. Garuda Indonesia through various model analysis that is TOWS analysis, IE, BCG, GSM, and after that is conducted adaptation of strategy, hence obtained two (2) strategy altemative that is market penetration what is later followed by market development.
From the analysis, by using QSPM is selected most important strategy that is market penetration and followed by market development strategy if needed. So that company have proiit, hence marketing strategy poured in value chain.
Suggestion raised to conduct market penetration improve marketing strategy intensively (marketing effort)."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sadji
"Berdasarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1971 PT. Pertamina (Persero) mendapat penugasan untuk memproduksi dan mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan hasil olahan minyak dan gas bumi ke seluruh pelosok tanah air termasuk produk minyak pelumas. Pada tahun 1988, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Keppres nomor 18 yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengimpor pelumas dari jenis sintetis yang belum diproduksi oleh PT. Pertamina (Persero).
Semenjak kebijakan tersebut, telah mengakibatkan penurunan pertumbuhan pasar pelumas Pertamina. Gejala tersebut semakin dirasakan setelah keluarnya Keppres RI nomor 21/2001 dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 1693 K/34 M.PE/2001 yang membuka kesempatan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perusahaan swasta, perusahaan milik asing dan Koperasi untuk melaksanakan penyediaan dan pelayanan pelumas di dalam negeri. Perkembangan tersebut merupakan konsekuensi logis dalam pasar global yang berlaku pada setiap negara pada dekade terakhir ini.
Untuk mampu bersaing dalam pasar global, PT. Pertamina (Persero) dituntut mampu merumuskan strategi pemasaran pelumas yang tepat dalam rangka mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki serta berusaha merebut pangsa pasar yang sudah dikuasai oleh produsen pelumas merek lain. Peneiitian ini disusun berdasarkan konsep keunggulan bersaing (Porter : 1994) dengan menggunakan empat pendekatan analisis, yaitu : analisis regresi linear berganda (Wibisono : 2003) untuk mengetahui sejauh mana pangsa pasar pelumas Pertamina dan perkembangannya; analisis SWOT (Purnomo dan Zulkieflimansyah : 1999) untuk membuat pemetaan posisi perusahaan dalam persaingan industri pelumas; analisis matriks General Electric (Kotler : 2000) untuk mengetahui posisi bisnis PT. Pertamina (Persero); serta analisis kepuasan pelanggan untuk mendeteksi customer gap dan mengetahui posisi kepuasan dan harapan pelanggan (Zeithaml dan Bitner : 2000).
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data intern PT. Pertamina (Persero) dan BPS (Biro Pusat Statistik), serta data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner khususnya untuk analisis kepuasan pelanggan. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dilakukan terhadap dimensi berwujud (tangible), keandalan (reliability), Jaya tanggap (responsiveness), keyakinan (assurance), dan empati (empathy) dengan mengajukan 23 set pernyataan yang ditanyakan kepada para pelanggan yang dipilih berdasarkan metode cluster sampling (area sampling tertentu) dan purposive sampling (sampling berdasarkan pertimbangan tertentu). Hasil kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan diagram Kartesius.
Dari hasil penelitian dapat disarankan kepada PT. Pertamina (Persero) untuk melakukan penelitian kepuasan pelanggan secara periodik dan terpola dengan baik; mempunyai akses data penunjang (data sekunder) yang up to date dan berkesinambungan untuk keperluan analisis pasar dan lingkungan eksternal; melakukan pembenahan serta memperluas jaringan pemasaran pelumas Pertamina; penjajagan ekspor dengan melakukan langkah antara lain labeling pembungkus dalam dwi bahasa (Inggris dan Indonesia); menjaga ketersediaan produk agar tidak sampai kosong; mengubah budaya kerja dan budaya perusahaan; serta meningkatkan efisiensi dalam rangka mencapai cost leadership.

Marketing Strategy Of Pertamina Lubricant Facing Global CompetitivePursuant to code law number 8 year 1971 PT. Pertamina (Persero) get assignation to produce and distribute Fuel Oil and result of processed gas and oil to entire of fatherland including lubricant oil product. in the year 1988, Republic Government Of Indonesia release Keppres number 18 giving opportunity to private sector importing synthetic lubricant which not been yet produced by PT. Pertamina (Persero).
Eversince that Policy, have resulted degradation of growth market lubricant of Pertamina. The Symptom progressively felt after the release of Keppres Ri number 21/2001 and Ministerial Decree of Energy and Resource Mineral number 1693 K/34 M.Pe/2001 which is opening opportunity to institute of Effort Public Ownership (BUMN), Institute of Effort Property of Area (BUMD), private company, foreign company and Co-Operation to execute lubricant supplying and services in country. The growth represent logical consequence in global market which go into effect in each state at this last decade.
In order to compete in global market, PT. Pertamina (Persero) claimed can formulate the correct marketing strategy of lubricant to maintaining market compartment which have been owned and also try to grab market compartment which have been mastered by producer lubricant of other brand. This research is compiled pursuant to excellence concept compete (Porter : 1994) by using four approach methods of analysis, those are : doubled linear regression analysis (Wibisono : 2003) to know how far market compartment lubricant of Pertamina and its growth; analysis of SWOT (Pumomo and Zulkieflimansyah : 1999) to make mapping of company position in competitive of lubricant industry; analysis of Matrix General Electric (Kotler : 2000) to know business position of PT. Pertamina (Persero); and also analyze customer satisfaction to detect customer gap and knowing customer satisfaction position also customer expectation (Zeithaml and Bitner : 2000).
Data which is used in this research come from data of intern PT. Pertamina (Persero) and BPS (Statistical Bureau Center), and also obtained primary data through spreading of questioner specially for the analysis of customer satisfaction. The measurement of level customer satisfaction conducted to extant dimension tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy by raising 23 setting asked statement to all selected customer choosing by method of cluster sampling (certain sampling area) and purposive sampling (sampling pursuant to certain consideration). Afterwards the result of questioner is analyzed by using diagram of Kartesius.
From the result of research can be suggested to PT. Pertamina (Persero) to conduct research of customer satisfaction periodical and better pattern; having supported data access (secondary data) which is up to date and continual for market analysis and external environment; conducting correction and also extend marketing network of Pertamina lubricant; attempt of exporting by doing step for example package labeling in bilingualism (English and Indonesian); taking care the availability of product in order not to be empty; altering work and company culture; and also improve efficiency in order to reaching cost leadership."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Petrus Maruli Tua
"Era deregulasi dalam sistem perekenomian Indonesia Tercermin dari berbagai paket kebijaksanaan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah dalam berbagai bidang, baik ekonomi, perdagangan, maupun moneter. Kondisi ini telah menciptakan berbagai peluang dan sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi oleh setiap unit usaha.
Kebijaksanaan dalam sektor usaha yang berkaitan dengan industri asuransi dapat terlihat dalam Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (Pakdes 20- 1988). Paket kebijaksanaan ini antara lain berisi tentang penyederhanaan izin pendirian perusahaan asuransi, pengaturan kembali jumlah modal setor dan tingkat 'solvency margin', serta beberapa ketentuan lainnya yang berkaitan dengan industri asuransi.
Dengan adanya Pakdes 20 - 1988 ini diharapkan akan terjadi peningkatan profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan asuransi, kemudahan dalam pembinaan dan pengawasan kegiatan perusahaan oleh Pemerintah, serta peningkatan peran industri asuransi dalam perekonomian nasional.
Peluang yang tercipta dengan adanya paket-paket kebijaksanaan ini tercermin dari makin banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan usaha yang berkaitan dengan bisnis asuransi pad a umumnya dan bidang asuransi kerugian pad a khususnya. Pad a tahun 1987 (setahun sebelum diberlakukannya Pakdes 20 - 1988) qaru tercatat sejumlah 68 perusahaan asuransi kerugian, sedangkan di tahun 1989 (setahun setelah diberlakukannya Pakdes 20 - 1988) telah tercatat sebanyak 78 perusahaan.
Disamping menciptakan peluang, paket-paket kebijaksanaan deregulasi juga telah menimbulkan berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Tingkat persaingan dalam kondisi deregulasi ini terlihat menjadi semakin tajam. Disamping makin bertambah banyaknya perusahaan yang berlomoa meraih dan menguasai pangsa pasar dalam bisnis asuransi kerugian, tajamnya persaingan juga dapat terlihat dari makin gencarnya kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan serta makin tajamnya persaingan dalam tingkat harga.
PT. AJI sebagai salah satu pelaku didalam industri asuransi kerugian juga tidak luput dari berbagai masalah yang timbul dalam kondisi industri yang semakin kompetitif dan turbulen ini. Hal ini antara lain dapat terlihat dari kecenderungan .makin kecilnya pangsa pasar yang dapat diraih dan dikuasai oleh PT. AJI dari tahun ketahun.
Untuk dapat tetap bertahan, tumbuh, dan berkembang kondisi seperti ini dibutuhkan adanya suatu strategi tepat, dalam hal ini adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran memegang peranan paling penting didalam kegiatan usaha asuransi kerugian, mengingat sifat produknya yang unik dan masih belum memasyarakat. Penerapan dari paduan komponen strategi pemasaran yang tepat merupakan syarat utama bagi keberhasilan perusahaan. Komponen-komponen ini antara lain adalah : strategi pasar, strategi produk, strategi harga, strategi saluran distribusi, dan strategi promosi.
Untuk dapat merencanakan dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, PT. AJI perlu melakukan penelitian pasar secara lebih mendalam, melakukan revisi terhadap produk yang dihasilkan, serta memaksimumkan penggunaan saluran yang dimiliki. Hasil yang dapat diperoleh dengan penerapan strategi ini adalah peningkatkan mutu pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan; baik pada waktu proses penutupan, selama masa pertanggungan, dan terutama dalam proses penyelesaian tuntutan ganti rugi. Hal tersebut dapat menjadi kunci keberhasilan PT. AJI sebagai satu perusahaan yang bergerak dalam.bisnis jasa asuransi kerugian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pekik Saduprastawa
"PT. Tatasolusi Pratama (TSP) adalah PMA yang bergerak dalam pasar pendingin udara bangunan (PUB). TSP rnenghadapi perubahan peta persaingan di pasar PUB. Perubahan peta persaingan ini disebabkan oleh pesaing pesaing yang menanggapi terjadinya perubahan kriteria pembelian unit PUB oleh mayoritas konsumen yang saat ini lebih rnengutamakan harga dibanding kualitas. Kondisi ini yang menyebabkan TSP berada dalam posisi yang rnengkhawatirkan sebab untuk bertahan TSP harus mengorbankan laba kotor yang diperoleh sarnpai dibawah 10%. Oleh karena itu karya akhir ini ditujukan kepada TSP dirnana dengan melihat perubah:w peta persaingan maka TSP dapat menganalisa pengaruh-pengaruh yang teijadi baik intenal, ektemal rnaupun strategi yang tepat bagi TSP.
TSP rnerupakan pernimpin pasar PUB mulai tahun 1995 sampai tahun 2000. Produk PUB yang urnurn digunakan adalah chiller, air handling unit dan sistem paling sederhana adalah split unit. Pemilihan unit yang dipakai tergantung kondisi dan fungsi bangunan. Konsurnen pengguna produk TSP adalah bangunan urnurn, rurnah sakit dan juga industri. Setelah krisis ekonomi berlalu, pesaing lama maupun baru mulai menyerang posisi TSP di pasar PUB. Serangan tersebut dilakukan pada aspek harga, pesaing menawarkan harga yang sangat lebih murah sesuai dengan perubahan kriteria pernbelian rnayoritas konsurnen yang lebih rnengutarnakan harga. Serangan pesaing terutama untuk pasar yag seciang turnbuh seperti proyek bangunan umum seperti pusat perbelanjaan, aparternen, perkantoran dan industri. Narnun untuk proyek di sektor industri masih menyimpan harapan bagi TSP sebab tidak semua konsumennya mengutamakan harga namun justru kualitas yang dibutuhkan.
Prospek yang bagus di pasar PUB ditunjang dengan adanya stabilitas di bidang politik dan hukum yang mengakibatkan adanya pertumbuhan ekonomi walaupun tidak besar. Perubahan trend di masyarakat Indonesia yang semakin memperhatikan kenyamanan membuat hampir di semua tempat terpasang peralatan PUB baik di rumah, kantor maupun pusat perbelanjaan.
Globalisasi menyebabkan tetjadinya perubahan peta persaingan pasar PUB di Indonesia. Globalisasi memudahkan prinsipal mencari dan memindahkan lokasi produksi dengan sumber daya murah dan lebih dekat dengan wilayah pemasaran. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi menjadi seefisien mungkin. Inovasi teknologi juga menjadi hal penting dalam pasar PUB dimana PUB memiliki porsi cukup besar dalam penggunaan Iistrik untuk semua bangunan sehingga inovasi dalam efisiensi menjadi sangat penting.
TSP memiliki beberapa keunggulan yaitu kualitas sumber daya manusia yang baik, kualitas produk yang tetjamin yang telah terbukti ketangguhannya dan status sebagai distributor tunggal untuk produk TRANE. Keunggulan-keunggulan tersebut diharapkan dapat dipadukan TSP mempertahankan harga premium dari TRANE. Upaya mempertahankan harga premium dengan dukungan keunggulan tersebut mengharuskan TSP mcningkatkan Iebih banyak Iagi nilai manfaat kepada konsumen, tidak hanya produk TRANE namun juga pelayanan TSP sendiri. Sebab untuk bermain dengan strategi biaya sangat tidak mungkin. Delapan puluh persen harga jual adalah transfer price produk TRANE yang ditentukan oleh prinsipal.
Strategi yang dapat dilakukan oieh TSP saat ini adalah dengan bertahan melawan tekanan pesaing maupun konsumen. Strategi bertahan dengan menurunkan harga yang memiliki konsekuensi penurunan laba kotor TSP merupakan strategi sementara dalam waktu paling lama 2 tahun kedepan. Diharapkan dalam waktu tidak lebih dari 2 tahun ini TSP dapat mengembalikan persepsi konsumen mengenai pentingnya kualitas dan untuk menghasilkan suatu kualitas membutuhkan biaya yang berakibat munculnya harga premium untuk TRANE.
TSP perlu terus memelihara kedekatan hubungan dengan konsumen baik yang baru maupun lama (loyal). Upaya ini dilakukan untuk memudahkan TSP dalam memberikan pengertian kepada konsumen mengenai pentingnya sistem PUB yang terjamin kualitas dan kehandalannya.
Bila upaya menunjukkan nilai tambah (manfaat) melalui pendekatan hubungan dalam membina loyalitas konsumen gagal mempertahankan harga premium untuk TRANE, maka TSP harus berani menurunkan laba kotomya semaksimal mungkin sebagai cara untuk bertahan menghadapi tekanan pesaing. Dan bila hal ini berjalan terus sampai 4-5 tahun kedepan ditambah dengan tidak adanya keluhan terhadap produk Cina serta tidak ada perubahan kebijakan dari pihak prinsipal maka skenario terburuk adalah terancamnya posisi TSP dan TRANE sebagai pemimpin pasar PUB untuk segmen proyek di Indonesia. Ancaman lain adalah investor menarik dana investasi mereka dari TSP disebabkan keuntungan yang menurun yang tidak seimbang dengan resiko investasi yang mereka lakukan. Hal ini sangat disayangkan menimbang pasar PUB di Indonesia memiliki prospek yang cukup bagus selama Indonesia masih mampu membangun."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>